Ahad, 26 Oktober 1997/24 Jumadil
Akhir 1418 Brosur No. :
904/944/IA
Al-Akhlaqul
Karimah (ke-13)
Firman
Allah SWT :
وَ
الَّذِيـْنَ اِذَآ اَصَابَـهُمُ اْلبَغْيُ هُمْ يَـنْتَصِرُوْنَ. وَ جَزؤُا
سَيـِّئَةٍ سَيِّـئَةٌ مِثْـلُـهَا، فَمَنْ عَفَا وَ اَصْلَحَ فَاَجْرُه عَلَى
اللهِ، اِنَّه لاَ يُحِبُّ الظّـلـِمِـيْنَ. وَلَـمَنِ انْـتَصَرَ بَـعْدَ ظُـلْمِه
فَاُولـئِكَ مَا عَلَـيْهِمْ مِّنْ سَبِـيْلٍ. اِنَّمَا السَّبِـيْلُ عَلَى
الَّذِيـْنَ يَظْلـِمُوْنَ النَّـاسَ وَ يَـبْغُوْنَ فِى اْلاَرْضِ بِـغَـيْرِ
اْلحَقِّ، اُولـئِكَ لَـهُمْ عَذَابٌ اَلـِيْمٌ، وَ لَـمَنْ صَبَرَ وَ غَفَرَ اِنَّ
ذلِكَ لَـمِنْ عَزْمِ اْلاُمـُوْرِ. الشورى:39-43
Dan
(bagi) orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan dhalim mereka membela
diri. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa
memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya
Dia tidak menyukai orang-orang yang dhalim. Dan sesungguhnya orang-orang yang
membela diri karena teraniaya, maka tidak ada jalan untuk menyalahkan mereka.
Sesungguhnya ada jalan (untuk menyalahkan) orang-orang yang berbuat dhalim kepada manusia dan melampaui
batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih. Tetapi orang
yang bershabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian termasuk
hal-hal yang diutamakan".
[Asy-Syuura : 39 - 43]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلــْمُسْلِمُ اَخُو
اْلمُسْلِمِ لاَ يَظْلـِمُهُ وَ لاَ يَخـْذُلـُهُ، وَ لاَ يَحْقِرُهُ ،
اَلـتَّـقْوَى ههُنَا. اَلـتَّـقْوَى ههُنَا. اَلـتَّـقْوَى ههُنَا، وَ يُـشِيْرُ
اِلَى صَدْرِه، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ.
كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ.
مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda : Orang Islam itu
saudaranya orang Islam yang lain. Tidak boleh berlaku dhalim kepadanya, tidak
boleh membiarkannya (dengan tidak mau menolongnya), dan tidak boleh
menghinakannya. Taqwa itu di sini. Taqwa itu disini. Taqwa itu disini.
Rasulullah SAW mengisyaratkan ke dada beliau. Cukuplah seseorang itu berbuat
jahat apabila ia merendahkan saudaranya orang Islam yang lain. Tiap-tiap orang
Islam terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan
harta bendanya.
[HR. Muslim]
عَنْ
اَبِى ذَرٍّ رض عَنِ الـنَّبِيِّ ص فِـيْمَا يَرْوِى عَنْ رَبـِّهِ عَزَّ وَ جَلَّ
اَنــَّهُ قَالَ: يَـا عِبَادِى اِنِّى حَرَّمْتُ الظُّـلْمَ عَلَى نَـفْسِى، وَ
جَعَلْـتُهُ بَـيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَّالَمُوْا. مسلم و الترمذى و ابن
ماجه
Dari
Abu Dzarr RA dari Nabi SAW didalam apa yang beliau riwayatkan dari Tuhannya
'Azza wa jalla, sesungguhnya Dia berfirman : "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya
Aku telah mengharamkan kedhaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikannya pula haram
diantara kalian, maka janganlah kalian saling berlaku dhalim".
[HR. Muslim, Tirmidzi dan
Ibnu
Majah]
عَنْ
جَابِرٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِتَّـقُوا الظُّـلْمَ فَاِنَّ
الظُّـلْمَ ظُـلُمَاتٌ يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ، وَ اتَّـقُوا الشُّحَّ فَاِنَّ
الشُّحَّ اَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَـبْلَكُمْ، حَمَلَـهُمْ عَلَى اَنْ سَفَكُـوْا
دِمَاءَهُمْ، وَ اسْتَحَلُّـوْا مَحَارِمَهُمْ. مسلم
Dari
Jabir RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Jauhkanlah kalian dari berlaku
dhalim, karena sesungguhnya (berlaku) dhalim itu (menyebabkan) kegelapan pada
hari qiyamat, dan jauhkanlah kalian dari (berlaku) kikir, karena sesungguhnya
kikir itulah yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian dan bisa
mendorong mereka hingga menumpahkan darah dan menghalalkan yang
haram".
[HR. Muslim]
عَنِ
اْلـهِرْمَاسِ بْنِ زِيـَادٍ رض قَالَ: رَأَيـْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَخـْطُبُ عَلَى
نَـاقَـتِهِ، فَـقَالَ: اِيـَّاكُمْ وَ اْلخِيَانَةَ فَاِنــَّهَا بِـئْسَتِ
اْلبِطَانَةُ، وَ اِيـَّاكُمْ وَ الظُّـلْمَ فَاِنَّهُ ظُـلُمَاتٌ يَوْمَ
اْلـقِيَامَةِ، وَ اِيـَّاكُمْ وَ الشُّحَّ فِاِنَّمَا اَهْلَكَ مَنْ كَانَ
قَـبْلَكُمُ الشُّحُّ، حَتَّى سَفَكُـوْا دِمَاءَهُمْ، وَ قَطَّعُوْا
اَرْحَامَهُمْ. الطبرانى فى الكبير و الاوسط
Dari
Al-Hirmas bin Ziyad RA, ia berkata : Saya pernah melihat Rasulullah SAW
berpidato di atas ontanya. Beliau bersabda : "Jauhkanlah kalian dari khianat,
karena sesungguhnya khianat itu seburuk-buruk perilaku, jauhkanlah kalian dari
dhalim, karena sesungguhhya dhalim itu (menyebabkan) kegelapan-kegelapan pada
hari qiyamat, dan jauhkanlah kalian dari kikir, karena sesungguhnya kikir itu
telah membinasakan orang-orang sebelum kalian sehingga mereka menumpahkan darah
dan memutus persaudaraan".
[HR. Thabarani di dalam Al-Kabir dan Al-Ausath]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض عَنِ الـنَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْـلَمَةٌ
ِلاَخِيْهِ مِنْ عِرْضٍ اَوْ مِنْ شَيْءٍ، فَـلْـيَتَحَلَّـلْهُ مِنْهُ اْلـيَوْمَ
مِنْ قَـبْلِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيـْنَارٌ وَ لاَ دِرْهَمٌ اِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ
صَالِحٌ اُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ، وَ اِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ
اُخِذَ مِنْ سَـيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَـيْهِ. البخارى و
الترمذى
Dari
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Barangsiapa yang pernah
berbuat dhalim kepada saudaranya, baik berupa (menjatuhkan) kehormatannya atau
berupa apasaja, maka hari ini hendaklah minta penghalalannya sebelum (datang
hari qiyamat) yang tidak berlaku lagi dinar dan tidak pula dirham, tetapi jika
dia punya amal kebaikan akan diambil darinya seukur kedhalimannya itu, dan jika
dia sudah tidak mempunyai amal-amal kebaikan akan diambilkan dosa-dosa
saudaranya (yang didhalimi) itu lalu dibebankan kepadanya".
[HR. Bukhari dan Tirmidzi]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتــَدْرُوْنَ مَا
اْلمُفْلـِسُ؟ قَالُـوْا: اَلــْمُفْلـِسُ فِـيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ
مَتَـاعَ. فَـقَالَ: اِنَّ اْلمُفْلـِسَ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ
اْلـقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا، وَ
قَذَفَ هذَا، وَ اَكَلَ مَالَ هذَا. وَ سَفَكَ دَمَ هذَا، وَ ضَرَبَ هذَا؛
فَـيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَاِنْ فَـنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَـبْلَ اَنْ يُـقْضَى مَا عَلَـيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَـيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّـارِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Tahukah kamu
siapakah orang yang disebut pailit itu ?" Jawab shahabat : "Orang yang disebut
pailit diantara kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya
barang-barang". Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya orang yang disebut
pailit dari ummatku ialah orang yang datang pada hari qiyamat lengkap dengan
membawa (pahala) shalatnya, puasanya dan zakatnya. Tetapi di samping itu ia
telah mencaci ini dan menuduh ini, memakan hartanya ini dan menumpahkan darahnya
ini dan memukul ini, maka diberikan kepada orang yang dianiaya itu dari (pahala)
kebaikan amalnya dan kepada orang yang lainnya lagi (dari pahala) kebaikan
amalnya. Maka apabila telah habis (pahala) kebaikannya itu dan belum terbayar
semua tuntutan orang-orang yang pernah dianiaya itu, maka diambilkan dari
dosa-dosa orang yang telah dianiaya itu dan ditanggungkan kepadanya, lalu ia
dilemparkan ke neraka".
[HR. muslim]
عَنْ
اَبِى حُمَيْدٍ عَبْدِ الرَّحْمنِ بـْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رض قَالَ:
اِسْتَـعْمَلَ الـنَّبِيُّ ص رَجُلاً مِنَ اْلاَزْدِ يُـقَالُ لَهُ ابـْنُ
اللُّـتْبِـيَّـةِ عَلَى الصَّدَقَةِ. فَـلَمَّا قَدِمَ قَالَ: هذَا لَكُمْ وَ هذَا
اُهْدِيَ اِلَيَّ، فَـقَامَ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى اْلمِنْبَرِ، فَحَمِدَ اللهَ وَ
اَثـْنَى عَلَـيْهِ ثُمَّ قَالَ: اَمَّا بَعْدُ، فَـاِنِّى اَسْتَعْمِلُ الرَّجُلَ
مِنْكُمْ عَلَى اْلعَمَلِ مِمَّا وَلاَّنِيَ اللهُ فَـيَأْتِى فَـيَقُوْلُ: هذَا
لَكُمْ وَ هذَا هَدِيَّةٌ اُهْدِيَتْ لِى، اَفَلاَ جَلَسَ فِى بَـيْتِ اَبِـيْهِ
اَوْ اُمِّهِ حَتَّى تَـأْتـِيَهُ هَدِيـَّتُهُ اِنْ كَانَ صَادِقًا، وَ اللهِ لاَ
يَـأْخُذُ اَحَدٌ مِنْكُمْ شَيْئًا بِـغَيْرِ حَقِّهِ اِلاَّ لَـقِيَ اللهَ
تَعَالَى يَحْمِلُهُ يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ فَلاََ عْرِفَنَّ اَحَدًا مِنْكُمْ
لَـقِيَ اللهَ يَحْمِلُ بَـعِيْرًا لَهُ رُغَاءٌ اَوْ بَـقَرَةً لَـهَا خُوَارٌ
اَوْ شَاةً تَـيْعَرُ. ثُمَّ رَفَعَ يَدَيـْهِ حَتَّى رُؤِيَ بَـيَاضُ اِبْطَـيْهِ
فَـقَالَ: اَللّهُمَّ هَلْ بَـلَّـغْتُ. متفق عليه
Dari
Abu Humaid Abdurrahman bin Sa'ad As-Sa'dy RA ia berkata : Rasulullah SAW pernah
mengangkat seseorang dari suku Al-Azdi yang bernama Al-Lutbiyah untuk
mengumpulkan zakat. Setelah orang itu kembali kepada Rasulullah SAW, ia berkata
: "Yang ini buat kamu dan ini untuk saya (saya mendapat hadiah dari
orang-orang)". Maka Rasulullah SAW naik ke mimbar, memuji Allah dan
menyanjung-Nya, kemudian beliau bersabda : "Amma ba'du, sesungguhnya aku
mengangkat seseorang diantara kamu
sekalian untuk suatu tugas yang diberikan Allah kepadaku, lalu ketika datang ia
berkata : "Ini bagianmu, dan yang ini kepunyaan saya sendiri yang saya mendapat
hadiah dari orang-orang". Mengapakah ia tidak duduk saja di rumah ayahnya atau
di rumah ibunya sehingga hadiah itu datang kepadanya, jika memang ia benar. Demi
Allah, tiada seorangpun diantara kalian yang mengambil sesuatu yang bukan
haknya, melainkan akan memikulnya ketika bertemu Allah Ta'ala pada hari qiyamat.
Maka akan saya ketahui seseorang yang memikul onta yang bersuara atau lembu yang
bersuara atau kambing yang mengembik". Kemudian Rasulullah SAW mengangkat kedua
tangannya sehingga terlihat putih kedua ketiaknya sambil mengucapkan :
"Allahumma hal ballaghtu". (Ya Allah, bukankah saya sudah
menyampaikan).
[Muttafaq 'alaih]
عَنْ
عَلـِيٍّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَـقُوْلُ اللهُ: اِشْتَدَّ غَضَبِى
عَلَى مَنْ ظَـلَمَ مَنْ لاَ يَجـِدُ لَهُ نَـاصِرًا غَيْرِى. الطبرانى فى الصغير و
الاوسط
Dari
Ali RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : Allah berfirman : "Aku
sangat murka kepada orang yang berbuat dhalim terhadap orang lain yang orang itu
tidak mempunyai penolong selain Aku".
[HR. Thabarani di dalam Ash-Shaghir dan Al-Ausath]
عَنْ
اُمِّ سَلَمَةَ رض قَالَـتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّكُمْ تَخـْتَصِمُوْنَ
اِلَيَّ فَـلَعَلَّ بَعْضَكُمْ اَنْ يَكُوْنَ اَلــْحَنَ بِحُجَّتِهِ مِنْ بَعْضٍ
فَـاَقْضِى لَهُ عَلَى نَحْوِ مَا اَسْمَعُ مِنْهُ فَـمَنْ قَطَعْتُ لَهُ مِنْ
اَخِيْهِ شَيْئًا فَاِنَّمَا اَقْطَعُ لَهُ قِطْعَةً مِنَ النَّـارِ. متفق
عليه
Dari
Ummu Salamah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya kalian
mengadukan perselisihan kepadaku, barangkali sebagian kalian lebih pintar
berhujjah (beralasan) dari pada sebagian yang lain, kemudian aku memberikan
keputusan kepadanya berdasarkan apa yang aku dengar darinya. Maka barangsiapa
yang aku beri sepotong dari haq saudaranya berarti aku memberinya sepotong api
neraka".
[Muttafaq'alaih]
عَنْ
اَنــَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُنــْصُرْ اَخَاكَ ظَالِمًا اَوْ
مَظْلُوْمًا، فَـقَالَ رَجُلٌ: يـَا رَسُوْلَ اللهِ اَنـْصُرُهُ اِذَا كَانَ
مَظْلُوْمًا، اَفَـرَأَيـْتَ اِنْ كَانَ ظَالِمًا كَـيْفَ اَنــْصُرُهُ؟ قَالَ:
تَحْجُزُهُ اَوْ تَمْنَـعُهُ عَنِ الظُّـلْمِ، فَاِنَّ ذلِكَ نَصْرُهُ.
البخارى
Dari
Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Tolonglah saudaramu yang
berbuat dhalim maupun yang didhalimi !". Kemudian ada seorang laki-laki yang
bertanya : "Ya Rasulullah, saya bisa menolongnya apabila terhadap orang yang
didhalimi, lalu bagaimana jika terhadap orang yang berbuat dhalim, bagaimana
cara saya menolongnya ?" Rasulullah SAW menjawab : "Kamu menahannya atau
mencegahnya dari berbuat dhalim, karena sesungguhnya demikian itulah kamu
menolongnya".
[HR. Bukhari]
عَنِ
ابـْنِ مَسْعُوْدٍ رض اَنَّ الـنَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ تَظْلـِمُوْا فَـتَدْعُوْا
فَلاَ يُـسْتَجَابُ لَكُمْ، وَ تَـسْتَسْقُوْا فَلاَ تُـسْقَوْا، وَ
تَـسْتَـنْصِرُوْا فَلاَ تُـنْصَرُوْا. الطبرانى
Dari
Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW pernah bersabda : "Janganlah
kalian berlaku dhalim, (jika kalian berlaku dhalim), maka (akibatnya) kalian
berdoa (kepada Allah) tidak dikabulkan, kalian minta hujan tidak diberi hujan,
dan kalian mohon kemenangan tidak diberi kemenangan".
[HR. Thabarani]
عَنِ
ابـْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص بَعَثَ مُعَاذًا اِلَى اْلـيَمَنِ
فَـقَالَ: اِتَّقِ دَعْوَةَ اْلمَظْلُوْمِ فَاِنَّهُ لَـيْسَ بَـيْنَهَا وَ بَـيْنَ
اللهِ حِجَابٌ. البخارى و مسلم و ابو داود و النسائى و الترمذى
Dari
Ibnu Abbas RA, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah mengutus Mu'adz ke Yaman, maka
Rasulullah SAW berpesan : "Takutlah kamu dari doanya orang yang teraniaya,
karena sesungguhnya antara doa itu dan antara Allah tidak ada
penghalangnya".
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Tirmidzi]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ
مُسْتَجَابَةٌ، وَ اِنْ كَانَ فَاجـِرًا، فَـفُجُوْرُهُ عَلَى نَـفْسِهِ. احمد
باسناد حسن
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Doanya orang yang
teraniaya itu terkabul, walaupun dia itu orang yang durhaka, karena
kedurhakaannya itu urusan dia sendiri (kepada Allah)".
[HR. Ahmad dengan sanad hasan]
عَنِ
ابـْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: دَعْوَتَانِ لَـيْسَ
بَـيْنَهُمَا وَ بَـيْنَ اللهِ حِجَابٌ: دَعْوَةُ اْلمَظْلُوْمِ، وَ دَعْوَةُ
اْلمَرْءِ ِلاَخِيْهِ بِظَـهْرِ اْلـغَيْبِ. الطبرانى
Dari
Ibnu Abbas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Ada dua doa yang
antaranya dan antara Allah tidak ada penghalang, yaitu doanya orang yang
teraniaya dan doanya seseorang terhadap saudaranya dimana orang yang didoakan
itu tidak mengetahuinya".
[HR. Thabarani]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak