POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Al-Akhlaqul Karimah (ke-57) Keutamaan panjang umur dan amalnya shalih

Posted by

Ahad, 30 Juli 2000/28 Rabi’ul akhir 1421              Brosur no. : 1045/1085/IA
Al-Akhlaqul Karimah (ke-57)

Keutamaan panjang umur dan amalnya shalih
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُسْرٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ حَسُنَ عَمَلُهُ. الترمذى و قال حديث حسن
Dari Abdullah bin Busr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia ialah orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. [HR. Tirmidzi, ia berkata hadits hasan]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. قَالَ: خِيَارُكُمْ اَطْوَلُكُمْ اَعْمَارًا وَ اَحْسَنُكُمْ اَعْمَالاً. احمد و رواته رواة الصحيح، و ابن حبان فى صحيحه و البيهقى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang orang yang paling baik diantara kalian ?”. Para shahabat menjawab, “Ya, mau”. Beliau bersabda, “Orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya diantara kalian”. [HR. Ahmad, para perawinya perawi shahih. Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Baihaqi]
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ حَسُنَ عَمَلُهُ. قَالَ: فَاَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ. الترمذى و قال: حديث حسن صحيح و الطبرانى باسناد صحيح و الحاكم و البيهقى
Dari Abu Bakrah RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah, manusia yang bagaimana yang paling baik ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang panjang umurnya dan baik amalnya”. Orang tersebut bertanya lagi, “Lalu manusia yang bagaimana yang paling buruk ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang panjang umurnya tetapi buruk amalnya”. [HR. Tirmidzi, ia berkata : Hadits hasan shahih, Thabrani dengan sanad shahih, Hakim dan Baihaqi]
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِخِيَارِكُمْ؟ قَالُوْا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: خِيَارُكُمْ اَطْوَلُكُمْ اَعْمَارًا اِذَا سَدَّدُوْا. ابو يعلى باسناد حسن
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Maukah aku beritahukan kepada kalian tentang sebaik-baik orang diantara kalian ?”. Para shahabat menjawab, “Mau ya Rasulullah”. Beliau bersabda, “Orang yang paling baik diantara kalian ialah orang yang paling panjang umurnya diantara kalian apabila mereka berlaku benar”. [HR. Abu Ya’la dengan sanad hasan]
عَنْ اُمِّ اْلفَضْلِ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص دَخَلَ عَلَى اْلعَبَّاسِ وَ هُوَ يَشْتَكِى فَتَمَنَّى اْلمَوْتَ فَقَالَ: يَا عَبَّاسُ عَمَّ رَسُوْلِ اللهِ ص، لاَ تَتَمَنَّ اْلمَوْتَ، اِنْ كُنْتَ مُحْسِنًا تَزْدَادُ اِحْسَانًا اِلَى اِحْسَانِكَ خَيْرٌ لَكَ، وَ اِنْ كُنْتَ مُسِيْئًا، فَاِنْ تُؤَخَّرْ تَسْتَعْتِبْ مِنْ إِسَاءَتِكَ خَيْرٌ لَكَ، لاَ تَتَمَنَّ اْلمَوْتَ. احمد و الحاكم و اللفظ له، و هو اتم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Ummul Fadlil RA, bahwasanya Nabi SAW datang kepada Abbas yang sedang mengeluh sakit lalu dia mengharapkan mati. Maka beliau bersabda, “Wahai Abbas paman Rasulullah, janganlah engkau mengharapkan mati, karena jika kamu orang yang baik (dengan panjang umur) kamu bisa menambah kebaikan di samping kebaikanmu yang sudah ada, yang demikian itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu orang yang buruk, maka jika kamu diakhirkan (diberi panjang umur), kamu bisa bertaubat dari keburukanmu, yang demikian itu lebih baik bagimu. Janganlah kamu mengharapkan mati”. [HR. Hakim, lafadh itu baginya, ia berkata : Shahih atas syarath Bukhari Muslim, dan Ahmad]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَتَمَنَّوُا اْلمَوْتَ، فَاِنَّ هَوْلَ اْلمَطْلَعِ شَدِيْدٌ، وَ اِنَّ مِنَ السَّعَادَةِ اَنْ يَطُوْلَ عُمُرُ اْلعَبْدِ، وَ يَرْزُقَهُ اللهُ اْلاِنَابَةَ. احمد باسناد حسن و البيهقى
Dari Jabir bin Abdullah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian mengharapkan mati, karena kematian itu sesuatu yang sangat dahsyat. Dan sesungguhnya diantara kebahagiaan ialah orang yang diberi panjang umur, dan Allah memberinya rezeki kepadanya dengan bertaubat”. [HR. Ahmad, dengan sanad hasan dan Baihaqi]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ اِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ، وَ اِمَّا مُسَيْئًا فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ. البخارى و مسلم
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang diantara kalian tidak boleh mengharapkan mati. Jika dia orang yang baik, (dengan panjang umur itu) mudah-mudahan dia bisa menambah (kebaikannya). Tetapi jika dia orang yag buruk, (dengan panjang umur itu) mudah-mudahan dia bisa bertaubat (dari dosa-dosanya)”. [HR. Bukhari, lafadh itu baginya dan Muslim]
و فى رواية لمسلم: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ، وَ لاَ يَدْعُوْ بِهِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَأْتِيَهُ، وَ اِنَّهُ اِذَا مَاتَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ، وَ اِنَّهُ لاَ يَزِيْدُ اْلمُؤْمِنَ عُمُرُهُ اِلاَّ خَيْرًا.
Dan di dalam riwayat Muslim : “Tidak boleh seseorang diantara kalian mengharapkan mati dan tidak boleh berdoa untuk disegerakan mati. Dan sesungguhnya apabila seseorang telah mati terputuslah amalnya, dan sesungguhnya umur itu tidaklah menambah kepada orang mukmin kecuali kebaikan”.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ ِللهِ عِبَادًا يَضِنُّ بِهِمْ عَنِ اْلقَتْلِ، وَ يُطِيْلُ اَعْمَارَهُمْ فِى حُسْنِ اْلعَمَلِ، وَ يُحْسِنُ اَرْزَقَهُمْ، وَ يُحْيِيْهِمْ فِى عَافِيَةٍ، وَ يَقْبِضُ اَرْوَاحَهُمْ فِى عَافِيَةٍ عَلَى اْلفَرْشِ، وَ يُعْطِيْهِمْ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ. الطبرانى
Dari Abdullah bin Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW  bersabda, “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang Allah menjauhkannya dari mati terbunuh dan memanjangkan umur mereka dalam kebaikan amalnya, dan Allah memberi kebaikan rezeqi mereka, dan menghidupkan mereka dalam kesehatan, lalu mencabut arwah mereka dalam ketenteraman di tempat tidur mereka, sedang Allah memberi mereka kedudukan orang-orang yang mati syahid”. [HR. Thabrani]
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَتَمَنَّى اَحَدُكُمُ اْلمَوْتَ لِضُرٍّ نَزَلَ بِهِ، فَاِنْ كَانَ وَ لاَ بُدَّ فَاعِلاً فَلْيَقُلْ: اَللّهُمَّ اَحْيِنِى مَا كَانَتِ اْلحَيَاةُ خَيْرًا لِى، وَ تَوَفَّنِى اِذَا كَانَتِ اْلوَفَاةُ خَيْرًا لِى. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى
Dari Anas RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh seseorang diantara kalian mengharapkan  mati karena sesuatu bencana yang menimpanya. Jika terpaksanya, hendaklah dia mengatakan : Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup itu lebih baik untukku, dan matikanlah aku apabila mati itu lebih baik untukku”. [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: كَانَ رَجُلاَنِ مِنْ بَلِى حَيٌّ مِنْ قُضَاعَةَ اَسْلَمَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص، فَاسْتَشْهَدَ اَحَدُهُمَا، وَ اُخِّرَ اْلآخَرُ سَنَةً قَالَ طَلْحَةُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: فَرَاَيْتُ اْلمُؤَخَّرَ مِنْهُمَا اُدْخِلَ اْلجَنَّةَ قَبْلَ الشَّهِيْدِ، فَتَعَجَّبْتُ لِذلِكَ فَاَصْبَحْتُ فَذَكَرْتُ ذلِكَ لِلنَّبِيِّ ص فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: اَلَيْسَ قَدْ صَامَ بَعْدَهُ رَمَضَانَ، وَ صَلَّى سِتَّةَ آلاَفِ رَكْعَةٍ وَ كَذَا وَ كَذَا رَكْعَةً صَلاَةَ سَنَةٍ. احمد باسناد حسن
Dari Abu Hurairah RA ia berkata : Dahulu ada dua orang laki-laki dari Baliy, yaitu suatu kampung dari suku Qudla’ah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasulullah SAW. Kemudian salah satu dari dua orang itu mati syahid (di dalam satu peperangan), sedangkan yang satunya meninggal pada tahun berikutnya. Thalhah bin Abdullah berkata : Lalu aku bermimpi bahwa orang yang meninggal pada tahun berikutnya itu dimasukkan surga lebih dulu daripada orang yang mati syahid tersebut. Maka aku heran dari yang demikian itu. Maka di pagi harinya aku ceritakan yang demikian itu kepada Nabi SAW, lalu Rasulullah SAW bersabda, “Bukankah (orang yang meninggal di tahun berikutnya itu) puasa Ramadlan sesudahnya dan shalat enam ribu rekaat, sekian dan sekian rekaat dalam satu tahun itu ?”. [HR. Ahmad dengan sanad hasan]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ شَدَّادٍ اَنَّ نَفَرًا مِنْ بَنِى عَذْرَةَ ثَلاَثَةً اَتَوُا النَّبِيَّ ص فَاَسْلَمُوْا قَالَ: فَقَالَ النَّبِيُّ ص: مَنْ يَكْفِيْهِمْ؟ قَالَ طَلْحَةُ: اَنَا. قَالَ: فَكَانُوْا عِنْدَ طَلْحَةَ، فَبَعَثَ النَّبِيُّ ص بَعْثًا، فَخَرَجَ فِيْهِ اَحَدُهُمْ فَاسْتَشْهَدَ ثُمَّ بَعَثَ بَعْثًا فَخَرَجَ فِيْهِ آخَرُ فَاسْتَشْهَدَ، ثُمَّ مَاتَ الثَّالِثُ عَلَى فِرَاشِهِ. قَالَ طَلْحَةُ: فَرَأَيْتُ هؤُلاَءِ الثَّلاَثَةَ الَّذِيْنَ كَانُوْا عِنْدِى فِى اْلجَنَّةِ فَرَأَيْتُ اْلمَيِّتَ عَلَى فِرَاشِهِ اَمَامَهُمْ، وَ رَاَيْتُ الَّذِى اسْتَشْهَدَ اَخِيْرًا يَلِيْهِ، وَ رَأَيْتُ اَوَّلَهُمْ آخِرَهُمْ. قَالَ: فَدَاخَلَنِى مِنْ ذلِكَ، فَاَتَيْتُ النَّبِيَّ ص فَذَكَرْتُ ذلِكَ لَهُ فَقَالَ: وَ مَا اَنْكَرْتَ مِنْ ذلِكَ؟ لَيْسَ اَحَدٌ اَفْضَلَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مِنْ مُؤْمِنٍ يُعَمَّرُ فِى اْلاِسْلاَمِ لِتَسْبِيْحِهِ وَ تَكْبِيْرِهِ وَ تَهْلِيْلِهِ. احمد و ابو يعلى
Dari Abullah bin Syaddad, bahwasanya sekelompok orang Bani ‘Adzrah sebanyak tiga orang datang kepada Nabi SAW, lalu masuk Islam. Abdullah bin Syaddad berkata, kemudian Nabi SAW bersabda, “Siapa yang akan menanggung mereka ?“. Thalhah menjawab, “Saya”. Abdullah bin Syaddad berkata : Lalu mereka bertempat di rumah Thalhah. Kemudian ketika Rasulullah SAW mengirimkan pasukan, salah satu dari mereka itu ikut berperang sehingga mati syahid. Kemudian Rasulullah SAW mengirimkan pasukan lagi, maka seorang lagi ikut berangkat hingga mati syahid. Kemudian yang seorang lagi mati di tempat tidurnya. Lalu Thalhah berkata, “Aku memimpikan bahwa tiga orang yang pernah berada di tempatku itu mereka masuk surga. Aku melihat orang yang meninggal di tempat tidurnya itu berada di depan mereka, lalu aku melihat di belakangnya adalah orang yang mati syahid yang berangkat kedua, dan yang paling belakang adalah orang yang mati syahid yang ikut pasukan pertama kali. Lalu hal itu membuat keganjilan pada diriku, maka aku datang kepada Nabi SAW dan menceritakan yang demikian itu kepada beliau. Lalu beliau bersabda, “Apa yang kau herankan dari semua itu ?. Tidak ada seseorang yang lebih utama di sisi Allah ‘Azza wa Jalla dari pada orang mukmin yang diberi umur panjang di dalam Islam, untuk bertasbih kepada-Nya, bertakbir kepada-Nya, dan bertahlil kepada-Nya”. [HR. Ahmad dan Abu Ya’la]
عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَرَادَ اللهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ. قِيْلَ: كَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ؟ قَالَ: يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ اْلمَوْتِ. الحاكم و قال صحيح على شرطهما
Dari Anas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Apabila Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, Allah menjadikan orang tersebut suka beramal”. Beliau ditanya, “Bagaimana caranya Allah menjadikannya suka beramal ?”. Beliau menjawab, “Allah memberi taufiq kepadanya untuk beramal shalih sebelum meninggal. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarath Bukhari Muslim]
عَنْ عَمْرِو بْنِ اْلحَمِقِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا اَحَبَّ اللهُ عَبْدًا عَسَلَهُ. قَالُوْا: مَا عَسَلُهُ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: يُوَفِّقُ لَهُ عَمَلاً صَالِحًا بَيْنَ يَدَى رِحْلَتِهِ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ جِيْرَانُهُ، اَوْ قَالَ: مَنْ حَوْلَهُ. ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و البيهقى
Dari ‘Amr bin Hamiq RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah mencintai hamba-Nya, Dia menjadikan dia orang yang baik”. Para shahabat bertanya, “Bagaimana Allah menjadikannya orang yang baik ya Rasulullah ?”. Beliau menjawab, “Allah memberikan taufiq kepadanya untuk beramal shalih kepada orang yang dihadapannya sehingga para tetangganya merasa ridla kepadanya”. Atau beliau bersabda, “Orang-orang yang di sekelilingnya (ridla kepadanya)”. [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, Hakim dan Baihaqi]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَعْذَرَ اللهُ اِلَى امْرِئٍ اَخَّرَ اَجَلَهُ حَتَّى بَلَغَ سِتِّيْنَ سَنَةً. البخارى
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Allah menolak alasan pada seseorang yang Allah telah memberikan umurnya sampai enam puluh tahun (dia tidak menjadi orang yang baik)”. [HR. Bukhari]
عَنْ سَهْلٍ مَرْفُوْعًا: مَنْ عَمَّرَ مِنْ اُمَّتِى سَبْعِيْنَ سَنَةً فَقَدْ اَعْذَرَ اللهُ اِلَيْهِ فِى اْلعُمُرِ. الحاكم و قال: صحيح على شرطهما
Dari Sahl, dia mengatakannya dari Nabi SAW, “Barangsiapa dari umatku yang Allah telah memberikan umurnya hingga tujuh puluh tahun, maka berdalih umurnya Allah menolak alasan orang itu”. [HR. Hakim, ia berkata shahih atas syarath Bukhari dan Muslim]


[Bersambung]


Demo Blog NJW V2 Updated at: Februari 15, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak