Ahad,
18 Mei 1997/11 Muharram 1418
Brosur No. : 884/924/SI
Tarikh
Nabi Muhammad SAW (ke-29)
15. Pada suatu malam Abu Jahal keluar dari rumahnya dengan tujuan akan mendengarkan bacaan Nabi SAWdengan sembunyi-sembunyi, agar tidak diketahui oleh orang lain. Karena pada umumnya para ketua musyrikin Quraisy mengerti, bahwa Nabi SAW biasa mengerjakan shalat setelah jauh malam dengan membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan kepada beliau dengan suaranya yang enak didengar oleh siapa saja yang mendengarnya. Dan pada malam itu juga Abu Sufyan bin Harb dan Akhnas bin Syuraiq dengan diam-diam juga keluar dari rumah mereka dengan tujuan yang sama hendak mendengarkan ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW dengan cara sembunyi-sembunyi.
Maka
dengan tidak tahu-menahu, karena memang tidak dengan kesepakatan lebih dahulu,
mereka datang menuju ke tempat Nabi SAW dengan sembunyi-sembunyi, dan Nabi SAW
sendiripun tidak tahu bahwa mereka itu mendengarkan
bacaannya.
Dengan
duduk terpaku di samping rumah Nabi SAW mereka masing-masing mendengarkan dengan
tenang ayat-ayat suci yang dibaca oleh Nabi SAW di dalam shalatnya sehingga
hampir waktu fajar menyingsing. Maka setelah hampir fajar, merekapun kembali
dengan melalui jalan yang berbeda. Tiba-tiba mereka bertemu di tengah jalan yang
akan menuju ke satu jalan, dan akhirnya mereka berjalan bersama-sama. Ketika
itulah mereka saling tanya-menanya tentang dari mana mereka masing-masing itu.
Lalu masing-masingpun menerangkan bahwa mereka sehabis dari rumah Nabi SAW untuk
mendengarkan bacaan beliau. Kemudian mereka berjanji di waktu yang akan datang
tidak akan mengerjakan demikian lagi, karena khawatir kalau-kalau perbuatan itu
didengar dan diketahui oleh pemuda-pemuda Quraisy.
Pada
malam kedua, mereka sama datang lagi ke tempat itu juga, karena masing-masing
menyangka bahwa kawannya tidak akan datang lagi ke tempat itu untuk mendengarkan
ayat-ayat yang dibaca oleh Nabi SAW Dan pada waktu paginya dengan tidak
disangka-sangka mereka bertemu lagi ditengah jalan, lalu mereka berjanji lagi,
tidak akan berbuat sekali lagi pada waktu yang lain, karena khawati kalau-kalau
didengar dan diketahui oleh para pemuda Quraisy, yang akhirnya akan membawa
akibat yang tidak diinginkan oleh mereka masing-masing.
Kemudian
pada malam ketiga, dengan tidak tahu-menahu, mereka datang lagi sebagaimana yang
terjadi pada dua malam yang lalu dan setelah mereka masing-masing bertemu, lalu
mengadakan perjanjian antara satu dengan yang lain, bahwa masing-masing tidak
akan mengerjakan seperti itu lagi, karena sangat membahayakan atas diri mereka
masing-masing.
Setelah
matahari akan memancarkan sinarnya, Akhnas bin Syuraiq mengambil tongkatnya lalu
datang ke rumah Abu Sufyan. Setelah bertemu, Akhnas berkata kepada Abu Sufyan :
"Coba beritahukan kepadaku, hai Abu Handhalah bagaimana pendapatmu tentang
apa yang telah engkau dengar dari Muhammad".
Abu
Sufyan berkata dengan jujur : "Sesungguhnya, wahai Abu Tsa'labah, aku telah
mendengar beberapa perkara dari Muhammad, ada yang aku ketahui maksudnya; dan
ada juga yang tidak aku ketahui arti dan maksudnya".
Akhnas
bin Syuraiq berkata : "Akupun sependapat denganmu
juga".
Kemudian
Akhnas keluar dari rumah Abu Sufyan dan terus pergi ke rumah Abu Jahal. Setelah
masuk dan mendapatkan Abu Jahal di rumahnya, ia bertanya kepada Abu Jahal :
"Wahai Abu Hakam, bagaimana pendapatmu tentang yang telah kamu dengar dari
Muhammad itu ?"
Abu
Jahal diam, tidak terburu menjawab, akhirnya ia menjawab dengan serupa
pertanyaan : "Apa yang telah engkau dengar ?" Demikianlah sahut Abu
Jahal.
Kemudian
Abu Jahal berkata yang bukan-bukan, tidak sesuai dengan yang ditanyakan oleh
Akhnas, dan akhirnya ia menjawab : "Demi Tuhan, sesungguhnya aku telah
mengetahui bahwa ia (Muhammad) itu seorang yang benar, tetapi bagaimana kami
disuruh menjadi pengikut keturunan Abdu Manaf ?"
Kemudian
Akhnas berdiri lalu keluar meninggalkan rumah Abu Jahal.
Demikianlah
diantara sikap sebagian ketua-ketua musyrikin Quraisy di kala mendengar
ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca oleh Nabi SAW. Bahkan di dalam suatu riwayat
dikemukakan bahwa Abu Jahal berkata kepada Nabi SAW : "Kami bukan tidak
mempercayaimu akan tetapi kami tidak percaya kepada apa yang kau bawa". Maka
Allah SWT menurunkan ayat
:
قَدْنَـعْلَمُ
اِنَّه لَـيَحْزُنُكَ الَّذِيْ يَـقُوْلُـوْنَ فَاِنَّـهُمْ لاَ يُكَذِّبـُوْنَكَ
وَلكِـنَّ الظـلِمِيْنَ بِايتِ اللهِ يَـجـْحـَدُوْنَ. الانعام:33
Sesungguhnya,
Kami mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan hatimu,
(janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu,
akan tetapi orang-orang yang dhalim itu mengingkari ayat-ayat
Allah.
[Al-An'am : 33]
16.
Dan pada sutu waktu Abu Jahal dan para kawannya, lantaran kebencian dan
kingkaran mereka kepada ayat-ayat firman Allah yang telah diwahyukan kepada Nabi
SAW, mereka bersikap sangat sombong dan congkak lagi. Dan karena kesombongan
mereka itu sehingga mereka mengeluarkan kata-kata yang berisi tantangan yang
dihadapkan kepada Allah. Kata mereka : "Ya Allah. Jikalau yang didatangkan
oleh Muhammad itu benar dan nyata dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan
batu dari langit atau turunkanlah adzab yang pedih atas
kami".
Oleh
sebab itu, maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ
اِذْ قَالُـوا اللّـهُمَّ اِنْ كَانَ هذَا هُوَ اْلحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَاَمْطِرْ
عَلَـيْنَا حِجَارَةً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائْـتِـنَا بِـعَذَابٍ اَلِـيْمٍ. وَ
مَا كَانَ اللهُ لِـيُعَذِّبـَهُمْ وَ اَنــْتَ فِـيْـهِمْ، وَ مَا كَانَ اللهُ
مُعَذِّبـَهُمْ وَ هُمْ يَـسْتَـغْـفِـرُوْنَ. الانفال:32-33
Dan
ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata : "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an)
ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari
langit, atau datangkanlah kepada kami adzab yang pedih". Dan Allah sekali-kali
tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. Dan tidaklah
(pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun.
[Al-Anfal : 32-33].
17.
Pada suatu waktu ketua-ketua musyrikin Quraisy mengejek ayat-ayat dan seruan
Nabi SAW : "Muhammad, hati kami tertutup rapat dari apa yang engkau serukan
kepada kami, kami tidak mengerti apa yang engkau katakan itu; antara kami dan
engkau ada tabir yang menghalang-halangi; maka silahkan engkau melakukan segala
apa yang engkau lakukan, dan kami akan tetap melakukan segala apa yang biasa
kami lakukan, karena kami tidak akan dapat pengertian sedikitpun dari
engkau".
Terhadap
ejekan mereka itu, Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW
:
وَ
اِذَا قَرَأْتَ اْلـقُرْانَ جَعَلْنَا بَـيْنَكَ وَ بَـيْنَ الَّذِيـْنَ لاَ
يُـؤْمـِنُـوْنَ بِاْلاخِرَةِ حِجَابًا مَّسْتُـوْرًا. وَ جَعَلْنَا عَلى
قُـلُـوْبِـهِمْ اَكِـنَّةً اَنْ يَّـفْـقَـهُوْهُ وَ فِيْ اذَانـِهِمْ وَقْرًا، وَ
اِذَا ذَكَرْتَ رَبـَّكَ فِى اْلـقُرْانِ وَحْدَه وَلَّوْا عَلى اَدْبَارِهِمْ
نُـفُوْرًا. نَحْنُ اَعْلَمُ بِمَا يَـسْتَـمِعُوْنَ بِه اِذْ يَـسْتَمِعُوْنَ
اِلَـيْكَ وَ اِذْ هُمْ نَجْوى اِذْ يَـقُوْلُ الظّـلِـمُوْنَ اِنْ تَـتَّبِعُوْنَ
اِلاَّ رَجُلاً مَّسْحُوْرًا. اُنـــْظُرْ كَـيْفَ ضَرَبـُوْا لَكَ اْلاَمْثَالَ
فَضَلُّوْا فَلاَ يَـسْتَطِـيْعُوْنَ سَبِـيْلاً. الاسراء:45-48
Dan
apabila kamu membaca Al-Qur'an niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang menutupi, dan
Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka agar
mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam
Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya. Kami lebih
mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka
mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang
dhalim itu berkata : "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang
kena sihir". Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan
terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan
jalan (yang benar).
[Al-Israa' : 45-48]
18.
Pada suatu hari Nabi SAW duduk di masjid dan di situ ada Walid bin Mughirah
(seorang ketua dan hartawan musyrikin Quraisy). Tiba-tiba datanglah Nadlar bin
Al-Harits ke tempat tersebut lalu duduk bersama-sama mereka, sedangkan di majlis
itu ada juga beberapa orang musyrikin Quraisy yang terkemuka. Sebagaimana biasa
Nabi SAW dalam pertemuan-pertemuan dengan kaum Quraisy yang seperti demikian
mesti menyampaikan da'wahnya kepada mereka supaya mengikut Islam. Setelah Nadlar
mendengar seruan Nabi SAW, dengan segera dia menyahut dengan perkataan-perkataan
yang tidak sopan dan membantah seruan Nabi SAW. Nabi SAW dikala itu lalu
membacakan ayat-ayat Al-Qur'an kepada mereka, antara lain ayat yang berbunyi
:
اِنَّكُمْ
وَ مَا تَـعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ، اَنــْتُمْ لَـهَا
وَارِدُوْنَ. لَوْ كَانَ هؤُلآءِ الِـهَةً مَّا وَرَدُوْهَا، وَكُلٌّ فِيْهَا
خلِدُوْنَ. لَـهُمْ فِيْهَا زَفـِيْرٌ وَّ هُمْ فِيْهَا لاَ يَـسْمَعُوْنَ.
الانبياء:98-100
Sesungguhnya
kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah kayu bakar Jahannam, kamu
pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu Tuhan, tentulah mereka
tidak masuk neraka. Dan semuanya kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api
dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar.
[Al-Anbiyaa' : 98 - 100]
Kemudian
Nabi SAW bangun dan pergi dari tempat pertemuan tersebut, sedang Nadlar tidak
berkata sepatah katapun. Kemudian datanglah seorang gembong musyrikin Quraisy
yang terkenal sastrawan, yaitu Abdullah bin Az-Ziba'ra ke tempat tersebut lalu
duduk. Oleh karena ia termasuk seorang yang terkemuka dikalangan kaum Quraisy,
maka peristiwa yang terjadi antara Nadlar dengan Nabi SAW tadi diberitahukan
oleh Walid bin Mughirah kepadanya. Kata Walid : "Nadlar bin Al-Harits tidak
bisa berdiri dan tidak bisa duduk dalam menghadapi anak Abdul Muththalib
(Muhammad) tadi. Muhammad menganggap bahwa kita dan apa-apa yang kita sembah,
yaitu tuhan-tuhan kita akan menjadi kayu bakar di neraka
jahannam".
Abdullah
bin Az-Ziba'ra mendengar laporan Walid yang demikian lalu berkata : "Demi
Allah, jika tadi saya mengetahuinya, tentu Muhammad saya bantah dan saya
kalahkan. Cobalah kamu tanyakan kepada Muhammad, apakah semua barang yang
disembah selain dari Allah itu akan masuk ke dalam neraka bersama orang yang
menyembahnya ? Padahal kami menyembah Malaikat, orang Yahudi menyembah 'Uzair
dan orang Nashrani menyembah 'Isa bin Maryam. Apakah mereka itu juga akan masuk
neraka ?"
Walid
bin Mughirah mendengar omongan Abdullah bin Az-Ziba'ra yang demikian itu sangat
tertarik hatinya, dan para ketua Quraisy yang lain pun sangat tertarik juga.
Dengan demikian mereka berpendapat, bahwa mereka apabila berbicara dan berbantah
dengan Muhammad tentu mendapat kemenangan.
Kemudian
perkataan Abdullah bin Az-Ziba'ra tadi disampaikan oleh sebagian shahabat kepada
Nabi SAW. Setelah beliau mendengar laporan tersebut, lalu bersabda
:
كُلُّ
مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُـعْبَدَ مِنْ دُوْنِ اللهِ فَـهُوَ مَعَ مَنْ عَبَدَهُ
اِنـَّهُمْ اِنَّمَا يَـعْبُدُوْنَ الشَّيَاطِيْنَ وَ مَنْ اَمَرَتْـهُمْ
بِـعِبَادَتِهِ.
Tiap-tiap
orang yang suka disembah orang selain dari pada Allah, maka ia akan bersama-sama
orang yang menyembahnya. Sesungguhnya mereka itu hanya menyembah kepada
syaithan-syaithan dan menyembah orang yang syetan memerintahkan mereka supaya
disembahnya.
Kemudian
Allah SWT menurunkan wahyu-Nya :
اِنَّ
الَّذِيـْنَ سَبَقَتْ لَـهُمْ مِّنَّا اْلحُسْنى اُولـئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ.
لاَ يَـسْمَعُوْنَ حَسِيْـسَهَا وَ هُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنــْفُسُهُمْ
خلِدُوْنَ. الانبياء:100-101
Bahwasanya
orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka
itu dijauhkan dari neraka, mereka tidak mendengar sedikitpun suara api neraka,
dan mereka kekal menikmati apa yang diingini oleh mereka".
[Al-Anbiya' : 101-102]
Maksud
ayat tersebut ialah : Orang-orang yang sudah lebih dahulu menerima kebaikan dan
kebahagiaan dari Allah, seperti 'Uzair, 'Isa bin Maryam dan lain-lainnya dari
golongan para pendeta dan ulama yang benar-benar thaat kepada Allah, yang
sekali-kali tidak memerintahkan kepada manusia supaya mereka itu disembah,
walaupun mereka itu dijadikan sebagai tuhan-tuhan, mereka itu dijauhkan dari api
neraka. Mereka tidak akan mendengar desir atau suara neraka, dan selanjutnya
mereka tetap selamanya di tempat ni'mat yang disenangi oleh jiwa mereka, yaitu
di surga.
Kemudian
terhadap orang-orang yang mengatakan, bahwa mereka itu menyembah Malaikat, dan
menganggap Malaikat itu sebagai puteri-puteri Allah, maka Allah menurunkan
wahyu-Nya kepada Nabi SAW :
وَقَـالُـوا
اتَّخَذَ الـرَّحْمنُ وَلَدًا سُبْحنَه، بَـلْ عِبَادٌ مُّكْـرَمُوْنَ. لاَ
يَـسْبِقُـوْنَه بِاْلـقَوْلِ وَ هُمْ بِاَمْرِه يَـعْمَلُـوْنَ. يَـعْلَمُ مَا
بَـيْنَ اَيـْدِيـْهِمْ وَ مَا خَلْـفَهُمْ وَلاَ يَـشْفَـعُوْنَ اِلاَّ لـِمَنِ
ارْتَضى وَهُمْ مِنْ خَشْيَـتِه مُشْفِـقُـوْنَ. وَ مَنْ يَّـقُلْ مِنْـهُمْ
اِنـِّيْ اِلهٌ مِنْ دُوْنـِه فَذلِكَ نَجْزِيـْهِ جَـهَنَّمَ، كَذلِكَ نَجْزِى
الظّـلِمِـيْنَ. الانبياء:26-29
Dan
mereka berkata : "Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak". Maha Suci Allah.
Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) hanyalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka
tidak mendahului-Nya berbicara dan mengerjakan semua perintah-Nya". Allah
mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan malaikat itu dan yang di
belakangnya, dan mereka tiada memberi syafaat melainkan kepada orang yang
diridlai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya. Dan
barangsiapa diantara mereka mengatakan : "Sesungguhnya aku adalah tuhan selain
Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, demikian Kami
memberikan pembalasan kepada orang-orang dhalim".
[Al-Anbiya' : 26 - 29]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak