Ahad, 29 Agustus 2004/13
Rajab 1425 Brosur no.
: 1239/1279/SI
Perang Hunain. (lanjutan)
Setelah 'Abbas menyeru para shahabat yang pernah ikut Baiatur Ridwan dan
menyeru pula kepada shahabat-shahabat Anshar, maka para shahabat tersebut pun
menyambut baik seruan beliau. Dan setelah Rasulullah SAW melemparkan batu-batu
kerikil ke arah orang-orang kafir, maka musuh pun melemah. Dan Allah pun
memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, sehingga akhirnya mereka
terkalahkan dan lari tunggang-langgang meninggalkan medan pertempuran. Kaum
muslimin lalu terus mengejar mereka sambil membunuh dan menangkap sebagian dari
mereka sebagai tawanan.
Bukhari meriwayatkan :
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: لَمَّا كَانَ يَوْمُ حُنَيْنٍ اَقْبَلَتْ هَوَازِنُ
وَ غَطَفَانُ وَ غَيْرُهُمْ بِنَعَمِهِمْ وَ ذَرَارِيْهِمْ وَ مَعَ النَّبِيّ ص
عَشَرَةُ آلاَفٍ وَ مِنَ الطُّلَقَاءِ فَاَدْبَرُوْا عَنْهُ حَتَّى بَقِيَ وَحْدَهُ
فَنَادَى يَوْمَئِذٍ نِدَاءَيْنِ لَمْ يَخْلِطْ بَيْنَهُمَا اِلْتَفَتَ عَنْ
يَمِيْنِهِ فَقَالَ: يَا مَعْشَرَ اْلاَنْصَارِ، قَالُوْا: لَبَّيْكَ يَا رَسُوْلَ
اللهِ، اَبْشِرْ نَحْنُ مَعَكَ، ثُمَّ اْلتَفَتَ عَنْ يَسَارِهِ فَقَالَ: يَا
مَعْشَرَ اْلاَنْصَارِ. قَالُوْا: لَبَّيْكَ يَا رَسُوْلَ للهِ، اَبْشِرْ نَحْنُ
مَعَكَ. وَ هُوَ عَلَى بَغْلَةٍ بَيْضَاءَ فَنَزَلَ فَقَالَ: اَنَا عَبْدُ اللهِ وَ
رَسُوْلُهُ. فَانْهَزَمَ اْلمُشْرِكُوْنَ فَاَصَابَ يَوْمَئِذٍ غَنَائِمَ
كَثِيْرَةً. البخارى 5:
106
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Ketika terjadi perang Hunain, maka
qabilah Hawazin, Ghathafan dan yang lainnya menghadapi musuh dengan membawa
hewan ternak mereka dan anak cucu mereka, sedang Nabi SAW bersama sepuluh ribu
tentara dan beberapa tawanan yang telah dilepaskan. Lalu mereka (pasukan
muslimin) mundur dari beliau, sehingga
beliau tertinggal sendirian. Lalu beliau berseru dua kali dengan tidak
membaurkan diantara kedua seruan itu. Beliau menoleh ke kanan, lalu bersabda,
"Wahai kaum Anshar". Mereka lalu menjawab, "Kami sambut panggilanmu, ya
Rasulullah, bergembiralah, kami bersamamu". Kemudian beliau menoleh kekiri, lalu
bersabda, "Wahai kaum Anshar". Mereka menjawab, "Kami sambut panggilanmu, ya
Rasulullah, bergembiralah, kami bersamamu". Dan beliau diatas baghalnya yang
berwarna putih, lalu turun dan bersabda, "Aku adalah hamba Allah dan
utusan-Nya". Lalu orang-orang musyrik terkalahkan, maka pada hari itu beliau
memperoleh rampasan yang banyak. [HR. Bukhari juz 5,
hal. 106]
Pada peperangan ini Rasulullah SAW mengumumkan, "Barangsiapa yang telah
membunuh seorang musuh dengan memberikan bukti yang kuat, maka ia berhak atas
barang yang melekat di tubuh musuh yang terbunuh itu".
Bukhari meriwayatkan sebagai berikut : Dari Abu Qatadah, ia berkata :
Ketika terjadi peperangan Hunain, saya melihat seorang laki-laki muslim
memerangi seorang laki-laki musyrik, sedang seorang musyrik yang lain membidik
dia dari belakang untuk membunuhnya. Maka saya segera menuju orang yang membidik
tersebut, lalu orang itu mengangkat tangannya untuk memukulku (dengan pedang),
dan aku memukul tangannya dengan pedang hingga putus. Kemudian orang itu
memegangku dan memelukku dengan pelukan yang kuat, sehingga aku khawatir celaka,
lalu ia kendorkan, hingga terlepas. Dan saya mendorongnya, kemudian saya
membunuhnya. Pada waktu itu kaum muslimin terdesak (ke belakang) dan sayapun
ikut terdesak bersama mereka, tiba-tiba 'Umar berada diantara orang-orang. Lalu
saya bertanya kepadanya, "Bagaimana keadaan teman-teman ?". Ia menjawab, "Itu
urusan Allah". Kemudian para shahabat kembali kepada Rasulullah, lalu beliau
bersabda, "Barangsiapa dapat mendatangkan tanda bukti atas seseorang yang
dibunuhnya, maka ia berhak mendapat lucutan pakaian orang yang dibunuh itu".
Maka saya berdiri untuk mencari tanda bukti atas orang yang saya bunuh, saya
tidak melihat seseorang yang akan bersaksi untukku, lalu saya duduk. Kemudian
ada pemikiran bagiku, lalu saya menyebutkan urusannya kepada Rasulullah SAW.
Lalu ada seorang laki-laki dari teman duduk beliau berkata, "Senjata orang yang
terbunuh yang ia sebutkan ini ada padaku, maka relakanlah untuknya". Kemudian
Abu Bakar berkata, "Janganlah demikian, beliau tidak memberikannya kepada
(seorang laki-laki lemah bagaikan) burung usaibigh, sedang beliau membiarkan
(seorang laki-laki pemberani bagaikan) singa Allah yang berperang karena Allah
dan Rasul-Nya". Abu Qatadah berkata, "Lalu Rasulullah SAW berdiri dan
memberikannya kepadaku, lalu dengan lucutan orang yang terbunuh itu saya membeli
kebun kurma. Maka itulah harta yang pertama kali saya jadikan modal pokok di
dalam Islam". [HR. Bukhari juz 5, hal. 101]
Setelah kaum musyrikin merasa tidak tahan lagi bertempur melawan kaum
muslimin, lalu mereka melarikan diri. Mereka lari tunggang-langgang dan
kocar-kacir karena ingin menyelamatkan diri masing-masing. Dan akhirnya mereka
berpencar menjadi tiga golongan. Segolongan melarikan diri ke Nakhlah, sebagian
melarikan diri ke Authas dan segolongan lagi melarikan diri ke Thaif. Dan
pertempuran di Hunain itu akhirnya berakhir dimenangkan pihak kaum
muslimin.
Kemenangan yang didapat oleh kaum muslimin pada perang Hunain ini selain
dapat mengusir musuh juga dapat menawan tentara musuh, mendapat rampasan 24.000
ekor unta, 40.000 ekor kambing dan 4.000 uqiyah perak. Tawanan itu terdiri dari
laki-laki dan perempuan. Oleh Nabi SAW semua itu diperintahkan supaya
dikumpulkan di lembah dusun Ji'ranah, dan supaya dipelihara dengan baik sambil
menanti selesainya semua urusan yang dilakukan tentara muslimin, terutama
mengejar musuh yang melarikan diri.
Tentara Islam dikirim ke Authas
Kemudian Nabi SAW mengerahkan satu pasukan tentara Islam yang dikepalai
oleh shahabat Abu 'Amir Al-Asy'ariy ke lembah Authas yang terletak di dusun
kabilah Hawazin, antara Hunain dan Thaif, dengan tugas mengejar tentara musuh
yang melarikan diri dari pertempuran di Hunain ke dusun
tersebut.
Abu
'Amir Al-Asy'ariy lalu berangkat bersama pasukannya untuk mengejar musuh ke
Authas. Setelah sampai di tempat tujuan, mereka bertemu dengan rombongan tentara
musuh, lalu terjadi pertempuran sengit antara kedua pasukan tersebut. Pada
pertempuran itu dalam waktu yang singkat Abu 'Amir dapat membunuh sembilan orang
tentara musuh. Namun akhirnya ia terkena dua panah, satu di dadanya dan yang
satu lagi di lututnya, lalu ia jatuh dengan luka parah. Maka bendera Islam
dengan cepat diambil oleh Abu Musa Al-Asy'ariy keponakannya, sehingga komando
pertempuran dilakukan oleh Abu Musa Al-Asy'ariy.
Sebelum
Abu Musa meneruskan pertempuran, ia mencabut anak panah yang menancap di lutut
Abu 'Amir tersebut, dan sesudah itu Abu 'Amir menyampaikan pesan kepadanya agar
Abu Musa menyampaikan salamnya kepada Nabi SAW, dan beliau dimohon untuk
memohonkan ampunan untuk dirinya kepada Allah SWT. Semua pesan itu didengar
dengan baik oleh Abu Musa. Dan setelah itu wafatlah Abu 'Amir sebagai
syahid.
Kemudian
pasukan tentara Islam bertempur lagi dengan pasukan musyrikin tersebut, sehingga
terjadi pertempuran sengit. Tetapi dalam waktu singkat pertempuran berakhir
dengan kemenangan pasukan muslimin, karena pihak musuh serentak mundur dan
melarikan diri dari tempat tersebut ke tempat lainnya.
Dan
setelah dua orang yang memanah Abu 'Amir diketahui oleh Abu Musa, lalu keduanya
dikejar oleh Abu Musa, dan akhirnya keduanya bisa dibunuh oleh Abu Musa. Setelah
itu tentara musyrikin bubar melarikan diri ke tempat lain sehingga tentara Islam
mendapat kemenangan dan mendapat harta rampasan, kemudian tentara Islam segera
kembali ke Hunain.
Bukhari
meriwayatkan sebagai berikut :
عَنْ اَبِى
مُوْسَى رض قَالَ: لَمَّا فَرَغَ النَّبِيُّ ص مِنْ حُنَيْنٍ بَعَثَ اَبَا عَامِرٍ
عَلَى جَيْشٍ اِلىَ اَوْطَاسٍ. فَلَقِيَ دُرَيْدَ بْنَ الصّمَّةِ فَقُتِلَ دُرَيْدٌ
وَ هَزَمَ اللهُ اَصْحَابَهُ. قَالَ اَبُوْ مُوْسَى: وَ بَعَثَنِى مَعَ اَبِى
عَامِرٍ فَرُمِيَ اَبُوْ عَامِرٍ فِى رُكْبَتِهِ رَمَاهُ جُشَمِيٌّ بِسَهْمٍ
فَاَثْبَتَهُ فِى رُكْبَتِهِ فَانْتَهَيْتُ اِلَيْهِ فَقُلْتُ: يَا عَمّ مَنْ
رَمَاكَ؟ فَاَشَارَ اِلَى اَبِى مُوْسَى فَقَالَ: ذَاكَ قَاتِلِى الَّذِى رَمَانِى.
فَقَصَدْتُ لَهُ فَلَحِقْتُهُ. فَلَمَّا رَآنِى وَلَّى فَاتَّبَعْتُهُ وَ جَعَلْتُ
اَقُوْلُ لَهُ: اَلاَ تَسْتَحِى، اَلاَ تَثْبُتُ. فَكَفَّ فَاخْتَلَفْنَا
ضَرْبَتَيْنِ بِالسَّيْفِ فَقَتَلْتُهُ. ثُمَّ قُلْتُ ِلاَبِى عَامِرٍ: قَتَلَ
اللهُ صَاحِبَكَ. قَالَ: فَانْزِعْ هٰذَا السَّهْمَ، فَنَزَعْتُهُ فَنَزَا مِنْهُ
اْلمَاءُ. قَالَ: يَا ابْنَ اَخِى، اَقْرِئِ النَّبِيَّ ص السَّلاَمَ وَ قُلْ لَهُ
اِسْتَغْفِرْلِى، وَ اسْتَخْلَفَنِى اَبُوْ عَامِرٍ عَلَى النَّاسِ. فَمَكَثَ
يَسِيْرًا ثُمَّ مَاتَ. فَرَجَعْتُ فَدَخَلْتُ عَلَى النَّبِيّ ص فِى بَيْتِهِ
عَلَى سَرِيْرٍ مُرْمَلٍ وَ عَلَيْهِ فِرَاشٌ قَدْ اَثَّرَ رِمَالُ السَّرِيْرِ فِى
ظَهْرِهِ وَ جَنْبَيْهِ فَاَخْبَرْتُهُ بِخَبَرِنَا وَ خَبَرِ اَبِى عَامِرٍ وَ
قَالَ قُلْ لَهُ اِسْتَغْفِرْ لِى. فَدَعَا بِمَاءٍ فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ رَفَعَ
يَدَيْهِ فَقَالَ: اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِعُبَيْدٍ اَبِى عَامِرٍ، وَ رَأَيْتُ
بَيَاضَ اِبْطَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: اَللّهُمَّ اجْعَلْهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ فَوْقَ
كَثِيْرٍ مِنْ خَلْقِكَ مِنَ النَّاسِ. فَقُلْتُ وَلِى فَاسْتَغْفِرْ. فَقَالَ:
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ قَيْسٍ ذَنْبَهُ. وَ اَدْخِلْهُ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ مُدْخَلاً كَرِيْماً. البخارى 5:
101
Dari Abu
Musa RA, ia berkata, "Ketika Nabi SAW selesai dari peperangan Hunain, beliau
mengutus Abu 'Amir memimpin pasukan perang ke Authas. Lalu ia bertemu dengan
Duraid bin Shimmah, lalu Duraid terbunuh dan Allah juga mengalahkan
teman-temannya". Abu Musa berkata, "Dan beliau mengutusku bersama Abu 'Amir,
lalu Abu 'Amir terkena panah pada lututnya. Ia dipanah oleh seorang dari qabilah
Jusyam, sehingga anak panah itu menancap pada lututnya. Saya datang kepadanya,
lalu saya bertanya, "Wahai pamanku, siapakah yang memanahmu ?". Lalu ia
menunjukkan kepada Abu Musa dan berkata, "Itulah orang yang akan membunuhku dan
dialah yang memanahku". Lalu saya menuju kepadanya dan bertemu dengannya. Ketika
ia melihatku, maka ia berpaling, lalu saya mengikutinya dan berkata kepadanya,
"Mengapa kamu tidak malu, mengapa kamu tidak punya pendirian ?". Lalu ia
berhenti. Kemudian kami bergantian memukulkan pedang dua kali, lalu saya
membunuhnya. Kemudian saya berkata kepada Abu 'Amir, "Allah telah membunuh
temanmu". Ia berkata, "Cabutlah anak panah ini". Maka saya mencabutnya, lalu
memancarlah air darinya. Ia berkata, "Wahai putra saudara laki-lakiku,
sampaikanlah salamku kepada Nabi SAW, dan katakanah kepada beliau : Mintakanlah
ampunan untukku". Dan Abu 'Amir menjadikan saya sebagai penggantinya memimpin
pasukan muslimin. Lalu ia diam sejenak, kemudian ia meninggal dunia. Lalu saya
kembali dan datang keapda Nabi SAW di rumah beliau, (pada waktu itu beliau) di
atas tempat tidur yang dianyam dengan tali dan di atasnya terdapat hamparan.
Anyaman tali tempat tidur itu membekas pada punggung dan kedua lambung beliau,
lalu saya memberitahukan berita kami dan berita Abi 'Amir kepada beliau. Dan ia
berkata, "Sampaikanlah kepada Nabi SAW : Mintakanlah ampunan untukku". Lalu
beliau minta diambilkan air, lalu beliau berwudlu, kemudian beliau mengangkat
kedua tangannya dan berdoa, "Ya Allah, ampunilah 'Ubaid Abu 'Amir". Dan saya
melihat putihnya kedua ketiak beliau. Kemudian beliau berdoa, "Ya Allah,
jadikanlah ia pada hari qiyamat berada di atas kebanyakan makhluq-Mu, yakni
manusia". Lalu saya berkata, "Dan untukku pula mintakanlah ampunan". Maka beliau
berdoa, "Ya Allah, berilah ampunan kepada 'Abdullah bin Qais (Abu Musa) akan
dosanya, dan masukkanlah ia ke tempat yang mulia pada hari
qiyamat". [HR. Bukhari
juz 5, hal. 101]
Wahyu
Allah yang turun ketika perang Hunain
Sehubungan
dengan peristiwa yang dialami oleh tentara kaum muslimin pada perang Hunain
tersebut, maka Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Nabi SAW sebagai berikut
:
لَقَدْ
نَصَرَكُمُ اللهُ فِيْ مَوَاطِنَ كَثِيْرَةٍ وَّ يَوْمَ حُنَيْنٍ اِذْ
اَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَّ ضَاقَتْ
عَلَيْكُمُ اْلاَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُّدْبِرِيْنَ(25)
ثُمَّ اَنْزَلَ اللهُ
سَكِيْنَتَه‘ عَلىٰ رَسُوْلِه وَ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اَنْزَلَ جُنُوْدًا
لَّمْ تَرَوْهَا وَ عَذَّبَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا، وَ ذٰلِكَ جَزَآءُ
اْلكٰفِرِيْنَ(26) ثُمَّ
يَتُوْبُ اللهُ مِنْ بَعْدِ ذٰلِكَ عَلىٰ مَنْ يَّشَآءُ، وَ اللهُ غَفُوْرٌ
رَّحِيْمٌ(27) التوبة:
25-27
Sesungguhnya
Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan pertempuran yang banyak,
dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena
banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat sedikitpun
kepadamu, dan bumi yang luas itu terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke
belakang dengan bercerai-berai. (25)
Kemudian
Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang
beriman, dan Allah menurunkan balatentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah
menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah balasan kepada
orang-orang kafir. (26)
Sesudah
itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (27) [QS. At-Taubah :
25-27]
Ayat-ayat
tersebut menerangkan bahwa :
1. Allah telah memberi pertolongan kepada kaum
muslimin pada beberapa pertempuran, dan demikian juga waktu terjadi perang di
Hunain.
2. Mulanya pada pertempuran di Hunain itu kaum
muslimin dalam keadaan payah dan sulit, padahal sebelum terjadi pertempuran,
mereka telah membanggakan diri, pasti akan mendapatkan kemenangan, dan tidak
mungkin dikalahkan oleh musuh, karena dari besarnya jumlah mereka. Ternyata,
besarnya jumlah itu tidak berguna bagi mereka sedikitpun, bahkan bumi yang luas
ini terasa sempit bagi mereka, lalu mereka berpaling melarikan diri dari
pertempuran.
3. Mereka mendapatkan kemenangan gilang-gemilang
di Hunain setelah diberi bantuan oleh Allah, yaitu Allah menurunkan sakinah atau
ketenangan pada Rasul-Nya (Nabi Muhammad SAW) dan pada orang-orang yang beriman.
Allah juga menurunkan tentara-Nya yang tidak terlihat oleh kaum muslimin, dan
mengadzab orang-orang kafir. Dengan kata lain, andaikata Allah tidak memberi
bantuan kepada kaum muslimin, nicaya mereka ketika itu mengalami kekalahan
besar.
Demikianlah arti
yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut, yang harus diperhatikan oleh kaum
muslimin.
Bersambung...........
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak