Ahad, 2 Nopember 1997/1 Rajab
1418 Brosur No.
: 905/945/IF
JANAIZ
(ke-3)
8. Larangan menangisi mayyit secara berlebihan (meratap), memukul pipi, mencakar-cakar wajah dan merobek-robek pakaian
.
عَنْ
عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ ص اَلـْمَيِّتُ يُعَذَّبُ فِى
قَبْرِهِِ بِمَا نِـيْحَ عَلَـيْهِ.البخارى و مسلم و ابن ماجه و النسائى وَ قَالَ
بِالنِّيَاحَةِ عَلَـيْهِ
Dari
Umar bin Khaththab RA, ia berkata : Nabi SAW bersabda : "Mayyit itu disiksa
dikuburnya dengan sebab diratapi atasnya".
[HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah dan Nasai. Dan Nasai berkata : "dengan sebab
ratapan atasnya"].
عَنِ
اْلمُغِيْرَةِِ بْنِ شُعْبَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
اِنَّهُ مَنْ نـِيْحَ عَلَـيْهِ يُعَذَّبُ بِمَا نِـيْحَ عَلَـيْهِ. البخارى و
مسلم
Dari
Mughirah bin Syu'bah RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Sesungguhnya orang yang diratapi atasnya, maka ia disiksa dengan sebab diratapi
atasnya".
[HR. Bukhari dan Muslim]
عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ بَـشِيْرٍ رض قَالَ: اُغْمِيَ عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ رَوَاحَةَ
فَجَعَلَتْ اُخْتُهُ عَمْرَةُ تَـبْكِى، وَاجَبَلاَهْ، وَا كَذَا، وَا كَذَا،
تُعَدِّدُ عَلَـيْهِ، فَقَالَ حِيْنَ اَفَاقَ: مَا قُـلْتِ شَيْئًا اِلاَّ قِـيْلَ
لِى: اَنــْتَ كَذلِكَ. فَـلَمَّا مَاتَ لَمْ تَـبْكِ عَلَـيْهِ.
البخارى
Dari
Nu'man bin Basyir RA, ia berkata : Ketika Abdullah bin Rawahah pingsan, 'Amrah
(yaitu) saudara perempuannya menangis (sambil berteriak) dengan
menyebut-nyebutnya : "Oh, pelindungku, oh-ini, oh-itu", ia menyebut-nyebut
berbagai kebaikannya. Kemudian ketika (Abdullah bin Rawahah) siuman, ia berkata
: "Tidaklah engkau mengatakan sesuatu, kecuali dikatakan kepadaku. Apakah kamu
seperti yang dikatakan itu ?!" Maka setelah (Abdullah bin Rawahah)
meninggal, 'Amrah tidak
menangisinya.
[HR. Bukhari]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِنَّ اْلمَيِّتَ لَـيُعَذَّبُ
بِـبُكَاءِ اْلحَيِّ اِذَا قَالَتْ وَ اعَضُدَاهُ، وَا مَانِعَاهُ، وَا
نــَاصِرَاهُ، وَا كَاسِبَاهُ جُبِذَ اْلمَيَّتُ فَـقِيْلَ: اَنــَاصِرُهَا
اَنــْتَ؟ اَكَاسِبُهَا اَنــْتَ؟. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Abu Musa RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Sesungguhnya mayyit itu disiksa
dengan sebab tangisnya orang yang hidup, apabila ia menyebut-nyebutnya : "Oh,
penanggungjawabku, Oh, penjagaku, Oh penolongku, Oh tumpuan harapanku", maka
mayyit itu ditarik dan ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan "Apakah kamu
penolongnya ? Apakah kamu tumpuan harapannya ?"
[HR. Al-Hakim, dan ia berkata : "Sahih sanadnya"]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ مَمِّتٍ يَمُوْتُ
فَـيَقُوْمُ بَاكِـيْهِمْ فَيَقُوْلُ: وَا جَبَلاَهُ، وَا سَيِّدَاهُ اَوْ نَحْوَ
ذلِكَ اِلاَّ وُكِّلَ بِهِ مَلَكَانِ يُلْـهِزَانِهِ هكَذَا كُـنْتَ. ابن ماجه و
الترمذى و اللفظ له و قال: حديث حسن غريب
Dari
Abu Musa RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Tidaklah seorang mayyit yang meninggal, lalu ada orang yang menangisi diantara
mereka dengan menyebut-nyebutnya : "Oh-pelindungku, Oh-penanggungjawabku" atau
seperti itu, kecuali dengannya ada dua malaikat yang diserahi untuk memukul dada
(mayyit itu) dengan bertanya : "Apakah seperti itu keadaanmu ?".
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan ia berkata : "Ini hadits Hasan
Gharib"]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِثْـنَتَانِ فِى النَّاسِ
هُمَابِـهِمْ كُـفْرٌ: اَلطَّعْنُ فِى الـنَّسَبِ،وَ النِّيَاحَةُ عَلَى
اْلمَيِّتِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berakta : Rasulullah SAW bersabda : "Ada dua perkara
yangmana dua perkara itu merupakan kekufuran padanya, yaitu : 1. Mencaci nasab
(keturunan) dan, 2. Niyahah (meratapi) atas mayyit".
[HR. Muslim]
عَنْ
اَنــَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ عُمَرَ رض لَمَّا طُعِنَ عَوَّلـَتْ عَلَـيْهِ
حَفْصَةُ فَـقَالَ لَهَاعُمَرُ: يَـا حَفْصَةُ اَمَا سَمِعْتِ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَـقُوْلُ: اِنَّ اْلمُعْوَلَ عَلَـيْهِ يُـعَذَّبُ؟ قَالَتْ: بَـلَى. ابن حبان فى
صحيحه
Dari
Anas bin Malik RA, sesungguhnya 'Umar RA ketika dia ditikam orang, Hafshah
menangisinya. Maka 'Umar berkata kepadanya : "Hai Hafshah, apakah kamu tidak
mendengar Rasulullah SAW pernah bersabda : "Sesungguhnya (mayyit) yang ditangisi
itu tersiksa ?" Hafshah menjawab : "Ya, saya sudah mendengarnya".
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ رض قَالَ: لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلنـَّائِحَةَ وَ
اْلمُسْتَمِعَةَ. ابو داود
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy RA, ia berkata : "Rasulullah SAW melaknat orang perempuan
yang meratapi mayyit dan orang perempuan yang sengaja duduk untuk mendengarkan
orang yang meratap tersebut".
[HR. Abu Dawud]
Keterangan
:
Tentang
Orang yang mati (mayyit) disiksa karena tangisan/ratapan yang hidup, ini
maksudnya : Si mayyit sedih dan susah mengetahui orang-orang yang menangisi atau
meratapinya karena mereka melanggar larangan agama.
عَنْ
اَنــَسٍ قَالَ: لَمَّا ثَـقُلَ رَسُوْلُ اللهِ ص جَعَلَ يَـتَغَشَّاهُ اْلكَرْبُ
فَقَالَتْ فَاطِمَةُ: وَ اَقْرَبَ اَبـْتَاهُ فَقَالَ: لَـيْسَ عَلَى اَبِـيْكَ
كَرْبٌ بَعْدَ اْليَوْمِ. فَـلَمَّا مَاتَ قَالَتْ: يَـا اَبـْتَاهُ اَجَابَ
رَبـًّا دُعَاهُ، يَـا اَبـْتَاهُ جَنَّةُ اْلـفِرْدَوْسِ مَأْوَاهُ يَـا
اَبـْتَاهُ اِلَى جـِبْرِيـْلَ نَـنْعَاهُ. فَـلَمَّا دُفِنَ قَالَتْ فَاطِمَةُ:
اَطَابَتْ اَنــْفُسُكُمْ اَنْ تَحْثُوْا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص التُّـرَابَ.
البخارى
Dari
Anas, ia berkata : Ketika Rasulullah SAW bertambah berat sakitnya sehingga
diliputi oleh kesukaran (keluarnya ruh), lalu Fathimah berkata : "Alangkah
sukarnya ayahku". Lalu (Nabi SAW) bersabda : "Tidak ada kesukaran bagi ayahmu
sesudah hari ini !". Maka ketika beliau wafat Fathimah berkata : "Oh ayahku, ia
telah memenuhi panggilan Tuhannya. Oh ayahku surga Firdaus tempat kembalinya. Oh
ayahku, kepada Jibril kuberitahukan". Lalu ketika beliau dimakamkan, Fathimah
berkata : "Sampai hatikah kalian menaburkan tanah atas jenazah Rasulullah
?".
[HR. Bukhari]
عَنْ
اَنــَسٍ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ دَخَلَ عَلَى النَّبِيِّ ص بَعْدَ وَفَاتُهُ فَوَضَعَ
فَمَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَ وَضَعَ يَدَيـْهِ عَلَى صُدْغَيْهِ وَ قَالَ: وَا
نَـبِيَّاهُ وَا خَلـِيْلاَهُ وَا صَفِـيَّاهُ. احمد
Dari
Anas, sesungguhnya Abu Bakar masuk ke (kamar) Nabi SAW sesudah wafatnya, lalu ia
letakkan mulutnya diantara kedua mata beliau, dan meletakkan kedua tangannya
atas dua pelipisnya sambil berkata : "Oh Nabi, Oh kekasih, Oh orang
pilihan".
[HR. Ahmad]
Keterangan
:
Apa
yang dilakukan Fathimah dan Abu Bakar tersebut tidak termasuk meratap, atau
menyebut-nyebut yang dilarang agama, karena tidak dilakukan dengan cara
Jahiliyah.
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ثَـلاَثـَةٌ مِنَ اْلكُـفْرِ
بِاللهِ: شَقُّ اْلجَيْبِ، وَ النـِّيَاحَةُ، وَ الطَّعْنُ فِى الـنَّسَبِ. ابن
حبان فى صحيحه و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Abu Hurarirah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Ada tiga perkara
termasuk kufur kepada Allah : 1. Merobek-robek pakaian, 2. Niyahah (meratap)
dan, 3. Mencaci nasab".
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Al-Hakim, ia berkata : "Shahih
sanadnya"].
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ اْلخَامِسَةَ وَجْهَهَا، وَ
الشَّاقَّةَ جَيْبَهَا، وَ الدَّاعِيَةَ بِاْلـوَيـْلِ وَ الـثُّـبُوْرِ. ابن ماجه
و ابن حبان فى صحيحه
Dari
Abu Umamah RA, ia berkata : "Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknat wanita yang
mencakar-cakar wajahnya, wanita yang merobek-robek bajunya dan wanita yang
berdoa (meminta) supaya ditimpa kecelakaan dan kebinasaan".
[HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنِ
ابـْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَـيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ
اْلخُدُوْدَ، وَ شَقَّ اْلجُيُوْبَ، وَ دَعَا بِدَعْوَى اْلجَاهِلـِيَّةِ. البخارى
و مسلم و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari
Ibnu Mas'ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Bukanlah dari golongan
kita orang yang memukul pipi, yang merobek-robek baju dan yang menyeru dengan
seruan jahiliyah".
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ
اَسِيْدِ بْنِ اَبِى اَسِيْدٍ التــَّابِعِيِّ عَنِ امْرَأَةٍ مِنَ اْلمُبَايِعَاتِ
قَالَتْ: كَانَ فِـيْمَا اَخَذَ عَلَـيْنَارَسُوْلُ اللهِ ص فِى اْلمَعْرُوْفِ
الَّذِى اَخَذَ عَلَـيْنَا اَنْ لاَ نَخـْمِشَ وَجْهًا، وَ لاَ نَدْعُوَ وَيـْلاً،
وَ لاَ نَـشُقَّ جَيْبًا، وَ لاَ نَـنْشُرَ شَعْرًا. ابو داود
Dari
Asid bin Abi Asid seorang tabi'in dari seorang wanita yang ikut bai'at kepada
Rasulullah SAW, ia berkata : "Adalah diantara apa-apa yang Rasulullah ambil dari
bai'at kami di dalam kebaikan yang beliau menyuruh kami supaya dipegang teguh
ialah supaya kami tidak mencakar-cakar muka, tidak berdoa dengan kebinasaan,
tidak merobek-robek baju dan tidak mengurai rambut".
[HR. Abu Dawud]
9.
Menyiarkan Khabar Kematian
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِيـَّاكُمْ وَ النَّعْيَ فَاِنَّ
النَّعْيَ عَمَلُ اْلجَاهِلـِيَّةِ. الترمذى كذلك و رواه موقوفا، وذكر انه
اصح
Dari
Ibnu Mas'ud dari Nabi SAW beliau bersabda : "Takutlah kamu akan menyiar-nyiarkan
kabar kematian, karena menyiar-nyiarkan kabar kematian itu perbuatan orang
Jahiliyah".
[Begitulah dikatakan Tirmidzi, dan ia meriwayatkannya dengan Mauquf sedang ia
menyebutnya : sebagai hadist (dalam bab ini) yang paling
shah].
عَنْ
حُذَيـْفَةَ اَنــَّهُ قَالَ: اِذَا مِتُّ فَلاَ تُـؤْذِنُوْانـِى اَحَدًا. اِنِّى
اَخَافُ اَنْ يَكُوْنَ نَعْيًا. اِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَنْهَى عَنِ
النَّعْيِ. احمد و ابن ماجه و الترمذى و صححه
Dari
Hudzaifah bahwa ia pernah berkata : "Apabila aku telah meninggal, maka janganlah
ada seorangpun yang mengumumkan kematianku, karena aku khawatir itu merupakan
menyiarkan kabar kematian, sebab aku pernah mendengar Rasulullah SAW melarang
menyiarkan berita kematian".
[HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dan Tirmidzi
mengesahkannya]
عَنْ
اِبْرَاهِيْمَ اَنـــَّهُ قَالَ: لاَ بَـأْسَ اِذَا مَاتَ الرَّجُلُ اَنْ يُؤْذَنَ
صَدِيـْقُهُ وَ اَصْحَابُهُ، اِنَّمَا كَانَ يُكْرَهُ اَنْ يُطَافَ فِى
اْلمَجَالـِسِ، فَيُقَالُ: اَنــْعِى فُلاَنـًا، فِعْلَ اَهْلِ اْلجَاهِلـِيَّةِ.
سعيد فى سننه
Dari
Ibrahim bahwa ia berkata : "Tidak mengapa apabila ada seorang meninggal lalu ia
memberi kabar kepada teman dan shahabat-shahabatnya, hanyasanya yang tidak
disukai adalah yang diberitakan secara berkeliling di majlis-majlis lalu
diumumkan : "Aku umumkan bahwa fulan telah meninggal". Demikian itu adalah
perbuatan orang-orang Jahiliyah".
[HR. Sa'id di dalam Sunannya]
عَنْ
اَنــَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَخَذَ الرَّايَةَ زَيـْدٌ فَـأُصِيْبَ،
ثُمَّ اَخَذَهَا جَعْفَرٌ فَـاُصِيْبَ، ثُمَّ اَخَذَهَا عَبْدُ اللهِ بْنُ
رَوَاحَةَ، فَاُصِيْبَ. وَ اِنَّ عَيْنَيْ رَسُوْلِ اللهِ ص لَـتَذْرَفَانِ. ثُمَّ
اَخَذَهَا خَالـِدُ بْنُ اْلوَلــِيْدِ مِنْ غَيْرِ اِمْرَةٍِ، فَـفُـتِحَ لَهُ.
احمد و البخارى
Dari
Anas ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Zaid telah membawa bendera lalu
terbunuh kemudian diambil oleh Ja'far lalu ia pun terbunuh, kemudian diambil
oleh Abdullah bin Rawahah lalu ia juga terbunuh. (Anas berkata) : "Sedang kedua
mata Rasulullah SAW bercucuran". Lalu diambil oleh Khalid bin Walid tanpa
diperintah, lalu ia diberi kemenangan".
[HR. Ahmad dan Bukhari]
Keterangan
:
A.
Mengkhabarkan kematian yang dilarang oleh Nabi SAW adalah sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh kaum jahiliyah, yaitu : Apabila ada seorang yang terpandang di
masyarakat meninggal dunia, mereka menyiarkan berita kematian itu ke seluruh
penjuru kota dengan berteriak-teriak sambil menyebut-nyebut kebaikan yang mati,
dan kecelakaan bangsa Arab karena ditinggal olehnya.
B.
Adapun kalau tidak sebagaimana cara Jahiliyah tersebut tidaklah mengapa, lagi
pula karena merawat dan mengurus orang yang mati itu adalah kewajiban bagi qaum
Muslimin, maka bagaimana mungkin kewajiban itu dapat terlaksana dengan baik
tanpa menyiarkan berita kematiannya ?
Jadi
yang dilarang oleh Nabi SAW itu adalah menyiarkan khabar kematian dengan cara
Jahiliyah seperti keterangan A. Sedangkan untuk keterangan B, perhatikan riwayat
di bawah ini :
عَنْ
اَنــَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص نَعَى زَيـْدًا وَ جَعْفَرًا وَ ابْنَ رَوَاحَةَ
قَـبْلَ يَأْتـِيَهُمْ خَبَرُهُمْ. احمد و البخارى
Dari
Anas RA meriwayatkan, bahwa Rasulullah mengkhabarkan meninggalnya Zaid, Ja'far
dan Ibnu Rawahah sebelum berita kematian itu sampai kepada
mereka.
[HR. Ahmad dan Bukhari]
عَنْ
اَبِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ النَّبَيَّ ص نَعَى النَّجَاشِيَّ فِى اْلــيَوْمِ الَّذِىْ مَاتَ فِيْهِ.
الجماعة
Abu
Hurairah RA bahwa Nabi SAW menyiarkan berita wafatnya Raja Najasyi pada hari
kematiannya itu.
[HR. Jama'ah]
Dan
juga riwayat :
Dari
Abi Hurairah tentang kisah perempuan yang biasa menyapu masjid, lalu Nabi SAW
bertanya dari hal (perempuan) itu; mereka menjawab : "Ia telah mati". Maka
sabdanya : "Mengapa tidak kamu beritahukan kepadaku ?" Seolah-olah mereka
pandang kecil urusannya. Maka beliau bersabda : "Tunjukkanlah kepadaku
quburnya". Lalu mereka tunjukkan kepadanya, kemudian beliau
menshalatkannya.
[Muttafaq 'alaih]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak