Ahad,
20 Januari 2002/06 Dzulqa’dah 1422 Brosur no. :
1114/1154/IA
Tentang
kewajiban terhadap kerabat dan menyambung shilaturrahim (1)
Kerabat
(sanak saudara) ialah setiap orang yang ada hubungan kekeluargaan antara kamu
dengan dia. Saudara laki-laki, saudara perempuan dan anak-anak mereka adalah
termasuk kerabat. Paman dan bibi baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu
termasuk kerabat pula.
Kasih
sayang diantara manusia yang menghimpun orang-orang tercinta yang bertebaran,
daripadanya terbentuklah satu ikatan, yaitu ikatan keluarga, dari keluarga
terbentuklah ummat. Setiap saat keadaan keluarga saling kuat menguatkan, hatinya
erat, bertenggang rasa dan manunggal dalam merasakan kebutuhan-kebutuhan mereka.
Dan keadaan ummat pun demikian itu juga, saling bertalian, saling tolong
menolong. Marilah kita perhatikan firman Allah dan sabda Rasulullah SAW di bawah
ini :
ياَيُّهَا
النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ
وَّ خَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَ بَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّ نِسَآءً،
وَ اتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِه وَ اْلاَرْحَامَ، اِنَّ اللهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. النساء:1
Hai
sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya, dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan kerabat. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu.
[QS. An-Nisaa' : 1]
وَ
اعْبُدُوا اللهَ وَ لاَ تُشْرِكُوْا بِه شَيْئًا وَّ بِاْلوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا
وَّ بِذِى اْلقُرْبى وَ اْليَتمى وَ اْلمَسكِيْنِ وَ اْلجَارِ ذِى اْلقُرْبى وَ
اْلجَارِ اْلجُنُبِ وَ الصَّاحِبِ بِاْلجَنْبِ وَ ابْنِ السَّبِيْلِ وَ مَا
مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا.
النساء:36
Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga-banggakan diri.
[QS. An-Nisaa' : 36]
اِنَّ
اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَ اْلاِحْسَانِ وَ اِيْتَآئِ ذِى اْلقُرْبى وَ يَنْهى
عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَ اْلمُنْكَرِ وَ اْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. النحل:90
Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemunkaran dan permusuhan. Dia
memberi pelajaran kepadamu agar kamu selalu ingat.
[QS. An-Nahl :90]
... وَ اتَى اْلمَالَ عَلى حُـبّه ذَوِى اْلقُرْبى وَ اْليَتمى وَ
اْلمَسكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ السَّآئِلِيْنَ وَ فِى الرّقَابِ... .
البقرة:177
.....
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya
..... [QS. Al-Baqarah : 177]
وَ
اتِ ذَا اْلقُرْبى حَقَّه وَ اْلمَسكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ وَ لاَ تُبَذّرْ
تَبْذِيْرًا. اِنَّ اْلمُبَذّرِيْنَ كَانُوْآ اِخْوَانَ الشَّيطِيْنِ، وَ كَانَ
الشَّيْطَانُ لِرَبّه كَفُوْرًا. الاسراء:26-27
Dan
berikanlah kepada keluarga yang dekat akan haqnya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) dengan
boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara syaithan
dan syaithan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.
[QS. Al-Israa' : 26-27]
وَ
لاَ يَأْتَلِ اُولُوا اْلفَضْلِ مِنْكُمْ وَ السَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْآ اُولِى
اْلقُرْبى وَ اْلمَسكِيْنَ وَ اْلمُهجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ، وَ لْيَعْفُوْا
وَ لْيَصْفَحُوْا، اَلاَ تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللهُ لَكُمْ، وَ اللهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. النور:22
Dan
janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu
bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya),
orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan
hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah
mengampunimu ? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
[QS. An-Nuur : 22]
فَاتِ
ذَا اْلقُرْبى حَقَّه وَ اْلمِسْكِيْنَ وَ ابْنَ السَّبِيْلِ، ذلِكَ خَيْرٌ
لّلَّذِيْنَ يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللهِ، وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ.
الروم:38
Maka
berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haqnya, demikian (pula) kepada
faqir miskin dan orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi
orang-orang yang mencari keridlaan Allah, dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.
[QS Ar-Ruum : 38]
.... اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا اْلاَلْبَابِ. اَلَّذِيْنَ
يُوْفُوْنَ بِعَهْدِ اللهِ وَ لاَ يَنْقُضُوْنَ اْلمِيْثَاقَ. وَ الَّذِيْنَ
يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللهُ بِه اَنْ يُّوْصَلَ وَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَ
يَخَافُوْنَ سُوْءَ اْلحِسَابِ. الرعد: 19-21
....
Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (yaitu)
orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang
buruk.
[QS. Ar-Ra'du : 19 - 21]
فَلاَ
تَدْعُ مَعَ اللهِ اِلـهًا اخَرَ فَتَكُوْنَ مِنَ اْلمُعَذَّبِيْنَ. وَ اَنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ اْلاَقْرَبِيْنَ. الشعراء:213-214
Maka
janganlah kamu menyeru (menyembah) Tuhan yang lain di samping Allah, yang
menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diadzab. Dan berilah peringatan
kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat.
[QS. Asy-Syu'araa' : 213-214]
عَنْ
اَنَسٍ رض قَالَ: كَانَ اَبُوْ طَلْحَةَ اَكْثَرَ اْلاَنْصَارِ بِاْلمَدِيْنَةِ
مَالاً مِنْ نَخْلٍ وَ كَانَ اَحَبُّ اَمْوَالِهِ اِلَيْهِ بَيْرُحَاءَ وَ كَانَتْ
مُسْتَقْبِلَةَ اْلمَسْجِدِ، وَ كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَدْخُلُهَا وَ يَشْرَبُ
مِنْ مَاءٍ فِيْهَا طَيِّبٍ. فَلَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ اْلايَةُ < لَنْ تَنَالُوا
اْلبِرَّ حَتّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ> قَامَ اَبُوْ طَلْحَةَ اِلَى
رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى
يَقُوْلُ <لَنْ تَنَالُوا اْلبِرَّ حَتّى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ> وَ
اِنَّ اَحَبَّ مَالِى اِلَيَّ بَيْرُحَاءُ، وَ اِنَّهَا صَدَقَةٌ ِللهِ تَعَالَى
اَرْجُوْ بِرَّهَا وَ ذُخْرَهَا عِنْدَ اللهِ تَعَالَى فَضَعْهَا يَا رَسُوْلَ
اللهِ حَيْثُ اَرَاكَ اللهُ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بَخٍ ذلِكَ مَالٌ رَابِحٌ،
ذلِكَ مَالٌ رَابِحٌ. وَ قَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ. وَ اِنِّى اَرَى اَنْ
تَجْعَلَهَا فِى اْلاَقْرَبِيْنَ. فَقَالَ اَبُوْ طَلْحَةَ: اَفْعَلُ يَا رَسُوْلَ
اللهِ. فَقَسَّمَهَا اَبُوْ طَلْحَةَ فِى اَقَارِبِهِ وَ بَنِى عَمّهِ. متفق
عليه
Dari
Anas RA, ia berkata : Abu Thalhah adalah orang Anshar di Madinah yang paling
banyak mempunyai kebun kurma. Dan kekayaan yang paling dicintainya adalah kebun
Bairuha' yang terletak di depan masjid. Dan Rasulullah SAW biasa masuk ke kebun
tersebut dan meminum airnya yang jernih. Setelah turun ayat [Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sehingga kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. - Ali Imran : 92], lalu Abu
Thalhah pergi menghadap Rasulullah SAW dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya
Allah yang Maha Suci lagi Maha Tinggi berfirman [Kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebaktian (yang sempurna) sehingga kamu menafkahkan sebagian harta
yang kamu cintai]. Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah
kebun Bairuha', maka kebun itu aku sedeqahkan karena Allah Ta'ala, aku mengharap
sebagai kebaikan dan simpanan di sisi Allah Ta'ala, maka salurkanlah ya
Rasulullah, menurut apa yang Allah tunjukkan kepadamu". Lalu Rasulullah SAW
bersabda, "Bagus, itu adalah harta yang menguntungkan. (Bagus) itu adalah harta
yang menguntungkan. Dan aku telah mendengar apa yang kamu ikrarkan. Dan
sesungguhnya menurut pandanganku, sebaiknya kamu berikan kebun itu kepada karib
kerabatmu". Kemudian Abu Thalhah berkata, "Baiklah akan saya laksanakan ya
Rasulullah". Lalu Abu Thalhah membagi-baginya untuk sanak saudaranya dan
anak-anak pamannya. [HR. Muttafaq 'alaih]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّ لِيْ
قَرَابَةً اَصِلُهُمْ وَ يَقْطَعُوْنِى، وَ اُحْسِنُ اِلَيْهِمْ وَ يُسِيْئُوْنَ
اِلَيَّ، وَ اَحْلُمُ عَنْهُمْ وَ يَجْهَلُوْنَ عَلَيَّ. فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ
كَمَا قُلْتَ فَكَاَنَّمَا تُسِفُّهُمُ اْلمَلَّ وَ لاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ
ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذلِكَ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya ada seorang laki-laki bertanya, "Ya
Rasulullah, sesungguhnya saya mempunyai kerabat. Saya menyambung mereka, tetapi
mereka itu memutus hubungan kepadaku. Saya berbuat baik kepada mereka, tetapi
mereka berbuat buruk kepadaku. Saya berbuat santun terhadap mereka, tetapi
mereka berbuat bodoh terhadapku". Nabi SAW bersabda, "Jika benar sebagaimana
yang kamu katakan itu, maka seolah-olah kamu menyuapkan bara api ke mulut
mereka, dan Allah akan selalu menolongmu dalam menghadapi mereka selama kamu
tetap teguh".
[HR. Muslim]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. وَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا اَوْ لِيَصْمُتْ. البخارى و
مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir, hendaklah ia memulyakan tamunya, barangsiapa beriman kepada
Allah dan hari akhir hendaklah menyambung kerabatnya, dan barangsiapa beriman
kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata yang baik atau
diam.
[HR. Bukhari dan Muslim, dalam Targhib wat Tarhib 3 : 333]
عَنْ
اَنَسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَحَبَّ اَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى
رِزْقِهِ وَ يُنَسَّأَ لَهُ فِى اَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ. البخارى و مسلم، فى
الترغيب و الترهيب 3: 334
Dari
Anas RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda, "Barangsiapa
yang senang dilapangkan rezqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah
menyambung hubungan kerabatnya".
[HR. Bukhari dan Muslim, dalam Targhib wat Tarhib 3:334]
عَنْ
اَنَسٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص سَمِعَهُ يَقُوْلُ: اِنَّ الصَّدَقَةَ وَ صِلَةَ
الرَّحِمِ يَزِيْدُ اللهُ بِهِمَا فِى اْلعُمْرِ، وَ يَدْفَعُ بِهِمَا مِيْتَةَ
السَّوْءِ، وَ يَدْفَعُ بِهِمَا اْلمَكْرُوْهَ وَ اْلمَحْذُوْرَ. ابو يعلى، فى
الترغيب و الترهيب 3: 335
Dari
Anas RA dari Nabi SAW, Anas mendengar Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya dengan
shadaqah dan shilaturrahim itu Allah menambah umur seseorang, menjauhkan dari
su'ul khathimah (akhir hayat yang buruk) dan dengan sebab keduanya Allah
menjauhkan dari hal-hal yang tidak disukai dan dari bahaya".
[HR. Abu Ya'la, dalam Targhib wat Tarhib 3 : 335]
عَنْ
رَجُلٍ مِنْ خَثْعَمٍ قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ ص وَ هُوَ فِى نَفَرٍ مِنْ
اَصْحَابِهِ فَقُلْتُ: اَنْتَ الَّذِيْ تَزْعُمُ اَنَّكَ رَسُوْلُ اللهِ؟ قَالَ:
نَعَمْ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَيُّ اْلاَعْمَالِ اَحَبُّ اِلَى
اللهِ؟ قَالَ: َاْلاِيْمَانُ بِاللهِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، ثُمَّ
مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ صِلَةُ الرَّحِمِ. قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ للهِ ثُمَّ
مَهْ؟ قَالَ: ثُمَّ اْلاَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ النَّهْيُ عَنِ اْلمُنْكَرِ.
قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَيُّ اْلاَعْمَالِ اَبْغَضُ اِلَى اللهِ؟
قَالَ: َاْلاِشْرَاكُ بِاللهِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ثُمَّ مَهْ؟
قَالَ: ثُمَّ قَطِيْعَةُ الرَّحِمِ. قَالَ، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ ثُمَّ مَهْ؟
قَالَ: ثُمَّ اْلاَمْرُ بِاْلمُنْكَرِ وَ النَّهْيُ عَنِ اْلمَعْرُوْفِ. ابو يعلى،
فى الترغيب و الترهيب 3: 335
Dari
seseorang dari suku Khats'am, ia berkata : Saya pernah datang kepada Nabi SAW,
dan beliau pada waktu itu sedang berada di tengah-tengah rombongan shahabatnya,
lalu saya bertanya, "Apakah engkau yang mengaku bahwasanya engkau adalah
Rasulullah ?". Beliau SAW menjawab, "Ya". Orang itu berkata : Lalu saya
bertanya, "Ya Rasulullah, amal apakah yang paling dicintai Allah ?". Beliau SAW
menjawab, "Iman kepada Allah". Orang itu berkata : Lalu saya bertanya lagi, "Ya
Rasulullah, kemudian apa lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Kemudian shilatur
rahim". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa
lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Kemudian amar ma'ruf nahi munkar". Orang itu
berkata : Saya bertanya lagi, "Ya Rasulullah, amal apakah yang paling dibenci
Allah ?". Beliau SAW menjawab, "Musyrik kepada Allah". Orang itu berkata : Saya
bertanya lagi, "Ya Rasulullah, kemudian apa ?". Jawab beliau SAW, "Kemudian
memutuskan shilatur rahim". Orang itu berkata : Saya bertanya lagi, "Ya
Rasulullah, kemudian apa lagi ?". Beliau SAW menjawab, "Menyuruh berbuat munkar
dan melarang dari berbuat ma'ruf".
[HR. Abu Ya'la, dalam Targhib wat Tarhib 3 : 335]
عَنْ
اَبِى ذَرٍّ رض قَالَ: اَوْصَانِى خَلِيْلِى ص بِخِصَالٍ مِنَ اْلخَيْرِ.
اَوْصَانِى اَنْ لاَ اَنْظُرَ اِلَى مَنْ هُوَ فَوْقِى، وَ اَنْ اَنْظُرَ مَنْ هُوَ
دُوْنِى. وَ اَوْصَانِى بِحُبِّ اْلمَسَاكِيْنِ وَ الدُّنُوِّ مِنْهُمْ، وَ
اَوْصَانِى اَنْ اَصِلَ رَحِمِى وَ اِنْ اَدْبَرَتْ، وَ اَوْصَانِى اَنْ لاَ
اَخَافَ فِى اللهِ لَوْمَةَ لاَءِمٍ، وَ اَوْصَانِى اَنْ اَقُوْلَ اْلحَقَّ وَ اِنْ
كَانَ مُرًّا، وَ اَوْصَانِى اَنْ اُكْثِرَ مِنْ لاَ حَوْلَ وَ لاَ قُوَّةَ اِلاَّ
بِاللهِ. فَاِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوْزِ اْلجَنَّةِ. الطبرانى و ابن حبان فى
صحيحه و اللفظ له، فى الترغيب و الترهيب 3: 337
Dari
Abu Dzarr RA, ia berkata, "Kekasihku Rasulullah SAW mewashiyatkan kepadaku
dengan beberapa kebaikan. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar tidak melihat
kepada orang yang diatasku dan supaya aku melihat kepada orang yang di bawahku.
Beliau mewashiyatkan kepadaku supaya mencintai orang-orang miskin dan
orang-orang yang lemah. Beliau mewashiyatkan kepadaku agar aku menyambung
hubungan sanak saudaraku meskipun mereka berpaling. Beliau mewashiyatkan
kepadaku supaya karena Allah aku tidak takut celaan orang yang mencela. Beliau
mewashiyatkan kepadaku supaya aku mengatakan yang benar meskipun pahit
(akibatnya). Dan beliau mewashiyatkan kepadaku supaya memperbanyak ucapan
"Laa haula walaa quwwata illa billaah" (Tiada daya dan kekuatan kecuali
atas pertolongan Allah), karena ucapan itu merupakan simpanan dari
simpanan-simpanan surga".
[HR. Thabrani dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan lafadh ini baginya, dalam
Targhib wat Tarhib 3: 337]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak