POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Al-Akhlaqul Karimah (ke-37) TUNTUNAN SALAM (ke-2)

Posted by

Ahad, 13 Juni 1999/28 Shafar 1420                  Brosur no. : 986/1026/IA
Al-Akhlaqul Karimah (ke-37)

TUNTUNAN SALAM (ke-2)
4. Aturan Memberi Salam
Seorang yang lebih muda dianjurkan memberi (memulai) salam kepada yang lebih tua. Seorang yang berjalan dianjurkan memberi salam kepada yang sedang duduk. Mereka yang sedikit jumlahnya dianjurkan memberi salam kepada yang lebih banyak. Orang yang berkendaraan dianjurkan mengucapkan salam lebih dahulu kepada yang berjalan. Perhatikanlah hadits-hadits berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: يُسَلِّمُ الصَّغِيْرُ عَلَى اْلكَبِيْرِ وَ اْلمَارُّ عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُِ عَلَى اْلكَبِيْرِ. البخارى
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “(Hendaklah) orang yang muda memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak”. [HR. Bukhari, Fathul Barri 11:24]
Dalam hadits yang lain terdapat tambahan :
قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يُسَلِّمُ الرَّاكِبُ عَلَى اْلمَاشِى وَ اْلمَاشِى عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُ عَلَى اْلكَثِيْرِ. مسلم 
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “(Hendaklah) orang yang naik kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, (sedangkan) orang yang berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, dan kelompok yang sedikit memberi salam kepada yang banyak”. [HR. Muslim]
5. Yang Paling Baik yang Memulai Salam
Jika kita berpapasan dengan saudara kita di jalan atau di manasaja, sebaiknya kitalah yang mendahului mengucapkan salam, karena yang demikian ini dinilai oleh Nabi SAW sebagai sebaik-baik manusia :
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اَوْلىَ النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ. ابو داود و الترمذى و حسنه و لفظه: قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلاَنِ يَلْتَقِيَانِ، اَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ؟ قَالَ: اَوْلاَهُمَا بِاللهِ تَعَالَى.
Dari Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling baik bagi Allah adalah orang yang memulai memberi salam”. [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]. Adapun lafadhnya : Ditanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, ada dua orang yang bertemu, lalu manakah yang lebih dahulu memberi salam diantara keduanya ?”. Beliau SAW menjawab, “Orang yang lebih baik diantara keduanya bagi Allah Ta’ala”.
6. Salam Ketika Datang di Majlis atau Ketika Meninggalkan
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا انْتَهَى اَحَدُكُمْ اِلَى اْلمَجْلِسِ فَلْيُسَلِّمْ، وَ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَقُوْمَ فَلْيُسَلِّمْ. فَلَيْسَتِ اْلاُوْلَى بِاَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ. ابو داود و الترمذى و حسنه
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang dari kalian tiba di majlis, hendaklah mengucapkan salam. Dan apabila ia ingin meninggalkan majlis, maka hendaklah mengucapkan salam. Maka yang pertama tidaklah lebih berhaq dari yang akhir”. [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]
7. Pria boleh Memberi Salam Kepada Wanita dan Sebaliknya
Seorang laki-laki dibenarkan mengucapkan salam kepada wanita ketika mereka bertemu di jalan dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya, wanita boleh memberi salam kepada orang laki-laki :
عَنْ اَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ قَالَتْ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ فِى اْلمَسْجِدِ يَوْمًا وَ عُصْبَةٌ مِنَ النِّسَاءِ قُعُوْدٌ، فَاَلْوَى بِيَدِهِ بِالتَّسْلِيْمِ. الترمذى
Dari Asma’ binti Yazid, ia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW pernah melewati masjid pada suatu hari, dan (di sana ada) sekelompok wanita sedang duduk, lalu Nabi SAW berisyarat dengan tangannya sambil memberi salam”. [HR. Tirmidzi]
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: كَانَتْ فِيْنَا امْرَأَةٌ، و فى رواية: كَانَتْ لَنَا عَجُوْزٌ تَأْخُذُ مِنْ اُصُوْلِ السَّلْقِ وَ تَطْرَحُهُ فِى اْلقِدْرِ وَ تُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَاِذَا صَلَّيْنَا اْلجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا نُسَلِّمُ عَلَيْهَا، فَتُقَدِّمُهُ عَلَيْنَا. البخارى
Dari Sahl bin Sa’ad RA ia berkata, “Dahulu di daerah kami ada seorang wanita”. Dan dalam satu riwayat, “Ada seorang wanita tua yang biasa mengambil rempah-rempah dan dimasak dalam kuwali. Kemudian dicampur dengan tepung syair, maka apabila kami selesai shalat Jum’at ketika pulang kami memberi salam kepada wanita tersebut. Lalu wanita itu menghidangkan masakannya kepada kami”. [HR. Bukhari]
عَنْ اُمِّ هَانِئٍ قَالَتْ: ذَهَبْتُ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص عَامَ اْلفَتْحِ فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَ فَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ بِثَوْبٍ، قَالَتْ: فَسَلَّمْتُ. الترمذى
Dari Ummu Hani’, ia berkata, “Aku pergi kepada Rasulullah SAW pada waktu Fathu Makkah, aku dapati beliau sedang mandi dan Fathimah (putri beliau) menutupi beliau dengan selembar kain”. (Kemudian) Ummu Hani’ berkata, “Maka aku memberi salam kepada beliau”. [HR. Tirmidzi]
8. Ucapkanlah Salam Kepada Keluarga
Memberi salam bukan hanya kepada orang lain dan tidak pula khusus untuk memasuki rumah orang lain saja, tetapi dianjurkan juga ketika kita akan memasuki rumah sendiri. Oleh karena itu lakukanlah hal ini seperti anjuran Nabi SAW kepada Anas sebagaimana dalam riwayat berikut :
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا بُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلَى اَهْلِكَ فَسَلِّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَ عَلَى اَهْلِ بَيْتِكَ. الترمذى
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku, “Hai anakku, apabila kamu masuk ke rumah keluargamu maka berilah salam, karena ia akan menjadi barakah untukmu dan untuk keluargamu”. [HR. Tirmidzi]
9. Mengucapkan Salam Kepada Anak-anak
Jika kita melewati anak-anak yang sedang bermain atau bertemu mereka di jalan dianjurkan mengucapkan salam kepada mereka, seperti yang dilakukan Nabi SAW dan shahabat beliau, sebagaimana riwayat berikut ini :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص يَفْعَلُهُ. البخارى
Dari Anas bin Malik bahwasanya ia melewati anak-anak, lalu ia memberi salam kepada mereka, dan ia berkata, “Nabi SAW (juga) berbuat begitu”. [HR. Bukhari]
عَنْ سَيَّارٍ قَالَ: كُنْتُ اَمْشِى مَعَ ثَابِتٍ اْلبُنَانِيِّ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ حَدَّثَ ثَابِتٌ اَنَّهُ كَانَ يَمْشِى مَعَ اَنَسٍ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَ حَدَّثَ اَنَسٌ اَنَّهُ كَانَ يَمْشِى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ. مسلم
Dari Sayyar, ia berkata, “Dahulu aku berjalan bersama Tsabit Al-Bunaniy, lalu melewati sekumpulan anak-anak, kemudian ia memberi salam kepada mereka. Kemudian Tsabit bercerita, bahwasanya dahulu dia berjalan bersama Anas, lalu melewati anak-anak, kemudian Anas memberi salam kepada mereka. Dan Anas menceritakan, bahwasanya ia dahulu berjalan bersama Rasulullah SAW lalu melewati anak-anak, kemudian Rasulullah SAW memberi salam kepada mereka”. [HR. Muslim]
10. Berkirim Salam serta Jawabnya
Jika ada seorang Islam berkirim salam kepada kita melalui orang lain, maka wajib bagi kita membalas salamnya itu :
عَنْ غَالِبٍ قَالَ: اِنَّا لَجُلُوْسٌ بِبَابِ اْلحَسَنِ، اِذْ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ: حَدَّثَنِى اَبِى عَنْ جَدِّىْ قَالَ: بَعَثَنِى اَبِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، فَقَالَ: اِئْتِهِ فَاقْرَأْهُ السَّلاَمَ، قَالَ: فَاَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: اِنَّ اَبِى يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ، فَقَالَ:  عَلَيْكَ وَ عَلَى اَبِيْكَ السَّلاَمُ. ابو داود
Dari Ghalib ia berkata : Dahulu kami sedang duduk di pintunya Al-Hasan (Al-Bashriy), tiba-tiba seorang laki-laki datang lalu berkata, “Ayahku menceritakan kepadaku, bersumber dari kakekku yang berkata, “Ayahku menyuruhku datang kepada Rasulullah SAW”. Ia berkata, “Datanglah kepada beliau dan sampaikanlah salamku kepada beliau”. Lalu ia berkata : Lalu aku datang kepada beliau dan berkata, “Sesungguhnya ayahku mengucapkan salam kepadamu”. Maka Nabi SAW menjawab, “ ‘Alaika wa ‘alaa abiikas salaam (Semoga keselamatan atas kamu dan atas bapakmu)”. [HR, Abu Dawud]
عَنْ اَبِى سَلَمَةَ اَنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْهُ: اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لَهَا: اِنَّ جِبْرِيْلَ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ. فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ رَحْمَةُ اللهِ. ابو داود
Dari Abu Salamah, ia berkata : Bahwasanya ‘Aisyah menceritakan kepadanya : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Aisyah, “Sesungguhnya Jibril berkirim salam kepadamu”. Lalu ‘Aisyah menjawab, “Wa ‘alaihis-salaam wa rahmatullaah (Semoga keselamatan dan rahmat Allah atasnya)”. [HR. Abu Dawud]
11. Larangan Menjawab Salam Ketika Sedang Buang Air
Bila ada seseorang memberi salam kepada kita sedang waktu itu kita berada di kamar kecil sedang buang air, maka kita tidak perlu menjawab salamnya. Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita, sebagaimana riwayat di bawah ini:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَجُلاً سَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ ص وَ هُوَ يَبُوْلُ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ ص. الترمذى
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : “Bahwasanya seseorang memberi salam kepada Nabi SAW diwaktu beliau buang air kecil (kencing), maka beliau tidak menjawabnya”. [HR. Tirmidzi]
12. Larangan Memberi Salam Kepada Orang Kafir
Salam, hanya kita ucapkan kepada saudara kita yang beragama Islam, tidak dibenarkan kita mengucapkan salam kepada mereka yang bukan muslim. Perhatikan riwayat berikut :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ تَبْدَؤُوا اْليَهُوْدَ وَ لاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ. مسلم
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Janganlah kamu memulai (memberi) salam kepada orang Yahudi dan Nasrani”. [HR. Muslim]
Larangan Nabi SAW tersebut dapat dimengerti, karena hakikat salam itu adalah doa keselamatan yang kita berikan kepada saudara kita. Sedang doa keselamatan itu hanya dibenarkan untuk sesama muslim saja, sebagaimana firman Allah :
مَا كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ وَلَوْ كَانُوْا اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidak pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (mendoakan) untuk orang-orang musyrikin, sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahannam. [QS. At-Taubah : 113]
13. Jawaban Apabila Diberi Salam oleh Orang Kafir
Jika orang Nashrani atau Yahudi serta orang kafir lainnya memberi salam kepada kita, maka kita jawab salam mereka itu dengan perkataan wa ‘alaika atau wa ‘alaikum. Nabi SAW mengajarkan kita melakukan yang demikian itu sebagaimana hadits di bawah ini :
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ اَصْحَابَ النَّبِيِّ ص قَالُوْا لِلنَّبِيِّ ص: اِنَّ اَهْلَ اْلكِتَابِ يُسَلِّمُوْنَ عَلَيْنَا، فَكَيْفَ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ؟ قَالَ: قُوْلُوْا وَ عَلَيْكُمْ. مسلم
Dari Anas, bahwasanya para shahabat Nabi SAW bertanya kepada Nabi SAW, “Sesungguhnya orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam kepada kami, maka bagaimanakah kami menjawab (salam) mereka itu ?”. Beliau menjawab, “Katakanlah Wa ‘alaikum”. [HR. Muslim]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ:  اِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمُ اْليَهُوْدُ فَاِنَّمَا يَقُوْلُ اَحَدُهُمْ: السَّامُ عَلَيْكُمْ، فَقُلْ: وَ عَلَيْكَ. البخارى
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka hanyasanya seorang dari mereka itu berkata “As-saamu ‘alaikum (Mudah-mudahan kematian atasmu)”. Maka katakanlah, “Wa ‘alaika (Dan atasmu juga)”. [HR. Bukhari]
14. Boleh Mengucap Salam di Majlis Campuran Muslim dan Kafir
Bila kita berada dalam suatu pertemuan atau ketika kita melewati sekelompok orang atau memasuki rumah dimana terdapat orang muslim dan orang kafir, dibenarkan kita memberi salam kepada mereka.
عَنْ اُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِمَجْلِسٍ فِيْهِ اَخْلاَطٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْليَهُوْدِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ. الترمذى
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata, “Bahwasanya Nabi SAW pernah melewati suatu majlis dimana terdapat campuran orang-orang Islam dan Yahudi, maka beliau memberi salam kepada mereka”. [HR. Tirmidzi]
عَنْ اُسَامَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ عَلَى مَجْلِسٍ فِيْهِ اَخْلاَطٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ عَبَدَةِ اْلاَوْثَانِ وَ اْليَهُوْدِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ ص. متفق عليه
Dari Usamah RA, bahwasanya Nabi SAW melewati suatu majlis yang di dalamnya terdapat campuran orang-orang Islam, orang-orang musyrik penyembah berhala, dan orang-orang Yahudi, lalu Nabi SAW memberi salam kepada mereka. [HR. Bukhari dan Muslim]
Keterangan :
Dalam hadits itu disebutkan bahwa Nabi SAW memberi salam kepada “mereka”. Adapun yang dimaksud “mereka” dalam hal ini tentunya yang beragama Islam saja, tidak termasuk mereka yang bukan muslim. Jadi salam yang diucapkan Nabi SAW tersebut hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang ada di situ.

~oO[ A ]Oo~


Demo Blog NJW V2 Updated at: Februari 13, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak