Ahad, 11 Agustus 1996/26 Rabiul Awwal 1417 Brosur No. : 841/881/SI
Tarikh
Nabi Muhammad SAW (ke-19)
Zunairah,
adalah seorang perempuan yang menjadi budak belian Abu Jahal. Setelah diketahui
oleh tuannya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW dan masuk Islam, ia
dianiaya dan disiksa oleh Abu Jahal dengan cara yang sangat kejam. Meskipun
demikian dia sangat kuat pendiriannya dan kokoh tauhidnya kepada Allah. Dan Abu
Jahal mendatangkan para pemuka Quraisy musyrikin, lalu Abu Jahal berkata kepada
Zunairah : "Betulkah kamu sekarang telah mengikut seruan Muhammad yang celaka
itu ?".
Ia
menjawab dengan tegas : "Ya, saya betul-betul mengikut seruan Nabi Muhammad,
saya percaya kepada seruannya dan saya benar-benar mengikut pimpinannya
!".
Abu
Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Hai kawan-kawan Quraisy ! Adakah
engkau mengikut apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad
?".
Mereka
menyahut : "Tidak ! sekali-kali kami tidak akan mengikut Muhammad orang
celaka itu !".
Abu
Jahal berkata lagi : "Seandainya apa-apa yang didatangkan oleh Muhammad itu
benar lagi baik, tentunya kita lebih dulu mengikut kepadanya daripada Zunairah
itu, bukannya dia yang terlebih dulu mendapat petunjuk daripada kita
?".
Kemudian
Zunairah dipukul lagi dengan sekeras-kerasnya, dan setiap hari ia selalu
dipukuli, hingga matanya menjadi buta. Setelah matanya buta, Abu Jahal dan
kawan-kawannya berkata kepadanya : "Kamu menjadi buta itu tidak lain karena
kamu dimurkai oleh Al-Lata dan Al-'Uzza !".
Perkataan
itu dijawab oleh Zunairah : "Mereka berdusta ! Al-Lata dan Al-'Uzza tidak
akan bisa memberi madlarat dan tidak pula memberi manfaat kepada kita
!".
Kemudian
Abu Jahal berkata : "Zunairah ! Ingatlah kamu kepada Al-Lata dan Al-'Uzza !
Karena dialah berhala-berhala nenek moyangmu dahulu ! Tidakkah kamu takut
kepadanya, kalau ia nanti murka kepadamu ? Engkau sekarang telah buta itu tidak
lain karena engkau sudah sekian hari tidak pernah melihat dan memuja Al-Lata dan
Al-'Uzza. Ingatlah hai Zunairah, jangan kamu terus menerus mengikut Muhammad
!".
Zunairah
menjawab : "Berhala-berhala Lata dan 'Uzza itulah yang lebih buta daripada
saya. Apa gunanya kedua berhala itu engkau puja dan aku disuruh memujanya ? Aku
sekarang menjadi buta ini ialah suatu perkara dari Tuhan-ku sendiri yang
menjadikan aku dan kamu semua. Dan Tuhan-ku lebih kuasa menjadikan aku dapat
melihat kembali dan awas lagi seperti semula, sebab Dialah yang menciptakan
aku".
Kemudian
pada malam harinya, Allah SWT menyembuhkan kebutaan Zunairah dan ia kembali
dapat melihat seperti semula. Dan pada pagi harinya ketika Abu Jahal dan
kawan-kawannya menengoknya, mereka terperanjat melihat Zunairah telah dapat
melihat dan awas kembali. Kemudian mereka berkata : "Ini dari sihir Muhammad
! itulah sihir Muhammad !".
Dan
Zunairah masih terus menerus dianiaya oleh Abu Jahal, sehingga ia dibeli oleh
Abu Bakar, dan beberapa hari kemudian Abu Bakar memerdekakannya karena Allah
semata.
Dan
pada waktu itu Nabi SAW menerima wahyu dari Allah :
وَقَالَ
الَّذِيـْنَ كَـفَرُوْا لِلَّذِيـْنَ امَنُوْا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَّا
سَبَقُوْنَـآ اِلَـيْهِ وَ اِذْ لَمْ يَـهْتَدُوْا بِه فَسَيَـقُوْلُـوْنَ هذَآ
اِفْكٌ قَدِيـْمٌ. الاحقاف:11
Dan
orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman : "Kalau sekiranya
Al-Qur'an suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman)
kepadanya". Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka
berkata : "Ini adalah dusta yang lama"
[Al-Ahqaaf : 11]
13.
Masuk Islamnya Khabbab bin Al-Aratt.
Shahabat
Khabbab bin Al-Aratt, ialah seorang tukang besi, dan ketika itu menjadi budak
belian seorang perempuan bernama Ummu Anmar. Setelah diketahui bahwa ia telah
menjadi pengikut seruan Nabi Muhammad SAW maka oleh Ummu Anmar dia dianiaya
dengan cara yang kejam dan ganas. Badannya diikat pada tiang, dan disekeliling
tubuhnya dinyalakan api. Dalam keadaan seperti itu lalu ditanya : "Maukah
kamu kembali memeluk agamamu yang lama, agama yang telah diikut oleh nenek
moyangmu dahulu ?".
Ia
menjawab : "Saya tetap menjadi pengikut agama
Muhammad".
Oleh
sebab itu lalu dia disiksa dengan siksaan yang lebih berat lagi. Punggungnya
diseterika dengan besi yang dibakar sampai pijar, dan besi yang seperti itu
digosokkan pula di atas kepalanya. Namun sekalipun ia disiksa sekejam itu, ia
tetap teguh beriman kepada seruan Nabi SAW.
Dan
karena setiap hari ia terus menerus menderita siksaan yang seberat dan seganas
itu, maka pada suatu hari ia datang kepada Nabi SAW untuk mengadukan halnya yang
sangat menderita itu. Pada waktu itu beliau sedang berbaring di samping Ka'bah.
Ia berkata : "Ya Rasulullah, mengapa tidak tuan do'akan kepada Allah untukku,
karena aku sedang diperlakukan sedemikian rupa ?".
Nabi
SAW seketika itu lalu duduk dan wajahnya kelihatan merah, lalu beliau bersabda
:
لَقَدْ
كَانَ مَنْ قَـبْلَكُمْ لَـيُمْشَطُ بِمَشَاطِ اْلحَدِيـْدِ مَا دُوْنَ عِظَامِهِ
مِنْ لَحْمٍ اَوْ عَصَبٍ مَا يَصْرِفُهُ ذلِكَ عَنْ دِيـْـنِهِ. وَيــُوْضَعُ
اْلمِنْشَارُ عَلَى مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَيُشَقُّ بِاثْنَيـْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذلِكَ
عَنْ دِيــْنِهِ.
"Sesungguhnya
orang yang sebelum kamu dahulu ada yang disisir dengan sisir besi diantara
tulang-tulangnya dari daging atau uratnya, yang demikian itu tidaklah
memalingkan dia dari agamanya; dan ada pula yang diletakkan gergaji pada ujung
kepalanya, lalu ia dibelah menjadi dua, yang demikian itu tidaklah dapat
memalingkan dia dari agamanya".
Kemudian
pada waktu itu Nabi SAW menerima wahyu dari hadhirat Allah
:
الـمّ.
اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُتْرَكُوْآ اَنْ يـَّقُوْلُوْآ امَنَّا وَهُمْ لاَ
يُـفْتَـنُوْنَ. وَلَـقَدْ فَـتَنَّا الَّذِيـْنَ مِنْ قَـبْلـِهِمْ
فَلَـيَعْلَـمَـنَّ اللهُ الَّذِيـْنَ صَدَقُوْا وَلَـيَعْلَمَنَّ
الْكذِبـِيـْنَ.العنكبوت:1-3
Alif
laam mieem ! Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan :
"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?. Dan sesungguhnya Kami
telah menguji orang-orang yang sebelumnya, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang
berdusta.
[Al-Ankabut : 1-3]
14.
Masuk Islamnya Abdullah bin Mas'ud RA.
Pada
suatu hari para shahabat Nabi SAW mengadakan pertemuan untuk membicarakan,
siapakah di antara mereka (pengikut Nabi SAW) yang sanggup membacakan ayat-ayat
Al-Qur'an yang sudah diajarkan oleh Nabi SAW di masjid, untuk diperdengarkan
kepada kaum Musyrikin Quraisy. Pada waktu itu Abdullah bin Mas'udlah yang dengan
ikhlas hati sanggup mengerjakannya. Tetapi ada seorang shahabat yang tidak
menyetujui kesanggupannya itu, karena ia adalah seorang yang tidak punya
perlindungan dari seorang yang berpengaruh untuk menjamin dirinya, yaitu jika ia
mengerjakan kesanggupannya itu lalu dianiaya oleh fihak musyrikin Quraisy, tidak
ada orang yang akan melindunginya. Padahal fihak lawan itu, pasti akan
merintangi siapasaja yang berani membaca ayat-ayat Al-Qur'an di masjid. Alasan
ini dijawab oleh Abdullah bin Mas'ud : "Allah sendirilah yang melindungi
diriku !".
Lalu
diputuskanlah dengan suara bulat, bahwa Abdullah bin Mas'ud-lah yang akan
membacakan beberapa ayat-ayat Al-Qur'an di masjid dengan suara nyaring, untuk
diperdengarkan kepada kaum Musyrikin Quraisy.
Pada
keesokan harinya Abdullah bin Mas'ud datang ke masjid dan duduk di Maqam Ibrahim
(satu tempat di dekat Ka'bah), lalu dengan suara nyaring serta merdu ia membaca
ayat-ayat Al-Qur'an. Pada waktu itu para pemuka dan pembesar Quraisy sedang
berkumpul di balai pertemuan merundingkan bagaimana caranya merintangi gerakan
Muhammad dan penerangan-penerangan yang selalu
disiarkannya.
Ketika
mereka mendengar suara Abdullah bin Mas'ud yang keras dan nyaring, seorang di
antara mereka berkata kepada lainnya : "Itu adalah suara Ibnu Ummi 'Abdin
!" Seorang lainnya berkata : "Apa yang ia suarakan itu
?".
Seketika
itu juga pertemuan mereka menjadi gaduh, lalu dihentikan oleh pimpinan dan
mereka lalu mendengarkan suara Abdullah bin Mas'ud itu.
Setelah
jelas kepada mereka bahwa bacaan itu berisi apa-apa yang didatangkan oleh Nabi
SAW, maka ketua pertemuan itu berkata : "Itu adalah suara Ibnu Ummi 'Abdin,
sedang membaca sesuatu yang didatangkan oleh Muhammad. Sebaiknya pertemuan ini
kita tutup saja dan marilah kita datang bersama-sama ke masjid, kalau nanti
ternyata betul bahwa dia itu anak Ummi 'Abdin, lebih baik kita pukuli
bersama-sama !".
Mereka
serentak menyetujui usul dari ketua pertemuan itu. Lalu pertemuan itu
dibubarkan, terus mereka bersama-sama ke masjid. Setelah diketahui bahwa yang
bersuara itu ternyata Ibnu Ummi 'Abdin (Abdullah bin Mas'ud), dengan segera
mereka mengeroyok dan memukulinya dengan sekeras-kerasnya
!
Akhirnya
Abdullah bin Mas'ud berlumuran darah dan nafasnya terengah-engah. Kemudian ia
kembali ke rumahnya dengan kepala dan mukanya bengkak-bengkak dan berlumuran
darah.
Setelah
ia tiba di rumah, datanglah para shahabat Nabi SAW kepadanya, untuk mengetahui
hasil kesanggupannya. Setelah mereka melihat keadaan dirinya begitu menyedihkan,
maka di antara mereka ada yang berkata : "Inilah yang saya khawatirkan, dan
itulah sebabnya maka saya kurang setuju dengan kesanggupanmu
!".
Abdullah
bin Mas'ud menjawab dengan tegas : "Seandainya kamu hari ini menetapkan lagi
supaya saya besok pagi membacakan ayat-ayat Al-Qur'an di masjid, niscaya akan
saya kerjakan lagi sebagaimana mestinya !". Para shahabat berkata,
"Jangan wahai Ibnu Ummi 'Abdin ! Jangan ! Karena mereka sekarang telah
mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang didatangkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang
menjadi seteru mereka !".
Demikianlah
di antara riwayat Abdullah bin Mas'ud ketika dianiaya oleh orang musyrikin
Quraisy.
15.
Masuk Islamnya Sa'ad bin Abi Waqqash
Shahabat
Sa'ad bin Abi Waqqash itu adalah anak laki-lakinya Abu Waqqash, dan ibunya
bernama Hamnah binti Sufyan.
Pada
waktu itu ia sedang remaja. Setelah ibunya mengetahui bahwa ia sudah menjadi
pengikut Nabi SAW, maka ibunya mengancam demikian : "Hai Sa'ad ! Aku
mendengar, sekarang kamu menjadi orang celaka. Demi Allah, demi Al-Lata dan
Al-'Uzza ! Tidak diperkenankan bagi orang yang telah menjadi pengikut Muhammad
berteduh di atas rumahku,meskipun diwaktu hujan maupun pada waktu panas. Dan
sekarang kamu sudah mengikut Muhammad, maka haram kamu masuk rumahku ini, haram
kamu memakan makananku, dan haram kamu meminum airku
!".
Pendek
kata pada waktu itu ia diasingkan dan tidak diakui lagi sebagai anggota keluarga
oleh ibunya, famili dan para sanak saudaranya. Oleh sebab itu, ia lalu datang
kepada Nabi SAW dan mengadukan hal yang sedang dialaminya
itu.
Lalu
turunlah wahyu dari hadhirat Allah kepada Nabi SAW :
وَوَصَّيْنَا
اْلاِنْسَانَ بِوَالِدَيــْهِ حُسْنًا، وَ اِنْ جَاهَدكَ لِـتُشْرِكَ بِيْ مَا
لَـيْسَ لَكَ بِه عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا، اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنــَبِّئُكُمْ بِمَا كُـنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ. العنكبوت:8
Dan
Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika
keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada
pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-KU-lah kembalimu, lalu Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
[Al Ankabut : 8]
Maka
Sa'ad-pun berbuat baik kepada ibunya, tetapi ia sama sekali tidaklah mengikut
apa yang menjadi kehendak atau keinginan ibunya, yaitu supaya ia kembali menjadi
musyrik. Ia tetap menjadi seorang yang beriman kepada Allah dan Nabi SAW.
Lantaran itu selanjutnya dia menumpang makan dan tidur dengan seadanya pada
saudara-saudaranya kaum Muslimin.
[BERSAMBUNG]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak