POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-20) 16. Masuk Islamnya Khalid bin Sa'id, Masuk Islamnya Abu Dzarr Al-Ghifari, Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muththalib

Posted by

Ahad, 1 September 1996/17 Rabiul Akhir 1417          Brosur No. : 844/884/SI
Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-20)

16. Masuk Islamnya Khalid bin Sa'id.
Khalid bin Sa'id adalah seorang pemuda dari bangsa Quraisy. Setelah diketahui oleh ayahnya bahwa ia telah mengikut seruan Nabi SAW, ia pun dipanggil dan ditanyai oleh ayahnya : "Apakah kamu sudah mengikut kepada Muhammad ? Tidakkah kamu ketahui bahwa orang banyak tidak mau mengikut kepadanya karena ia selalu mencela berhala-berhala mereka dan membodoh-bodohkan orang-orang pandai mereka ?".
Khalid menjawab : "Demi Allah ! Saya telah mengikut kepada seruan Nabi Muhammad, dan saya sungguh-sungguh percaya kepadanya".
Setelah mendengar jawaban yang demikian itu, bapaknya sangat marah kepadanya, dan ia pun diusir dengan kekerasan. "Pergilah kamu dari rumahku, jangan kamu ikut aku lagi dan aku tidak akan memberi makan kepadamu untuk selama-lamanya !"
Khalid menjawab, "Kalau ayah tidak mau memberi makan kepadaku, maka Tuhan-lah yang akan memberi penghidupan kepadaku".
Lalu ia dianiaya dengan kejam dan tidak diberi makan oleh ayahnya sampai beberapa hari. Kemudian ia keluar dari rumah bapaknya.
Selanjutnya ia tetap mengikut Nabi SAW, dan makan minum bersama Nabi, pergi bersama Nabi dan tidur di rumah Nabi, hingga ayahnya meninggal.
17. Masuk Islamnya Abu Dzarr Al-Ghifari
Abu Dzarr itu namanya yang asli ialah Jundab bin Junadah, dan ia adalah seorang kepala kabilah banu Ghifar. Kabilah ini letaknya disatu tempat yang jauhnya dari Makkah perjalanan kurang lebih 30 hari. Pada waktu itu ia mendengar berita bahwa di kota Makkah ada seorang laki-laki dari keturunan Quraisy yang mengaku menjadi Nabi serta Rasul Allah, maka ia pun mengutus saudara laki-lakinya (adiknya) yang bernama Anis, untuk pergi ke Makkah menyatakan betul atau tidaknya berita itu.
Ia berkata kepada adiknya : "Pergilah kamu ke lembah (kota Makkah) dengan kendaraan onta ini, setelah sampai di sana hendaklah kamu datang kepada orang yang mengaku menjadi Nabi serta Rasul Allah serta menerima wahyu dari langit. Kemudian dengarkanlah semua apa yang dikatakannya dan catatlah baik-baik ! Setelah itu, hendaklah kamu lekas kembali pulang kemari, dan beritakanlah kepadaku apa perkataan-perkataan dan pelajaran-pelajarannya !".
Adiknya lalu berangkat dengan berkendaraan onta ke kota tersebut. Setelah tiba di sana dengan selamat, ia lalu mencari rumah kediaman Nabi SAW. Setelah ia mengetahuinya, maka dengan sembunyi-sembunyi ia datang menghadap Nabi SAW lantas mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa-apa yang diajarkan oleh Nabi SAW kepada pengikutnya.
Beberapa hari kemudian ia pulang kembali, lalu ia laporkan kepada Abu Dzarr, tentang apa-apa yang sudah dilihatnya dan didengarnya dari Nabi SAW. Antara lain ia menuturkan : "Saya melihat bahwa dia selalu menyuruh kepada orang-orang yang menjadi pengikutnya supaya mengerjakan pekerjaan yang baik dan menjauhi pekerjaan-pekerjaan yang jahat, dan supaya masing-masing berbudi pekerti luhur. Tambahan lagi saya mendengar darinya perkataan-perkataan/ucapan-ucapan yang susunannya sangat mengherankan. Perkataan-perkataan itu seperti syi'ir, tetapi bukan syi'ir".
Setelah menerima laporan-laporan yang sedemikian itu, Abu Dzarr berkata kepada adiknya : "Kamu tidak dapat memuaskan apa yang menjadi kehendakku. Baiklah sekarang aku pergi sendiri ke sana. Aku hendak bertemu sendiri dengan dia".
Akhirnya Abu Dzarr pergi sendiri ke Makkah untuk bertemu dengan Nabi SAW.
Pada hari pertama, ia belum dapat bertemu dengan Nabi, ia takut menanyakan nama beliau kepada orang lain, karena khawatir kalau-kalau orang yang akan ditanya itu adalah orang yang memusuhi beliau. Kemudian untuk mencari Nabi SAW, pada malam harinya ia tidur di masjid. Namun hingga pagi hari ia belum dapat bertemu dengan Nabi, karena ia tetap tidak mau menanyakan nama beliau kepada orang lain, dan ia tetap mencari sendiri di masjid. Demikianlah hingga hari yang ketiga. Selama itu ia diketahui oleh shahabat 'Ali RA. dengan cara sembunyi-sembunyi. Dan Ali mengerti, bahwa ia adalah seorang dari luar daerah. Setelah hari ketiga, shahabat Ali bertanya kepadanya : "Hai saudara ! Sudilah kiranya saudara memperkenalkan diri kepadaku, dari manakah asal negeri saudara ? Karena saya mengerti bahwa saudara bukanlah orang sini. Dan apa maksud saudara datang ke mari, karena saya lihat agaknya saudara datang ke mari dengan suatu maksud tertentu. Cobalah saudara terangkan kepadaku !".
Maka Abu Dzarr menjawab : "Saudara, kalau saudara mau berjanji dengan sumpah lebih dulu kepada saya, saya sanggup menerangkan apa yang menjadi pertanyaan saudara ! Maukah saudara berjanji begitu ?".
Shahabat Ali dengan tulus ikhlas menyanggupi yang diinginkan oleh Abu Dzarr, ialah mengadakan perjanjian dengan sumpah kepadanya. Oleh sebab itu Abu Dzarr lalu menerangkan asal negerinya, namanya dan maksud kedatangannya ke kota Makkah. Setelah itu shahabat Ali dengan jujur berkata kepadanya : "Ya, betul. Muhammad itu adalah seorang Nabi dan Rasul Allah. Maka jika saudara hendak bertemu dengan beliau, baiklah nanti berjalan bersama dengan saya. Tetapi oleh karena saya mengantarkan diri saudara, maka sebaiknya kalau nanti di tengah jalan saudara menghadapi halangan, saya akan berbuat pura-pura tidak kenal dengan saudara, dan jika saya terus berjalan dengan tidak ada rintangan, hendaklah saudara terus mengikuti saya, sampai saya masuk ke rumah yang saya masuki tetaplah saudara mengikuti saya".
Abu Dzarr menjawab : "Ya. Baiklah !".
Kemudian, Ali RA. berjalan dan Abu Dzarr mengikutinya dibelakang sampai ke rumah Nabi SAW dengan selamat. Setelah ia dapat bertemu dengan Nabi SAW, segeralah ia percaya dan masuk Islam.
Selanjutnya Abu Dzarr mendapat perintah dari Nabi SAW :
اِرْجِعْ اِلَى قَوْمِكَ فَأَخْبِرْهُمْ حَتَّى يَأْتِيَكَ اَمْرِى !
"Pulanglah engkau pada kaummu. Lalu beritakan kepada mereka sehingga datang perintahku kepadamu !".
Pada waktu itu Abu Dzarr berkata dihadapan Nabi SAW : "Demi Tuhan yang diriku ada di tangan-Nya, saya ingin menyatakan secara terang-terangan di muka orang-orang musyrikin Quraisy, dan saya hendak berseru ditengah-tengah masjid, agar didengar oleh mereka !".
Kemudian keesokan harinya ia datang ke masjid, dan ditengah masjid ia berdiri dan berseru dengan suara sekeras-kerasnya, mengucapkan :
اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Ia mengucapkan demikian berkali-kali.
Setelah orang-orang Musyrikin Quraisy mendengar suaranya itu, mereka datang berduyun-duyun ke masjid, dan segera mengeroyok dan memukulinya dengan sekeras-kerasnya, sehingga Abu Dzarr jatuh.
Kemudian datanglah Abbas bin Abdul Muththalib untuk mengurus dan menolongnya. Ia dipeluk oleh Abbas, dan Abbas berkata kepada mereka itu : "Celakalah kamu ! Apakah kamu tidak mengerti bahwa ini adalah seorang dari qabilah Banu Ghifar, padahal kamu tahu bahwa qabilah itu adalah suatu qabilah yang letaknya mesti kamu lalui setiap kalian bepergian menuju ke Syam ?".
Pada hari berikutnya Abu Dzarr datang lagi ke masjid, ditengah masjid lalu bersuara dengan sekeras-kerasnya, membaca syahadat seperti kemarin. Maka ia dikeroyok lagi dan dihujani pukulan oleh kaum Musyrikin Quraisy, lalu ia ditolong lagi oleh Abbas.
Kemudian pada keesokan harinya ia berangkat pulang ke qabilah Ghifar, setelah ia sampai pada kaumnya, lalu menyeru ahli familinya dan kaumnya. Dengan segera adiknya yang bernama Anis serta ibunya mengikut kepada seruannya, dan beberapa hari kemudian separuh dari kaumnya mengikuti seruannya !
Demikianlah riwayat masuk Islamnya Abu Dzarr Al-Ghifari.
18. Masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muththalib
Hamzah itu adalah seorang putera Abdul Muththalib. Jadi ia adalah saudara laki-laki (adik) dari Abdullah (ayah Nabi SAW). Tetapi dari lain ibu. Karena Abdullah dari ibu yang bernama Fathimah, sedang Hamzah dari ibu yang bernama Halah. Kedua ibu itu dari keturunan Quraisy juga. Sebab itu ia termasuk salah seorang dari paman Nabi SAW yang paling muda.
Pada suatu hari Hamzah pergi berburu, karena memang ia adalah seorang Quraisy yang gemar berburu. Pada waktu ia kembali dari berburu, tiba-tiba ditengah jalan ia bertemu dengan seorang budak perempuan, bernama Salma. Ia adalah budaknya Shafiyah binti Abdul Muththalib (saudara perempuan Hamzah) yang pada waktu itu Shafiyah sudah masuk Islam.
Budak perempuan itu memanggil Hamzah dan berkata : "Ya, Abu 'Amarah (sebutan bagi shahabat Hamzah) ! Jika tadi engkau mengetahui Abul-Hakam (Abu Jahal) menganiaya anak saudara tuan, pasti tuan sangat marah kepadanya".
Mendengar laporan Salma itu Hamzah terkejut. Lalu bertanya : "Siapa yang dianiaya oleh Abul-Hakam ?".
Salma menjawab : "Tidak lain dan tidak bukan, adalah Muhammad".
Kemudian Salma menerangkan : "Tadi, Muhammad sedang duduk seorang diri di kaki gunung Shafa. Tiba-tiba Abul Hakam datang ke tempat itu, lantas mencaci maki dan menghina Muhammad. Tetapi Muhammad hanya diam saja. Lantas Abul Hakam mengambil pasir dan melempari Muhammad, Muhammad masih diam saja. Setelah itu Abul Hakam mengambil kotoran binatang lalu dilemparkannya kepada Muhammad, namun Muhammad masih tetap duduk dan diam, sedikitpun tidak mempedulikan perbuatan-perbuatan Abul Hakam ! Kemudian Muhammad dipegang dan dibanting oleh Abul Hakam  sehingga jatuh, lalu kepalanya diinjak-injak sekehendaknya oleh Abul Hakam. Ketika itu saya sendiri tidak sampai hati melihatnya, dan amat kasihan kepadanya, itulah sebabnya maka saya sampaikan kepada tuan".
Setelah Hamzah menerima laporan demikian itu, lalu ia berangkat ke masjid mencari Abu Jahal, kalau-kalau ia sedang ada di sana.
Dengan sangat marah dan dengan muka merah-padam dengan memegang panahnya yang baru saja dipergunakan untuk berburu, ia masuk ke masjid. Dan kebetulan waktu itu Abu Jahal sedang duduk di masjid dihadapan para pemuka dan ketua musyrikin quraisy sedang menceriterakan perbuatannya yang baru saja dikerjakan atas diri Nabi SAW. Maka segera Hamzah  mendekatinya, dan dengan tidak berkata sepatah katapun, ia mencabut panahnya dan terus diletakkannya di atas kepala Abu Jahal, lantas berkata kepadanya : "Betulkah engkau tadi mencaci maki dan menganiaya diri Muhammad ? Aku sekarang sudah menjadi pengikutnya. Maka jika engkau berani kepada Muhammad, katakanlah sekarang kepadaku aku tidak akan takut kepadamu. Katakanlah sekarang kepadaku !".
Abu Jahal menjawab dengan suara perlahan dan dengan gemetar sambil menunduk, seperti orang ketakutan, karena ia memang takut akan panah yang diletakkan di atas kepalanya, katanya : "Muhamamd itu terlalu. Mengapa ia sangat berani membodoh-bodohkan orang-orang pandai kita, mengatakan bahwa orang-orang tua kita, nenek moyang kita dan para leluhur kita itu sesat, sangat menghina barang yang kita puja dan kita muliakan selama-lamanya, menyalahi agama kita, memecah belah golongan kita dan memutuskan persaudaraan kita keluarga Quraisy".
Hamzah berkata : "Siapakah yang lebih bodoh selain dari engkau dan orang-orang sepertimu ? Apa hasilnya selama engkau memuja batu-batu dan memuliakan selain Allah yang nyata-nyata adalah Tuhan yang menjadikan ? Demi Allah ! Sungguh aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan melainkan Allah; dan aku mengakui bahwasanya Muhammad itu Nabi serta Utusan Allah !".
Bersamaan dengan itu Hamzah menusukkan panah tadi pada kepala Abu Jahal hingga luka, kepala dan mukanya berlumuran darah. Saat itu seorang kawan Abu Jahal yang ada di situ hendak membela Abu Jahal sambil berkata : "Hai Hamzah ! Engkau sangat celaka ! Sekarang engkau sudah berani meninggalkan agama nenek moyang dan leluhurmu !".
Hamzah menjawab : "Siapa yang hendak melarang aku jika aku memeluk agama Muhammad ? Aku telah mendapat kenyataan bahwa Muhammad itu Nabi dan Rasul Allah dan segala apa yang diucapkan oleh Muhamad, aku percaya bahwa ia pasti benar. Demi Allah ! Aku tidak akan takut jika kamu hendak mencegah aku memeluk agama Muhammad !".
Lalu Abu Jahal berkata kepada kawan-kawannya : "Sudahlah ! Biarkanlah Hamzah itu ! Sudah, diam ! Jangan berbicara dengan Hamzah ! Orang yang sudah berganti agama, tidak usah diajak bicara lebih panjang ! Lebih baik sekarang kita pulang saja !".
Kemudian Abu Jahal pulang bersama-sama dengan kawan-kawannya, dan Hamzah pun pulang kerumahnya.
Pada keesokan harinya Hamzah pergi ke rumah Nabi SAW. Setelah bertemu dengan pribadi Nabi SAW lalu ia tuturkan apa yang telah diperbuatnya kemarin dan apa yang sedang dirasakan dihatinya. Setelah Nabi SAW mendengar perkataan-perkataan pamannya yang paling muda itu, dengan sangat gembira beliau memberikan sambutan dengan membacakan ayat Firman Allah (Al-Qur'an) dihadapannya dan ia mendengarkannya dengan sangat tenang dan dengan perasaan terharu dan kagum. Setelah Nabi SAW membacakan ayat-ayat itu, lalu Hamzah berkata kepada Nabi SAW :
اَشْهَدُ اَنــَّكَ لَصَادِقٌ. فَأَظْهِرْ دِيْنَكَ يَا ابـْنَ اَخِى!
Aku bersaksi bahwasanya engkau sungguh benar, maka tampakkanlah agamamu, hai anak saudaraku !.
Pada saat itu Nabi SAW sangat bersyukur kepada Allah SWT. atas Islamnya pamannya itu. Sebab pada waktu itu ia sedang menjadi pemuka dari pemuda-pemuda Quraisy di Makkah, lagi berpengaruh kepada umum. Belum ada seorang yang menandingi kegagahan dan keberaniannya. Walaupun Abu Jahal itu termasuk seorang yang gagah berani, tetapi ia sangat takut dan tunduk kepada Hamzah.
Dan kenyataannya memang benar Hamzah beberapa tahun kemudian menjadi seorang di antara tentara Allah yang disamping Nabi SAW dalam masa peperangan untuk membela dan mempertahankan agama Allah.
Maka dapatlah dikatakan, bahwa dengan Islamnya Hamzah ini, Nabi SAW mendapat kekuatan yang sangat besar artinya, dan makin bertambahlah bilangan orang yang mengikut seruan Nabi SAW.
Sehubungan dengan itu, para ketua dan kepala musyrikin Quraisy semakin bertambah gelap mata dan kehilangan fikiran dalam membendung dan menghalangi seruan Nabi SAW. Segala macam upaya yang berupa ancaman, penganiayaan dan siksa yang mereka lakukan atas sebagian besar para pengikut Nabi SAW, tidak satupun yang dapat menghambat bertambahnya bilangan orang yang mengikut Islam, dan tidak ada satupun yang berhasil untuk menghalang-halangi orang yang akan beriman kepada Allah dan melakukan ibadat kepadanya !

[BERSAMBUNG]


Demo Blog NJW V2 Updated at: Februari 27, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak