Ahad,
22 Agustus 2004/06 Rajab 1425 Brosur No. :
1238/1278/IF
Shalat
(ke-8)
عَنْ
زَيْدِ بْنِ اَرْقَمَ قَالَ: كُنَّا نَتَكَلَّمُ فِى الصَّلاَةِ. يُكَلّمُ
الرَّجُلُ صَاحِبَهُ وَ هُوَ اِلىَ جَنْبِهِ فِى الصَّلاَةِ حَتَّى نَزَلَتْ: وَ
قُوْمُوْا ِللهِ قَانِتِيْنَ. فَاُمِرْنَا بِالسُّكُوْتِ وَ نُهِيْنَا عَنِ
اْلكَلاَمِ.
مسلم 1: 383
Dari
Zaid bin Arqam, ia berkata : Kami dahulu biasa berbicara di dalam shalat, yaitu
orang berbicara dengan temannya yang disebelahnya di dalam shalat, hingga turun
ayat (yang artinya) : "Kerjakanlah shalat karena Allah dengan tunduk (diam)".
[QS.
Al-Baqarah : 238]. Setelah itu, kami diperintahkan supaya diam, dan kami
dilarang berbicara". [HR. Muslim juz 1, hal. 383]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ قَالَ: كُنَّا نُسَلّمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ ص وَ هُوَ فِى
الصَّلاَةِ فَيَرُدُّ عَلَيْنَا. فَلَمَّا رَجَعْنَا مِنْ عِنْدِ النَّجَاشِى
سَلَّمْنَا عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْنَا. فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ،
كُنَّا نُسَلّمُ عَلَيْكَ فِى الصَّلاَةِ فَتَرُدُّ عَلَيْنَا. فَقَالَ: اِنَّ فِى
الصَّلاَةِ شُغْلاً.
مسلم 1: 382
Dari
'Abdullah (Ibnu Mas'ud), ia berkata : Kami dahulu biasa memberi salam kepada
Rasulullah SAW, ketika beliau sedang shalat, dan beliau membalas salam itu
kepada kami. Tetapi setelah kami kembali dari Najasyi (Ethiopia ), kami
memberi salam kepada beliau, maka beliau SAW tidak menjawab salam kami itu. Lalu
kami bertanya, "Ya Rasulullah ! Dahulu kami memberi salam kepadamu ketika engkau
sedang shalat dan engkau mau membalas kepada kami". Maka jawab Rasulullah SAW,
"Sesungguhnya di dalam shalat itu ada pekerjaan (yang khusus)".
[HR Muslim juz 1, hal. 382]
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيّ ص فَبَعَثَنِى فِى حَاجَةٍ فَرَجَعْتُ وَ
هُوَ يُصَلّى عَلَى رَاحِلَتِهِ وَ وَجْهُهُ عَلَى غَيْرِ اْلقِبْلَةِ فَسَلَّمْتُ
عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ. فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ: اِنَّهُ لَمْ
يَمْنَعْنِى اَنْ اَرُدَّ عَلَيْكَ اِلاَّ اَنّى كُنْتُ اُصَلّى.
مسلم 1: 384
Dari
Jabir, ia berkata : Dahulu kami bersama Nabi SAW, lalu beliau mengutusku untuk
suatu keperluan. Kemudian ketika aku kembali, beliau sedang shalat di atas
kendaraannya dengan tidak menghadap ke qiblat, lalu aku memberi salam kepada
beliau, tetapi beliau tidak menjawab salamku. Setelah selesai shalat, beliau
bersabda, "Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku untuk menjawab salammu,
kecuali karena aku sedang shalat".
[HR. Muslim juz 1, hal. 384]
Dilarang
menoleh
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنِ اْلاِلْتِفَاتِ فِى الصَّلاَةِ،
فَقَالَ: اِخْتِلاَسٌ يَخْتَلِسُهُ الشَّيْطَانُ مِنْ صَلاَةِ اْلعَبْدِ.
البخارى 1: 183
Dari
'Aisyah, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menoleh
di dalam shalat, maka jawab beliau, "(Menoleh itu) satu copetan yang syaithan
mencopetnya dari shalatnya seorang hamba". [HR
Bukhari juz 1, hal. 183]
عَنْ
اَبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لاَ يَزَالُ اللهُ مُقْبِلاً عَلَى
اْلعَبْدِ فِى صَلاَتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ، فَاِذَا صَرَفَ وَجْهَهُ انْصَرَفَ
عَنْهُ.
احمد و النسائى وابو داود، فى نيل الاوطار 2: 371
Dari
Abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Allah senantiasa menghadap
kepada hamba-Nya di dalam shalatnya, selama hamba itu tidak menoleh. Maka
apabila hamba itu memalingkan wajahnya, Allah pun berpaling
darinya".
[HR Ahmad, Nasai dan Abu Dawud, dalam Nailul Authar juz 2, hal. 371]
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ: قَالَ لِى رَسُوْلُ اللهِ ص: اِيَّاكَ وَاْلاِلْتِفَاتَ فِى
الصَّلاَةِ فَاِنَّ اْلاِلْتِفَاتَ فِى الصَّلاَةِ هَلَكَةٌ فَاِنْ كَانَ لاَ بُدَّ
فَفِى التَّطَوُّعِ لاَ فِى اْلفَرِيْضَةِ.
الترمذى و صححه، فى نيل الاوطار 2: 371
Dari
Anas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda kepadaku, "Jauhkanlah dirimu dari
menoleh di dalam shalat, karena sesungguhnya menoleh didalam shalat itu suatu
kebinasaan. Adapun kalau terpaksa menoleh, maka boleh di dalam shalat sunnah,
tidak di dalam shalat wajib".
[HR Tirmidzi, dan ia menshahihkannya, dalam Nailul Authar juz 2, hal.
371]
Dilarang
melihat ke atas
عَنْ
جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص لَيَنْتَهِيَنَّ اَقْوَامٌ
يَرْفَعُوْنَ اَبْصَارَهُمْ اِلىَ السَّمَاءِ فِى الصَّلاَةِ اَوْ لاَ تَرْجِعُ
اِلَيْهِمْ.
Dari
Jabir bin Samurah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah orang-orang
itu menghentikan perbuatannya memandang ke langit di dalam shalat, atau (kalau
tidak mau), pandangannya tidak akan kembali lagi kepada mereka (mereka akan
buta)".
[HR Muslim juz 1, hal. 321]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا بَالُ اَقْوَامٍ
يَرْفَعُوْنَ اَبْصَارَهُمْ اِلىَ السَّمَاءِ فِى صَلاَتِهِمْ، فَاشْتَدَّ قَوْلُهُ
فِى ذٰلِكَ حَتَّى قَالَ: لَيَنْتَهُنَّ عَنْ ذٰلِكَ اَوْ لَتُخْطَفَنَّ
اَبْصَارُهُمْ.
البخارى 1: 182
Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Bagaimana orang-orang itu
mengangkat pandangannya ke langit di dalam shalat mereka". Dan Rasulullah SAW
mengingatkan mereka dengan keras, hingga beliau bersabda, "Sungguh, mereka mau
berhenti dari perbuatan itu, atau akan dihilangkan penglihatan
mereka".
[HR Bukhari juz 1, hal. 182]
Dilarang
meludah ke depan
عَنْ
اَنَسٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا كَانَ فِى الصَّلاَةِ فَاِنَّهُ يُنَاجِى
رَبَّهُ فَلاَ يَبْزُقَنَّ بَيْنَ يَدَيْهِ وَ لاَ عَنْ يَمِيْنِهِ. وَ لٰكِنْ عَنْ
شِمَالِهِ تَحْتَ قَدَمِهِ اْليُسْرَى.
البخارى 2: 62
Dari
Anas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Apabila seseorang sedang shalat,
sesungguhnya ia sedang bercakap-cakap dengan Tuhannya. Maka janganlah ia meludah
di depannya dan jangan pula di kanannya, tetapi (boleh) di kirinya di bawah
tapak kaki kirinya".
[HR. Bukhari juz 2, hal. 62].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ وَ اَبِى سَعِيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص رَأَى نُخَامَةً فِى
حَائِطِ اْلمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص حَصَاةً فَحَتَّهَا ثُمَّ قَالَ:
اِذَا تَنَخَّمَ اَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَخَّمْ قِبَلَ وَجْهِهِ وَ لاَ عَنْ
يَمِيْنِهِ وَ لْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ اَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ
اْليُسْرَى.
البخارى 1: 106
Dari
Abu urairah dan Abu Sa'id bahwasanya Rasulullah SAW melihat dahak di tembok
masjid, maka beliau mengambil kerikil lalu menghilangkan dahak tersebut.
Kemudian beliau bersabda, "Apabila seseorang diantara kalian berdahak maka
janganlah ia berdahak di depannya atau di kanannya, tetapi hendaklah ia ludahkan
ke kirinya, atau di bawah kakinya yang kiri".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 106]
قَالَ
اَنَسٌ اَنَّ النَّبِيَّ ص رَأَى نُخَامَةً فِى اْلقِبْلَةِ، فَشَقَّ ذٰلِكَ
عَلَيْهِ حَتَّى رُؤِيَ فِى وَجْهِهِ فَقَامَ فَحَكَّهُ بِيَدِهِ. فَقَالَ: اِنَّ
اَحَدَكُمْ اِذَا قَامَ فِى صَلاَتِهِ فَاِنَّهُ يُنَاجِى رَبَّهُ اَوْ اِنَّ
رَبَّهُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ اْلقِبْلَةِ فَلاَ يَبْزُقَنَّ اَحَدُكُمْ قِبَلَ
قِبْلَتِهِ وَ لٰكِنْ عَنْ يَسَارِهِ اَوْ تَحْتَ قَدَمَيْهِ. ثُمَّ اَخَذَ طَرَفَ
رِدَائِهِ فَبَصَقَ فِيْهِ ثُمَّ رَدَّ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَقَالَ: اَوْ
يَفْعَلُ هٰكَذَا.
البخارى 1: 105
Dari
Anas, bahwasanya Nabi SAW melihat dahak di bagian qiblat masjid, maka hal itu
menyusahkan beliau, sehingga tampak pada wajahnya, lalu berdiri dan
menghilangkannya dengan tangan beliau. Kemudian bersabda, "Sesungguhnya
seseorang diantara kalian apabila sedang shalat, ia sedang bercakap-cakap dengan
Tuhannya, atau sesungguhnya Tuhannya berada diantara dia dan qiblat, maka
janganlah seseorang diantara kalian meludah ke arah qiblat, tetapi (boleh) ke
kirinya atau ke bawah dua tapak kakinya". Kemudian Nabi mengambil ujung
selendangnya, lalu ia meludah padanya, kemudian menggosoknya sambil bersabda,
"Atau ia berbuat begini".
[HR. Bukhari juz 1, hal. 105]
Dilarang
menahan kencing dan berak ketika akan shalat
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ
الطَّعَامِ، وَ لاَ وَ هُوَ يُدَافِعُهُ اْلأَخْبَثَانِ.
مسلم 1: 393
Dari
'Aisyah, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tidak (sempurna)
shalat ketika makanan sudah disiapkan, dan tidak (sempurna pula) ketika menahan
kencing dan berak".
[HR Muslim juz 1, hal. 393].
Boleh
membunuh ular dan sebagainya
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص اَمَرَ بِقَتْلِ اْلاَسْوَدَيْنِ فِى
الصَّلاَةِ، اَلْعَقْرَبِ وَاْلحَيَّةِ.
الخمسة وصححه الترمذى، فى نيل الاوطار 2: 381
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW menyuruh supaya membunuh dua binatang hitam di
dalam shalat, yaitu kala jengking dan ular".
[HR. Khomsah, dishahihkan oleh Tirmidzi, dalam Nailul Authar juz 2, hal.
381]
Membukakan
pintu di dalam shalat
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يُصَلّى فِى اْلبَيْتِ وَ اْلبَابُ
عَلَيْهِ مُغْلَقٌ، فَجِئْتُ فَمَشَى حَتَّى فَتَحَ لِى ثُمَّ رَجَعَ اِلَى
مَقَامِهِ، وَ وَصَفَتْ اَنَّ اْلبَابَ فِى اْلقِبْلَةِ.
الخمسة الا ابن ماجه، فى نيل الاوطار 2: 382
Dari
'Aisyah, ia berkata, "Rasulullah SAW pernah shalat di dalam rumah sedang
pintunya tertutup, lalu saya datang, maka Rasulullah SAW berjalan hingga ia
membukakan pintu untuk saya, kemudian beliau kembali ke tempat shalatnya". Dan
Aisyah menerangkan, bahwa pintu tersebut berada di arah qiblat.
[HR. Khomsah kecuali Ibnu Majah, dalam Nailul Authar juz 2, hal.
382]
Menguap
ketika shalat
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَلتَّثَاؤُبُ فِى الصَّلاَةِ مِنَ
الشَّيْطَانِ، فَاِذَا تَثَاءَبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَكْظِمْ مَا
اسْتَطَاعَ.
الترمذى 1: 230
Dari
Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Menguap ketika shalat itu dari
gangguan syetan, maka apabila salah seorang diantara kamu menguap hendaklah ia
menahan semampunya".
[HR. Tirmidzi juz 1, hal. 230]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَلتَّثَاؤُبَ فِى
الصَّلاَةِ مِنَ الشَّيْطَانِ، فَاِذَا وَجَدَ اَحَدُكُمْ ذٰلِكَ
فَلْيَكْظِمْ.
ابن حبان 3: 292
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Aku mendengar Nabi Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya
menguap ketika shalat itu dari gangguan syetan, maka apabila salah seorang
diantara kamu menguap hendaklah ia menahannya".
[HR. Ibnu Hibban juz 3, hal. 292]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا تَثَاوَبَ
اَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَاِنَّ الشَّيْطَانَ
يَدْخُلُ.
مسلم 4: 2293
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang
diantara kalian menguap, hendaklah ia menahan dengan tangannya pada mulutnya,
karena syaithan akan masuk".
[HR. Muslim juz 4, hal. 2293]
Jika
shalat terasa ngantuk, hendaklah tidur dulu
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ: دَخَلَ رَسُوْلُ اللهِ ص اْلمَسْجِدَ وَ حَبْلٌ مَمْدُوْدٌ بَيْنَ
سَارِيَتَيْنِ، فَقَالَ: مَا هٰذَا؟ قَالُوْا: لِزَيْنَبَ تُصَلّى. فَاِذَا
كَسِلَتْ اَوْ فَتَرَتْ اَمْسَكَتْ بِهِ. فَقَالَ: حُلُّوْهُ لِيُصَلّ اَحَدُكُمْ
نَشَاطَهُ. فَاِذَا كَسِلَ اَوْ فَتَرَ قَعَدَ.
مسلم 1: 542
Dari
Anas, ia berkata : Rasulullah SAW masuk ke dalam masjid, sedangkan di situ ada tali yang membentang antara dua tiang,
maka beliau bersabda, "Apa ini ?". Mereka (para shahabat) menjawab, "(Tali) itu
dipakai Zainab untuk shalat, bila lelah atau loyo ia bersandar padanya". Maka
beliau bersabda, "Lepaskanlah, hendaklah seseorang diantara kalian shalat dengan
sigap. Maka apabila lelah atau loyo hendaklah duduk".
[HR. Muslim juz 1, hal. 542]
عَنْ
عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا نَعِسَ اَحَدُكُمْ فِى الصَّلاَةِ
فَلْيَرْقُدْ حَتَّى يَذْهَبَ عَنْهُ النَّوْمُ، فَاِنَّ اَحَدَكُمْ اِذَا صَلَّى
وَ هُوَ نَاعِسٌ لَعَلَّهُ يَذْهَبُ يَسْتَغْفِرُ فَيَسُبَّ نَفْسَهُ.
مسلم 1: 542
Dari
'Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Apabila seseorang diantara kamu
mengantuk, maka tidurlah dulu hingga hilang rasa ngantuk darinya. Karena jika
dia shalat dalam keadaan ngantuk, boleh jadi ia hendak memohon ampun, padahal ia
mencaci dirinya sendiri". [HR.
Muslim juz 1, hal. 542].
Bersambung………
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak