Ahad, 06 Juni 2004/17 Rabiuts-tsani 1425 Brosur no. :
1227/1267/SI
Fathu
Makkah (lanjutan).
Setelah Nabi SAW
berhasil menaklukkan Makkah, kemudian beliau berdiri di atas bukit Shafa berdoa
kepada Allah. Pada waktu itu diantara kaum Anshar ada yang berbisik-bisik
melahirkan kekhawatiran mereka. Mereka mengatakan :
اَ تَرَوْنَ رَسُوْلَ
اللهِ ص اِذْ فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ اَرْضَهُ وَ بَلَدَهُ يُقِيْمُ
بِهَا؟ ابن هشام
5: 80
Apakah kalian
melihat bahwa Rasulullah SAW setelah Allah membukakan tanah dan negerinya,
beliau akan menetap padanya ?. [Ibnu Hisyam
juz 5, hal. 80]
Setelah Nabi SAW
selesai berdoa lalu bertanya kepada mereka :
يَا
مَعْشَرَ اْلاَنْصَارِ مَا ذَا قُلْتُمْ؟
ابن هشام 5: 80
Hai orang-orang
Anshar, apa yang kalian perbincangkan ?. [Ibnu Hisyam
juz 5, hal. 80]
Mereka menjawab
:
لاَ شَيْئَ
يَا رَسُوْلَ اللهِ.
"Tidak ada apa-apa, ya Rasulullah".
Lalu
Nabi SAW menjelaskan kepada mereka setelah mereka mengakui dan memberitahu
kepada beliau tentang apa yang mereka perbincangkan :
مَعَاذَ
اللهِ، اَلْمَحْيَا مَحْيَاكُمْ وَ اْلمَمَاتُ مَمَاتُكُمْ. ابن هشام 5:
80
Aku
berlindung kepada Allah, tempat hidupku di tempat hidup kalian, dan tempat
matiku di tempat mati kalian. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 80]
Dengan
ucapan dan penjelasan Nabi SAW ini kaum Anshar merasa lega, dan mengakui
kesalahan mereka, karena dugaan mereka terhadap beliau itu ternyata tidak
benar.
Kisah
Khirasy membunuh Ibnul Atswa'.
Sehari
setelah Nabi SAW membuka kota Makkah, terjadilah peristiwa sebagai
berikut :
Pada hari itu
datanglah seorang dari banu Hudzail yang bernama Ibnul Atswa'. Banu Hudzail
termasuk suku yang membantu banu Bakr ketika menyerang kaum banu Khuza'ah di
Al-Watr, yang berakibat Nabi SAW bertindak membathalkan perjanjian damai di
Hudaibiyah hingga terjadilah penaklukan kota Makkah. Orang dari banu Hudzail itu masih
musyrik, lalu diketahui oleh orang-orang banu Khuza'ah, Ibnul Atswa' ini
kemudian dikepung lalu dibunuh oleh seorang banu Khuza'ah yang sudah masuk Islam
bernama Khirasy bin Umayyah.
Berita peristiwa
pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga beliau marah, karena beliau
telah melarang, jangan sampai kaum muslimin mulai menyerang kepada kaum
musyrikin, kecuali dalam keadaan terpaksa, sehingga ketika itu beliau bersabda
:
اِنَّ
خِرَاشًا لَقَتَّالٌ. ابن هشام 5:
77
Sesungguhnya Khirasy itu pembunuh. [Ibnu Hisyam juz 5, hal.
77]
Beliau mencela
dan marah terhadap perbuatan Khirasy tersebut. Kemudian pada hari itu juga Nabi
SAW berkhutbah :
يَا اَيُّهَا النَّاسُ
اِنَّ اللهَ حَرَّمَ مَكَّةَ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ اْلاَرْضَ فَهِيَ
حَرَامٌ مِنْ حَرَامٍ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، فَلاَ يَحِلُّ ِلامْرِئٍ يُؤْمِنُ
بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ اَنْ يَسْفِكَ فِيْهَا دَمًا وَ لاَ يَعْضِدَ
فِيْهَا شَجَرًا. لَمْ تَحْلِلْ ِلأَحَدٍ قَبْلِى وَ لاَ تَحِلُّ ِلأَحَدٍ يَكُوْنُ
بَعْدِى وَ لَمْ تَحْلِلْ لِى اِلاَّ هذِهِ السَّاعَةَ غَضَبًا عَلَى اَهْلِهَا.
اَلاَ ثُمَّ قَدْ رَجَعَتْ كَحُرْمَتِهَا بِاْلاَمْسِ فَلْيُبَلّغِ الشَّاهِدُ
مِنْكُمُ اْلغَائِبَ. فَمَنْ قَالَ لَكُمْ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَاتَلَ فِيْهَا
فَقُوْلُوْا: اِنَّ اللهَ قَدْ اَحَلَّهَا لِرَسُوْلِهِ وَ لَمْ يُحْلِلْهَا
لَكُمْ. يَا مَعْشَرَ خُزَاعَةَ، اِرْفَعُوْا اَيْدِيَكُمْ عَنِ اْلقَتْلِ،
فَلَقَدْ كَثُرَ اْلقَتْلُ اِنْ نَفَعَ، لَقَدْ قَتَلْتُمْ قَتِيْلاً
َلاَدِيَنَّهُ، فَمَنْ قُتِلَ بَعْدَ مَقَامِى هذَا فَاَهْلُهُ بِخَيْرِ
النَّظَرَيْنِ: اِنْ شَاءَ فَدَمُ قَاتِلِهِ وَ اِنْ شَاءَ فَعَقَلُهُ. ابن هشام
5: 78
Hai
sekalian manusia, sesungguhnya Allah telah mengharamkan Makkah semenjak Dia
menciptakan langit dan bumi, maka kota Makkah itu haram dari (perbuatan) haram
hingga hari qiyamat. Maka dari itu, tidak halal bagi seseorang yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian, ia menumpahkan darah di dalamnya dan tidak halal
menebang pohon kayu di dalamnya, tidak halal bagi seseorang pun sebelumku dan
tidak halal bagi seseorang pun juga di masa sesudahku, dan tidak halal bagiku
melainkan saat ini, karena marah kepada penduduknya. Ketahuilah, kemudian
keharamannya itu sungguh telah kembali seperti keharamannya kemarin, maka
hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.
Barangsiapa yang berkata (beralasan) kepadamu, bahwa Rasulullah SAW telah
beperang di dalamnya, maka katakanlah, "Sesungguhnya Allah telah menghalalkannya
kepada Rasul-Nya, dan Dia tidak menghalalkannya kepada kalian".
Hai
orang-orang Khuza'ah, angkatlah tangan-tangan kalian dari pembunuhan, sungguh
banyak pembunuhan kalau ada gunanya. Sesungguhnya kalian telah membunuh
seseorang, maka aku akan membayar dendanya. Barangsiapa dibunuh sesudah aku
berdiri ini, maka keluarga yang terbunuh boleh memilih salah satu diantara dua
pilihan : Jika mereka mau, boleh darah pembunuhnya, dan jika mereka mau, boleh
menerima tebusannya". [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 78]
Tentang
orang-orang yang masuk dalam "Daftar Hitam".
Dahulu
telah disebutkan ada 12 orang yang masuk "Daftar Hitam", yaitu : 1. 'Ikrimah bin
Abu Jahl, 2. Shafwan bin Umayyah bin Khalaf, 3. 'Abdullah bin Sa'ad bin Abi
Sarhin, 4. 'Abdullah bin Khathal, 5. Huwairits bin Nuqaidz, 6. Miqyas bin
Shubabah, 7. 'Abdullah bin Ziba'riy, 8. Wahsyi bin Harb, 9. Hindun bin 'Utbah,
10. Sarah, 11. Fartani, dan 12. Qarinah.
Mereka
itu akhirnya ada yang dibunuh dan ada pula yang masuk Islam sehingga diampuni
kesalahannya.
1.
'Ikrimah bin Abu Jahl , ia
seorang pemuda Quraisy anak Abu Jahl, dan terus-menerus memusuhi Islam dan kaum
muslimin. Ketika Nabi SAW akan memasuki kota Makkah, ia termasuk seorang pelopor
rombongan orang-orang yang mengadakan perlawanan dan menyerang pasukan Khalid
bin Walid. 'Ikrimah mengerti bahwa dirinya termasuk salah seorang yang sudah
tercatat dalam "Daftar Hitam", yang akan dijatuhi hukuman mati oleh Nabi SAW.
Maka setelah kota Makkah ditaklukkan oleh Nabi SAW, ia
melarikan diri ke Yaman, sedang istrinya bernama Ummu Hakim binti Harits bin
Hisyam telah mengikut Islam. Istrinya lalu memohonkan perlindungan keamanan
suaminya kepada Nabi SAW, kemudian mencari dan menyusul 'Ikrimah, sehingga
diketemukan di tengah perjalanan menuju Yaman ketika ia akan naik perahu.
Kemudian oleh istrinya ia diajak kembali ke Makkah. Istrinya berkata, "Aku
datang kepadamu sesudah datang dari orang yang paling menyambung shilatu rahim,
paling penyantun dan paling mulia diantara manusia (yaitu Nabi SAW), dan beliau
telah menjamin keamananmu. Akhirnya 'Ikrimah mau kembali dan masuk
Islam.
2.
Shafwan bin Umayyah bin Khalaf, ia adalah seorang yang tekenal permusuhannya
tehadap Islam sejak Nabi SAW berada di Makkah, dan ia salah seorang pelopor yang
mengadakan perlawanan sengit terhadap pasukan tentara yang dipimpin oleh Khalid
bin Walid ketika akan memasuki kota Makkah. Istrinya bernama Fakhitah dan ia
telah masuk Islam. Shafwan mengerti bahwa dirinya akan dijatuhi hukuman mati
oleh Nabi SAW, dengan demikian ia melarikan diri ke Juddah dengan tujuan akan
menuju ke Yaman.
Kemudian
shahabat 'Umair bin Wahab segera menghadap Nabi SAW dan berkata, "Ya Rasulullah,
Shafwan bin Umayyah seorang kepala kaumnya, telah keluar dari Makkah, melarikan
diri dan akan mencebur ke laut, karena takut kepada engkau. (Maka sudilah
kiranya engkau memberi keamanan untuk dirinya). Nabi SAW bersabda, "Baiklah, ia
seorang yang aman". 'Umair berkata, "Agar ia pecaya kepada saya, maka berikanlah
bukti yang bisa ia kenal bahwa engkau telah memberikan keamanan kepadanya". Lalu
Nabi SAW memberikan sebuah sorbannya yang beliau pakai ketika masuk Makkah
kepada 'Umair untuk dibawa ke Juddah, untuk ditunjukkan kepada Shafwan sebagai
buktinya.
Lalu
'Umair segera bertolak dari Makkah dengan membawa sorban Nabi SAW tersebut
menuju ke Juddah. Dan akhirnya ia bertemu Shafwan, ketika itu ia sedang
bersiap-siap akan melarikan diri dengan naik perahu. Lalu 'Umair menunjukkan
sorban Nabi SAW tersebut kepadanya dan berkata kepada Shafwan, "Hai Shafwan,
kutebusi kamu dengan bapak dan ibuku. Takutlah kepada Allah, takutlah kepada
Allah pada dirimu bahwa kamu akan membinasakannya. Inilah tanda keamanan dari
Rasulullah".
Shawan
bin Umayyah lalu berkata, "Kasihan kamu, pergilah jauh-jauh dariku, janganlah
kamu berbicara lagi denganku". 'Umair berkata lagi, "Kutebusi kamu dengan bapak
dan ibuku, beliau (Muhammad) itu semulia-mulia manusia, sebagus-bagus manusia
tentang kesopanannya, seramah-ramah manusia dan sebaik-baik manusia. Ia anak
lelaki pamanmu, kemenangannya adalah kemenanganmu, kemuliaannya adalah
kemuliaanmu dan kerajaannya adalah kerajaanmu". Shafwan menjawab, "Sesungguhnya
aku mengkhawatirkannya atas diriku sendiri". 'Umair berkata, "Dia (Muhammad) itu
lebih peramah dari itu dan lebih pemurah !".
Akhirnya
Shafwan mau juga diajak kembali oleh 'Umair, lalu sesampainya di Makkah, oleh
'Umair ia lalu diajak menghadap Nabi SAW. Setelah Shafwan berada di hadapan Nabi
SAW lalu berkata, "(Ya Muhammad), orang ini ('Umair) mengatakan kepada saya,
bahwa engkau katanya telah memberi keamanan untuk diriku, apakah betul begitu
?". Nabi SAW menjawab, "Ya, benar". Shafwan berkata lagi, "Sekalipun demikian,
berilah aku waktu dua bulan lagi untuk memeluk Islam". Beliau SAW menjawab, "Aku
beri waktu kamu empat bulan (untuk berpikir)". Dan akhirnya Shafwan bin Umayyah
masuk Islam. [Ibnu Hisyam juz 5, hal. 81]
3.
Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarhin, ia seorang yang pernah menjadi pemeluk
Islam di masa sebelum dibukanya kota Makkah, dan pernah menjabat sebagai
penulis Nabi untuk menulis wahyu yang diturunkan kepada beliau di Madinah.
Tetapi tidak lama kemudian ia melarikan diri kembali ke Makkah dan murtad, ia
kembali menjadi orang musyrik. Ketika masih menjabat sebagai penulis wahyu, ia
seringkali berkhianat, tidak menulis menurut apa yang sebenarnya harus ditulis.
Setelah kembali ke Makkah, ia seringkali mengejek dan mengolok-olok Nabi SAW di
hadapan kaum Quraisy. Tentang kelakuannya yang jahat itu Nabi SAW mengetahui
semuanya, sehingga beliau memerintahkan untuk membunuhnya. Ketika Nabi SAW
menaklukkan kota
Makkah, ia melarikan diri lalu menemui shahabat 'Utsman bin 'Affan, karena ia
termasuk saudara sepesusuannya. Ia meminta perlindungan kepadanya untuk memohon
keamanan kepada Nabi SAW terhadap dirinya. Permintaan itu diterima oleh 'Utsman.
Dan ketika suasana sudah tenang ia diajak menghadap kepada Nabi SAW untuk
dimohonkan keamanan. Permohonan 'Utsman itu pun dikabulkan Nabi SAW, dan
selanjutnya ia dibebaskan dari hukuman mati. Selanjutnya 'Abdullah bin Sa'ad
kembali mengikut Islam dengan baik.
4.
'Abdullah bin Khathal, dahulu ia telah masuk Islam. Di Madinah ia seringkali
disuruh Nabi SAW untuk memungut zakat bersama salah seorang shahabat Anshar.
Pada suatu ketika, setelah ia masuk rumah, lalu menyuruh pelayannya (yang sudah
masuk Islam) untuk menyembelih kambing dan memasaknya, kemudian ia tidur.
Setelah bangun ternyata pelayan itu belum mengerjakannya, lalu 'Abdullah bin
Khathal melompat dan membunuh pelayan tersebut.
Sesudah
itu ia murtad, menjadi orang musyrik lagi dan melarikan diri ke Makkah. Di
Makkah ia selalu mengejek, memaki dan menghina Nabi SAW dengan syair-syair yang
dikarangnya. Untuk ini ia mempunyai dua orang perempuan penyanyi yang khusus
menyanyikan syair-syairnya yang penuh ejekan dan hinaan terhadap Nabi SAW, dan
ia senantiasa menunjukkan permusuhannya kepada Islam. Nabi SAW mengetahui semua
kelakuan dan perbuatannya yang jahat itu. Oleh karena itu ia dimasukkan dalam
"Daftar Hitam", kemudian ketika Nabi SAW memasuki kota Makkah, ia menggelayutkan dirinya di
kelambu Ka'bah dengan tujuan akan mencari perlindungan. Ia menyangka bahwa jika
sudah demikian, ia akan terhindar dari hukuman Nabi. Akhirnya setelah Nabi SAW
mendapat laporan bahwa 'Abdullah bin Khathal berlindung di bawah kelambu Ka'bah,
Nabi SAW memerintahkan seorang dari tentara muslimin untuk membunuhnya.
5.
Huwairits bin Nuqaidz, ia seoang keturunan Qushay. Ia termasuk salah seorang
yang sangat memusuhi Islam dan sangat menyakiti hati Nabi SAW sejak beliau masih
berada di Makkah. Ia selalu mengejek, mengolok-olok dan menghina Islam.
Ketika
Fathu Makkah, ia melarikan diri dan akhirnya Huwairits bin Nuqaidz tertangkap
dan dibunuh oleh 'Ali bin Abu Thalib RA.
6.
Miqyas bin Shubabah, ia pernah datang ke Madinah dan mengikut Islam dan
meminta harta tebusan kepada Nabi SAW sebagai diyat bagi saudaranya yakni Hisyam
bin Shubabah yang mati terbunuh tidak sengaja oleh seorang Anshar. Permintaannya
itu oleh Nabi SAW dikabulkan dan ia diberi tebusan secukupnya. Tetapi setelah
itu ia tetap memusuhi orang Anshar yang membunuh saudaranya itu hingga ia
membalas membunuhnya. Sesudah itu ia melarikan diri ke Makkah dan menjadi kafir
kembali (murtad). Di Makkah ia selalu menunjukkan permusuhannya kepada Islam dan
kaum muslimin. Maka ketika Nabi SAW membuka kota Makkah, beliau memerintahkan supaya Miqyas
bin Shubabah dibunuh. Ketika Fathu Makkah, ia bersembunyi di suatu tempat, ia
bersama sekumpulan orang sedang minum-minuman keras, pada waktu itu diketahui
oleh Numailah bin 'Abdullah Al-Kalbiy. Kemudian ia datang kepadanya, lalu
dibunuhnya dengan pedang.
7.
'Abdullah bin Ziba'riy, ia dahulu sering menyerang dan menjelek-jelekkan
serta memperolok-olok Rasulullah SAW semenjak di Makkah. Maka ketika Fathu
Makkah ia dan Hubairah bin Abu Wahbin (suami Ummu Hani' binti Abu Thalib)
melarikan diri ke Najran. Adapun Hubairah terus menetap di sana hingga meninggal
sebagai orang musyrik, sedangkan 'Abdullah bin Ziba'riy, ia kembali kepada
Rasulullah SAW dan mohon maaf kepada beliau, dan beliaupun menerima, dan
akhirnya ia masuk Islam.
8.
Wahsyi bin Harb, dialah yang menerima upah dari para pembesar Quraisy untuk
membunuh Hamzah ketika terjadi perang di Uhud, yang akhirnya ia dapat membunuh
Hamzah paman Nabi SAW. Tetapi setelah Makkah ditaklukkan, ia lalu masuk Islam.
Ia mengucapkan "Asyhadu allaa ilaaha illallooh, wa asyhadu anna Muhammadar
rasuulullooh". Rasulullah SAW lalu bertanya, "Apakah kamu Wahsyi ?". Ia
menjawab, "Benar".
9.
Hindun binti Utbah, istri Abu Sufyan. Ia seorang perempuan bangsawan,
rupawan dan hartawan Quraisy yang menjadi istri seorang pemuka dan pembesar
Quraisy juga. Ia adalah seorang perempuan yang sangat memusuhi Islam dan kaum
muslimin semenjak Nabi SAW belum berhijrah ke Madinah, dan ia seorang perempuan
yang terkenal ganas dan kejam terhadap orang-orang yang mengikut Islam. Diantara
keganasan dan kekejamannya, ia pernah hendak menelan dan memakan hati shahabat
Hamzah, ketika Hamzah gugur sebagai syahid di Uhud. Suaminya telah masuk Islam
ketika Nabi SAW akan memasuki kota Makkah.
Kemudian
setelah kota
Makkah ditaklukkan, ia menyelinap diantara orang banyak yang datang
berduyun-duyun kepada Nabi SAW untuk menyerah dan berbai'at mengikut Islam, dan
ia pun masuk Islam. Selanjutnya ia lalu menjadi pengikut Islam yang baik.
10.
Sarah, ia seorang budak perempuan 'Amr bin 'Abdul Muththalib. Ia juga
seorang penyanyi yang dengan nyanyiannya itu ia mengejek dan mengolok-olok Islam
dan nabi Muhammad SAW. Dan ia adalah orang yang disuruh Hathib bin Abu Balta'ah
untuk membawa surat rahasia yang dikirimkan kepada beberapa
orang pembesar Quraisy. Dahulu ia pernah datang kepada Rasulullah SAW dan masuk
Islam, kemudian ia kembali ke Makkah dan murtad, maka Rasulullah SAW
memerintahkan supaya membunuhnya. Dan akhirnya ia dibunuh oleh 'Ali bin Abu
Thalib.
11. Fartani
(Fartana) dan 12. Qarinah, keduanya adalah penyanyi 'Abdullah bin Khathal.
Mereka berdua terkenal pengejek dan penghina Nabi SAW dengan syair-syair dan
nyanyian-nyanyiannya yang sangat tajam. Oleh Nabi SAW keduanya itu bersama
majikannya, yaitu 'Abdullah Ibnu Khathal dimasukkan dalam "Daftar Hitam".
Akhirnya setelah Fathu Makkah, Fartani datang kepada Rasulullah dan masuk Islam.
Adapun Qarinah , ia mati dibunuh.
Bersambung
..........
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak