Ahad, 25 Oktober 1998/03 Rajab
1419 Brosur no.
: 954/994/SI
Tarikh
Nabi Muhammad SAW (ke-52)
Diriwayatkan
bahwa pada suatu hari Huyaiy bin Akhthab dan Ka'ab bin Asyraf dan lain-lainnya
pergi ke kota Makkah untuk bermusyawarah dan membuat perjanjian dengan
kepala-kepala kaum Quraisy untuk membunuh Nabi SAW. Di sana dilangsungkan
pertemuan antara mereka dan mereka saling menanyakan tentang diri Nabi SAW.
Kepala-kepala kaum Quraisy bertanya kepada Huyaiy bin Akhthab dan kawan-kawannya
: "Kamu adalah ahli kitab (agama) yang lama, maka dari itu khabarkanlah kepada
kami tentang Muhammad".
Huyaiy
bin Akhthab menjawab : "Sebelum kami menerangkan lebih dulu kami bertanya kepada
kamu tentang keadaan Muhammad, karena ia adalah termasuk bangsa dan
golonganmu".
Kemudian
kepala-kepala kaum Quraisy berkata : "Menurut pendapat kami, Muhammad itu adalah
seorang dari bangsa kami yang lemah dan terasing dari golongan kami. Lagi pula
ia suka memutus persaudaraan, suka mencaci-maki sanak-saudaranya yang tidak ikut
kepadanya, dan ia suka melakukan kejahatan, suka menyertai pencuri-pencuri dan
perampok-perampok orang-orang haji dari Banu Ghifar, dan lain
sebagainya".
Huyaiy
bin Akhthab berkata : "Jika begitu, sudah barang tentu kami lebih baik
daripadanya".
Kepala-kepala
Quraisy bertanya : "Sekarang bagaimana pendapatmu tentang diri Muhammad dan
agamanya serta orang-orang yang menjadi pengikutnya ?".
Huyaiy
bin Akhthab menjawab : "Agamamu lebih baik dan kamu lebih mendapat petunjuk ke
jalan yang lurus daripada Muhammad dan
pengikut-pengikutnya".
Oleh
sebab itu Allah menurunkan wahyu kepada beliau SAW :
اَلَمْ
تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ اُوْتُوْا نَصِيْبًا مّنَ اْلكِتبِ يُؤْمِنُوْنَ بِاْلجِبْتِ
وَ الطَّاغُوْتِ وَ يَقُوْلُوْنَ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا هؤُلآءِ اَهْدى مِنَ
الَّذِيْنَ امَنُوْا سَبِيْلاً. اُولـئِكَ الَّذِيْنَ لَعَنَهُمُ اللهُ، وَ مَنْ
يَّلْعَنِ اللهُ فَلَنْ تَجِدَ لَه نَصِيْرًا. اَمْ لَهُمْ نَصِيْبٌ مّنَ اْلمُلْكِ
فَاِذًا لاَّ يُؤْمِنُوْنَ النَّاسَ نَقِيْرًا. اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلى
مَآ اتهُمُ اللهُ مِنْ فَضْلِه، فَقَدْ اتَيْنَآ الَ اِبْرهِيْمَ اْلكِتبَ وَ
اْلحِكْمَةَ وَ اتَيْنهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا. النساء:51-54
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al-Kitab ? Mereka
percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada
orang-orang kafir (musyrik Makkah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari
orang-orang yang beriman. Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa
yang dikutuki Allah niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong
baginya. Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan) ? Kendatipun
ada, mereka tidak akan memberikan sedikitpun (kebajikan) kepada manusia. Ataukah
mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang telah Allah
berikan kepadanya ? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang
besar.
[QS. An-Nisaa' : 51-54]
13.
Ejekan Wahab bin Yahudza
Diriwayatkan
bahwa pada suatu waktu Nabi SAW berdakwah kepada kaum Yahudi, dan ketika itu
beliau diiringkan oleh shahabat-shahabat Mu'adz bin Jabal, Sa'ad bin 'Ubadah an
'Uqbah bin Wahab. Setelah Nabi SAW berseru dengan panjang lebar kepada mereka,
maka mereka menyangkalnya dan tidak mempercayainya. Lalu shahabat Mu'adz dan
kawan-kawannya berkata kepada mereka : "Hai kaum Yahudi, hendaklah kamu sekalian
takut kepada Allah !. Demi Allah, sesungguhnya kalian mengetahui bahwa beliau
(Muhammad) ini Rasul Allah. Kamu dahulu pernah menyebut-nyebut nama beliau
kepada kami, dan kamu dulu pernah juga menerangkan sifat-sifat beliau ini kepada
kami, tetapi mengapa sekarang kamu ingkar dan tidak mau percaya kepada beliau
?".
Ketika
itu Wahab bin Yahudza dan Rafi' bin Huraimilah menyahut : "Kami sekali-kali
belum pernah berkata begitu kepada kalian, dan Allah tidak akan menurunkan kitab
lagi sesudah kitab Taurat, dan tidak pula akan membangkitkan seorang Rasul dan
Nabi lagi sesudah Musa".
Oleh
sebab itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
ياَهْلَ
اْلكِتبِ قَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيّنُ لَكُمْ عَلى فَتْرَةٍ مّنَ الرُّسُلِ
اَنْ تَقُوْلُوْا مَا جَآءَنَا مِنْ بَشِيْرٍ وَّ لاَ نَذِيْرٍ فَقَدْ جَآءَكُمْ
بَشِيْرٌ وَّ نَذِيْرٌ، وَ اللهُ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
المائدة:19
Hai
ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan
(syari'at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu
tidak mengatakan : "Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita
gembira maupun seorang pemberi peringatan". Sesungguhnya telah datang kepadamu
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
[Al-Maidah : 19]
14.
Ejekan 'Azir bin Abi 'Azir
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu ketika Nabi SAW dikunjungi oleh segolongan dari pendeta-pendeta
Yahudi, diantaranya 'Azir bin Abi 'Azir, Nafi' bin Abi Nafi', Huyaiyi bin
Akhthab danlain-lainnya. Kemudian mereka bertanya kepada Nabi SAW tentang
keimanan beliau kepada para Rasul Allah. Nabi SAW bersabda : "Kami beriman
kepada Allah, dan segala apa yang diturunkan kepada kami, dan segala apa yang
diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan
segala apa yang diberikan kepada Nabi Musa dan Nabi 'Isa, dan kami beriman
kepada segala apa yang telah diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhan mereka, kami
tidak membeda-bedakan seorang Nabi pun diantara mereka. Dan kami orang-orang
yang menyerahkan diri kepada Allah.
Pada
saat Nabi SAW menyebut 'Isa bin Maryam, mereka mengingkari dan menolak
sekeras-kerasnya akan kenabian 'Isa sambil berkata : "Kami tidak percaya kepada
kenabian 'Isa bin Maryam, dan kami tidak percaya kepada orang-orang yang percaya
kepadanya".
Oleh
sebab itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
قُلْ
ياَهْلَ اْلكِتبِ هَلْ تَنْقِمُوْنَ مِنَّآ اِلآََّ اَنْ امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ
اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَ مَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلُ وَ اَنَّ اَكْثَرَكُمْ فسِقُوْنَ.
المائدة:59
Katakanlah
: "Hai ahli Kitab, apakah kamu memandang kami salah, hanya lantaran kami beriman
kepada Allah, kepada apa yang diturunkan kepada kami dan apa yang diturunkan
sebelumnya, sedang kebanyakan diantara kamu benar-benar orang-orang yang fasiq
?".
[QS. Al-Maidah : 59]
15.
Ejekan Nabbasy bin Qais
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari seorang pendeta Yahudi yang bernama Nabbasy bin Qais
datang kepada Nabi SAW dan berkata : "Muhammad, mengapa engkau menyuruh kami
supaya kami mengikut Tuhanmu, padahal Tuhanmu itu bakhil
?".
Pada
waktu itu perkataan Nabbasy tersebut dibiarkan saja oleh Nabi SAW, kemudian
Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
وَ
قَالَتِ اْليَهُوْدُ يَدُ اللهِ مَغْلُوْلَةٌ، غُلَّتْ اَيْدِيْهِمْ وَ لُعِنُوْا
بِمَا قَالُوْا، بَلْ يَدهُ مَبْسُوْطَتنِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَآءُ وَ
لَيَزِيْدَنَّ كَثِيْرًا مّنْهُمْ مَّآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبّكَ طُغْيَانًا
وَّ كُفْرًا، وَ اَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ اْلعَدَاوَةَ وَ اْلبَغْضَآءَ اِلى يَوْمِ
اْلقِيمَةِ، كُلَّمَآ اَوْقَدُوْا نَارًا لّلْحَرْبِ اَطْفَاَهَا اللهُ، وَ
يَسْعَوْنَ فِى اْلاَرْضِ فَسَادًا، وَ اللهُ لاَ يُحِبُّ اْلمُفْسِدِيْنَ.
المائدة:64
Orang-orang
Yahudi berkata : "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang
dibelenggu dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah mereka katakan
itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka. Dia menafkahkan
sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Tuhan-mu
sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan diantara
mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian diantara mereka sampai
hari qiyamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan
mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
membuat kerusakan.
[QS. Al-Maidah 64]
16.
Ejekan Salam bin Misykam
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari Salam bin Misykam, Harits bin Rafi', Malik bin Shaif, dan
Rafi' bin Huraimilah, mereka berempat datang kepada Nabi SAW lalu berkata :
"Muhammad, bukankah engkau telah mengakui bahwa engkau memeluk agama Nabi
Ibrahim, dan engkau percaya bahwa kitab yang ada di tangan kami yaitu Taurat
adalah benar dan engkau menyaksikan bahwa Taurat itu benar dari Allah
?".
Nabi
SAW menjawab : "Ya, tetapi mengapa kamu mengingkari apa yang tersebut dalam
Taurat, dari segala apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepada kamu sebagaimana
yang telah termaktub dalam Taurat itu. Dan kamu menyembunyikan dari padanya
segala apa yang telah diperintahkan kepadamu supaya kamu menerangkannya kepada
manusia ?".
Mereka
menyahut : "Muhammad, sesungguhnya kami hanya mengikut segala apa yang ada di
tangan kami, dan sesungguhnya kami berada pada petunjuk dan kebenaran. Sebab itu
kami tidak akan percaya kepadamu dan tidak pula akan mengikut
seruanmu".
Oleh
sebab itu Allah menurunan wahyu kepada Nabi SAW :
قُلْ
ياَهْلَ اْلكِتبِ لَسْتُمْ عَلى شَيْءٍ حَتّى تُقِيْمُوا التَّوْرـةَ وَ
اْلاِنْجِيْلَ وَ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مّنْ رَّبّكُمْ وَ لَيَزِيْدَنَّ
كَثِيْرًا مّنْهُمْ مَّآاُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبّكَ طُغْيَانًا وَّ كُفْرًا،
فَلاَ تَأْسَ عَلَى اْلقَوْمِ اْلكفِرِيْنَ. المائدة:68
Katakanlah
: "Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu
menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu
akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka. Maka
janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
[QS. Al-Maidah : 68]
17.
Ejekan 'Abdullah bin Shuriya dan kawan-kawannya
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari 'Abdullah bin Shuriya bersama-sama dengan segolongan
orang-orang Yahudi datang kepada Nabi SAW lalu berkata : "Muhammad, saya akan
bertanya kepadamu, oleh karena tiap-tiap Nabi dan Rasul Allah itu tentu ada
penolongnya dari satu malaikat untuk menjadi perantara menyampaikan wahyu dari
Tuhan, maka dari itu siapakah malaikat Tuhan yang menjadi penolongmu ?". Dan
dari jawabanmu atas pertanyaan kami itulah nanti yang boleh jadi mempersatukan
kami dan kamu atau memisahkan kami dan kamu".
Pada
saat itu Nabi SAW menjawab : "Seorang malaikat yang menjadi kawanku sebagai
penolongku ialah Jibril. Dan Allah tidak membangkitkan seorang Nabi dan
Rasul-Nya melainkan Jibrillah yang menjadi penolongnya dan menjadi perantara
menyampaikan wahyu kepadanya".
Mereka
berkata : "Di sinilah, karena Jibril itulah yang menjadikan kami harus berpisah
darimu dan pengikut-pengikutmu. Seandainya yang menjadi penolongmu itu selain
Jibril, niscaya kita bersatu, dan kami membenarkan serta
mengikutimu".
Nabi
SAW bertanya : "Mengapa begitu ? Apakah yang menghalangi kamu sekalian untuk
membenarkan Jibril ?".
Mereka
menjawab : "Ya, karena Jibril itu musuh kami".
Ketika
itu Nabi SAW diam, kemudian Allah menurunkan wahyu kepada beliau
:
قُلْ
مَنْ كَانَ عَدُوًّا لّجِبْرِيْلَ فَاِنَّه نَزَّلَه عَلى قَلْبِكَ بِاِذْنِ اللهِ
مُصَدّقًا لّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَ هُدًى وَّ بُشْرى لّلْمُؤْمِنِيْنَ. مَنْ كَانَ
عَدُوًّا للهِ وَ مَلئِكَتِه وَ رُسُلِه وَ جِبْرِيْلَ وَ مِيْكـلَ فَاِنَّ اللهَ
عَدُوٌّ لّلْكفِرِيْنَ. البقرة:97-98
Katakanlah
: "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya
(Al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizin Allah, membenarkan apa (kitab-kitab)
yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang
beriman. Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya,
rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh
orang-orang kafir".
[QS. Al-Baqarah : 97-98]
18.
Ejekan Nahham bin Zaid.
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari Nahham bin Zaid, Qardam bin Ka'ab dan Bahriy bin 'Amr
datang kepada Nabi SAW lalu berkata : "Muhammad, apakah engkau tidak tahu bahwa
beserta Allah itu ada tuhan yang selain-Nya ?".
Nabi
SAW menjawab : "Tidak ada Tuhan selain Allah. Begitulah kami diutus oleh Allah,
dan dengan demikian itu kami menyeru kepada kamu sekalian. Tuhan itu Maha Esa,
kami tidak akan menyekutukan Allah".
Dan
seketika itu juga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
قُلْ
اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً، قُلِ اللهُ، شَهِيْدٌ بَيْنِيْ وَ بَيْنَكُمْ، وَ
اُوْحِيَ اِلَيَّ هذَا اْلقُرْانُ ِلاُنْذِرَكُمْ بِه وَ مَنْ بَلَغَ، اَئِنَّكُمْ
لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللهِ اِلـهَةً اُخْرى، قُلْ لاَّ اَشْهَدُ قُلْ
اِنَّمَا هُوَ اِلهٌ وَّاحِدٌ وَّ اِنَّنِيْ بَرِيْءٌ مّمَّا تُشْرِكُوْنَ.
اَلَّذِيْنَ اتَيْنهُمُ اْلكِتبَ يَعْرِفُوْنَه كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَآءَهُمْ،
اَلَّذِيْنَ خَسِرُوْآ اَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ.
الانعام:19-20
Katakanlah
: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya ?. Katakanlah : "Allah". Dia menjadi
saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya
dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai
Al-Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan
yang lain di samping Allah ?". Katakanlah : "Aku tidak mengakui". Katakanlah :
"Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri
dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah) ?". Orang-orang yang telah Kami
berikan Kitab kepadanya, mereka mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal
anak-anaknya sendiri. Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itu tidak
beriman (kepada Allah).
[QS. Al-An'aam : 19-20]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak