Ahad, 13 Desember 1998/24
Sya'ban 1419 Brosur No. :
960/1000/SI
Tarikh
Nabi Muhammad SAW (ke-54)
1. Kaum Yahudi berusaha untuk memurtadkan kaum
muslimin.
Kaum
Aus dan Khazraj setelah menerima ajaran Islam, mereka menjadi bersatu dan
bersaudara, mereka juga menjadi satu golongan yang berbudi luhur, sopan santun
dan benar-benar mengerjakan tuntunan agama Islam yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW, juga menjadi golongan ummat yang mau mengeluarkan harta bendanya
untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.
Adapun
kaum Yahudi, baik dari banu Nadlir maupun banu Quraidhah dan banu Qainuqa',
tatkala telah diperdengarkan suara adzan dengan perantaraan Bilal pada setiap
waktu shalat, maka terasalah oleh mereka masing-masing terutama oleh ketua-ketua
mereka, bahwa kota Madinah sudah dibawah pengaruh atau dikuasai Nabi SAW. Dengan
demikian, maka mereka merasa tidak senang terhadap Nabi SAW dan para
pengikutnya, dan terhadap pengaruh beliau yang sudah sedemikian besar dan
luasnya di kota Madinah.
Oleh
sebab itu, maka dengan segala cara mereka berusaha untuk menjatuhkan pengaruh
Nabi Muhammad SAW, dan manakala ada kesempatan mereka berupaya untuk
menghancurkan Islam yang sudah mulai meresap ke darah daging para
pengikutnya.
Ketua-ketua
Yahudi dan pemimpin-pemimpin mereka, meskipun telah menerima dan menyanggupi
perjanjian damai yang diadakan dengan Nabi SAW dan kaum muslimin, namun oleh
karena mereka sudah merasa khawatir dan cemas terhadap pengaruh Nabi SAW di
tengah-tengah masyarakat kota Madinah, maka mereka selangkah demi selangkah
selalu berusaha untuk melemahkan pengaruh Nabi SAW, yaitu dengan jalan mengejek,
memperolok-olok dan sebagainya.
Ketika
itu, mereka menerima dan menyanggupi perjanjian persahabatan dan perdamaian
dengan Nabi SAW dan kaum muslimin, dengan mengandung satu maksud yang
tersembunyi, yaitu : Mereka mengharapkan akan menarik kaum muslimin untuk
bekerja sama dengan mereka untuk menentang dan melawan kerajaan Nashrani yang
telah berkuasa di Baitul Maqdis dan yang telah mengusir mereka dari kota suci
itu. Tetapi, oleh karena ternyata, bahwa harapan mereka yang tersembunyi itu
tidak terlaksana dan sia-sia, maka mereka dengan tidak malu-malu lagi
mengkhianati perjanjian persahabatan yang pernah disanggupi itu. Lebih-lebih
setelah mereka melihat, bahwa kedudukan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya
dari hari ke hari semakin teguh dan bertambah kuat, bahkan sudah lebih teguh dan
lebih kuat dari pada kedudukan kerajaan Nashrani. Oleh sebab itu, maka mereka
tidak senang kepada Nabi SAW dan para pengikutnya.
Perasaan
iri hati dan dengki terhadap Nabi SAW dan kaum muslimin itu akhirnya makin
memuncak. Maka dengan diam-diam mereka merobah sikap hendak memusuhi dan melawan
Nabi SAW dan pengikutnya dengan terang-terangan. Maka sisa-sisa kaum Aus dan
kaum Khazraj yang masih mengikut agama berhala dan orang-orang munafiq seorang
demi seorang mereka tarik untuk ikut serta memusuhi dan melawan Nabi SAW dan
para pengikutnya.
Adapun
diantara mereka yang berlaku sedemikian itu ialah Huyaiyyi bin Akhthab dan Abu
Yasir bin Akhthab, mereka berdua sangat dengki kepada bangsa Arab yang telah
mengikut Islam, dan mereka berusaha dengan sungguh-sungguh akan mengembalikan
orang-orang yang telah mengikut Islam supaya keluar dari Islam dan kembali
mengikuti agama mereka yang lama. Sehubungan dengan itu, maka Allah menurunkan
wahyu kepada Nabi SAW :
وَدَّ
كَثِيْرٌ مّنْ اَهْلِ اْلكِتبِ لَوْ يَرُدُّوْنَكُمْ مّنْ بَعْدِ اِيْمَانِكُمْ
كُفَّارًا حَسَدًا مّنْ عِنْدِ اَنْفُسِهِمْ مّنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ
اْلحَقُّ، فَاعْفُوْا وَ اصْفَحُوْا حَتّى يَأْتِيَ اللهُ بِاَمْرِه، اِنَّ اللهَ
عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. البقرة:109
Sebagian
besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada
kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka
sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah
mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
[QS. Al-Baqarah : 109]
Dalam
ayat tersebut dengan tegas Allah menyatakan bagaimana kedengkian kaum Yahudi
kepada kaum muslimin, karena mereka memang telah mengetahui bagaimana besar
nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah kepada kaum muslimin, nikmat yang akan
membawa mereka menjadi satu ummat yang berbahagia dan beruntung, memperoleh
kemuliaan di dunia dan di akhirat kelak. Sedang mereka (kaum Yahudi) masih
merasa berat untuk mengikut kebenaran yang sudah nyata bagi mereka. Tegasnya
mereka masih tetap enggan mengikut agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW itu.
Dan
sehubungan dengan perbuatan mereka yang sejahat itu, maka kaum muslimin
diperintahkan supaya memaafkan mereka dan membiarkan mereka, sehingga Allah
mendatangkan perintah-Nya, yaitu supaya memerangi dan mengusir
mereka.
2.
Usaha kaum Yahudi untuk memecah persatuan
Selanjutnya
dikala itu para ketua dan pemimpin kaum Yahudi siang dan malam mengadakan
pembicaraan dan permusyawaratan diantara mereka untuk membahas cara-cara
merintangi dan membendung perkembangan dakwah Nabi Muhammad SAW dan untuk
menghancurkan kepemimpinan beliau.
Diriwayatkan,
bahwa pada suatu hari seorang ketua Yahudi yaitu Sya's bin Qais (seorang ketua
Yahudi yang sudah lanjut umurnya dan amat keras memusuhi Nabi SAW), sengaja
berlalu di tempat-tempat berkumpulnya kaum muslimin dari suku Aus dan suku
Khazraj. Karena dia mengerti, bahwa dengan persatuan dan kesatuan kaum Aus dan
Khazraj yang tampak sangat erat itu, semakin susahlah bagi kaum Yahudi untuk
melakukan perlawanan terhadap kaum muslimin ataupun untuk menghambat kemajuan
Islam yang kian hari bertambah pesat itu, maka dia berkata kepada
kawan-kawannya, "Orang-orang bani Qailah (yang dimaksud kaum Aus dan kaum
Khazraj) telah bersatu di dalam negeri ini. Demi Allah, kita tidak akan mungkin
berdiam lama lagi beserta mereka, apabila golongan mereka itu telah memenuhi
kota ini".
Setelah
itu lalu dia menyuruh seorang pemuda Yahudi yang besertanya untuk masuk ke
tempat dimana kaum muslimin berkumpul, lalu pemuda itu berupaya memperoleh
kesempatan untuk menceritakan peristiwa peperangan Bu'ats yang pernah terjadi
pada masa lampau antara bangsa Arab Aus dan bangsa Arab Khazraj, serta
menyebut-nyebut (membacakan syi'ir-syi'ir) yang pernah dihambur-hamburkan oleh
masing-masing pihak kepada yang lain, yangmana pada perang Bu'ats itu kaum Aus
mengalami kekalahan dan kaum Khazraj yang memperoleh
kemenangan.
Tatkala
pemuda Yahudi tadi melakukan perbuatan jahat dengan mengungkap peristiwa yang
sudah lalu itu atau mengobarkan api permusuhan antara dua golongan yang sudah
hidup rukun itu, maka seketika itu pula berkobarlah kembali api permusuhan
antara kedua golongan tersebut, yaitu suku Aus dan suku
Khazraj.
Orang-orang
Aus dan Khazraj yang hadlir di tempat mereka berkumpul tadi setelah mendengar
riwayat peperangan mereka di masa yang lalu itu, ditambah pula dari kepandaian
dan kelicikan pemuda Yahudi dalam menceritakan riwayat itu, maka seketika itu
hiduplah kembali semangat jahiliyah mereka, dan seketika itu juga terjadilah
perbantahan diantara kedua belah pihak.
Pada
mulanya terjadilah pertengkaran mulut antara kedua belah pihak, karena
masing-masing mempertahankan riwayat yang sebenarnya, lalu berpindahlah dari
pertengkaran mulut kepada perbantahan yang semakin memanas. Kemudian dua orang
dari Aus dan Khazraj, yaitu Aus bin Qaidhy dari pihak Aus dan Jabbar bin Shakhr
dari pihak Khazraj, sudah sama-sama khilaf dan gelap ingatan, lantaran dari
kemarahan mereka yang sudah memuncak, lalu meloncatlah mengendarai kendaraannya
masing-masing, lalu salah seorang diantara kedua orang itu berkata dengan suara
yang keras, "Demi Allah, jika kamu berkehendak, marilah kita hidupkan kembali
peperangan itu". Kemudian dari kedua belah pihak berteriak dengan bangga,
"Mari kita lakukan ! Mari kita lakukan ! Perjanjianmu di Adh-Dhahirah !
Senjata ! Senjata !".
Kemudian
mereka masing-masing keluar dan berangkatlah menuju ke tempat yang telah
dijanjikan, yaitu Adh-Dhahirah, dan masing-masing dengan persiapan membawa
senjata. Tetapi tidak semuanya dari kedua belah pihak tadi berangkat ke tempat
yang dituju, hanya sebagian dari mereka saja. Dan ketika itu kelihatanlah, bahwa
orang-orang dari Aus menyebelah ke pihak orang Aus, dan orang-orang dari Khazraj
menyebelah ke pihak orang Khazraj. Dan masing-masing golongan sudah tidak
berbeda dengan apa yang pernah terjadi di zaman jahiliyah
mereka.
Peristiwa
yang sedemikian itu lalu terdengar oleh Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW seketika itu
juga keluarlah bersama sebagian para shahabat Muhajirin menuju ke tempat mereka
berkumpul untuk bertempur itu. Setiba Nabi SAW di tempat itu, segera beliau
bersabda :
يَا
مَعْشَرَ اْلمُسْلِمِيْنَ، اَللهَ! اَللهَ! اَبِدَعْوَى اْلجَاهِلِيَّةِ وَ اَنَا
بَيْنَ اَظْهُرِكُمْ، بَعْدَ اَنْ هَدَاكُمُ اللهُ لِلاِسْلاَمِ وَ اَكْرَمَكُمْ
بِهِ وَ قَطَعَ بِهِ عَنْكُمْ اَمْرَ اْلجَاهِلِيَّةِ وَ اسْتَنْقَذَكُمْ بِهِ مِنَ
اْلكُفْرِ وَ اَلَّفَ بِهِ مِنْ قُلُوْبِكُمْ؟ ابن هشام،3:94
Wahai
kaum muslimin, takutlah kepada Allah ! takutlah kepada Allah ! Apakah kamu
menyerukan kembali ke masa jahiliyah, sedang saya masih ada di hadapan kamu,
setelah Allah menunjukimu kepada Islam, dan setelah Allah memuliakan kamu dengan
agama itu, dan Dia telah memutuskan dari kamu urusan-urusan jahiliyah, dan Dia
telah menyelamatkan kamu dari kekafiran, dan Dia telah mempersatukan dan
menjinakkan hati-hatimu dengan agama itu ? [Ibnu
Hisyam juz 3, hal. 94]
Setelah
mendengar sabda Nabi SAW itu, teringatlah dan insyaflah mereka masing-masing,
bahwa mereka itu ternyata telah kena pengaruh syaithan dan telah masuk ke dalam
perangkap musuh-musuh mereka (kaum Yahudi), seketika itu juga mereka melepaskan
senjatanya. Lalu kaum Aus saling berpelukan dengan kaum Khazraj. Kemudian mereka
bersama-sama Nabi SAW kembali dengan hati yang penuh ketenangan dan dengan
perasaan yang penuh kegembiraan, dengan mendengar thaat kepada Nabi SAW.
Demikianlah dengan perkataan yang singkat yang disabdakan Nabi SAW maka api
fitnah yang dikobar-kobarkan oleh Sya's bin Qais, seorang ketua Yahudi yang
sudah tua itu dengan idzin Allah dapat dipadamkan dan dimusnahkan dengan segera.
Dan dengan demikian, maka tipu daya kaum Yahudi yang akan memecah belah
persatuan dan kesatuan kaum muslimin dikala itu telah kandas, tidak
berhasil.
Sehubungan
dengan adanya peristiwa dari perbuatan Sya's bin Qais dan yang dilakukan oleh
Aus bin Qaidhy dan Jabbar bin Shakhr (kedua orang yang mula-mula meloncat ke
atas kendaraan lantaran mendengar riwayat peperangan Bu'ats yang
dihembus-hembuskan oleh seorang pemuda Yahudi itu), maka Allah menurunkan wahyu
kepada Nabi SAW :
قُلْ
ياَهْلَ اْلكِتبِ لِمَ تَكْفُرُوْنَ بِايتِ اللهِ وَ اللهُ شَهِيْدٌ عَلَى مَا
تَعْمَلُوْنَ. قُلْ ياَهْلَ اْلكِتبِ لِمَ تَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ مَنْ
امَنَ تَبْغُوْنَهَا عِوَجًا وَّ اَنْتُمْ شُهَدَآءُ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا
تَعْمَلُوْنَ. ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْآ اِنْ تُطِيْعُوْا فَرِيْقًا مّنَ
الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتبَ يَرُدُّوْكُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ كفِرِيْنَ. وَ
كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ وَ اَنْتُمْ تُتْلى عَلَيْكُمْ ايتُ اللهِ وَ فِيْكُمْ
رَسُوْلُه، وَ مَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ.
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقتِه وَ لاَ تَمُوْتُنَّ
اِلاَّ وَ اَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَ اعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعًا وَّ
لاَ تَفَرَّقُوْا، وَ اذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ
اَعْدَاءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِه اِخْوَانًا،
وَ كُنْتُمْ عَلى شَفَا حُفْرَةٍ مّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مّنْهَا، كَذلِكَ
يُبَيّنُ اللهُ لَكُمْ ايتِه لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ. وَ لْتَكُنْ مّنْكُمْ
اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى اْلخَيْرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ
يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ، وَ اُولئِكَ هُمُ اْلمُفْلِحُوْنَ. وَ لاَ
تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَ اخْتَلَفُوْا مِنْ بَعْدِ مَا جَآءَ هُمُ
اْلبَيّنتُ، وَ اُولئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ. ال عمران:98-105
Katakanlah,
"Hai ahli kitab, mengapa kamu ingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha
Menyaksikan apa yang kamu kerjakan ?" (98). Katakanlah, "Hai ahli kitab, mengapa
kamu menghalang-halangi dari jalan Allah orang-orang yang telah beriman, kamu
menghendakinya menjadi bengkok, padahal kamu menyaksikan ?". Allah sekali-kali
tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan (99). Hai orang-orang yang beriman, jika
kamu mengikuti sebagian dari orang-orang yang diberi al-kitab, niscaya mereka
akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman (100).
Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan
kepada kamu, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu ? Barangsiapa yang
berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya dia telah diberi
petunjuk kepada jalan yang lurus (101). Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam (102). Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang
yang bersaudara. Dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk (103). Dan hendaklah ada diantara kamu
segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang mungkar. Merekalah orang-orang yang beruntung (104). Dan
janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih sesudah
datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang
mendapat siksa yang berat (105).
[QS. Ali Imran : 98-105]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak