Ahad, 14 Desember 1997/13 Sya'ban 1418 Brosur No. : 911/951/IF
Janaiz
(ke-5)
Cara
Mengkafani Mayyit adalah sebagai berikut :
a).
Dalam keadaan normal, sebaiknya untuk mengkafani mayyit adalah : kain yang
berwarna putih serta dari bahan yang sederhana (tidak mahal). Sedang bila
terpaksa karena tidak ada kain, maka boleh memakai penutup lain (tikar, kertas,
rumput alang-alang dan sebagainya), yang penting dapat menutup tubuh dan
'auratnya.
b).
Bagi laki-laki dengan tiga lembar kain. Ketiga lembar kain tersebut dihamparkan
dan disela-selanya ditaburi kapur barus dan cendana, lalu mayyat diletakkan di
atas kain tersebut, dilobang mata, hidung dan telinga diberi kapas untuk menjaga
agar tidak mengeluarkan sesuatu dari padanya. Boleh pula diberi minyak wangi
pada beberapa bagian tubuh mayat tersebut, kemudian
dibungkus.
c).
Bagi mayyit perempuan, sebaiknya dikafani dengan lima lembar, yaitu basahan
(kain bawah), baju (mori yang dibentuk seperti baju), tutup kepala, selimut dan
kain yang menutupi seluruh badannya.
d).
Bagi orang yang sedang ber-ihrom dalam pelaksanaan ibadah hajji, maka bila ia
meninggal, kain kafannya adalah pakaian ihromnya itu sendiri, dan tidak usah
diberi kapur barus atau wewangian lain.
e).
Adapun orang yang mati syahid di medan pertempuran, maka mereka ini langsung
diquburkan beserta baju yang dipakai tanpa dimandikan sebelumnya, sedang baju
besi serta alat-alat perangnya yang lain dilepas.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِلـْبَسُوْا مِنْ ثِيَابِكُمُ
اْلبَيَاضَ فَاِنَّهَا مِنْ خَيْرِ ثـِيَابِكُمْ، وَ كَـفِّنُوْافِيْهَا
مَوْتَاكُمْ. الخمسة الا النسائى و صححه الترمذى
Dari
Ibnu Abbas, bahwa Nabi SAW bersabda : "Pakailah pakaian pakaianmu yang
putih-putih, karena ia sebaik-baik pakaianmu; dan kafanilah mayit-mayitmu
dengannya".
[HR. Khamsah kecuali Nasa'i, dan dishahkan oleh Tirmidzi, Nailul Authar juz IV
halaman 43-44]
عَنْ
عَائـِشَةَ قَالَتْ: كُـفِّنَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى ثَلاَثـَةِ اَثـْوَابٍ بِـيْضٍ
سَحُوْلـِيَّةٍ جُدَدٍ لَـيْسَ فِيْهَا قَمِيْصٌ وَ لاَ عِمَامَةٌ، اُدْرِجَ
فِيْهَا اِدْرَاجًا. الجماعة
Dari
Aisyah, ia berkata : "Rasulullah SAW dikafani dengan tiga lapis kain putih yang
baru dari Sahuli - Yaman, tanpa baju gamis maupun sorban yang dimasukkan ke
dalam kafan itu".
[HR Jama'ah, Nailul Authar juz IV halaman 41]
وَ
لـِمُسْلـِمٍ، قَالَتْ: اُدْرِجَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى حُلَّةٍ يَمَانـِيَّةٍ
كَانَتْ لِعَبْدِ اللهِ بْنِ اَبِى بَكْرٍ، ثُمَّ نُزِعَتْ عَنْهُ، وَ كُـفِّنَ فِى
ثَلاَثــَةِ اَثْوَابٍ بِيْضٍ سَحُوْلـِيَّةٍ يَمَانـِيَّةٍ، لَـيْسَ فِيْهَا
عِمَامَةٌ وَ لاَ قَمِيْصٌ.
Dan
menurut riwayat Muslim (dikatakan) : Aisyah berkata : "Rasulullah SAW (semula)
dikafani dengan pakaian buatan Yaman milik Abdullah bin Abu Bakar, tetapi tidak
jadi, kemudian dilepaskan, lalu dikafani dengan tiga kain putih dari Sahuli
Yaman, tanpa sorban dan tidak pula baju gamis".
[Nailul Authar juz IV halaman 42]
عَنْ
لَـيْلَى بِنْتِ قَانِفٍ الثَّـقَـفِيَّةِ قَالَتْ: كُـنْتُ فِـيْمَنْ غَسَّلَ
اُمَّ كُـلْـثُوْمٍ بِنْتَ رَسُوْلِ اللهِ ص عِنْدَ وَفَاتِهَا، وَ كَانَ اَوَّلُ
مَا اَعْطَانَا رَسُوْلُ اللهِ ص اَلـْحِقَا ثُمَّ الدَّرْعَ ثُمَّ اْلخِمَارَ
ثُمَّ اْلمَلْحَفَةَ ثُمَّ اُدْرِجَتْ بَعْدَ ذلِكَ فِى الـثَّوْبِ اْلآخَرِ،
قَالَتْ: وَ رَسُوْلُ اللهِ ص عِنْدَالْـبَـابِ، مَعَهُ كَـفَنُهَا يُـنَاوِلُـنَا
ثَـوْبـًا ثَـوْبـًا. احمد و ابو داود
Dari
Laila binti Qanif Ats-Tsaqafiyah ia berkata : "Aku adalah termasuk diantara
perempuan yang memandikan Ummu Kultsum puteri Rasulullah SAW ketika wafatnya,
dan pertama-tama yang diberikan Nabi SAW kepada kami adalah kain bawah, kemudian
baju kurung, lalu kudung, kemudian selimut, kemudian sesudah itu dimasukkan di
dalam kain kafan yang lain". Laila berkata : "Sedang Rasulullah SAW di pintu
dengan membawa kafannya, yang diberikan kepada kami selembar demi
selembar".
[HR Ahmad dan Abu Dawud, Nailul Authar juz IV halaman 44]
Keterangan
:
Dari
hadits ini bisa diambil pengertian bahwa mayyit wanita sebaiknya dikafani dengan
lima lembar kain, yaitu; kain bawah (yang bisa menutup pinggul dan paha), baju
kurung (kain yang dibentuk baju kurung), penutup kepala, selimut dan kain yang
bisa membungkus seluruhnya.
عَنْ
خَبَّابِ بْنِ اْلاَرَتِّ اَنَّ مُصْعَبَ بْنَ عُمَيْرٍ قُتِلَ يَوْمَ اُحُدٍ وَ
لَمْ يَتْرُكْ اِلاَّ نَمِرَةً، فَكُـنَّا اِذَا غَطَّـيْنَا بِهَا رَأْسَهُ بَدَتْ
رِجْلاَهُ، وَ اِذَا غَطَّـيْنَا رِجْلَـيْهِ بَدَا رَأْسُهُ، فَـأَمَرَنَا
رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ نُغَطِّيَ بِهَا رَأْسَهُ، وَ نَجْعَلَ عَلَى رِجْلَـيْهِ
شَيْئًا مِنَ اْلاِذْخِرِ. الجماعة الا ابن ماجه
Dari
Khabbab bin Aratt, bahwa Mush'ab bin Umair terbunuh pada hari perang Uhud,
sedang ia tidak meninggalkan apapun selain sebuah selimut (kain yang bergaris)
maka apabila kami tutupi kepalanya dengan selimut itu nampaklah kedua kakinya,
dan apabila kami tutupi kedua kakinya nampak kepalanya, lalu Rasulullah SAW
memerintahkan kami agar menutup kepalanya dengan selimut itu, sedang kedua
kakinya agar kami tutup dengan rumput idzkhir.
[HR Jama'ah kecuali Ibnu Majah, Nailul Authar juz IV halaman
38]
وَ
عَنْ خَبَّابٍ اَيـْضًا اَنَّ حَمْزَةَ لَمْ يُوْجَدْ لَهُ كَـفَنٌ اِلاَّ بُرْدَةٌ
مِلْحَاءُ، اِذَا جُعِلَتْ عَلَى قَدَمَيْهِ قَـلَصَتْ عَنْ رَأْسِهِ، حَتَّى
مُدَّتْ عَلَى رَأْسِهِ، وَ جُعِلَ عَلَى قَدَمَيْهِ اْلاِذْخِرُ. احمد
Dan
dari Khabbab juga, bahwa Hamzah tidak didapatkan kafan untuknya melainkan sebuah
selimut bergaris, yang apabila ditutupkan pada kedua kakinya maka kepalanya
terlihat, sehingga ditarik ke kepalanya dan kedua kakinya ditutupi dengan rumput
idzkhir.
[HR Ahmad, Nailul Authar juz IV halaman 38]
Keterangan
:
Dari
dua hadits di atas bisa diambil pengertian bahwa apabila kafan itu tidak
mencukupi, maka bagian kepala itu yang lebih diutamakan daripada bagian kaki,
kemudian bagian kaki bisa ditutup dengan penutup lain.
عَنْ
اَبِى قَـتَادَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا وَلــِيَ اَحَدُكُمْ
اَخَاهُ فَـلْـيُحْسِنْ كَـفَـنَهُ. ابن ماجه و الترمذى
Dari
Abu Qatadah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Apabila salah seorang
diantara kamu mengurusi saudaranya, maka baguskanlah kafannya".
[HR Ibnu Majah dan Tirmidzi, Nailul Authar juz IV halaman
39]
عَنْ
جَابِرٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص خَطَبَ يَوْمًا، فَذَكَـرَ رَجُلاً مِنْ اَصْحَابِهِ
قُبِضَ، فَكُـفِّنَ فِى كَـفَنٍ غَيْرِ طَائِلٍ، وَ قُبِرَ لَـيْلاً، فَزَجَرَ
النَّبِيُّ ص اَنْ يُقْبَرَ الرَّجُلُ لَـيْلاً، حَتَّى يُصَلَّى عَلَـيْهِ، اِلاَّ
اَنْ يَضْطَرَّ اِنْـسَانٌ اِلَى ذلِكَ. وَ قَالَ النَّبِيُّ ص: اِذَا كَـفَّنَ
اَحَدُكُمْ اَخَاهُ فَـلْـيُحْسِنْ كَــفَـنَهُ. احمد و مسلم و ابو
داود
Dari
Jabir, bahwa Nabi SAW pernah berkhutbah pada suatu hari, lalu beliau menyebut
tentang seorang laki-laki dari shahabatnya yang telah meninggal dunia, yang
dikafani dengan kafan yang pendek dan dikubur pada malam hari, maka Nabi SAW
melarang mayyit dikubur pada malam hari sehingga ia dishalati (oleh banyak
orang), kecuali ada seseorang yang terpaksa harus begitu, dan Nabi SAW bersabda
: "Apabila salah seorang diantara kamu mengkafani saudaranya maka baguskanlah
kafannya".
[HR Ahmad, Muslim dan Abu Dawud, Nailul Authar juz IV halaman
39]
عَنْ
عَائِشَةَ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ نَظَرَ اَلَى ثَـوْبٍ عَلَـيْهِ كَانَ يَمْرَضُ
فِـيْهِ، بِهِ رَدْعٌ مِنْ زَعْفَرَانٍ، فَـقَالَ: اِغْسِلُوْا ثَـوْبــِى هذَا، وَ
زِيْدُوْا عَلَـيْهِ ثَـوْبَـيْنِ، فَكَـفِّـنُوْنــِى فِيْهَا. قُـلْتُ: اِنَّ
هذَا خَلَقٌ. قَالَ: اِنَّ اْلحَيَّ اَحَقُّ بِاْلجَدِيْدِ مِنَ اْلمَيِّتِ،
اِنَّمَا هُوَ لِلْمُهْلَةِ. مختصر من البخارى
Dari
'Aisyah bahwa Abu Bakar pernah melihat kepada pakaiannya yang ia pakai di waktu
sakit, yang di situ ada bekas-bekas za'faran, lalu ia berkata : Cucilah
pakaianku ini dan tambahlah lagi dua lembar, kemudian kafanilah aku dengan
pakaian itu. Aku (Aisyah) berkata : "Sesungguhnya pakaian ini sudah bekas". Abu
Bakar menjawab : "Sesungguhnya orang yang hidup lebih berhak memakai yang baru
daripada orang yang mati, karena kafan itu hanya untuk nanah".
[Diringkas dari riwayat Bukhari, Nailul Authar juz IV halaman
40]
عَنْ
عَلِيِّ بْنِ اَبِى طَالِبٍ رض قَالَ: لاَ تَغَالَى فِى كَـفَنٍ فَاِنِّى سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ تَغَالَوْا فِى اْلكَـفَنِ، فَاِنَّهُ يُسْلَـبُهُ
سَلْـبًا سَرِيْعًا. ابو داود فى عون المعبود 8:298
Dari
Ali bin Abu Thalib RA, ia berkata : Tidak boleh mengkafani dengan kain kafan
yang mahal-mahal, karena saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Janganlah kalian menggunakan kain kafan yang mahal-mahal, karena sesungguhnya
ia akan cepat rusak".
[HR. Abu Dawud, 'Aunul Ma'bud juz 8, hal. 298]
Keterangan
:
Sabda
Nabi SAW, "Apabila salah seorang diantara kamu mengkafani saudaranya maka
baguskanlah kafannya" itu yang dimaksud dengan membaguskan kafan yaitu
bersih dan suci dapat menutupi dan sederhana (tidak
berlebih-lebihan).
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: بَـيْنَمَا رَجُلٌ وَاقِفٌ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص بِعَرَفَةَ
اِذْ وَقَعَ عَنْ رَاحِلَـتِهِ فَوَقَصَتْهُ فَذُكِرَ ذلِكَ لِلنَّبِيِّ ص
فَـقَالَ: اِغْسِلُوْهُ بِمَاءٍ وَ سِدْرٍ وَ كَـفِّـنُوْهُ فِى ثَـوْبَـيْهِ وَ
لاَ تُحَنِّطُوْهُ وَ لاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ فَاِنَّ اللهَ تَعَالَى
يَـبْعَثُهُ يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ مُلَـبِّيًا. الجماعة
Dari
Ibnu 'Abbas ia berkata : Tatkala seorang laki-laki wuquf bersama Rasulullah SAW
di 'Arafah, tiba-tiba ia jatuh dari kendaraannya, kemudian patah tulang
lehernya, lalu peristiwa itu disampaikan kepada Nabi SAW, maka beliau bersabda :
"Mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan kafanilah dengan kedua pakaian
ihramnya, janganlah kamu beri wangi-wangian dan jangan kamu tutup kepalanya,
karena Allah Ta'ala akan membangkitkannya pada hari qiyamat nanti dalam keadaan
berihram.
[HR. Jama'ah, Nailul Authar juz IV, hal. 46]
وَ
لِلنَّسَائِيِّ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِغْسِلُوا
اْلمُحْرِمَ فِى ثَـوْبَـيْهِ اللَّذَيـْنِ اَحْرَمَ فـِيْهِمَا وَ اغْسِلُوْهُ
بِمَاءٍ وَ سِدْرٍ وَ كَـفِّـنُوْهُ بِـثَوْبَـيْهِ وَ لاَ تُـمِسُّوْهُ بِطِيْبٍ
وَ لاَ تُخَمِّرُوْا رَأْسَهُ فَاِنَّهُ يُـبْعَثُ يَوْمَ اْلـقِيَامَةِ
مُحْرِمًا.
Dan
menurut riwayat Nasai dari Ibnu 'Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
"Mandikanlah orang yang mati dalam keadaan ihram dengan kedua pakaian yang
mereka pakai itu, dan mandikanlah dia dengan air dan bidara, lalu kafanilah
dengan kedua pakaiannya itu, dan janganlah diberi harum-haruman, serta jangan
ditutup kepalanya, karena Allah akan membangkitkannya pada hari qiyamat nanti
dalam keadaan berihram".
[Nailul Authar juz IV, hal. 46]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: اَمَرَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَوْمَ اُحُدٍ بِالشُّهَدَاءِ اَنْ
نَـنْزِعَ عَنْهُمُ اْلحَدِيْدَ وَ اْلجُـلُوْدَ وَ قَالَ: اِدْفـِنُوْهُمْ
بِدِمَائـِهِمْ وَ ثـِيَابِـهِمْ. احمد و ابو داود و ابن ماجه
Dari
Ibnu 'Abbas, ia berkata : "Rasulullah SAW pada hari perang Uhud memerintahkan
tentang para shuhada agar baju besi dan jaket kulit mereka dilepaskan dan beliau
bersabda : "Kuburlah mereka dengan darah dan pakaian mereka".
[HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah, Nailul Authar juz IV, hal.
45]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ ثَعْلَـبَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ يَوْمَ اُحُدٍ:
زَمِّلُوْهُمْ فِى ثِـيَابِـهِمْ وَ جَعَلَ يَدْفِنُ فِى اْلـقَبْرِ الرَّهْطَ وَ
يَقُوْلُ: قَدِّمُوْا اَكْـثَرَهُمْ قُرْآنــًا. احمد
Dari
Abdullah bin Tsa'labah bahwa Rasulullah SAW bersabda pada hari perang Uhud :
"Selimutilah mereka dengan pakaian mereka", dan Rasulullah SAW mengubur mereka
secara massal di dalam satu liang lahat dan bersabda : "Dahulukan diantara
mereka yang lebih banyak (hafalan) Al-Qur'annya".
[HR. Ahmad, Nailul Authar juuz IV, hal. 45]
Keterangan
:
Dua
hadits terakhir ini menunjukkan bahwa kita diperintahkan mengubur orang yang
mati syahid itu dengan pakaian yang dipakai sewaktu terbunuh, dengan melepaskan
baju besi dan jaket kulit dan seluruh peralatan perang lainnya yang
dibawa.
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak