Ahad, 15 September 1996/2
Jumadil Awwal 1417 Brosur No. :
846/886/IF
Bersedekap.
عَنْ
وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ اَنــَّهُ رَأَى النَّبِيَّ ص رَفَعَ يَدَيــْهِ حِيْنَ دَخَلَ
فِى الصَّلاَةِ كَـبَّرَ ... ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ اْليُمْنَى عَلَى اْليُسْرَى.
مسـلم.
Dari
Wail bin Hujr, sesungguhnya ia pernah melihat Nabi SAW mengangkat kedua
tangannya waktu memulai shalat, beliau bertakbir .... Kemudian beliau meletakkan
tangan kanannya diatas tangan kirinya.
[HR. Muslim].
عَنْ
حُلْبِ الطَّائِيِّ قَالَ: رَأَيـْتُ النَّبِيَّ ص يَضَعُ اْليُمْنَى عَلَى
اْليُسْرَى عَلَى صَدْرِهِ فَوْقَ اْلمِفْصَلِ. احمد
Dari
Hulb Ath-Thaiyi, ia berkata : "Saya pernah melihat Rasulullah SAW meletakkan
tangan kanan pada tangan kirinya, di dadanya, yakni diatas
pergelangannya".
[HR. Ahmad].
Doa
Iftitah.
Doa
Iftitah ini yang dicontohkan oleh Nabi SAW adalah banyak macamnya. Diantaranya
:
اَللّهُمَّ
بَاعِدْ بَـيْنـِى وَ بَـيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَـيْنَ اْلمَشْرِقِ
وَاْلمَغْرِبِ. اَللّهُمَّ نَـقِّنِى مِنَ اْلخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ
اْلأَبـْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِاْلمَاءِ
وَالثَّـلْجِ وَاْلـبَرَدِ. البخارى عن ابى هريرة. ج 1،ص:181
1. Ya Allah, jauhkanlah antaraku dan antara
kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya
Allah, bersihkanlah diriku dari kesalahan-kesalahan sebagaimana kain yang putih
dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air,
salju dan embun. [HR. Bukhari dari Abu Hurairah, Juz I :
181].
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا اسْتَفْتَحَ الصَّلاَةَ قَالَ:
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالىَ جَدُّكَ وَلاَ
اِلهَ غَيْرُكَ. ابو داود.
2. Dari 'Aisyah, ia berkata : "Adalah Nabi SAW
apabila memulai shalat, beliau membaca : Subhaanakallaahumma wa bihamdika wa
tabaarakas-muka wa ta'aalaa jadduka walaa ilaaha ghairuka. (Maha suci Engkau
ya Allah, dan dengan memuji-Mulah (aku memulai ibadat ini) dan Maha Bahagia
nama-Mu, Maha tinggi kemulyaan-Mu, dan tiada Tuhan selain Engkau)". [HR. Abu
Dawud]
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: بَـيْنَمَا نَحْنُ نُصَلِّى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص
اِذْ قَالَ رَجُلٌ مِنَ اْلقَوْمِ
: اَللهُ اَكْـبْرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ ِللهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ
اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً.فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص : مَنِ اْلقَائِلُ
كَلِمَةَ كَذَا وَ كَذَا ؟ قَالَ رَجُلٌ
مِنَ اْلقَوْمِ: اَنَا يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: عَجِبْتُ لَهَا فُتِحَتْ لَهَا
اَبْوَابُ السَّمَاءِ. قَالَ ابْنُ عُمَرَ فَمَا تَرَكْـتُهُنَّ مُنْذُ سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُولُ ذلِكَ. مسـلم ج
1 ص :420.
3. Dari Ibnu 'Umar, ia berkata : Pada suatu
ketika kami shalat bersama Rasulullah SAW. Tiba-tiba ada seorang lelaki dari
suatu kaum membaca Allaahu Akbar
kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukrataw wa
ashiilaa. (Allah Maha Besar dari segala yang besar, segala puji bagi Allah
sebanyak-banyaknya, dan Maha suci Allah diwaktu pagi dan petang). Maka
Rasulullah SAW bersabda : "Siapakah orang yang membaca kalimat begitu tadi ?".
Lalu seorang laki-laki dari suatu kaum tadi menjawab : "Saya, ya Rasulullah.
Beliau bersabda : "Saya kagum akan bacaan itu. Telah dibuka karenanya
pintu-pintu langit". Ibnu 'Umar berkata : "Maka saya tidak pernah meninggalkan
bacaan itu sejak mendengar Rasulullah SAW bersabda yang demikian itu". [HR.
Muslim I : 420]
عَنْ
عَلَيِّ بْـنِ اَبِى طَالِبٍ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص اَنــَّهُ كَانَ
اِذَا قَامَ اِلىَ الصَّلاَةِ قَالَ: وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلاَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا اَنـَا مِنَ اْلمُشْرِكِـيْنَ. اِنَّ
صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِى ِللهِ رَبِّ
اْلعَالَمِيْنَ.لاَشَرِيـْكَ لَهُ وَ بِذلِكَ اُمِرْتُ وَ اَنــَا مِنَ
اْلمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اَنـــْتَ اْلمَلِكُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنــْتَ.
اَنـْتَ رَبـِّى وَاَنــَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَـفْسِى، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنـْبِى
فَاغْفِرْلىِ ذُنـُوْبِى جَمِيْعًا، اِنَّهُ
لاَ يـَغْفِرُ الذُّنـُوْبَ اِلاَّ
اَنـْتَ ، وَاهْدِنـِى ِلاَحْسَنِ اْلاَخْلاَقِ ، لاَ يـَهْدِى
ِلاَحْسَنِهَا اِلاَّ اَنـْتَ، وَاصْرِفْ
عَنِّى سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّى سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنــْتَ. لَبَّيْكَ وَسَعْدَيـْكَ.
وَاْلخَيْرُ كُلُّهُ فِى يَدَيــْكَ. وَالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ. اَنـَا بِكَ وَ اِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَـيْتَ.
اَسْتَغْفِرُكَ وَاتــُوْبُ اِلَيْكَ.
مسـلم 1 ، ص:534-535
4. Dari Ali bin Abu Thalib, dari Rasulullah
SAW, sesungguhnya beliau apabila berdiri shalat, beliau membaca (yang artinya)
: "Aku hadapkan wajahku kepada (Allah)
yang telah menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas, dan aku bukanlah dari
golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku adalah untuk Allah Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan
demikian itulah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang
berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Raja, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau
adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menganiaya diriku dan aku
mengakui dosa-dosaku, karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya
tidak ada yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau, dan tunjukilah aku kepada
sebaik-baik akhlaq, dan tidak ada yang bisa menunjuki kepada sebaik-baik akhlaq
kecuali Engkau. Dan palingkanlah dariku akhlaq yang buruk, dan tidak ada yang
bisa memalingkan akhlaq yang buruk dariku selain Engkau. Aku sambut panggilan-Mu
dan aku tetap thaat kepada-Mu dan menolong agama-Mu. Dan kebaikan semuanya ada
ditangan-Mu. Dan kejahatan tidaklah menuju kepada-Mu. Aku berlindung dengan
Engkau dan kepada-Mu. Maha suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku mohon ampun
kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu". [HR. Muslim, Juz I :
534-535].
Keterangan
: Dan dalam riwayat lain disebutkan seperti diatas, namun bukan dengan lafadz
"wa ana minal muslimin", tetapi dengan lafadz "wa ana
awwalul muslimin". [Muslim, Juz I : 536]
Membaca
Ta'awudz.
فَاِذَا
قَرَأْتَ اْلـقُرْانَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطنِ
الرَّجِيْمِ.النحل:98
Apabila
kamu membaca Al-Qur'an hendaklah kamu meminta perlindu-ngan kepada Allah dari
syetan yang terkutuk.
[An-Nahl : 98].
قَالَ
اَبُو سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيُّ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا قَامَ اِلىَ الصَّلاَةِ
اسْتَفْتَحَ ثُمَّ يَقُوْلُ: اَعُوْذُ
بِاللهِ السَّمِيْعِ اْلعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ هَمْزِه وَ
نَـفْخِهِ وَ نَـفْثِهِ. احمد والترمذى.
Telah
berkata Abu Sa'id Al-Khudriy : "Adalah Nabi SAW apabila berdiri shalat, beliau
membaca doa iftitah, kemudian beliau membaca : A'uudzu billaahis-samii'il
'aliimi minasy-syaithaanir rajiim min hamzihi wa nafkhihii wa naftsihi (Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari syaithan
yang terkutuk, dari gangguannya, tiupannya dan hembusannya)".
[HR. Ahmad dan Tirmidzi].
اَنَّ
النَّبِيَّ ص كَانَ يَـقُوْلُ قَبْلَ الْـقِرَاءَةِ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ
الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. ابن المنذر.
Bahwasanya
Nabi SAW sebelum membaca Al-Fatihah, biasa membaca : A'uudzu billaahi
minasy-syaithaanir rajiim. (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaithan
yang terkutuk).
[HR. Ibnul Mundzir].
قَالَ
اْلاَسْوَدُ: رَأَيـْتُ عُمَرَ حِيْنَ يَـفْـتَـتِحُ الصَّلاَةَ يَـقُوْلُ:
سُبْحَانَـكَ اللّهُمَّ ... ثُمَّ يَـتَـعَوَّذُ. الدارقطنى.
Telah
berkata Al-Aswad : "Saya pernah melihat 'Umar waktu memulai shalat, ia membaca
Subhaanakallaahumma...... kemudian ia membaca ta'awudz".
[HR. Daruquthni].
Keterangan
:
Dari
ayat 98 surat An-Nahl di atas, ada ulama yang memahami bahwa membaca ta'awudz
itu perlu pada tiap-tiap rekaat.
Tetapi
ada pula yang berpendapat bahwa ta'awwudz itu cukup pada reka'at yang pertama
saja, karena dalam satu shalat walaupun ada beberapa kali bacaan Al-Qur'an,
tetapi semuanya itu dalam satu ibadat saja, lagi pula hadits-hadits tentang
ta'awwudz itu semuanya menunjuk-kan untuk reka'at yang pertama
saja.
Membaca
Basmalah :
Sabda
Nabi SAW :
اِذَا
قَرَأْتـُمُ اْلحَمْدَ فَاقْرَءُوْا بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
الدارقطنى.
Apabila
kalian membaca Alhamdu (Al-Fatihah), hendaklah kalian membaca Bismillaahir
rahmaanir rahiim.
[HR. Daraquthni]
قَالَ
اَبـُوْ هُرَيـْرَةَ: كَانَ النَّبيُّ ص اِذَا قَرَأَ وَ هُوَ يَـؤُمُّ النَّاسَ
افْـتَـتَحَ بِـبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. الدارقطنى.
Telah
berkata Abu Hurairah : "Adalah Nabi SAW apabila menjadi imam, beliau memulai
bacaan dengan Bismillaahir rahmaanir rahiim".
[HSR. Daraquthni]
قَالَ
اَنــَسٌ: صَلَّيْتُ خَلْفَ النَّبيِّ ص وَاَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ
وَكَانُوْا يَـسْتَـفْتِحُوْنَ بِاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ. لاَ
يَذْكُرُوْنَ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فِى اَوَّلِ اْلقِرَاءَةِ وَلاَ
فِى اخِرِهَا. احمد ومسـلم.
Telah
berkata Anas, Saya biasa shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan
Utsman. Adalah mereka itu memulai dengan Alhamdu lillaahi rabbil
'aalamiin. Mereka tidak menyebut Bismilaahir rahmaanir rahiim di
permulaan bacaan dan tidak pula pada akhirnya (Basmalah untuk mulai membaca
surat). [HR.
Ahmad dan Muslim].
Keterangan
:
Pada
hadits riwayat Daruquthni diatas menunjukkan bahwa kita dituntunkan untuk
membaca Basmalah sebelum membaca Al-Fatihah.
Adapun
pada hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim tersebut menunjukkan bahwa Nabi
SAW dan sebagian dari pada shahabat-shahabatnya memulai bacaan dengan
Hamdalah.
Dari
riwayat-riwayat tadi bisa kita fahami bahwa bacaan Basmalah itu kadang dibaca
Jahr (nyaring) sebagaimana diriwayatkan Daruquthni tadi, dan kadang dibaca Sirr
(tidak nyaring) sebagaimana diriwayatkan Ahmad dan Muslim
tersebut.
Membaca
Al-Fatihah
Sabda
Nabi SAW :
لاَ
صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ. البخارى و
مسـلم.
Tidak
(sah) shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.
[HSR. Bukhari - Muslim]
Diriwayatkan
:
قَالَ
اَبُوْ قَتَادَةَ: اَنَّ النَّبيَّ ص كَانَ يَقْرَأُ فِى كُلِّ رَكْعَةٍ
بِفَاتِحَةِ اْلكِتَابِ. البخارى.
Telah
berkata Abu Qatadah : "Sesungguhnya Nabi SAW biasa membaca Al-Fatihah di
tiap-tiap raka'at".
[HSR. Bukhari]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak