Ahad,
11 Maret 2001/16 Dzulhijjah 1421 Brosur No. :
1076/1116/IF
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ
اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ، وَ اِسْتَوْصُوْا بِالنّسَاءِ خَيْرًا،
فَاِنَّهُنَّ خُلِقْنَ مِنْ ضِلَعٍ، وَ اِنَّ اَعْوَجَ شَيْءٍ فِى الضّلَعِ
اَعْلاَهُ، فَاِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهُ كَسَرْتَهُ، وَ اِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ
اَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوْا بِالنّسَاءِ خَيْرًا. متفق عليه و اللفظ للبخارى و لمسلم:
فَاِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَ بِهَا عِوَجٌ، وَ اِنْ
ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا، وَ كَسْرُهَا طَلاَقُهَا.
Dari
Abu Hurairah dari Nabi SAW beliau bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah
dan hari akhir maka janganlah menyakiti tetangganya. Dan nasehatilah
wanita-wanita kalian dengan baik, karena mereka itu diciptakan dari tulang
rusuk, sedangkan tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika
kalian meluruskannya niscaya kalian mematahkannya, dan jika kalian
membiarkannya, ia tetap bengkok. Maka nasehatilah wanita-wanita kalian dengan
baik”.
[HR. Muttafaq ‘alaih, dan lafadh itu bagi Bukhari]
Dan
bagi Muslim (sabda beliau), “Jika kamu mengambil kesenangan dengannya, kamu akan
mendapat kesenangan dalam keadaan ia bengkok. Dan jika kamu meluruskannya,
niscaya kamu menyebabkan patahnya. Dan patahnya itu berarti
thalaqnya”.
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً،
اِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ. احمد و مسلم
Dari
Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah seorang
mukmin membenci (istrinya) yang mukminah, (sebab) jika ia tidak menyukai
sebagian perangainya, maka ia akan menyukai perangainya yang
lain”.
[HR. Ahmad dan Muslim]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَكْمَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ
اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا. وَ خِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ. احمد
و الترمذى و صححه
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesempurna-sempurna iman
orang mukmin adalah yang paling baik akhlaqnya diantara mereka dan orang paling
baik diantara kalian ialah orang yang paling baik terhadap
istrinya”.
[HR. Ahmad dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengesahkannya]
عَنْ
عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ ِلاَهْلِهِ،
وَ اَنَا خَيْرُكُمْ ِلاَهْلِى. الترمذى و صححه
Dari
Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik orang diantara
kalian ialah orang yang paling baik terhadap istrinya dan aku adalah orang yang
paling baik diantara kalian terhadap istriku”.
[HR. Tirmidzi dan ia mengesahkannya]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ اْلاَحْوَصِ اَنَّهُ شَهِدَ حَجَّةَ اْلوَدَاعِ مَعَ النَّبِيّ ص،
فَحَمِدَ اللهَ وَ اَثْنَى عَلَيْهِ وَ ذَكَرَ وَ وَعَظَ ثُمَّ قَالَ:
اِسْتَوْصُوْا بِالنّسَاءِ خَيْرًا، فَاِنَّمَا هُنَّ عِنْدَكُمْ عَوَانٌ لَيْسَ
تَمْلِكُوْنَ مِنْهُنَّ شَيْئًا غَيْرَ ذلِكَ اِلاَّ اَنْ يَأْتِيْنَ بِفَاحِشَةٍ
مُبَيّنَةٍ، فَاِنْ فَعَلْنَ فَاهْجُرُوْهُنَّ فِى اْلمَضَاجِعِ وَ اضْرِبُوْهُنَّ
ضَرْبًا غَيْرَ مُبَرّجٍ، فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ
سَبِيْلاً، اِنَّ لَكُمْ مِنْ نِسَائِكُمْ حَقًّا، وَ لِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ
حَقًّا، فَاَمَّا حَقُّكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ فَلاَ يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ
تَكْرَهُوْنَ، وَ لاَ يَأْذَنَّ فِى بُيُوْتِكُمْ لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ، اَلآ وَ
حَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ اَنْ تُحْسِنُوْا اِلَيْهِنَّ فِى كِسْوَتِهِنَّ وَ
طَعَامِهِنَّ. ابن ماجه و الترمذى و صححه
Dari
‘Amr bin Ahwash, bahwa ia ikut serta dalam haji wada’ bersama Nabi SAW. Kemudian
beliau memuji kepada Allah dan menyanjung-Nya, berdzikir dan memberikan
washiyat, lalu beliau bersabda, “Nasehatilah para wanita dengan baik, karena
sesungguhnya mereka itu bagi kalian hanyalah (ibarat) orang-orang tawanan,
dimana kalian tidak boleh menyakiti mereka itu sedikitpun, kecuali jika mereka
melakukan kekejian yang nyata. Jika mereka melakukannya, maka jauhilah mereka
dari tempat tidur dan pukullah dengan pukulan yang tidak membahayakan. Kemudian
kalau mereka sudah thaat kepada kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan
untuk menyakiti mereka, sebab sesungguhnya kalian mempunyai hak pada istri
kalian dan istri kalianpun mempunyai hak pada kalian. Adapun hak kalian pada
istri-istri kalian ialah mereka tidak mempersilahkan orang yang kalian benci
menginjak tempat tidur kalian, dan mereka tidak mengizinkan kepada orang yang
tidak kalian sukai untuk masuk rumah kalian. Dan ingatlah, hak mereka pada
kalian ialah kalian memberi pakaian dan makan yang layak bagi
mereka”.
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengesahkannya]
عَنْ
مُعَاوِيَةَ اْلقُشَيْرِيّ اَنَّ النَّبِيَّ ص سَأَلَهُ رَجُلٌ: مَا حَقُّ
اْلمَرْأَةِ عَلَى الزَّوْجِ؟ قَالَ: تُطْعِمُهَا اِذَا طَعِمْتَ، وَ تَكْسُوْهَا
اِذَا اكْتَسَيْتَ، وَ لاَ تَضْرِبِ اْلوَجْهَ، وَ لاَ تُقَبّحْ، وَ لاَ تَهْجُرْ
اِلاَّ فِى اْلبَيْتِ. احمد و ابو داود و ابن ماجه
Dari
Mu’awiyah Al-Qusyairiy, bahwa sesungguhnya Nabi SAW ditanya oleh seorang
laki-laki, “Apa hak seorang istri pada suaminya ?”. Beliau menjawab, “Engkau
memberinya makan apabila engkau makan dan engkau memberinya pakaian apabila
engkau berpakaian, janganlah memukul wajah, jangan mencaci maki dan janganlah
engkau meninggalkannya melainkan di dalam rumah”.
[HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah]
عَنْ
اُمّ سَلَمَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَ
زَوْجُهَا رَاضٍ عَنْهَا دَخَلَتِ اْلجَنَّةَ. ابن ماجه و الترمذى و قال حديث حسن
غريب
Dari
Umu Salamah RA, bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda, “Siapasaja wanita yang
meninggal dunia sedang suaminya ridla terhadapnya maka ia masuk
surga”.
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi dan Tirmidzi berkata : Hadits ini Hasan
Gharib]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا دَعَا الرَّجُلُ
امْرَأَتَهُ اِلَى فِرَاشِهِ فَاَبَتْ اَنْ تَجِيْءَ فَبَاتَ غَضْبَانَ عَلَيْهَا
لَعَنَتْهَا اْلمَلاَئِكَةُ حَتَّى تُصْبِحَ. متفق عليه
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seorang suami
mengajak istrinya ke tempat tidur, lalu istrinya itu menolak, kemudian si suami
tidur semalam dalam keadaan marah kepadanya, maka ia dilaknat oleh para malaikat
sampai shubuh”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لَوْ كُنْتُ آمِرًا اَحَدًا اَنْ
يَسْجُدَ ِلاَحَدٍ َلاَمَرْتُ اْلمَرْأَةَ اَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا. الترمذى و
قال: حديث حسن غريب
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sekiranya aku (boleh) menyuruh
seseorang untuk sujud kepada orang, tentu aku suruh istri untuk sujud kepada
suaminya”.
[HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits hasan gharib]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ اَنْ
تَصُوْمَ وَ زَوْجُهَا شَاهِدٌ اِلاَّ بِاِذْنِهِ. متفق عليه
Dari
Abu Hurairah, bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Tidak boleh wanita
berpuasa sedang suaminya berada di rumah melainkan dengan
idzinnya”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
Larangan
menggauli istri pada duburnya
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَلْعُوْنٌ مَنْ اَتَى
اْلمَرْأَةَ فِى دُبُرِهَا. احمد و ابو داود
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Terlaknatlah orang yang
menggauli wanita pada duburnya”.
[HR. Ahmad dan Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَتَى حَائِضًا اَوِ
امْرَأَةً فِى دُبُرِهَا اَوْ كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا اُنْزِلَ
عَلَى مُحَمَّدٍ ص. احمد و الترمذى
Dan
dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang
menggauli wanita yang sedang haidl atau menggauli wanita pada duburnya atau
(mendatangi) juru ramal lalu mempercayainya, maka benar-benar ia telah kufur
terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW”.
[HR. Ahmad dan Tirmidzi]
عَنْ
خُزَيْمَةَ بْنِ ثَابِتٍ: اَنَّ النَّبِيَّ ص نَهَى اَنْ يَأْتِيَ الرَّجُلُ
امْرَأَتَهُ فِى دُبُرِهَا. احمد و بن ماجه
Dari
Khuzaimah bin Tsabit, bahwasanya Nabi SAW melarang laki-laki menggauli istrinya
pada duburnya.
[HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: فِى
الَّذِيْ يَأْتِى امْرَأَتَهُ فِيْ دُبُرِهَا: هِيَ اللُّوْطِيَّةُ الصُّغْرَى.
احمد
Dari
‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya, bahwasanya Nabi SAW bersabda
tentang orang yang menggauli istrinya pada duburnya, “Itu hampir menyerupai
amaliah kaum Luth”.
[HR. Ahmad]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَنْظُرُ اللهُ اِلَى رَجُلٍ
اَتَى رَجُلاً اَوِ امْرَأَةً فِى الدُّبُرِ. الترمذى و قال حديث غريب
Dari
Ibnu ‘Abbas RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Allah tidak mau melihat
kepada laki-laki yang mengumpuli sesama laki-laki atau menggauli wanita pada
duburnya”.
[HR. Tirmidzi dan ia berkata : Hadits ini Gharib]
عَنْ
جَابِرٍ اَنَّ يَهُوْدَ كَانَتْ تَقُوْلُ: اِذَا اُتِيَتِ اْلمَرْأَةُ مِنْ
دُبُرِهَا ثُمَّ حَمَلَتْ كَانَ وَلَدُهَا اَحْوَلَ. قَالَ: فَنَزَلَتْ:
نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى شِئْتُمْ. الجماعة الا
النسائى
Dari
Jabir, bahwasanya orang-orang Yahudi berkata, “Apabila seorang wanita digauli
dari belakangnya, kemudian hamil, maka anaknya akan lahir dalam keadaan juling”.
Jabir berkata, “Lalu turunlah (ayat) “Istri-istrimu itu laksana tanah
tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok tanammu itu (dengan cara) bagaimana saja kamu
kehendaki”. (QS. Al-Baqarah : 223)
[HR. Jamaah kecuali Nasai]
عَنْ
اُمِّ سَلَمَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص فِى قَوْلِهِ تَعَالَى: نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ
لَّكُمْ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّى شِئْتُمْ، يَعْنِى صِمَامًا وَاحِدًا. احمد و
الترمذى و قال: حديث حسن
Dari
Umi Salamah, dari Nabi SAW tentang firman Allah, “Istri-istrimu itu laksana
tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok tanammu
itu (dengan cara) bagaimana saja kamu kehendaki”, yakni pada lubang yang satu
(itu)”.
[HR. Ahmad dan Tirmidzi dan Tirmidzi berkata : Hadits ini
Hasan]
Tentang
‘azl
عَنْ
جَابِرٍ رض قَالَ: كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص وَ اْلقُرْآنُ
يَنْزِلُ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Jabir RA, ia berkata, “Kami pernah melakukan ‘azl di masa Rasulullah SAW, sedang
Al-Qur’an masih turun”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
و
لمسلم: كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ ص فَبَلَغُ ذلِكَ نَبِيَّ
اللهِ ص فَلَمْ يَنْهَنَا
Dan
bagi Muslim (dikatakan), “Kami pernah ‘azl di masa Rasulullah SAW, kemudian
sampailah hal itu kepada Nabiyullah SAW, tetapi beliau tidak mencegah
kami”.
عَنْ
جَابِرٍ رض اَنَّ رَجُلاً اَتَى رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: اِنَّ لِى جَارِيَةً،
هِيَ خَادِمَتُنَا وَ سَانِيَتُنَا فِى النَّخْلِ وَ اَنَا اَطُوْفُ عَلَيْهَا. وَ
اَكْرَهُ اَنْ تَحْمِلَ، فَقَالَ: اِعْزِلْ عَنْهَا اِنْ شِئْتَ فَاِنَّهُ
سَيَأْتِيْهَا مَا قُدِّرَ لَهَا. احمد و مسلم و ابو داود
Dari
Jabir RA, bahwasanya ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu
bertanya, “Sesungguhnya kami mempunyai seorang jariyah, ia adalah wanita hamba
kami dan penyiram kebun kurma kami dan aku menggilirnya tetapi aku tidak ingin
dia hamil”. Lalu Nabi SAW bersabda, “Lakukanlah ‘azl terhadapnya jika kamu mau,
karena sesungguhnya akan tibalah kepada wanita itu apa yang ditaqdirkan oleh
Allah padanya”.
[HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدٍ رض قَالَ: خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى غَزْوَةِ بَنِى
اْلمُصْطَلِقِ فَاَصَبْنَا سَبَايَا مِنَ اْلعَرَبِ فَاشْتَهَيْنَا النِّسَاءَ وَ
اشْتَدَّتْ عَلَيْنَا اْلعُزْبَةُ وَ اَحْبَبْنَا اْلعَزْلَ فَسَاَلْنَا عَنْ ذلِكَ
رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: مَا عَلَيْكُمْ اَنْ لاَ تَفْعَلُوْا، فَاِنَّ اللهَ
عَزَّ وَ جَلَّ قَدْ كَتَبَ مَا هُوَ خَالِقٌ اِلَى يَوْمِ اْلقِيَامَةِ. احمد و
البخارى و مسلم
Dari
Abu Sa’id RA, ia berkata : Aku pernah keluar bersama Rasulullah SAW dalam perang
Banil Mushthaliq, lalu kami memperoleh tawanan-tawanan dari orang-orang Arab,
kemudian kami mempunyai keinginan kepada para wanita, sedang kami sangat berat
membujang dan kami suka ‘azl lalu kami tanyakan hal itu kepada Rasulullah SAW,
maka jawab beliau, “Mengapa kamu tidak melakukannya, karena Allah ‘Azza wa Jalla
benar-benar telah menentukan apa yang akan Dia ciptakan sampai yaumul
qiyamah”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak