Ahad,
15 Juli 2001/23 Rabiul akhir 1422
Brosur no. : 1095/1035/IF
TENTANG
KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP ANAK
Firman
Allah SWT :
يايُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ اَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا
النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَّ يَعْصُوْنَ
اللهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَ يَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ. التحريم:6
Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, tidak mendurhakai (perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
[At-Tahrim : 6]
Sabda
Rasulullah SAW :
كُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. اَلاِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ
عَنْ رَعِيَّتِهِ. وَالرَّجُلُ رَاعٍ فيِ اَهْلِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فيِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُوْلَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِى مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلُ عَنْ رَعِيَّتِهِ . متفق عليه
Kamu
sekalian adalah pemimpin dan kamu akan ditanya tentang kepemimpinanmu. Imam
adalah pemimpin dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Orang laki-laki
(suami) adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin dalam rumah tangga suaminya dan akan
ditanya tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin dalam menjaga harta
tuannya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. Dan masing-masing dari kamu
sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya tentang
kepemimpinannya.
[HR Bukhari dan Muslim]
Dengan
ayat dan hadits tersebut menunjukkan kepada kita bahwa orang tua mempunyai
tanggungjawab yang berat terhadap anaknya, untuk itu hendaklah kita perhatikan
hal-hal sebagai berikut.
1.
Dalam Menyambut Kelahiran Anak
Orang
tua hendaknya bergembira menyambut kelahiran anaknya, baik itu laki-laki maupun
perempuan. Kemudian memberinya nama yang baik dan menyembelih aqiqah (bila ada
kemampuan). Sebagaimana riwayat berikut ini :
عَنْ
اَبِى الدَّرْدَاءِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ بِاَسْمَا ئِكُمْ وَبِاَسْمَاءِ آبَائِكُمْ . فَاَحْسِنُوْا
اَسْمَائَكُمْ. ابوداود
Dari
Abu Darda' RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya kamu sekalian
akan dipanggil pada hari qiyamat dengan namamu dan nama ayahmu, maka baguskanlah
namamu".
[HR. Abu Dawud]
عَنْ
سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ
بِعَقِيْقَتِهِ. تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ وَ يُسَمَّى فِيْهِ وَ يُحْلَقُ
رَاْسُهُ. الخمسة
Dari
Samurah bin Jundab, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Tiap-tiap anak itu
tergadai dengan aqiqahnya dan disembelih sebagai tebusannya pada hari ketujuhnya
dan diberi nama pada hari itu serta dicukur kepalanya".
[HR. Khomsah]
عَنْ
اُمِّ كُرْزٍ الْكَعْبِيَّةِ اَنَّهَا سَاَلَتْ رَسُوْلَ اللهِ ص. عَنِ
الْعَقِيْقَةِ فَقَالَ : عَنِ الْغُلاَمِ شَاتَانِ وَعَنِ اْلاُنْـثَى وَاحِدَةٌ وَ
لاَ يَضُرُّكُمْ ذُكْرَانًا اَوْ اِنَاثًا. احمد والترمذى
Dari
Ummu Kurzin Al-Ka'biyah, sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW
tentang aqiqah, maka Rasulullah SAW bersabda : "Untuk bayi laki-laki
(menyembelih) dua ekor kambing dan untuk bayi perempuan (menyembelih) seekor
kambing, tidak mengapa bagimu kambing itu jantan atau betina".
[HR. Ahmad dan Tirmidzi]
2.
Tentang Menyusui
Firman
Allah SWT :
وَ
اْلوَالِدتُ يُرْضِعْنَ اَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ اَرَادَ اَنْ
يّـُتِمَّ الرَّضَاعَةَ، وَ عَلَى اْلمَوْلُوْدِ لَه رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ
بِاْلمَعْرُوْفِ، لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ اِلاَّ وُسْعَهَا، لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةٌ
بِوَلَدِهَا وَ لاَ مَوْلُوْدٌ لَه بِوَلَدِه وَ عَلَى اْلوَارِثِ مِثْلُ ذلِكَ،
فَاِنْ اَرَادَا فِصَالاً عَنْ تَرَاضٍ مّنْهُمَا وَ تَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ
عَلَيْهِمَا، وَ اِنْ اَرَدْتُّمْ اَنْ تَسْتَرْضِعُوْآ اَوْلاَدَكُمْ فَلاَ
جُنَاحَ عَلَيْكُمْ اِذَا سَلَّمْتُمْ مَّآ اتَيْتُمْ بِاْلمَعْرُوْفِ، وَ اتَّقُوا
اللهَ وَ اعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ.
البقرة:233
Para
ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang
ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian
kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan
menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan
karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan waris pun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan
keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu
memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
[QS. Al-Baqarah : 233]
3.
Mengkhitankannya
عَنْ
اَبِى اَيُّوْبَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. : اَرْبَعٌ مِنْ سُنَنِ
اْلمُرْسَلِيْنَ: اْلخِتَانُ وَالتَّعَطُّرُ وَالسِّوَاكُ وَالنِّكَاحُ. رواه
الترمذى واحمد
Dari
Abu Ayyub, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Empat hal termasuk sunnah para
Rasul, ialah 1. khitan, 2. memakai minyak wangi, 3. bersiwak, dan 4.
menikah.
[HR. Tirmidzi dan Ahmad]
4.
Tentang Memberi Nafkah
Seorang
ayah bertanggungjawab memberikan nafkah bagi anak-anak dan keluarganya, sedang
ibu bertanggungjawab mengasuh anak-anak dan mengatur rumah tangga sebagai wakil
dari suaminya. Tentang nafkah untuk anak dan keluarganya ini Islam tidak
menentukan besarnya, hal ini terserah pada kemampuan masing-masing. Firman Allah
SWT :
اَلرّجَالُ
قَوَّامُوْنَ عَلَى النّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ وَّ
بِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ. النساء : 34
Kaum
laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan
sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena laki-laki telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka ...... .
[QS. An-Nisaa' : 34]
وَ
عَلَى الْمَوْلُوْدِ لَه رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ. البقرة :
233
Dan
bagi ayah berkewajiban memberi nafkah dan memberi pakaian kepada ibu (dan
anaknya) dengan cara yang ma'ruf.
[QS. Al-Baqarah : 233]
لِيُنْفِقْ
ذُوْ سَعَةٍ مّنْ سَعَتِه، وَ مَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُه فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ
اتهُ اللهُ، لاَ يُكَلّفُ اللهُ نَفْسًا اِلاَّ مَآ اتهَا ، سَيَجْعَلُ اللهُ
بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا. الطلاق : 7
Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan
rezqinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang Allah berikan kepadanya. Allah
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah
berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan.
[QS. Ath-Thalaaq : 7]
عَنْ
اَبِيْ هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. : دِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِي
سَبِيْلِ اللهِ. وَدِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ وَدِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ
بِهِ عَلَى مِسْكِيْنٍ . وَدِيْنَارٌ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ. اَعْظَمُهَا
اَجْرًا الَّذِيْ اَنْفَقْتَهُ عَلَى اَهْلِكَ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Satu dinar kamu infaqkan
fii sabiilillah, satu dinar kamu pergunakan untuk memerdekakan budak, satu dinar
kamu sedekahkan kepada orang miskin, dan satu dinar yang kamu belanjakan untuk
keluargamu, maka yang paling besar pahalanya ialah yang kamu belanjakan untuk
keluargamu".
[HR. Muslim]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رض. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص. كَفَى
بِالْمَرْءِ اِثْمًا اَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوْتُ. ابو داود
Dari
Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
"Cukuplah bagi seseorang berdosa, apabila dia mengabaikan orang yang makan dan
minumnya menjadi tanggungannya".
[HR Abu Dawud]
عَنْ
اُمِّ سَلَمَةَ رض قَالَتْ : قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ هَلْ لِيْ اَجْرٌ فيِ بَنِيْ
اَبِيْ سَلَمَةَ اَنْ اُنْفِقَ عَلَيْهِمْ وَلَسْتُ بِتَارِكَتِهِمْ هكَذَا
وَهكَذَا ؟ اِنَّمَا هُمْ بَنِيَّ فَقَالَ
نَعَمْ. لَكِ اَجْرُ مَا اَنْفَقْتِ عَلَيْهِمْ. متفق عليه
Dari
Ummu Salamah RA, ia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, "Ya
Rasulullah, apakah saya akan mendapat pahala kalau saya membelanjai
putra-putranya Abu Salamah, sebab saya tidak dapat membiarkan mereka demikian
dan demikian (mencari makan kesana-kemari), karena mereka itu juga sebagai
anak-anakku ?". Jawab Rasulullah SAW, "Ya, kamu mendapat pahala dari apa yang
kamu belanjakan kepada mereka".
[HR. Bukhari dan Muslim]
5.
Adil Dalam Pemberian Terhadap Anak
عَنْ
النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ اَنَّ اَبَاهُ اَتَى بِهِ رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ:
اِنِّى نَحَلْتُ ابْنِى هذَا غُلاَمًا كَانَ لِى، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اَكُلَّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ هذَا؟ فَقَالَ: لاَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
فَاَرْجِعْهُ. وَ فِى لَفْظٍ: فَانْطَلَقَ اَبِى اِلَى النَّبِيِّ ص لِيُشْهِدَهُ
عَلَى صَدَقَتِىْ، فَقَالَ: اَفَعَلْتَ هذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ؟ قَالَ: لاَ.
قَالَ: اِتَّقُوا اللهَ وَ اعْدِلُوْا بَيْنَ اَوْلاَدِكُمْ. فَرَجَعَ اَبِى
فَرَدَّ تِلْكَ الصَّدَقَةَ. متفق عليه
Dari
Nu'man bin Basyir, bahwasanya bapaknya datang bersamanya kepada Nabi SAW, lalu
ia berkata, "Sesungguhnya aku memberikan kepada anakku ini seorang budak yang
kumiliki". Maka Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kamu juga memberikan seperti
ini kepada semua anakmu ?". Ia menjawab, "Tidak". Lalu Rasulullah SAW bersabda,
"Tariklah kembali (pemberian itu)". Dan dalam satu lafadh, "Kemudian ayahku
pergi kepada Nabi SAW untuk mempersaksikan kepada beliau atas pemberiannya
kepadaku. Maka Rasulullah SAW bertanya, "Apakah kamu berbuat seperti ini
terhadap semua anak-anakmu ?". Ayahku menjawab, "Tidak". Nabi SAW bersabda,
"Bertaqwalah kepada Allah, dan berbuatlah adil terhadap anak-anakmu". Lalu
ayahku pulang dan menarik kembali pemberian itu.
[HR Muttafaq 'Alaih].
و
فى رواية لمسلم، قَالَ: فَاَشْهِدْ عَلَى هذَا غَيْرِى، ثُمَّ قَالَ: اَيَسُرُّكَ
اَنْ يَكُوْنُوْا لَكَ فِى اْلبِرِّ سَوَاءً؟ قَالَ: بَلَى، قَالَ: فَلاَ
اِذَنْ.
Dan
dalam satu riwayat bagi Muslim, Nabi SAW menjawab, "Carilah saksi untuk hal ini
kepada selain aku". Kemudian beliau bersabda, "Apakah kamu senang apabila
anak-anakmu itu sama dalam berbhakti kepadamu ?". Dia menjawab, "Ya". Sabda
beliau, "Jika demikian maka jangan kamu lakukan".
6.
Menyuruh Anak-anak Untuk Mendirikan Shalat
Orang
tua harus menanamkan 'aqidah yang benar terhadap anak-anaknya jangan sampai
berbuat syirik, dan menyuruh mereka untuk mendirikan shalat. Allah berfirman
:
وَأْمُرْ
اَهْلَكَ بِا لصَّلوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ، لاَنَسْاَلُكَ رِزْقًا ، نَحْنُ
نَرْزُقُكَ ، وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوى. طه : 132
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bershabarlah kamu dalam
mengerjakannya. Kami tidak meminta rezqi kepadamu, Kamilah yang memberi rezqi
kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertaqwa.
[QS. Thaahaa : 132]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ
ص مُرُوْا اَوْلاَدَكُمْ بِالصَّلاَةِ وَ هُمْ اَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ، وَ
اضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا وَ هُمْ اَبْنَاءُ عَشْرٍ. وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِى
اْلمَضَاجِعِ. ابو داود، حديث حسن
Dari
'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya RA, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, "Suruhlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh
tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan shalat jika berumur sepuluh tahun
dan pisahkanlah tempat tidur mereka".
[HR. Abu Dawud]
7.
Mengawinkannya apabila telah dewasa.
وَ
اَنْكِحُوا اْلاَيَامى مِنْكُمْ وَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَ
اِمَائِكُمْ، اِنْ يَّكُوْنُوْا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِنْ فَضْلِه، وَ اللهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ. النور:32
Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya.
Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[QS. An-Nuura : 32]
8.
Berdoa untuk keluarga :
Orang
tua hendaknya kasih sayang terhadap anak-anak dan keluarganya, bukan hanya
dengan harta dan pendidikan saja, tetapi juga dengan doa untuk kebaikan mereka.
Diantara doa-doa itu ialah :
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرّيـَّاتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّ اجْعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. الفرقان:74
Ya
Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami, istri-istri kami dan keturunan kami
sebagai penyenang hati kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertaqwa.
[QS. Al-Furqaan : 74]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak