Ahad,
12 Mei 2002/29 Shafar 1423 Brosur No. :
1130/1170/IF
Halal
Haram Dalam Islam (ke-58)
4.
Aturan memberi salam
Seorang
yang lebih muda dianjurkan memberi (memulai) salam kepada yang lebih tua.
Seorang yang berjalan dianjurkan memberi salam kepada yang sedang duduk. Mereka
yang sedikit jumlahnya dianjurkan memberi salam kepada yang lebih banyak. Orang
yang berkendaraan dianjurkan mengucapkan salam lebih dahulu kepada yang
berjalan. Perhatikanlah hadits-hadits berikut :
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: يُسَلّمُ الصَّغِيْرُ عَلَى اْلكَبِيْرِ
وَ اْلمَارُّ عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُِ عَلَى اْلكَثِيْرِ.
البخارى
Dari
Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “(Hendaklah) orang yang muda
memberi salam kepada yang tua, yang berjalan kepada yang duduk, yang sedikit
kepada yang banyak”.
[HR. Bukhari, Fathul Barri 11:16]
Dalam
hadits yang lain terdapat tambahan :
قَالَ
اَبُوْ هُرَيْرَةَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يُسَلّمُ الرَّاكِبُ عَلَى اْلمَاشِى
وَ اْلمَاشِى عَلَى اْلقَاعِدِ وَ اْلقَلِيْلُ عَلَى اْلكَثِيْرِ. مسلم
Abu
Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “(Hendaklah) orang yang naik
kendaraan memberi salam kepada orang yang berjalan kaki, (sedangkan) orang yang
berjalan kaki memberi salam kepada orang yang duduk, dan kelompok yang sedikit
memberi salam kepada yang banyak”.
[HR. Muslim]
5. Yang paling baik yang memulai salam
Jika
kita berpapasan dengan saudara kita di jalan atau di manasaja, sebaiknya kitalah
yang mendahului mengucapkan salam, karena yang demikian ini dinilai oleh Nabi
SAW sebagai sebaik-baik manusia :
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اَوْلىَ النَّاسِ بِاللهِ
مَنْ بَدَأَهُمْ بِالسَّلاَمِ. ابو داود و الترمذى و حسنه و لفظه: قِيْلَ: يَا
رَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلاَنِ يَلْتَقِيَانِ، اَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ؟
قَالَ: اَوْلاَهُمَا بِاللهِ تَعَالَى.
Dari
Abu Umamah, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, “Sesungguhnya orang yang
paling baik bagi Allah adalah orang yang memulai memberi salam”.
[HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]. Adapun lafadhnya :
Ditanyakan kepada beliau, “Ya Rasulullah, ada dua orang yang bertemu, lalu
manakah yang lebih dahulu memberi salam diantara keduanya ?”. Beliau SAW
menjawab, “Orang yang lebih baik diantara keduanya bagi Allah
Ta’ala”.
6.
Salam ketika datang di majlis atau ketika
meninggalkan
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا انْتَهَى اَحَدُكُمْ
اِلَى اْلمَجْلِسِ فَلْيُسَلّمْ، وَ اِذَا اَرَادَ اَنْ يَقُوْمَ فَلْيُسَلّمْ.
فَلَيْسَتِ اْلاُوْلَى بِاَحَقَّ مِنَ اْلآخِرَةِ. ابو داود و الترمذى و
حسنه
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang dari
kalian tiba di majlis, hendaklah mengucapkan salam. Dan apabila ia ingin
meninggalkan majlis, maka hendaklah mengucapkan salam. Maka yang pertama
tidaklah lebih berhaq dari yang akhir”.
[HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia menghasankannya]
7.
Pria boleh memberi salam kepada wanita dan sebaliknya
Seorang
laki-laki dibenarkan mengucapkan salam kepada wanita ketika mereka bertemu di
jalan dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya, wanita boleh memberi salam kepada
orang laki-laki :
عَنْ
اَسْمَاءَ بِنْتِ يَزِيْدَ قَالَتْ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص مَرَّ فِى اْلمَسْجِدِ
يَوْمًا وَ عُصْبَةٌ مِنَ النّسَاءِ قُعُوْدٌ، فَاَلْوَى بِيَدِهِ بِالتَّسْلِيْمِ.
الترمذى
Dari
Asma’ binti Yazid, ia berkata : Bahwasanya Rasulullah SAW pernah melewati masjid
pada suatu hari, dan (di sana ada) sekelompok wanita sedang duduk, lalu Nabi SAW
berisyarat dengan tangannya sambil memberi salam”.
[HR. Tirmidzi]
عَنْ
سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رض قَالَ: كَانَتْ فِيْنَا امْرَأَةٌ، و فى رواية: كَانَتْ
لَنَا عَجُوْزٌ تَأْخُذُ مِنْ اُصُوْلِ السَّلْقِ وَ تَطْرَحُهُ فِى اْلقِدْرِ وَ
تُكَرْكِرُ حَبَّاتٍ مِنْ شَعِيْرٍ، فَاِذَا صَلَّيْنَا اْلجُمُعَةَ انْصَرَفْنَا
نُسَلّمُ عَلَيْهَا، فَتُقَدّمُهُ عَلَيْنَا. البخارى
Dari
Sahl bin Sa’ad RA ia berkata, “Dahulu di daerah kami ada seorang wanita”. Dan
dalam satu riwayat, “Ada seorang wanita tua yang biasa mengambil rempah-rempah
dan dimasak dalam kuwali, lalu dicampur dengan tepung syair. Maka apabila kami
selesai shalat Jum’at ketika pulang kami memberi salam kepada wanita tersebut.
Lalu wanita itu menghidangkan masakannya kepada kami”.
[HR. Bukhari]
عَنْ
اُمّ هَانِئٍ قَالَتْ: ذَهَبْتُ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص عَامَ اْلفَتْحِ
فَوَجَدْتُهُ يَغْتَسِلُ وَ فَاطِمَةُ تَسْتُرُهُ بِثَوْبٍ، قَالَتْ: فَسَلَّمْتُ.
الترمذى
Dari
Ummu Hani’, ia berkata, “Aku pergi kepada Rasulullah SAW pada waktu Fathu
Makkah, aku dapati beliau sedang mandi dan Fathimah (putri beliau) menutupi
beliau dengan selembar kain”. (Ummu Hani’) berkata, “Lalu aku memberi salam
kepada beliau”.
[HR. Tirmidzi]
8.
Ucapkanlah salam kepada keluarga
Memberi
salam bukan hanya kepada orang lain dan tidak pula khusus untuk memasuki rumah
orang lain saja, tetapi dianjurkan juga ketika kita akan memasuki rumah sendiri.
Oleh karena itu lakukanlah hal ini seperti anjuran Nabi SAW kepada Anas
sebagaimana dalam riwayat berikut :
عَنْ
اَنَسٍ قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا بُنَيَّ اِذَا دَخَلْتَ عَلَى
اَهْلِكَ فَسَلّمْ تَكُنْ بَرَكَةً عَلَيْكَ وَ عَلَى اَهْلِ بَيْتِكَ.
الترمذى
Dari
Anas, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku, “Hai anakku, apabila
kamu masuk ke rumah keluargamu maka berilah salam, karena ia akan menjadi
barakah untukmu dan untuk keluargamu”.
[HR. Tirmidzi]
9.
Mengucapkan salam kepada anak-anak
Jika
kita melewati anak-anak yang sedang bermain atau bertemu mereka di jalan
dianjurkan mengucapkan salam kepada mereka, seperti yang dilakukan Nabi SAW dan
shahabat beliau, sebagaimana riwayat berikut ini :
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ قَالَ:
كَانَ النَّبِيُّ ص يَفْعَلُهُ. البخارى
Dari
Anas bin Malik bahwasanya ia melewati anak-anak, lalu ia memberi salam kepada
mereka, dan ia berkata, “Nabi SAW dahulu (juga) berbuat begitu”.
[HR. Bukhari]
عَنْ
سَيَّارٍ قَالَ: كُنْتُ اَمْشِى مَعَ ثَابِتٍ اْلبُنَانِيّ فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ
فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَ حَدَّثَ ثَابِتٌ اَنَّهُ كَانَ يَمْشِى مَعَ اَنَسٍ
فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ، وَ حَدَّثَ اَنَسٌ اَنَّهُ كَانَ
يَمْشِى مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَمَرَّ بِصِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ.
مسلم
Dari
Sayyar, ia berkata, “Aku pernah berjalan bersama Tsabit Al-Bunaniy, lalu
melewati sekumpulan anak-anak, kemudian ia memberi salam kepada mereka. Kemudian
Tsabit bercerita, bahwasanya dahulu dia berjalan bersama Anas, lalu melewati
anak-anak, kemudian Anas memberi salam kepada mereka. Dan Anas menceritakan,
bahwasanya ia dahulu berjalan bersama Rasulullah SAW lalu melewati anak-anak,
kemudian Rasulullah SAW memberi salam kepada mereka”.
[HR. Muslim]
10.
Berkirim salam serta jawabannya
Jika
ada seorang Islam berkirim salam kepada kita melalui orang lain, maka wajib bagi
kita membalas salamnya itu :
عَنْ
غَالِبٍ قَالَ: اِنَّا لَجُلُوْسٌ بِبَابِ اْلحَسَنِ، اِذْ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ:
حَدَّثَنِى اَبِى عَنْ جَدّى قَالَ: بَعَثَنِى اَبِى اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص،
فَقَالَ: اِئْتِهِ فَاقْرَأْهُ السَّلاَمَ، قَالَ: فَاَتَيْتُهُ فَقُلْتُ: اِنَّ
اَبِى يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ، فَقَالَ:
عَلَيْكَ وَ عَلَى اَبِيْكَ السَّلاَمُ. ابو داود
Dari
Ghalib ia berkata : Dahulu kami sedang duduk di pintunya Al-Hasan (Al-Bashriy),
tiba-tiba seorang laki-laki datang lalu berkata, “Ayahku menceritakan kepadaku
bersumber dari kakekku, ia berkata, “Ayahku menyuruhku supaya datang kepada
Rasulullah SAW”. Ia berkata, “Datanglah kepada beliau dan sampaikanlah salamku
kepada beliau”. Lalu ia berkata : Lalu aku datang kepada beliau dan berkata,
“Sesungguhnya ayahku mengucapkan salam kepadamu”. Maka Nabi SAW menjawab,
“‘Alaika wa ‘alaa abiikas salaam (Semoga keselamatan atas kamu dan atas
bapakmu)”.
[HR, Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى سَلَمَةَ اَنَّ عَائِشَةَ حَدَّثَتْهُ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ لَهَا: اِنَّ
جِبْرِيْلَ يَقْرَأُ عَلَيْكِ السَّلاَمَ. فَقَالَتْ: وَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ وَ
رَحْمَةُ اللهِ. ابو داود
Dari
Abu Salamah, ia berkata : Bahwasanya ‘Aisyah menceritakan kepadanya :
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Aisyah, “Sesungguhnya Jibril
berkirim salam kepadamu”. Lalu ‘Aisyah menjawab, “Wa ‘alaihis-salaam wa
rohmatullooh (Semoga keselamatan dan rahmat Allah atasnya)”. [HR.
Abu Dawud]
11.
Larangan menjawab salam ketika sedang buang air
Bila
ada seseorang memberi salam kepada kita sedang waktu itu kita berada di kamar
kecil sedang buang air, maka kita tidak perlu menjawab salamnya. Rasulullah SAW
memberikan contoh kepada kita, sebagaimana riwayat di bawah
ini:
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ اَنَّ رَجُلاً سَلَّمَ عَلَى النَّبِيّ ص وَ هُوَ يَبُوْلُ فَلَمْ
يَرُدَّ عَلَيْهِ النَّبِيُّ ص. الترمذى
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata : “Bahwasanya seseorang memberi salam kepada Nabi SAW
diwaktu beliau buang air kecil (kencing), maka beliau tidak menjawabnya”.
[HR.
Tirmidzi]
12.
Larangan memberi salam kepada orang kafir
Salam,
hanya kita ucapkan kepada saudara kita yang beragama Islam, tidak dibenarkan
kita mengucapkan salam kepada mereka yang bukan muslim. Perhatikan riwayat
berikut :
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لاَ تَبْدَؤُوا اْليَهُوْدَ وَ لاَ
النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Janganlah kamu sekalian memulai
(memberi) salam kepada orang Yahudi dan Nasrani”. [HR.
Muslim]
Larangan
Nabi SAW tersebut dapat dimengerti, karena hakikat salam itu adalah doa
keselamatan yang kita berikan kepada saudara kita. Sedang doa keselamatan itu
hanya dibenarkan untuk sesama muslim saja, sebagaimana firman Allah
:
مَا
كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ
وَلَوْ كَانُوْا اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ
اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidak
pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (mendoakan) untuk
orang-orang musyrikin, sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah
nyata bagi mereka bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahannam. [QS.
At-Taubah : 113]
13.
Jawaban apabila diberi salam oleh orang kafir
Jika
orang Nashrani atau Yahudi serta orang kafir lainnya memberi salam kepada kita,
maka kita jawab salam mereka itu dengan perkataan wa ‘alaika atau wa
‘alaikum. Nabi SAW mengajarkan kita melakukan yang demikian itu sebagaimana
hadits di bawah ini :
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ اَصْحَابَ النَّبِيّ ص قَالُوْا لِلنَّبِيّ ص: اِنَّ
اَهْلَ اْلكِتَابِ يُسَلّمُوْنَ عَلَيْنَا، فَكَيْفَ نَرُدُّ عَلَيْهِمْ؟ قَالَ:
قُوْلُوْا وَ عَلَيْكُمْ. مسلم
Dari
Anas, bahwasanya para shahabat Nabi SAW bertanya kepada Nabi SAW, “Sesungguhnya
orang ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) memberi salam kepada kami, maka
bagaimanakah kami menjawab (salam) mereka itu ?”. Beliau menjawab, “Katakanlah
Wa ‘alaikum”. [HR.
Muslim]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمُ اْليَهُوْدُ
فَاِنَّمَا يَقُوْلُ اَحَدُهُمْ: اَلسَّامُ عَلَيْكُمْ، فَقُلْ: وَ عَلَيْكَ.
البخارى
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila orang Yahudi memberi salam kepadamu, maka hanyasanya seorang dari
mereka itu berkata “As-saamu ‘alaikum (Mudah-mudahan kematian atasmu)”. Maka
katakanlah, “Wa ‘alaika (Dan atasmu juga)”. [HR.
Bukhari]
14.
Boleh mengucap salam di majlis campuran muslim dan kafir
Bila
kita berada dalam suatu pertemuan atau ketika kita melewati sekelompok orang
atau memasuki rumah dimana terdapat orang muslim dan orang kafir, dibenarkan
kita memberi salam kepada mereka.
عَنْ
اُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ: اِنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ بِمَجْلِسٍ فِيْهِ
اَخْلاَطٌ مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْليَهُوْدِ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ.
الترمذى
Dari
Usamah bin Zaid, ia berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW pernah melewati suatu majlis
dimana terdapat campuran orang-orang Islam dan Yahudi, maka beliau memberi salam
kepada mereka”. [HR.
Tirmidzi]
عَنْ
اُسَامَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص مَرَّ عَلَى مَجْلِسٍ فِيْهِ اَخْلاَطٌ مِنَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ عَبَدَةِ اْلاَوْثَانِ وَ اْليَهُوْدِ،
فَسَلَّمَ عَلَيْهِمُ النَّبِيُّ ص. متفق عليه
Dari
Usamah RA, bahwasanya Nabi SAW melewati suatu majlis yang di dalamnya terdapat
campuran orang-orang Islam, orang-orang musyrik penyembah berhala, dan
orang-orang Yahudi, lalu Nabi SAW memberi salam kepada mereka.
[HR. Bukhari dan Muslim]
Keterangan
:
Dalam
hadits itu disebutkan bahwa Nabi SAW memberi salam kepada “mereka”. Adapun yang
dimaksud “mereka” dalam hal ini tentunya yang beragama Islam saja, tidak
termasuk mereka yang bukan muslim. Jadi salam yang diucapkan Nabi SAW tersebut
hanya ditujukan kepada kaum muslimin yang ada di situ.
~oO[
A ]Oo~
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak