Ahad,
21 April 2002/08 Shafar 1423 Brosur No. :
1127/1167/IF
Halal
Haram Dalam Islam (ke-57)
1.
Hakikat Salam
Salah
satu dari keindahan ajaran Islam adalah bahwa Islam mengajarkan kepada setiap
pemeluknya untuk mengucapkan salam setiap kali bertemu dengan saudaranya sesama
muslim, baik ketika memasuki rumah atau memasuki majlis. Salam menurut ajaran
Islam pada hakikatnya adalah doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT untuk
keselamatan dan kesejahteraan saudara kita yang kita
jumpai.
Bila
seorang muslim mengucapkan "Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloohi wa
barokaatuh", ini artinya ia mendoakan agar saudaranya itu mendapatkan
keselamatan, rahmat dan barakah dari Allah SWT.
Oleh
sebab itu salam tersebut khusus bagi ummat Islam. Dan ummat Islam dilarang
mendoakan keselamatan bagi orang yang bukan muslim, berdasarkan firman Allah
:
مَا
كَانَ لِلنَّبِيّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَنْ يَّسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِيْنَ
وَ لَوْ كَانُوْآ اُولِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ اَنَّهُمْ
اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
Tidaklah
pantas bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun untuk orang-orang
musyrik sekalipun mereka itu adalah sanak kerabatnya setelah nyata bagi mereka
bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka
jahannam.
[QS. At-Taubah : 113]
2.
Keutamaan Salam
Setiap
perintah, anjuran atau larangan dari Islam pasti mengandung hikmah demi kebaikan
hidup di dunia dan di akhirat kelak. Hikmah dari ajaran Islam itu adakalanya
dijelaskan dengan tegas oleh Allah atau Rasul-Nya, ada pula yang tidak
dijelaskan, tetapi kita meyaqininya bahwa semua yang dari Allah dan Rasul-Nya
itu pasti baik. Diantaranya perkara yang dijelaskan hikmahnya oleh Rasulullah
SAW ialah perintah mengucapkan salam ini.
Salam
juga merupakan suatu cara untuk memulihkan hubungan yang tidak baik antara
sesama muslim. Seorang muslim dilarang tidak tegur-menegur sesama muslim lebih
dari tiga hari. Dan bila hal yang tidak diinginkan itu terjadi juga, Islam
memberikan suatu cara untuk memperbaikinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits
:
عَنْ
اَبِى اَيُّوْبَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ
اَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هذَا وَ يَصُدُّ هذَا وَ
خَيْرُهُمَا الَّذِىْ يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ. البخارى، فتح البارى 11:
23
Dari
Abu Ayyub, dari Nabi SAW beliau bersabda, "Tidak halal bagi seorang muslim
mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, keduanya bertemu lalu yang satu
berpaling dan yang lain berpaling juga. Dan yang paling baik diantara keduanya
adalah yang mula-mula memberi salam".
[HR. Bukhari, dalam Fathul Bari 11:23]
Adapun
hadits tentang keutamaan salam disebutkan antara lain :
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّ رَجُلاً سَأَلَ رَسُوْلَ اللهِ
ص: اَيُّ اْلاِسْلاَمِ خَيْرٌ؟ قَالَ: تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَ تَقْرَأُ السَّلاَمَ
عَلَى مَنْ عَرَفْتَ، وَ مَنْ لَمْ تَعْرِفْ. البخارى و مسلم و ابو داود و النسائى
و ابن ماجه
Dari
Abdullah bin 'Amr bin 'Ash RA, bahwasanya ada seorang laki-laki bertanya kepada
Rasulullah SAW, "(Ya Rasulullah), Islam yang bagaimanakah yang lebh baik ?".
Beliau SAW menjawab, "(Islam yang paling baik ialah) kamu memberi makan (kepada
orang lain) dan menebarkan salam kepada orang yang sudah kamu kenal maupun orang
yang belum kamu kenal".
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ
تَدْخُلُوا اْلجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَ لاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا،
اَلاَ اَدُلُّكُمْ عَلَى اَمْرٍ اِذَا اَنْتُمْ فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟
اَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. الترمذى
Dari
Abu Hurairah ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Demi Tuhan yang jiwaku ada
di tangan-Nya, tidaklah kalian masuk surga sehingga kalian beriman dan tidaklah
kalian beriman sehingga kalian saling berkasih-sayang. Maukah aku tunjukkan
kepada kalian pada suatu perkara apabila kalian mengamalkannya kalian akan
saling berkasih sayang ? Tebarkanlah salam diantara kalian !".
[HR. Tirmidzi]
عَنِ
ابْنِ الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ
اْلاُمَمِ قَبْلَكُمْ. اَلْبَغْضَاءُ وَ اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ
اْلحَالِقَةُ، لَيْسَ حَالِقَةُ الشَّعْرِ، وَ لكِنْ حَالِقَةُ الدّيْنِ، وَ
الَّذِىْ نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ تَدْخُلُوْنَ اْلجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا، وَ لاَ
تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا. اَلاَ اُنَبّئُكُمْ بِمَا يُثْبِتُ لَكُمْ ذلِكَ؟
اَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. البزار باسناد جيد
Dari
Ibnu Zubair RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Akan menjangkiti kepada
kalian penyakit ummat-ummat sebelum kalian. Yaitu kebencian dan kedengkian.
Kebencian itu adalah pencukur. Bukan pencukur rambut, tetapi pencukur agama.
Demi Tuhan yang jiwaku ada di tangan-Nya, kamu sekalian tidak akan masuk surga
sehingga kalian beriman. Dan kalian tidak beriman sehingga saling mencintai.
Maukah kuberitahukan kepada kalian sesuatu yang bisa memantapkan kalian pada
yang demikian itu ? Yaitu tebarkanlah salam diantara kalian".
[HR. Al-Bazzar dengan sanad jayyid]
عَنْ
شَيْبَةَ اْلحُجَبِيّ عَنْ عَمّهِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثٌ
يُصْفِيْنَ لَكَ وُدَّ اَخِيْكَ تُسَلّمُ عَلَيْهِ اِذَا لَقِيْتَهُ وَ تُوَسّعُ
لَهُ فِى اْلمَجْلِسِ وَ تَدْعُوْهُ بِاَحَبّ اَسْمَائِهِ اِلَيْهِ. الطبرانى فى
الاوسط
Dari
Syaibah Al-Hujabiy dari pamannya RA, ia berkata, "Ada tiga hal yang membuatmu
tulus mencintai saudaramu, yaitu kamu mengucapkan salam kepadanya apabila
bertemu dengannya, kamu memberi tempat kepadanya dalam majlis, dan kamu
memanggil dengan nama yang paling ia sukai".
[HR. Thabrani, di dalam Al-Ausath]
عَنِ
اْلبَرَاءِ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: اَفْشُوا السَّلاَمَ تَسْلَمُوْا. ابن
حبان فى صحيحه
Dari
Al-Baraa' RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Tebarkanlah salam, niscaya
kalian selamat".
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ
اَبِى يُوْسُفَ عَبْدِ اللهِ بْنِ سَلاَمٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: يَااَيُّهَا النَّاسُ، اَفْشُوا السَّلاَمَ وَ اَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَ
صَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَ النَّاسُ نِيَامٌ تَدْخُلُوا اْلجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
الترمذى و قال حديث حسن صحيح
Dari
Abu Yusuf yaitu Abdullah bin Salam RA, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, "Hai para manusia, tebarkanlah salam, berikanlah makan dan shalatlah
di waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian masuk surga
dengan selamat".
[HR. Tirmidzi, ia berkata, "Hadits hasan shahih]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اُعْبُدُوا
الرَّحْمَانَ وَ اَفْشُوا السَّلاَمَ وَ اَطْعِمُوا الطَّعَامَ تَدْخُلُوا
اْلجِنَانَ. الترمذى و صححه و بن حبان فى صحيحه و اللفظ له
Dari
Abdullah bin 'Amr RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sembahlah Allah
yang Maha Rahman, tebarkanlah salam dan berikanlah makan, niscaya kalian masuk
surga".
[HR. Tirmidzi dan ia menshahihkannya. Dan Ibnu Hibban di dalam shahihnya, lafadh
ini baginya]
عَنْ
اَبِى شُرَيْحٍ رض اَنَّهُ قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَخْبِرْنِى بِشَيْءٍ
يُوْجِبُ لِى اْلجَنَّةَ. قَالَ: طِيْبُ اْلكَلاَمِ وَ بَذْلُ السَّلاَمِ وَ
اِطْعَامُ الطَّعَامِ. الطبرانى و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و صححه
Dari
Abu Syuraih RA, ia berkata, "Ya Rasulullah, beritahukanlah kepadaku sesuatu yang
menyebabkan aku masuk surga". Beliau SAW bersabda, "(Yang menyebabkan kamu masuk
surga yaitu) ucapan yang baik, menebarkan salam dan memberi
makan".
[HR. Thabrani, Ibnu Hibban di dalam shahihnya dan Hakim, ia
menshahihkannya]
و
فى رواية جيدة للطبرانى قال: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِى عَلَى عَمَلٍ
يُدْخِلُنِى اْلجَنَّةَ. قَالَ: اِنَّ مِنْ مُوْجِبَاتِ اْلمَغْفِرَةِ بَذْلَ
السَّلاَمِ وَ حُسْنَ اْلكَلاَمِ.
Dan
dalam satu riwayat jayyidah bagi Thabrani : Aku berkata, "Ya Rasulullah,
tunjukkanlah kepadaku pada suatu amalan yang bisa memasukkan aku ke surga".
Beliau SAW menjawab, "Sesungguhnya diantara amalan-amalan yang menyebabkan
mendapat ampunan ialah menebarkan salam dan baiknya perkataan".
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: حَقُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى
اْلمُسْلِمِ خَمْسٌ. رَدُّ السَّلاَمِ وَ عِيَادَةُ اْلمَرِيْضِ وَ اتّبَاعُ
اْلجَنَائِزِ وَ اِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَ تَشْمِيْتُ اْلعَاطِسِ. البخارى و مسلم و
ابو داود
Dari
Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,"Haknya orang Islam atas
orang Islam yang lain ada lima, yaitu : 1. menjawab salam, 2. menjenguk orang
sakit, 3. mengantarkan jenazah, 4. mendatangi undangannya, dan 5. mendoakan
orang yang bersin (apabila dia menyebut Alhamdu lillah)".
[HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud]
و
لمسلم: حَقُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ وَ مَا هُنَّ يَا
رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: اِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلّمْ عَلَيْهِ، وَ اِذَا دَعَاكَ
فَاَجِبْهُ، وَ اِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَ اِذَا عَطِسَ فَحَمِدَ
اللهَ فَشَمّتْهُ، وَ اِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَ اِذَا مَاتَ
فَاتْبَعْهُ.
Dan
bagi Muslim, "Haqnya orang Islam atas orang Islam yang lain itu ada enam. Lalu
(beliau) ditanya, "Apasaja enam perkara itu ya Rasulullah ?". Beliau menjawab,
"1. Apabila kamu bertemu dengannya ucapkanlah salam kepadanya, 2. Apabila dia
mengundangmu maka datangilah, 3. Apabila dia minta nasehat kepadamu maka berilah
nasehat, 4. Apabila dia bersin dan memuji Allah maka doakanlah dia, 5. Apabila
dia sakit maka jenguklah, dan 6. Apabila dia meninggal maka antarkanlah
jenazahnya".
3.
Ucapan Salam Serta Jawabannya
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ اْلحُصَيْنِ رض قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلَى النَّبِيّ ص فَقَالَ:
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَرَدَّ عَلَيْهِ ثُمَّ جَلَسَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
عَشْرٌ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ.
فَرَدَّ فَجَلَسَ، فَقَالَ: عِشْرُوْنَ، ثُمَّ جَاءَ آخَرُ فَقَالَ: اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ، فَرَدَّ فَجَلَسَ، فَقَالَ:
ثَلاَثُوْنَ. ابو داود و الترمذى، و حسنه و النسائى و البيهقى و حسنه
ايضا
Dari
'Imran bin Hushain, ia berkata : Pernah seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW
lalu mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum", maka Nabi SAW menjawabnya, kemudian
orang tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) sepuluh (pahala)".
Kemudian orang lain datang dan mengucapkan, "Assalaamu 'alaikum wa
rohmatullooh". Maka Nabi SAW menjawabnya, lalu orang tersebut duduk. Maka Nabi
SAW bersabda, "(Baginya) dua puluh (pahala)". Kemudian datang seorang laki-laki
yang lain dan mengucapkan, "Assalaamu
'alaikum wa rohmatulloohi wa barokaatuh". Maka Nabi SAW menjawabnya, lalu orang
tersebut duduk. Maka Nabi SAW bersabda, "(Baginya) tiga puluh
(pahala)".
[HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan ia menghasankannya, Nasai dan Baihaqi dia juga
menghasankannya]
عَنْ
سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ قَالَ: اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ كُتِبَتْ لَهُ عَشْرُ حَسَنَاتٍ. وَ مَنْ قَالَ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَ رَحْمَةُ اللهِ كُتِبَتْ لَهُ عِشْرُوْنَ حَسَنَةً، وَ مَنْ قَالَ اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ كُتِبَتْ لَهُ ثَلاَثُوْنَ حَسَنَةً.
الطبرانى
Dari
Sahl bin Hunaif RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang
mengucapkan Assalaamu 'alaikum, dicatat baginya sepuluh kebaikan.
Barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum wa rohmatullooh, dicatat
baginya dua puluh kebaikan. Dan barangsiapa mengucapkan Assalaamu 'alaikum wa
rohmatulloohi wa barokaatuh, dicatat tiga puluh kebaikan
untuknya".
[HR. Thabrani]
Dari
hadits diatas dapatlah diketahui bahwa ucapan salam yang menurut tuntunan adalah
:
a. Assalaamu 'alaikum
b. Assalaamu 'alaikum wa
rohmatullooh
c. Assalaamu 'alaikum wa rohmatulloohi wa
barokaatuh
Ucapan
yang terbaik dan akan mendapatkan pahala yang terbanyak adalah sebagaimana poin
c.
Adapun
cara menjawab salam, dianjurkan untuk membalas dengan yang lebih baik atau
paling tidak sepadan, berdasarkan firman Allah :
وَ
اِذَا حُيّيْتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوْا بِاَحْسَنَ مِنْهَا اَوْ رُدُّوْهَا،
اِنَّ اللهَ كَانَ عَلى كُلّ شَيْءٍ حَسِيْبًا. النساء :86
Dan
apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan
itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungkan segala sesuatu.
[QS. An-Nisaa' : 86]
Ayat
tersebut memerintahkan kita menjawab salam dengan yang lebih baik dari yang kita
terima. Bila seseorang memberi salam dengan ucapan Assalaamu
'alaikum, jawaban yang lebih baik adalah wa 'alaikumus
salaam wa rohmatullooh, atau ditambah lagi hingga wa
barokaatuh. Atau paling tidak dengan ucapan wa 'alaikumus
salaam.
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak