Ahad,
23 Juni 2002/12 Rabiuts-tsani 1423 Brosur No. :
1136/1176/IF
Tentang
larangan membuat takut/susah sesama muslim
وَ
الَّذِيْنَ يُؤْذُوْنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَ اْلمُؤْمِنتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوْا
فَقَدِ احْتَمَلُوْا بُهْتَانًا وَّ اِثْمًا مُّبِيْنًا. الاحزاب:58
Dan
orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang
mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang
nyata.
[QS. Al-Ahzab : 58]
عَنْ
اَنَسٍ عَنِ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يُؤْمِنُ اَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
ِلاَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. البخارى
Dari
Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak beriman seseorang diantara kalian
sehingga dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia cinta untuk dirinya
sendiri”.
[HR. Bukhari]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ
اْلمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَ يَدِهِ. وَ اْلمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى
اللهُ عَنْهُ. البخارى
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Orang Islam adalah orang
yangmana orang Islam lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan orang yang
berhijrah itu adalah orang yang hijrah dari apa yang dilarang
Allah”.
[HR Bukhari]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ
كَاْلبُنْيَانِ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا. مسلم
Dari
Abu Musa, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin bagi orang mukmin
lainnya seperti sebuah bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang
lain”.
[HR. Muslim].
عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَثَلُ
اَلْمُؤْمِنِيْنَ فِى تَوَادّهِمْ وَ تَرَاحُمِهِمْ وَ تَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ
اْلجَسَدِ. اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ اْلجَسَدِ
بِالسَّهَرِ وَ اْلحُمَّى. مسلم
Dari
Nu’man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Perumpamaan
orang-orang mukmin dalam hal saling cinta dan kasih sayang mereka, seperti satu
tubuh. Apabila ada satu anggota badan yang sakit, maka seluruh badan ikut
merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam”.
[HR. Muslim]
عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلْمُسْلِمُوْنَ
كَرَجُلٍ وَاحِدٍ اِنِ اشْتَكَى عَيْنُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ وَ اِنِ اشْتَكَى
رَأْسُهُ اشْتَكَى كُلُّهُ. مسلم
Dari
Nu’man bin Basyir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang Islam itu
seperti satu badan. Jika matanya sakit, maka semuanya ikut sakit. Dan jika
kepalanya sakit, maka semuanya ikut sakit”.
[HR. Muslim]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلْمُسْلِمُ اَخُو اْلمُسْلِمِ
لاَ يَظْلِمُهُ، وَ لاَ يَخْذُلُـهُ، وَ لاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى ههُنَا.
اَلتَّقْوَى ههُنَا. اَلتَّقْوَى ههُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ، بِحَسْبِ
امْرِئٍ مِنَ الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى
اْلمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَ عِرْضُهُ وَ مَالُهُ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Orang muslim itu
saudaranya orang muslim lainnya, tidak boleh menganiayanya, tidak boleh
mentelantarkannya dan tidak boleh merendahkannya. Taqwa itu di sini. Taqwa itu
di sini. Taqwa itu di sini”. Beliau bersabda sambil menunjuk ke dada beliau.
“Cukuplah seseorang berbuat jahat apabila dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap orang Islam
terhadap orang Islam yang lain adalah haram darahnya, kehormatannya dan
hartanya”.
[HR. Muslim]
عَنِ
النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رض قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِيْ مَسِيْرٍ
فَخَفَقَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَاَخَذَ رَجُلٌ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ
فَانْتَبَهَ الرَّجُلُ فَفَزِعَ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَحِلُّ لِرَجُلٍ
اَنْ يُرَوّعَ مُسْلِمًا. الطبرانى فى الكبير و رواته ثقات
Dari
Nu’man bin Basyir RA ia berkata : Dahulu kami bersama Rasulullah SAW dalam suatu
perjalanan, lalu ada seseorang yang sedang ngantuk di atas kendaraannya.
Kemudian ada seorang laki-laki lain mengambil anak panah orang yang ngantuk
tersebut dari wadahnya. Maka orang itu terbangun dan terkejut ketakutan.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tidak halal bagi seseorang membuat takut
seorang muslim”.
[HR. Thabrani dalam Al-Kabir, para perawinya orang-orang yang dapat
dipercaya].
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ عَنْ جَدّهِ رض اَنَّهُ سَمِعَ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: لاَ يَأْخُذَنَّ اَحَدُكُمْ مَتَاعَ اَخِيْهِ لاَعِبًا
وَ لاَ جَادًّا. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari
Abdullah bin Sa’ib bin Yazid dari ayahnya dari kakeknya RA, bahwasanya ia
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jangan sekali-kali seseorang dari kalian
mengambil barang saudaranya, baik untuk bercanda ataupun
sungguhan”.
[HR. Tirmidzi, ia berkata “Hadits hasan gharib”]
عَنْ
عَامِرِ بْنِ رَبِيْعَةَ رض اَنَّ رَجُلاً اَخَذَ نَعْلَ رَجُلٍ فَغَيَّبَهَا وَ
هُوَ يَمْزَحُ، فَذَكَرَ ذلِكَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ النَّبِيُّ ص: لاَ
تُرَوّعُوا اْلمُسْلِمَ، فَاِنَّ رَوْعَةَ اْلمُسْلِمِ ظُلْمٌ عَظِيْمٌ. البزار و
الطبرانى و ابو الشيخ بن حبان
Dari
‘Amir bin Rabi’ah RA, bahwasanya ada seorang laki-laki mengambil sandal orang
lain, lalu menyembunyikannya dengan maksud bercanda. Lalu orang (yang mempunyai
sandal) tersebut melaporkan hal itu kepada Rasulullah SAW. Maka Nabi SAW
bersabda, “Janganlah kalian membuat takut (susah) orang muslim, karena membuat
takut (susah) orang muslim itu kedhaliman yang besar”.
[HR. Al-Bazzar, Thabrani dan Abusy-Syaih Ibnu Hibban]
عَنْ
اَبِى اْلحَسَنِ، وَ كَانَ عَقَبِيًّا بَدْرِيًّا رض قَالَ: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ
رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَامَ رَجُلٌ وَ نَسِيَ نَعْلَيْهِ، فَاَخَذَهُمَا رَجُلٌ
فَوَضَعَهُمَا تَحْتَهُ، فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَقَالَ: نَعْلَيَّ، فَقَالَ
اْلقَوْمُ: مَا رَأَيْنَاهُمَا، فَقَالَ هُوَ ذِهِ، فَقَالَ: فَكَيْفَ بِرَوْعَةِ
اْلمُؤْمِنِ؟ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا صَنَعْتُهُ لاَعِبًا. فَقَالَ:
فَكَيْفَ بِرَوْعَةِ اْلمُؤْمِنِ؟ مَرَّتَيْنِ اَوْ ثَلاَثًا. الطبرانى
Dari
Abul Hasan, dan dia termasuk orang yang ikut perang Badar RA, ia berkata,
“Dahulu kami sedang duduk bersama Rasulullah SAW, lalu ada seorang laki-laki
berdiri (meninggalkan tempat) dan dia lupa mengambil sandalnya. Lalu sandal itu
diambil oleh orang lain dan diletakkan di bawahnya. Kemudian orang yang punya
sandal tersebut kembali dan bertanya, “Dimana sandal saya ?”. Orang-orang
menjawab, “Kami tidak tahu”. Orang tersebut berkata, “Itu dia”. Maka Rasulullah
SAW bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin?”. Orang tersebut
menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya saya melakukannya itu hanya bercanda”.
Maka Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana kalian membuat susah orang mukmin ?”.
Beliau bersabda demikian dua atau tiga kali”.
[HR. Thabrani]
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: مَنْ اَخَافَ
مُؤْمِنًا كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ اَنْ لاَّ يُؤَمّنَهُ مِنْ اَفْزَاعِ يَوْمِ
اْلقِيَامَةِ. الطبرانى
Dari
Ibnu Umar RA ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
membuat takut orang mukmin, maka Allah berhak tidak memberi keamanan padanya
dari kesusahan-kesusahan hari qiyamat”.
[HR. Thabrani].
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ نَظَرَ اِلَى
مُسْلِمٍ نَظْرَةً يُخِيْفُهُ فِيْهَا بِغَيْرِ حَقّ اَخَافَهُ اللهُ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ. الطبرانى و ابو الشيخ من حديث ابى هريرة.
Dari
Abdullah bin ‘Amr RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa
memandang kepada orang muslim dengan pandangan yang membuatnya takut tanpa
alasan yang benar, maka Allah akan membuatnya takut pada hari
qiyamat”.
[HR. Thabrani, dan Abusy-Syaih meriwayatkan dari haditsnya Abu
Hurairah]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: لاَ يُشِيْرُ اَحَدُكُمْ اِلَى
اَخِيْهِ بِالسّلاَحِ، فَاِنَّهُ لاَ يَدْرِى لَعَلَّ الشَّيْطَانَ يَنْزِعُ فِى
يَدِهِ، فَيَقَعَ فِى حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ. البخارى و مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tidak boleh seseorang
dari kalian mengacungkan senjata pada saudaranya. Karena ia tidak tahu
barangkali syaithan mencabut dari tangannya dan menjerumuskannya ke lubang
neraka”.
[HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ اَبُو اْلقَاسِمِ ص: مَنْ اَشَارَ اِلَى اَخِيْهِ
بِحَدِيْدَةٍ فَاِنَّ اْلمَلاَئِكَةَ تَلْعَنُهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ، وَ اِنْ كَانَ
اَخَاهُ ِلأَبِيْهِ وَ اُمّهِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata : Abul Qasim SAW bersabda, “Barangsiapa yang
mengacungkan senjata tajam kepada saudaranya, maka para malaikat melaknatnya
hingga ia menghentikannya, meskipun terhadap saudara seayah seibu (saudara
kandungnya)”.
[HR. Muslim]
عَنِ
ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سِبَابُ اْلمُؤْمِنِ فُسُوْقٌ
وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ. البخارى و مسلم و الترمذى و النسائى
Dari
Ibnu Mas’ud RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Mencaci orang mukmin itu
adalah suatu kefasikan dan memeranginya adalah suatu kekufuran".
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ
عَمْرٍو اَنَّهُ سَمِعَ جَابِرًا يَقُوْلُ: مَرَّ رَجُلٌ فِى اْلمَسْجِدِ بِسِهَامٍ
فَقَالَ لَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَمْسِكْ بِنِصَالِهَا. مسلم
Dari
‘Amr ia mendengar Jabir berkata : Ada seorang laki-laki lewat di masjid dengan
membawa anak panah. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya, “Peganglah bagian
tajamnya”.
[HR. Muslim].
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَجُلاً مَرَّ بِاَسْهُمٍ فِى اْلمَسْجِدِ قَدْ
اَبْدَى نَصُوْلَهَا. فَاُمِرَ اَنْ يَأْخُذَ بِنُصُوْلِهَا، كَىْ لاَ يَخْدِشَ
مُسْلِمًا. مسلم
Dari
Jabir bin Abdullah, bahwasanya ada seorang laki-laki lewat di masjid dengan
membawa beberapa anak panah yang tampak ujung tajamnya. Maka dia disuruh supaya
memegang bagian tajamnya agar tidak mengenai orang Islam lainnya.
[HR. Muslim].
عَنْ
اَبِى مُوْسَى اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا مَرَّ اَحَدُكُمْ فِى مَجْلِسٍ
اَوْ سُوْقٍ وَ بِيَدِهِ نَبْلٌ، فَلْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ
بِنِصَالِهَا. ثُمَّ لْيَأْخُذْ بِنِصَالِهَا. مسلم
Dari
Abu Musa, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian
berjalan lewat di majlis atau pasar, sedangkan dia membawa anak panah, maka
hendaklah memegang ujung tajamnya. Kemudian hendaklah memegang ujung tajamnya.
Kemudian hendaklah memegang ujung tajamnya”.
[HR. Muslim].
عَنْ
اَبِى مُوْسَى عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِذَا مَرَّ اَحَدُكُمْ فِى مَسْجِدِنَا
اَوْ فِى سُوْقِنَا وَ مَعَهُ نَبْلٌ فَلْيُمْسِكْ عَلَى نِصَالِهَا بِكَفّهِ. اَنْ
يُصِيْبَ اَحَدًا مِنَ اْلمُسْلِمِيْنَ مِنْهَا بِشَيْءٍ اَوْ قَالَ: لِيَقْبِضْ
عَلَى نِصَالِهَا. مسلم
Dari
Abu Musa, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Apabila seseorang diantara kalian
berjalan lewat di masjid kita atau di pasar kita, sedangkan dia membawa anak
panah, maka hendaklah ia memegang ujung tajamnya dengan tapak tangannya supaya
tidak mengenai seorang pun dari kaum muslimin”. Atau bersabda, “Hendaklah ia
menggenggam ujung tajamnya”.
[HR. Muslim].
عَنْ
عَلِيّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَقُوْلُ اللهُ: اِشْتَدَّ غَضَبِى عَلَى
مَنْ ظَلَمَ مَنْ لاَ يَجِدُ لَهُ نَاصِرًا غَيْرِى. الطبرانى فى الصغير و
الاوسط
Dari
Ali RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda : Allah berfirman, “Amat keras
kemurkaan-Ku atas orang yang berbuat dhalim kepada orang yang tidak punya
penolong selain Aku”.
[HR. Thabrani di dalam Ash-Shaghir dan Al-Ausath].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ
ِلأَخِيْهِ مِنْ عِرْضٍ اَوْ مِنْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ اْليَوْمَ مِنْ
قَبْلِ اَنْ لاَ يَكُوْنَ دِيْنَارٌ وَ لاَ دِرْهَمٌ اِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ
صَالِحٌ اُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ. وَ اِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ
اُخِذَ مِنْ سَيّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ. البخارى و الترمذى
Dari
Abu Hurairah RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Barangsiapa yang pernah berbuat
dhalim kepada saudaranya, baik tentang harta atau berupa apa saja, maka
hendaklah minta halalnya (ridlanya) pada hari ini, sebelum dinar dan dirham
tidak berlaku. (Karena) jika orang yang berbuat dhalim itu mempunyai amal shalih
akan diambil darinya seukur perbuatan dhalimnya itu. Dan jika orang yang berbuat
dhalim itu tidak mempunyai
kebaikan-kebaikan, maka diambilkan dari dosanya orang yang di dhalimi itu, lalu
diberikan kepada orang yang berbuat dhalim itu”.[HR.
Bukhari dan Tirmidzi]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ مَا اْلمُفْلِسُ؟
قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ مَتَاعَ، قَالَ:
اِنَّ اْلمُفْلِسَ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ
صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ، وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ اَكَلَ
مَالَ هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا، فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ،
وَ هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا
عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ.
مسلم و الترمذى
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kalian siapa orang
yang pailit itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang pailit di kalangan kami
adalah orang yang tidak mempunyai dirham dan orang yang tidak mempunyai
barang-barang”. Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang pailit dari umatku
ialah orang yang datang pada hari qiyamat dengan membawa pahala shalat, puasa
dan zakat. Tetapi disamping itu dia telah mencaci ini, menuduh ini, memakan
hartanya ini, menumpahkan darahnya ini dan memukul ini. Maka diberikan kepada
ini dari kebaikan-kebaikannya dan kepada ini dari kebaikan-kebaikannya. Kemudian
jika telah habis kebaikan-kebaikannya padahal belum lunas yang menjadi
tanggungannya, maka diambilkan dari dosa-dosanya orang yang pernah didhalimi itu
dan diberikan kepadanya, kemudian ia dilemparkan ke neraka”.
[HR. Muslim dan Tirmidzi].
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak