Ahad,
21 Juli 2002/10 Jumadil ula 1423
Brosur No. : 1139/1179/IF
Tentang
Mengolok-olok, Su-udhan, Tajassus dan Ghibah
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مّنْ قَوْمٍ عَسى اَنْ يَّكُوْنُوْا
خَيْرًا مّنْهُمْ وَ لاَ نِسَآءٌ مّنْ نّسَآءٍ عَسى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا
مّنْهُنَّ، وَ لاَ تَلْمِزُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوْا بِاْلاَلْقَابِ،
بِئْسَ اْلاِسْمُ اْلفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ، وَ مَنْ لَّمْ يَتُبْ
فَاُولئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوا اجْتَنِبُوْا
كَثِيْرًا مّنَ الظَّنّ، اِنَّ بَعْضَ الظَّنّ اِثْمٌ وَّ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ
يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا، اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ
اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ، وَ اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ تَوَّابٌ
رَّحِيْمٌ(12) الحجرات:11-12
Hai
orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dhalim.
(11)
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah
salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(12) [QS. Al-Hujuraat : 11-12]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ
اَبِى بَكْرٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ فِى حَجَّةِ اْلوَدَاعِ: اِنَّ
دِمَاءَكُمْ وَ اَمْوَالَكُمْ وَ اَعْرَاضَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ كَحُرْمَةِ
يَوْمِكُمْ هذَا فِى شَهْرِكُمْ هذَا فِى بَلَدِكُمْ هذَا، اَلاَ هَلْ بَلَّغْتُ.
البخارى و مسلم و غيرهما
Dari
Abu Bakar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW dalam khutbahnya pada hajji wada’
beliau bersabda, “Sesungguhnya darah kalian, harta benda dan kehormatan kalian
adalah haram atas kalian seperti hari kalian ini di dalam bulan kalian ini dan
di dalam negeri kalian ini. Ketahuilah, bukankah aku sudah menyampaikan
?”.
[HR. Bukhari, Muslim dan lainnya]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ الظَّنَّ فَاِنَّ
الظَّنَّ اَكْذَبُ اْلحَدِيْثِ، وَ لاَ تَحَسَّسُوْا، وَ لاَ تَجَسَّسُوْا، وَ لاَ
تَنَافَسُوْا، وَ لاَ تَحَاسَدُوْا، وَ لاَ تَبَاغَضُوْا، وَ لاَ تَدَابَرُوْا، وَ
كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. مسلم 4: 1985
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Jauhilah kalian dari buruk
sangka, karena buruk sangka itu sedusta-dusta perkataan (hati). Janganlah kalian
mencari-cari berita keburukan orang lain, janganlah kalian mencari-cari
kesalahan orang lain, janganlah kalian bersaing yang tidak sehat, janganlah
kalian saling mendengki, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian
saling membelakangi. Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 1985]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَحَاسَدُوْا، وَ لاَ
تَنَاجَشُوْا، وَ لاَ تَبَاغَضُوْا، وَ لاَ تَدَابَرُوْا، وَ لاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ
عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. اَلْمُسْلِمُ اَخُو
اْلمُسْلِمِ، لاَ يَظْلِمُهُ وَ لاَ يَخْذُلُهُ وَ لاَ يَحْقِرُهُ. اَلتَّقْوَى
ههُنَا. وَ يُشِيْرُ اِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ
الشَّرّ اَنْ يَحْقِرَ اَخَاهُ اْلمُسْلِمَ. كُلُّ اْلمُسْلِمِ عَلَى اْلمُسْلِمِ
حَرَامٌ دَمُهُ وَ مَالُهُ وَ عِرْضُهُ. مسلم 4: 1986
Dari
Abu Hurairah, ia berkat : Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling
mendengki, janganlah kalian saling menjerumuskan, janganlah kalian saling
membenci, janganlah kalian saling membelakangi, dan janganlah sebagian kalian
menjual atas jualan sebagian yang lain. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah
yang sebagian yang lain. Jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim itu saudara muslim lainnya. Dia tidak boleh
menganiaya, membiarkannya dan menghinanya. Taqwa itu ada di sini”, sambil beliau
menunjuk ke dadanya, tiga kali. “Cukuplah seseorang dianggap jahat apabila
menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram
darahnya, hartanya dan kehormatannya”.
[HR. Muslim juz 4, hal. 1986]
Keterangan
:
Yang
dimaksud “menjual aas jualan sebagian yang lain” ialah : Seseorang berkata
kepada orang yang membeli suatu barang masih dalam masa “khiyar”, “Bathalkan,
nanti saya akan menjual barang seperti itu kepadamu dengan harga yang lebih
murah”.
عَنِ
ابْنِ عُمَرَ قَالَ: صَعِدَ رَسُوْلُ اللهِ ص الْمِنْبَرَ فَنَادَى بِصَوْتٍ
رَفِيْعٍ فَقَالَ: يَا مَعْشَرَ مَنْ قَدْ اَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَ لَمْ يُفْضِ
اْلاِيْمَانُ اِلَى قَلْبِهِ. لاَ تُؤْذُوا الْمُسْلِمُوْنَ وَ لاَ تُعَيّرُوْهُمْ
وَ لاَ تَتَّبِعُوْا عَوْرَاتِهِمْ، فَاِنَّهُ مَنْ تَتَّبَعَ عَوْرَةَ اَخِيْهِ
الْمُسْلِمِ تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ، وَ مَنْ تَتَّبَعَ اللهُ عَوْرَتَهُ
يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِى جَوْفِ رَحْلِهِ. الترمذى، فى عريضة الاحوذى 8:
141
Dari
Ibnu ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW naik mimbar, lalu memanggil dengan suara
keras. Sabda beliau, “Hai sekalian orang yang telah masuk Islam dengan mulutnya,
namun imannya tidak sampai ke hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin,
janganlah mencela mereka dan janganlah menyelidiki kejelekan mereka, karena
sesungguhnya orang yang menyelidiki kejelekan saudaranya sesama muslim, maka
Allah membalas menyelidiki kejelekannya. Dan barangsiapa diselidiki kejelekannya
oleh Allah, maka Allah membuka kejelekannya walaupun berada di dalam
rumahnya”.
[HR. Tirmidzi dalam ‘Aridlatul Ahwadzi juz 8, hal. 141]
عَنْ
سَعِيْدِ بْنِ زَيْدٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: اِنَّ مِنْ اَرْبَى الرّبَا
اْلاِسْتِطَالَةُ فِى عِرْضِ الْمُسْلِمِ بِغَيْرِ حَقّ. ابو داود
Dari
Sa’id bin Zaid RA dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Sesungguhnya termasuk
sebesar-besar riba ialah terus-menerus (menjatuhkan) kehormatan orang Islam
tanpa alasan yang benar”.
[HR. Abu Dawud]
عَنْ
عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قُلْتُ لِلنَّبِيّ ص: حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَ
كَذَا. قَالَ بَعْضُ الرُّوَاةِ: تَعْنِى قَصِيْرَةً. فَقَالَ: لَقَدْ قُلْتِ لَوْ
مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ. قَالَتْ: وَحَكَيْتُ لَهُ اِنْسَانًا.
فَقَالَ: مَا اُحِبُّ اَنّى حَكَيْتُ اِنْسَانًا وَ اِنَّ لِى كَذَا وَ كَذَا. ابو
داود والترمذى والبيهقى وقال الترمذى: حديث حسن صحيح
Dari
‘Aisyah RA, ia berkat : Saya pernah berkata kepada Nabi SAW, “Cukup bagimu dari
Shafiyah begini dan begitu”. Sebagian orang-orang yang meriwayatkan mengatakan :
Yang dimaksud ‘Aisyah ialah, “Ia wanita yang pendek”. Maka Rasulullah SAW
bersabda, “Sungguh kamu telah mengatakan suatu kalimat seandainya dicampur
dengan air laut sungguh air laut itu menjadi keruh”. Dan ‘Aisyah pernah berkata,
“Saya pernah menceritakan tentang seseorang kepada beliau, maka beliau bersabda,
“Aku tidak suka menceritakan (keburukan) seseorang meskipun akan mendapatkan
upah sekian dan sekian”.
[HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Baihaqi, Tirmidzi berkata : Hadits hasan
shahih]
عَنْ
عَائِشَةَ رض اَيْضًا اَنَّهُ اعْتَلَّ بَعِيْرٌ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيّ، وَ
عِنْدَ زَيْنَبَ فَضْلُ ظَهْرٍ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص لِزَيْنَبَ: اَعْطِيْهَا
بَعِيْرًا. فَقَالَتْ: اَنَا اُعْطِى تِلْكَ الْيَهُوْدِيَّةَ؟ فَغَضِبَ رَسُوْلُ
اللهِ ص، فَهَجَرَهَا ذَا الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ وَبَعْضَ صَفَرٍ. ابو
داود
Dari
‘Aisyah RA juga, ia berkata : Sesungguhnya untanya Shafiyah binti Huyaiyyin
sedang sakit, sedang Zainab mempunyai kelebihan kendaraan. Maka Nabi SAW
bersabda kepada Zainab, “Berikanlah unta kepadanya !”. Lalu (Zainab) menjawab,
“Saya disuruh memberi kepada wanita Yahudi itu !”. Kemudian Nabi SAW marah dan
meninggalkan Zainab pada bulan Dzulhijjah, Muharram dan sebagaian bulan
Shafar.
[HR. Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ ص فَقَامَ رَجُلٌ فَقَالُوْا:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَا اَعْجَزَ فُلاَنًا! اَوْ قَالُوْا: مَا اَضْعَفَ فُلاَنًا!
فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اغْتَبْتُمْ صَاحِبَكُمْ وَ اَكَلْتُمْ لَحْمَهُ. ابو يعلى
والطبرانى ولفظه: اِنَّ رَجُلاً قَامَ مِنْ عِنْدِ النِّبِيِّ ص فَرَأَوْا فِى
قِيَامِهِ عَجْزًا. فَقَالُوْا: مَا اَعْجَزَ فُلاَنًا! فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
اَكَلْتُمْ اَخَاكُمْ وَاغْتَبْتُمُوْهُ.
Dari
Abu hurairah RA, ia berkata : Dahulu ketika kami di sisi Nabi SAW, ada seorang
laki-laki berdiri. Lalu orang-orang sama berkata, “Ya Rasulullah, alangkah
sangat loyonya si fulan itu !”. Atau mereka berkata, “Alangkah sangat lemahnya
orang itu”. Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibat kepada teman
kalian dan kalian telah makan dagingnya”. [HR. Abu Ya’la, dan Thabrani
meriwayatkan dengan lafadhnya], “Sesungguhnya ada seorang laki-laki berdiri di
sisi Nabi SAW, maka orang-orang melihat ketika dia berdiri itu dalam keadaan
loyo. Mereka berkata, “Alangkah sangat loyonya si fulan itu”. Maka Rasulullah
SAW bersabda, “Kalian telah makan saudaramu dan kalian telah berbuat ghibah
kepadanya”.
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ اَنَّهُمْ ذَكَرُوْا عِنْدَ
رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلاً، فَقَالُوْا: لاَ يَأْكُلْ حَتَّى يُطْعَمَ، وَ لاَ
يَرْحَلُ حَتَّى يُرْحَلَ لَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اغْتَبْتُمُوْهُ،
فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اِنَّمَا حَدَّثْنَا بِمَا فِيْهِ. قَالَ:
حَسْبُكَ اِذَا ذَكَرْتَ اَخَاكَ بِمَا فِيْهِ. الاصبهانى باساد حسن
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwsanya orang-orang menyebutkan
tentang seorang laki-laki di sisi Rasulullah SAW. Mereka mengatakan, “Orang itu
tidak makan sehingga ia diberi makan, dan ia tidak punya tempat tinggal hingga
diberi tempat tinggal”. Maka Nabi SAW bersabda, “Kalian telah berbuat ghibah
kepadanya”. Lalu mereka menjawab, “Ya Rasulullah, sesungguhnya kami hanya
menceritakan apa adanya”. Rasulullah SAW bersabda, “Cukup bagimu (dikatakan
berbuat ghibah) apabila kamu menyebutkan saudaramu dengan apa yang ada
padanya”.
[HR. Al-Ashbihaniy dengan sanad hasan]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَ تَدْرُوْنَ مَا اْلغِيْبَةُ؟
قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: ذَكَرْتَ اَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ.
قِيْلَ: اَرَأَيْتَ اِنْ كَانَ فِى اَخِى مَا اَقُوْلُ؟ قَالَ: اِنْ كَانَ فِيْهِ
مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ اِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ
بَهَتَّهُ. مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى
Dari
Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda (kepada para shahabatya),
“Tahukah kalian, apakah ghibah itu ?”. Para shahabat menjawab, “Allah dan
Rasul-Nya yang lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “(Ghibah) ialah kamu menyebut
tentang saudaramu dengan apa-apa yang dia tidak suka”. Ada yang bertanya kepada
beliau, “Bagaimana pendapat engkau jika keadaan saudaraku itu memang betul-betul
seperti apa yang aku katakan ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaan
saudaramu itu betul seperti apa yang kamu katakan, maka sungguh kamu telah
berbuat ghibah kepadanya. Dan jika apa yang kamu katakan itu tidak ada padanya,
maka berarti kamu telah berbuat buhtan (kebohongan) kepadanya”.
[HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ اْلعَاصِ رض اَنَّهُ مَرَّ عَلَى بِغَالٍ مَيّتٍ فَقَالَ لِبَعْضِ
اَصْحَابِهِ: َلاَنْ يَأْكُلَ الرَّجُلُ هذَا حَتَّى يَمْـَلأَ بَطْنَهُ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ اَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ رَجُلٍ مُسْلِمٍ. ابو الشيخ ان حبان
Dari
‘Amr bin ‘Ash RA, bahwasanya dia pernah melewati seekor bangkai baghal, lalu dia
berkata kepada sebagian shahabat-shahabatnya, “Sungguh seseorang makan bangkai
ini sehingga memenuhi perutnya itu lebih baik baginya daripada ia makan daging
(menggunjing) seorang muslim”.
[HR. Abusy-Syaikh Ibnu Hibban]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: جَاءَ اْلاَسْلاَمِيُّ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص فَشَهِدَ
عَلَى نَفْسِهِ بِالزّنَا اَرْبَعَ شَهَادَاتٍ يَقُوْلُ: اَتَيْتُ امْرَأَةً
حَرَامًا، وَ فِى كُلّ ذلِكَ يُعْرِضُ عَنْهُ رَسُوْلُ اللهِ ص. فَذَكَرْتُ
اْلحَدِيْثَ اِلَى اَنْ قَالَ: فَمَا تُرِيْدُ بِهذَا اْلقَوْلِ؟ قَالَ: اُرِيْدُ
اَنْ تُطَهّرَنِى. فَاَمَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ يُرْجَمَ، فَرُجِمَ.
فَسَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ ص رَجُلَيْنِ مِنَ اْلاَنْصَارِ يَقُوْلُ اَحَدُهُمَا
لِصَاحِبِهِ. اُنْظُرْ اِلَى هذَا الَّذِى سَتَرَ اللهُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَدَعْ
نَفْسَهُ حَتَّى رُجِمَ رَجْمَ اْلكَلْبِ. قَالَ: فَسَكَتَ رَسُوْلُ اللهِ ص، ثُمَّ
سَارَ سَاعَةً، فَمَرَّ بِجِيْفَةِ حِمَارٍ شَائِلٍ بِرِجْلِهِ، فَقَالَ: اَيْنَ
فُلاَنٌ وَ فُلاَنٌ؟ فَقَالُوْا: نَحْنُ ذَا يَا رَسُوْلَ اللهِ. فَقَالَ لَهُمَا:
كُلاَ مِنْ جِيْفَةِ هذَا اْلحِمَارِ! فَقَالاَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، غَفَرَ اللهُ
لَكَ، مَنْ يَأْكُلُ مِنْ هَذَا؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا نِلْتُمَا مِنْ
عِرْضِ هَذَا الرَّجُلُ آنِفًا اَشَدُّ مِنْ اَكْلِ هذِهِ اْلجِيْفَةِ. فَوَ اللهِ
الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ، اِنَّهُ اْلآنَ فِى اَنْهَارِ اْلجَنَّةِ يَنْغَمِسُ
فِيْهَا. ابن حبان فى صحيحه
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Telah datang seorang laki-laki (dari suku) Aslam
kepada Rasulullah SAW lalu dia bersaksi atas dirinya sendiri bahwa dia berbuat
zina. Dia bersaksi empat kali. Ia berkata, “Saya menyetubuhi wanita secara
haram”. Setiap ia mengatakan yang demikian itu, Rasulullah SAW berpaling
darinya. Lalu aku menyebutkan cerita itu sehingga beliau bertanya, “Apa yang
kamu inginkan dengan ucapan ini ?”. Orang itu menjawab, “Saya menginginkan
supaya engkau membersihkan diriku”. Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan supaya
ia dirajam. Lalu orang tersebut dirajam. Kemudian Rasulullah SAW mendengar ada
dua orang laki-laki Anshar, salah satunya berkata kepada temannya, “Lihatlah
kepada orang ini yang Allah telah menutupinya, tetapi ia tidak membiarkan
dirinya, sehingga ia dirajam seperti anjing yang dilempari batu”. (Abu Hurairah)
berkata : Rasulullah SAW diam saja. Sebentar kemudian beliau berjalan (bersama
para shahabat), lalu melewati bangkai himar di dekat kaki beliau. Maka beliau
bersabda, “Mana si fulan dan si fulan itu ?”. Mereka menjawab, “Ini kami ya
Rasulullah”. Beliau bersabda kepada kedua orang itu, “Makanlah bangkai himar ini
!”. Mereka berdua menjawab, “Ya Rasulullah, semoga Allah mengampuni engkau.
Siapa yang mau memakan bangkai himar ini ?”. Lalu Rasulullah SAW bersabda,
“Apa-apa yang kamu dapat dari (menjelek-jelekkan) kehormatan orang laki-laki
tadi adalah lebih buruk dari makan bangkai himar ini. Dan demi Allah yang jiwaku
berada di tangan-Nya, sesungguhnya (orang laki-laki yang telah dirajam itu)
sekarang sedang berendam di sungai surga”.
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak