Ahad,
09 Maret 2003/06 Muharram 1424 Brosur No. :
1168/1208/IF
Tentang
larangan riya’
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِاْلمَنّ وَاْلاَذى كَالَّذِيْ
يُنْفِقُ مَا لَه رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ،
فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه وَابِلٌ فَتَرَكَه
صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى شَيْئٍ مِمَّا كَسَبُوْا، وَ اللهُ لاَ يَهْدِى
اْلقَوْمَ اْلكفِرِيْنَ. البقرة:264
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir.
[QS. Al-Baqarah : 264]
... وَ اَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِيْنَ عَذَابًا مُّهِيْنًا. وَ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
بِاللهِ وَ لاَ بِاْليَوْمِ اْلاخِرِ، وَ مَنْ يَّكُنِ الشَّيْطَانُ لَه قَرِيْنًا
فَسَآءَ قَرِيْنًا. النسآء:37-38
....
Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan. Dan
(juga) orang-orang yang menafkahkan harta-harta mereka karena riya' kepada
manusia, dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari
kemudian. Barangsiapa yang mengambil syaitan itu menjadi temannya, maka syaitan
itu adalah teman yang seburuk-buruknya.
[QS. An-Nisaa' : 37-38]
اِنَّ
اْلمُنَافِقِيْنَ يُخدِعُوْنَ اللهَ وَ هُوَ خَادِعُهُمْ، وَ اِذَا قَامُوْآ اِلىَ
الصَّلوة قَامُوْا كُسَالى يُرَآءُوْنَ النَّاسَ وَ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ اِلاَّ
قَلِيْلاً. النسآء:142
Sesungguhnya
orang-orang Munafiq itu menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan
apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya' (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut
Allah kecuali sedikit sekali.
[QS. An-Nisaa' : 142]
اَ
رَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذّبُ بِالدّيْنِ، فَذلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ اْليَتِيْمَ، وَ
لاَ يَحُضُّ عَلى طَعَامِ اْلمِسْكِيْنِ، فَوَيْلٌ لّلْمُصَلّيْنَ، اَلَّذِيْنَ
هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَ، اَلَّذِيْنَ هُمْ يُرَآءُوْنَ، وَ يَمْنَعُوْنَ
اْلمَاعُوْنَ. الماعون:1-7
Tahukah
kamu (orang) yang mendustakan agama ? Itulah orang yang menghardik anak yatim.
Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
orang-orang yang berbuat riya'. Dan enggan (menolong dengan) barang
berguna.
[QS. Al-Maa'uun :1-7]
وَ
لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ خَرَجُوْا مِنْ دِيَارِهِمْ بَطَرًا وَّ رِئَآءَ
النَّاسِ وَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللهِ، وَ اللهُ بِمَا يَعْمَلُوْنَ
مُحِيْطٌ. الانفال:47
Dan
janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan
rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta menghalangi (orang)
dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka
kerjakan.
[QS. Al-Anfaal : 47]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ
اَبىِ هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ
النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا ؟ قَالَ:
قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ، قَالَ: كَذَبْتَ. وَلكِنَّكَ قَاتَلْتَ
ِلاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ فَقَدْ قِيْلَ، ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلىَ وَجْهِهِ
حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَ قَرَأَ
اْلقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ
فِيْهَا ؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ قَرَأْتُ فِيْكَ
اْلقُرْآنَ، قَالَ: كَذَبْتَ، وَلكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ
وَ قَرَأْتَ اْلقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ
فَسُحِبَ عَلىَ وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فىِ النَّارِ. وَ رَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ
عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا ؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ
سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ. قَالَ:
كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيْلَ، ثُمَّ
اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلىَ وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ فِى النَّارِ. مسلم 3:
1513
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya yang pertama-tama akan diberi kepu-tusan pada hari qiyamat ialah
seorang yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmatnya, maka
ia mengakuinya. Allah berfir-man, "Apakah yang kau lakukan padanya ?". Ia
menjawab, "Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati syahid". Allah berfirman,
"Kamu berdusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut sebagai pahlawan dan
pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian itu". Kemudian diperintahkan
(kepada malaikat), lalu dia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke
neraka.
(Kedua)
seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan membaca Al-Qur'an, lalu dihadapkan
kepada nikmatnya, maka dia mengakuinya. Allah berfirman, "Apakah yang kau
lakukan padanya ?". Ia menjawab, "Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta
membaca Al-Qur'an hanya untuk-Mu". Allah berfirman, "Kamu berdusta, tetapi kamu
mem-pelajari ilmu supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca
Al-Qur'an supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur'an, dan
telah dikatakan orang yang demikian itu". Kemudian diperintahkan (kepada
Malaikat), lalu dia diseret pada mukanya dan dilemparkan ke
neraka.
(Ketiga)
seorang hartawan yang diberi keluasan kekayaan yang bermacam-macam oleh Allah,
lalu dihadapkan kepada nikmatnya, maka dia mengakuinya. Allah berfirman, "Apakah
yang kamu lakukan pada-nya ?". Ia menjawab, "Tidak satu jalanpun yang Engkau
sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta itu
semata-mata untuk-Mu". Allah berfirman, "Kamu dusta, tetapi kamu berbuat yang
demikian itu, agar dikatakan sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan
orang yang demikian itu". Kemudian diperintahkan (kepada Malaikat), lalu dia
diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka".
[HR. Muslim juz 3, hal. 1513]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَمَّعَ، سَمَّعَ اللهُ بِهِ،
وَ مَنْ رَاءَى، رَاءَى اللهُ بِهِ. مسلم 4: 2289
Dari
Ibnu 'Abbas ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa
memperdengarkan amal kepada orang lain, maka Allah akan memalukannya (dihari
kiamat). Dan barangsiapa berbuat riya', maka Allah akan membalas riya'nya
itu".
[HR. Muslim juz 4, hal. 2289]
عَنْ
مَحْمُوْدِ بْنِ لُبَيْدٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَخْوَفُ مَا اَخَافُ
عَلَيْكُمْ اَلشّرْكُ اْلاَصْغَرُ. قَالُوْا: وَمَا الشّرْكُ اْلاَصْغَرُ يَا
رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: اَلرّيَاءُ يَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ اِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اِذْهَبُوْا اِلىَ الَّذِيْنَ
كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَ فىِ الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجِدُوْنَ عِنْدَهُمْ
جَزَاءً؟ احمد 5: 428
Dari
Mahmud bin Lubaid, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Sesuatu yang paling aku
khawatirkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil". Kemudian para shahabat
bertanya, "Apa syirik kecil itu ya Rasulullah ?". Rasulullah SAW menjawab,
"(Syirik kecil itu ialah) riya'. Besok pada hari qiyamat ketika para manusia
diberi balasan dengan amal-amal mereka, Allah 'Azza wa Jalla akan berfirman
kepada mereka, "Pergilah kamu sekalian kepada orang-orang yang dahulu kamu
berbuat riya' padanya ketika di dunia. Maka lihatlah olehmu sekalian apakah kamu
mendapati pahala pada
mereka ?".
[HR. Ahmad, juz V : 428]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: قَالَ اللهُ تَبَارَكَ وَ
تَعَالىَ: اَنَا اَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشّرْكِ، مَنْ عَمِلَ عَمَلاً اَشْرَكَ
فِيْهِ مَعِيْ غَيْرِيْ تَرَكْتُهُ وَ شِرْكَهُ. مسلم 4: 2289
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Allah Tabaaraka wa Ta'aala
berfirman, "Aku adalah yang terkaya dari semua sekutu. Barangsiapa beramal suatu
amal yangmana di dalamnya ia menyekutukan Aku dengan yang lain, maka Aku
tinggalkan ia pada sekutunya itu".
[HR. Muslim juz 4, hal. 2289]
عَنِ
الضَّحَّاكِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَ
تَعَالىَ يَقُوْلُ: اَنَا خَيْرُ شَرِيْكٍ. فَمَنْ اَشْرَكَ مَعِيْ شَرِيْكًا
فَهُوَ لِشَرِيْكِيْ. يَااَيُّهَا النَّاسُ اَخْلِصُوْا اَعْمَالَكُمْ. فَاِنَّ
اللهَ تَبَارَكَ وَ تَعَالىَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ اْلاَعْمَالِ اِلاَّ مَا خَلَصَ
لَهُ وَلاَ تَقُوْلُوْا هذِهِ ِللهِ وَ لِلرَّحِمِ فَاِنَّهَا لِلرَّحِمِ وَ لَيْسَ
ِللهِ مِنْهَا شَيْئٌ وَ لاَ تَقُوْلُوْا هذِهِِللهِ وَ لِوُجُوْهِكُمْ فَاِنَّهَا
لِوُجُوْهِكُمْ وَلَيْسَ ِللهِ مِنْهَا شَيْئٌ. البزار و البيهقى
Dari
Adl-Dlahhak bin Qais, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah
yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi berfirman, "Aku adalah sebaik-baik sekutu.
Barangsiapa mengambil sekutu disamping Aku, maka amalnya itu untuk sekutu-Ku".
(Rasulullah SAW bersabda). "Wahai para manusia berbuatlah ikhlas pada amal-amal
kalian, karena Allah Yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi tidak mau menerima
amal-amal, kecuali amal yang ikhlas untuk-Nya. Dan janganlah kalian mengatakan,
"Ini untuk Allah dan untuk sanak saudara". (Maka kalau begitu) amal itu untuk
sanak saudara dan bukan untuk Allah sedikitpun. Dan jangan mengatakan, "Ini
untuk Allah dan untuk kalian (para manusia)". (Kalau begitu), maka amal itu
untuk kalian (para manusia) dan bukan untuk Allah sedikitpun".
[HR. Al-Bazzar dan Baihaqi]
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ اِلىَ رَسُوْلِ اللهِ ص فَقَالَ: اَرَأَيْتَ
رَجُلاً غَزَا يَلْتَمِسُ اْلاَجْرَ وَ الذّكْرَ، مَا لَهُ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: لاَ شَيْئٌ لَهُ. فَاَعَادَهَا ثَلاَثَ مِرَارٍ. وَ يَقُوْلُ رَسُوْلُ
اللهِ ص: لاَ شَيْئٌ لَهُ. ثُمَّ قَالَ: اِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لاَ يَقْبَلُ
مِنَ اْلعَمَلِ اِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ لَهُ. ابو داود و
النسائى باسناد جيد
Dari
Abu Umamah, ia berkata : Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu
bertanya, "Bagaimanakah pendapat engkau apabila ada seseorang berperang untuk
mencari pahala dan nama ? Lalu apa yang ia dapat ?". Maka Rasulullah SAW
bersabda, "Ia tidak mendapatkan apa-apa". Orang itu mengulangi pertanyaannya
sampai tiga kali, dan Rasulullah SAW menjawab, "Ia tidak mendapatkan apa-apa".
Kemudian beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla tidak mau menerima
amal kecuali amal yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah dan mencari
keridlaan-Nya".
[HR. Abu Dawud dan Nasai dengan sanad yang baik]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا
يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ لاَ يَتَعَلَّمُهُ اِلاَّ لِيُصِيْبَ
بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ اْلجَنَّةِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ،
يَعْنِى رِيْحَهَا. ابو داود
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda, "Barangsiapa yang
belajar ilmu yang seharusnya ditujukan untuk mencari ridla Allah 'Azza wa Jalla,
tiba-tiba ia tidak mempelajarinya melainkan untuk mencari harta benda dunia,
maka dihari qiyamat ia tidak akan mendapatkan bau surga (yakni
harumnya)".
[HR. Abu Dawud]
عَنْ
اَبِى ذَرّ قَالَ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص: اَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ
اْلعَمَلَ مِنَ اْلخَيْرِ وَ يَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ ؟ قَالَ: تِلْكَ عَاجِلُ
بُشْرَى اْلمُؤْمِنِ. مسلم 4: 2034
Dari
Abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW pernah ditanya, "Bagaimanakah kalau
seseorang beramal kebaikan (karena Allah) lalu dipuji orang ?". Jawab Rasulullah
SAW, "(Itu bukan riya'), tetapi itu sebagai pendahuluan berita gembira bagi
seorang mukmin".
[HR. Muslim juz 4, hal. 2034]
Bersambung
........
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak