POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Hidup sesudah mati (ke-3) Alam qubur (lanjutan)

Posted by

Ahad, 16 Juni 2002/05 Rabiuts-tsani 1423                  Brosur No. : 1135/1175/IA
Hidup sesudah mati (ke-3)


Alam qubur (lanjutan)
Rasulullah SAW bersabda :
اِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً لَوْ كَانَ اَحَدٌ مِنْهَا نَاجِيًا لَنَجَا مِنْهَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ. احمد و ابن جرير
Sesungguhnya qubur itu mempunyai himpitan. Seandainya ada orang yang terlepas dari padanya, niscaya terlepaslah Sa'ad bin Mu’dz dari padanya. [HR. Ahmad dan Ibnu Jarir]
لَوْ نَجَا مِنْ ضَمَّةِ اْلقَبْرِ اَحَدٌ لَنَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ وَ لَقَدْ ضُمَّ ضَمَّةً ثُمَّ اُرْخِيَ عَنْهُ. الترمذى و الطبرانى و البيهقى
Seandainya ada seorang yang bisa terselamat dari pada himpitan qubur, niscaya terselamatlah Sa'ad bin Mu’adz. Sesungguhnya ia telah dihimpit dengan satu himpitan, kemudian dikendorkan dari padanya. [HR. Tirmidzi, Thabrani dan Baihaqi]
وَ اِنَّ ضَغْطَةَ اْلقَبْرِ عَلَى اْلمُؤْمِنِ كَاْلاُمّ الشَّفِيْقَةِ يَشْكُوْ اِلَيْهَا ابْنُهَا الصُّدَاعَ فَتَغْمَزُ رَأْسَهُ غَمْزًا رَفِيْقًا وَ لكِنْ يَـا عَائِشَةُ وَيْلٌ لِلشَّاكّيْنَ فِى اللهِ كَيْفَ يُضْغَطُوْنَ فِى قُبُوْرِهِمْ كَضَغْطَةِ الصَّخْرَةِ عَلَى اْلبَيْضَةِ. البيهقى و الديلمى
Sesungguhnya himpitan qubur atas mukmin itu, seperti ibu yang sayang, yang anaknya mengadu sakit kepala kepadanya, lalu dipijit olehnya dengan pijitan yang lembut, tetapi, ya 'Aisyah ! Celaka orang-orang yang syak tentang Allah ! Dengan amat dahsyat akan dihimpit mereka itu di qubur-qubur mereka, sebagaimana himpitan batu gunung yang besar atas sebutir telur. [HR Baihaqi dan Dailami]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ، اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ. قَالَ: يَأْتِيْهِ مَلَكَاِن فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ لَهُ. مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ قَالَ: فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. قَالَ: فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ اْلجَنَّةِ. قَالَ نَبِيُّ اللهِ ص: فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا. قَالَ قَتَادَةُ: وَ ذُكِرَ لَنَا اَنَّهُ يُفْسَحُ لَهُ فِى قَبْرِهِ سَبْعُوْنَ ذِرَاعًا وَ يُمْـَلأُ عَلَيْهِ خَضِرًا اِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ . مسلم 4: 2200
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabiyullah SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam quburnya dan teman-temannya sudah meninggalkannya, ia mendengar suara sandal mereka. Kemudian ia didatangi dua malaikat, lalu mendudukkannya dan bertanya, “Apa pendapatmu tentang laki-laki ini (Muhammad SAW) ?”. Adapun orang mukmin akan menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempatmu di nereka, Allah telah menggantinya dengan tempat di surga”. Maka ia dapat melihat keduanya”. Qatadah berkata, “Dan disebutkan kepada kami bahwasanya mayyit itu diluaskan quburnya seluas 70 hasta, dan dipenuhi quburnya dengan kenikmatan hingga hari mereka dibangkitkan. [HR. Muslim juz 4, hal. 2200]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلمَيّتَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ خَفْقَ نِعَالِهِمْ اِذَا انْصَرَفُوْا. مسلم 4: 2201
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang mati ketika diletakkan di dalam quburnya, ia masih mendengar suara sandal orang-orang yang melayatnya ketika mereka pergi meninggalkannya”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2201]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّهُ حَدَّثَهُمْ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا وُضِعَ فِى قَبْرِهِ وَ تَوَلَّى عَنْهُ اَصْحَابُهُ وَ اِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ اَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ فَيَقُوْلاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ ص؟ فَاَمَّا اْلمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ: اَشْهَدُ اَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَ رَسُوْلُهُ. فَيُقَالُ لَهُ: اُنْظُرْ اِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ اَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ اْلجَنَّةِ.فَيَرَاهُمَا جَمِيْعًا.قَالَ وَاَمَّا اْلمُنَافِقُ وَاْلكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِى هذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ اَدْرِى، كُنْتُ اَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَ لاَ تَلَيْتَ؟ وَ يُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ. البخارى 2: 102
Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya apabila manusia diletakkan dalam quburnya, setelah teman-temannya berpaling dan pergi hingga ia mendengar suara sandal mereka, lalu datanglah kedua malaikat, mendudukkannya dan bertanya kepadanya, “Apa yang dahulu kamu katakan (ketika di dunia) tentang laki-laki ini, yaitu Muhammad SAW ?”. Adapun orang mukmin, maka ia menjawab, “Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya”. Maka dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat dudukmu di neraka, Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga”. Maka ia melihat keduanya. Adapun orang munafiq dan kafir ketika ditanya, “Apa yang dahulu kamu katakan tentang laki-laki ini ?”. Ia akan menjawab, “Saya tidak tahu, saya dulu mengatakan apa-apa yang dikatakan oleh orang-orang”. Maka dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu dan tidak membaca”. Kemudian ia dipukul dengan pemukul dari besi diantara kedua telinganya, lalu ia berteriak sekeras-kerasnya yang didengar oleh apa yang didekatnya selain jin dan manusia”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 102]
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا وُضِعَتِ اْلجَنَازَةُ وَ احْتَمَلَهَا الرّجَالُ عَلَى اَعْنَاقِهِمْ فَاِنْ كَانَتْ صَالِحَةً قَالَتْ قَدّمُوْنِى. وَ اِنْ كَانَتْ غَيْرَ صَالِحَةٍ قَالَتْ: يَا وَيْلَهَا، اَيْنَ تَذْهَبُوْنَ بِهَا؟ يَسْمَعُ صَوْتَهَا كُلُّ شَيْءٍ اِلاَّ اْلاِنْسَانَ وَ لَوْ سَمِعَهُ صَعِقَ. البخارى 2: 87
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila jenazah diletakkan dan orang-orang mengangkatnya di atas pundak mereka, jika jenazah itu baik maka ia berkata, “Ajukanlah saya”. Jika jenazah itu tidak baik maka ia berkata, “Wahai celakanya, kemanakah kalian pergi membawa jenazah ?”. Segala sesuatu mendengarnya kecuali manusia. Seandainya manusia mendengarnya niscaya ia pingsan”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 87]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: اِذَا خَرَجَتْ رُوْحُ اْلمُؤْمِنِ تَلَقَّاهَا مَلَكَانِ يُصْعِدَانِهَا، قَالَ حَمَّادٌ: فَذَكَرَ مِنْ طِيْبِ رِيْحِهَا وَ ذَكَرَ اْلمِسْكَ، قَالَ: وَ يَقُوْلُ اَهْلُ السَّمَاءِ: رُوْحٌ طَيّبَةٌ جَاءَتْ مِنْ قِبَلِ اْلاَرْضِ صَلَّى اللهُ عَلَيْكِ وَ عَلَى جَسَدٍ كُنْتِ تَعْمُرِيْنَهُ. فَيُنْطَلَقُ بِهِ اِلَى رَبّهِ عَزَّ وَ جَلَّ ثُمَّ يَقُوْلُ: اِنْطَلِقُوْا بِهِ اِلَى آخِرِ اْلاَجَلِ. قَالَ: وَ اِنَّ اْلكَافِرَ اِذَا خَرَجَتْ رُوْحُهُ قَالَ حَمَّادٌ: وَ ذَكَرَ مِنْ نَتْنِهَا وَ ذَكَرَ لَعْنًا وَ يَقُوْلُ اَهْلُ السَّمَاءِ: رُوْحٌ خَبِيْثَةٌ جَاءَتْ مِنْ قِبَلِ اْلاَرْضِ. قَالَ: فَيُقَالُ: اِنْطَلِقُوْا بِهِ اِلَى آخِرِ اْلاَجَلِ. قَالَ اَبُوْ هُرَيْرَةَ: فَرَدَّ رَسُوْلُ اللهِ ص رَيْطَةً كَانَتْ عَلَيْهِ عَلَى اَنْفِهِ هكَذَا. مسلم 4: 2202
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Apabila ruh orang mukmin keluar, dua malaikat menjemputnya dan membawanya naik. (Hammad berkata : Abu Hurairah menyebutkan harum baunya seperti minyak wangi). Dan penghuni langit berkata, “Ini adalah ruh yang baik yang datang dari bumi. Semoga Allah memberikan rahmat kepadamu dan kepada jasad yang engkau tempati”. Lalu ruh itu dibawa ke hadapan Tuhannya ‘Azza wa Jalla, lalu Dia berfirman, “Bawalah ia ke batas yang terakhir (Sidratul Muntaha)”. Dan apabila ruh orang kafir keluar, (Hammad berkata : Abu Hurairah menyebutkan busuknya bau ruh itu dan ia dilaknati). Kemudian penghuni langit berkata, “Ini adalah ruh yang jelek yang datang dari bumi”. Kemudian difirmankan, “Bawalah ia ke tempat terakhir (ke Sijjin)”. Abu Hurairah berkata, “Lalu Rasulullah SAW menutupkan kain tipis ke hidungnya demikian”. [HR. Muslim juz 2, hal. 2202]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ( يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاْلقَوْلِ الثَّابِتِ ) قَالَ: نَزَلَتْ فِى عَذَابِ اْلقَبْرِ فَيُقَالُ لَهُ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَيَقُوْلُ رَبّيَ اللهُ وَ نَبِيّى مُحَمَّدٌ ص. فَذلِكَ قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ: ( يُثَبّتُ اللهُ الَّذِيْنَ امَنُوْا بِاْلقَوْلِ الثَّابِتِ فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا وَ فِى اْلاخِرَةِ ). مسلم 4: 2201
Dari Baraa’ bin ‘Aazib dari Nabi SAW beliau membaca “Yutsabbitul-loohul-ladziina aamanuu bil qoulits-tsaabit” (Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh). [QS. Ibrahim : 27] Lalu beliau bersabda, “Ayat ini turun mengenai siksa qubur. Ditanyakan kepada orang mukmin, “Siapakah Tuhanmu ?”. Ia menjawab, “Tuhanku Allah, dan nabiku Muhammad SAW”. Itulah yang dimaksudkan dengan firman Allah “Allah meneguhkan iman orang-orang mukmin dengan ucapan yang teguh di dalam kehidupan dunia dan akhirat”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2201]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كُنَّا مَعَ عُمَرَ بَيْنَ مَكَّةَ وَ اْلمَدِيْنَةِ فَتَرَاءَيْنَا اْلهِلاَلَ وَ كُنْتُ رَجُلاً حَدِيْدَ اْلبَصَرِ فَرَاَيْتُهُ وَ لَيْسَ اَحَدٌ يَزْعُمُ اَنَّهُ رَآهُ غَيْرِى. قَالَ: فَجَعَلْتُ اَقُوْلُ لِعُمَرَ: اَمَا تَرَاهُ؟ فَجَعَلَ لاَ يَرَاهُ. قَالَ: يَقُوْلُ عُمَرُ: سَاَرَاهُ وَ اَنَا مُسْتَلْقٍ عَلَى فِرَاشِى ثُمَّ اَنْشَأَ يُحَدّثُنَا عَنْ اَهْلِ بَدْرٍ. فَقَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَ كَانَ يُرِيْنَا مَصَارِعَ اَهْلِ بَدْرٍ بِاْلاَمْسِ يَقُوْلُ: هذَا مَصْرَعُ فُلاَنٍ غَدًا، اِنْ شَاءَ اللهُ، قَالَ فَقَالَ عُمَرُ. فَوَ الَّذِى بَعَثَهُ بِاْلحَقّ مَا اَخْطَئُوا اْلحُدُوْدَ الَّتِى حَدَّ رَسُوْلُ اللهِ ص. قَالَ: فَجُعِلُوْا فِى بِئْرٍ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ فَانْطَلَقَ رَسُوْلُ اللهِ ص حَتَّى انْتَهَى اِلَيْهِمْ فَقَالَ: يَا فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ وَ يَا فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَكُمُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ حَقًّا؟ فَاِنّى قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِى اللهُ حَقًّا. قَالَ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تُكَلّمُ اَجْسَادًا لاَ اَرْوَاحَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَا اَنْتُمْ بِاَسْمَعَ لِمَا اَقُوْلُ مِنْهُمْ غَيْرَ اَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيْعُوْنَ اَنْ يَرُدُّوْا عَلَيَّ شَيْئًا. مسلم 4: 2202
Dari Anas bin Malik, ia berkata : Dahulu kami berada diantara Makkah dan Madinah bersama ‘Umar. Kami berusaha melihat bulan (tanggal muda), sedangkan aku orang yang berpenglihatan tajam, maka aku dapat melihatnya, dan tidak ada seorangpun yang menyangka bahwa selain aku dapat melihatnya. Kemudian aku berkata kepada ‘Umar, “Apakah kamu dapat melihatnya ?”. Ternyata ia tidak melihatnya, lalu ‘Umar berkata, “Aku akan melihatnya dengan berbaring diatas pembaringanku”. Kemudian ia mulai bercerita kepada kami tentang Ahli Badr, katanya, “Sesungguhnya Rasulullah SAW dahulu pernah menunjukkan kepada kami tempat-tempat terbunuhnya Ahli Badr sebelum terjadi. Sabda beliau, “Ini tempat terbunuhnya si fulan besuk, insya Allah”. ‘Umar berkata, “Demi Tuhan yang telah mengutusnya dengan haq, mereka (yang terbunuh) tidak melampaui batas-batas tempat yang telah ditetapkan Rasulullah SAW”. Kemudian mereka dimasukkan ke dalam sumur, bertumpuk-tumpuk, setelah itu beliau menuju ke tempat mereka, lalu bersabda, “Hai fulan bin fulan, hai fulan bin fulan, apakah kamu telah mendapatkan apa yang pernah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya dengan nyata ? Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang pernah dijanjikan Allah kepadaku dengan nyata”. ‘Umar berkata, “Ya Rasulullah, bagaimana engkau berbicara dengan jasad-jasad yang tidak mempunyai ruh ?”. Beliau bersabda, “Kamu tidak lebih mendengar dari pada mereka akan apa yang aku katakan, hanya saja mereka tidak bisa menjawab kepadaku sedikitpun”. [HR. Muslim juz 4, hal. 2202]
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص تَرَكَ قَتْلَى بَدْرٍ ثَلاَثًا ثُمَّ اَتَاهُمْ فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ: يَا اَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ، يَا اُمَيَّةَ بْنَ خَلَفٍ، يَا عُتْبَةَ بْنَ رَبِيْعَةَ، يَا شَيْبَةَ بْنَ رَبِيْعَةَ، اَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا؟ فَاِنّى قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِى رَبّى حَقًّا. فَسَمِعَ عُمَرُ قَوْلَ النَّبِيّ ص فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ يَسْمَعُوْا وَ اَنَّى يُجِيْبُوْا وَ قَدْ جَيَّفُوْا؟ قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ مَا اَنْتُمْ بِاَسْمَعَ لِمَا اَقُوْلُ مِنْهُمْ وَ لكِنَّهُمْ لاَ يَقْدِرُوْنَ اَنْ يُجِيْبُوْا. ثُمَّ اَمَرَ بِهِمْ فَسُحِبُوْا فَاُلْقُوْا فِى قَلِيْبِ بَدْرٍ. مسلم 4: 2203
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW membiarkan tiga orang yang terbunuh di Badr, kemudian beliau mendatangi mereka dan berdiri diatas mereka lalu memanggil mereka, “Hai Abu Jahl bin Hisyam, hai Ummayah bin Khalaf, hai ‘Utbah bin Rabi’ah, hai Syaibah bin Rabi’ah, bukankah kamu telah mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhanmu dengan nyata ? Sesungguhnya aku telah mendapatkan apa yang telah dijanjikan Tuhanku dengan nyata”. Mendengar sabda Nabi SAW demikian itu ‘Umar bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana mereka bisa mendengar dan menjawab, sedangkan mereka telah menjadi bangkai ?”. Beliau bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku di tangan-Nya, kamu tidak lebih mendengar dari pada mereka tentang apa yang aku katakan, tetapi mereka tidak bisa menjawab”. Setelah itu beliau memerintahkan agar mereka disingkirkan, lalu mereka diseret dan dimasukkan ke dalam sumur di Badr. [HR. Muslim juz 4, hal. 2203]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض عَنِ النَّبِيّ ص اَنَّهُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ يُعَذَّبَانِ فَقَالَ: اِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَ مَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيْرٍ. اَمَّا اَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ اْلبَوْلِ، وَ اَمَّا اْلآخَرُ فَكَانَ يَمْشِى بِالنَّمِيْمَةِ. ثُمَّ اَخَذَ جَرِيْدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا بِنِصْفَيْنِ، ثُمَّ غَرَزَ فِى كُلّ قَبْرٍ وَاحِدَةً. فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، لِمَ صَنَعْتَ هذَا؟ فَقَالَ: لَعَلَّهُ اَنْ يُخَفَّفَ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا. البخارى 2: 98
Dari Ibnu ‘Abbas RA, dari Nabi SAW : Bahwasanya Nabi SAW melewati dua qubur, lalu bersabda, “Sesungguhnya kedua-duanya sedang disiksa, dan keduanya tidak disiksa dalam urusan yang (dianggap) besar. Adapun salah seorang dari keduanya, ia tidak mau membersihkan diri dari kencingnya. Sedangkan yang lain, suka mengadu domba”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma yang masih basah, lalu beliau membelahnya menjadi dua bagian, kemudian menancapkan tiap bagian pada setiap qubur. Para shahabat lalu bertanya, “Untuk apakah engkau melakukan itu ya Rasulullah ?”. Beliau bersabda, “Mudah-mudahan akan diringankan siksa kedua orang ini selama pelepah kurma itu belum menjadi kering”. [HR. Bukhari juz 2, hal. 98]


[Bersambung]


Demo Blog NJW V2 Updated at: November 11, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak