Ahad, 22 Juni 1997/17 Shafar
1418 Brosur
No. : 888/928/IF
B.
Di Dalam Shalat
1. Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram,
agar makmum mengetahui bahwa imam telah memulai shalat.
2. Menyaringkan/menjahrkan bacaan Al-Fatihah dan
surat/ayat Al-Qur'an pada shalat Maghrib, 'Isyak dan Shubuh, serta shalat-shalat
berjama'ah yang dituntunkan membaca jahr yang lain.
3. Menyaringkan Takbir-takbir serta bacaan
I'tidal, dan Salam sehingga makmum mengetahui akan perubahan-perubahan dari
rukun ke rukun lainnya.
4. Menjaga kesempurnaan shalat tersebut, baik
bacaannya yang teratur, tidak tergesa-gesa, tuma'ninahnya, dan terutama
kekhusyu'annya yang merupakan jiwa dari shalat itu, ini semua mengingat bahwa
imam menjadi pemimpin dan penanggung bagi makmumnya.
C.
Sesudah Shalat
Disunahkan
bagi imam, setelah selesai shalat untuk menghadap makmum .
عَنْ
سَمُرَةَ بـْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا صَلَّى صَلاَةً اَقـْبَلَ
عَلَـيْنَا بِـوَجْهِهِ. البخارى
Dari
Samurah bin Jundab, ia berkata : "Adalah Nabi SAW apabila selesai shalat, beliau
menghadap kepada kami".
[HR. Bukhari]
عَنِ
اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كُـنَّا اِذَا صَلَّـيْنَا خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص
اَحْبَـبْنَا اَنْ نَكُـوْنَ عَنْ يَـمِيْـنِهِ فَـيُقْبِلُ عَلَـيْنَا
بِـوَجـْهِهِ. مسلم و ابو داود
Dari
Bara' bin 'Azib, ia berkata : "Apabila kami shalat dibelakang Rasulullah SAW
kami senang berada di bagian kanan beliau. Karena (setelah selesai shalat)
beliau menghadap kepada kami".
[HR. Muslim dan Abu Dawud, Nailul Authar, Juz II, halaman
349]
Perlu
pula mendapat perhatian bahwa hendaknya seorang imam itu mengerti benar keadaan
makmumnya, karena mengingat bahwa mungkin diantara mereka ada yang telah lanjut
usia atau lemah ataupun orang-orang yang mempunyai keperluan. Maka bila demikian
hendaknya imam berlaku bijaksana, yaitu tidak memanjangkan bacaan atau memilih
surat yang panjang-panjang, tetapi mencukupkan dengan membaca bacaan yang ringan
pada setiap rukunnya tanpa mengurangi ketertiban dan tuma'ninah shalat itu
sendiri.
عَن
اَبـِى هُرَيـْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَمَّ اَحَدُكُمُ النَّاسَ
فَـلْـيُخـَفِّـفْ فَاِنَّ فِـيْهِمُ الصَّغِـيْرَ وَ اْلكَـبِـيْرَ وَ
الضَّعِـيْفَ وَ ذَا اْلحَاجَةِ، فَاِذَا صَلَّى وَحْدَهُ فَـلْـيُصَلِّ كَـيْفَ
شَآءَ. متفق عليه
Dari
Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda : "Apabila seseorang dari
kamu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya karena diantara mereka
ada yang anak kecil, ada yang sudah tua, ada yang lemah, dan ada pula yang
mempunyai keperluan, akan tetapi apabila ia shalat sendirian, maka bolehlah ia
shalat sebagaimana ia suka".
[Muttafaqun 'alaih]
Hal-hal
yang Harus Dilakukan oleh Makmum Dalam Shalat Berjama'ah.
1.
Merapikan shaff serta meluruskan dan merapatkannya
كَانَ
النَّبِيُّ ص اِذَا قَامَ مَقَامَهُ لِلصَّلاَةِ لَمْ يُكَبِّرْ حَتَّى
يَـلْـتَـفِتَ يَـمِـيْنًا وَ شِمَالاً يَـأْمُرُـهُمْ بِـتَسْوِيــَةِ
مَنَاكِبِهِمْ وَ يَقُوْلُ: لاَ تَخـْتَـلِـفُوْا فَتَخـْتَـلِـفُ قُـلُـوْبـُكُمْ.
احمد
Adalah
Nabi SAW apabila telah berdiri di tempat shalat, tidaklah beliau bertakbir
sebelum melihat ke kanan dan ke kiri serta menyuruh manusia mensejajarkan bahu
seraya berkata : "Janganlah kalian maju mundur dalam shaff yang menyebabkan maju
mundurnya jiwa-jiwa kalian".
[HR. Ahmad]
2.
Menyambung shaff (menutup tempat yang longgar)
اِنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَقِـيْمُوا الصُّفُّوْفَ وَحَاذُوْا بَـيْنَ اْلمَنَاكِبِ وَ سُدُّوا اْلخَـلَـلَ وَ
لـِيْـنُـوْا بِاَيـْدِيْ اِخـْوَانـِكُمْ فَلاَ تَـذَرُوْا فُـرُجَاتٍ
لـِلشَّيْطَانِ وَ مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَ مَنْ قَطَعَ صَفًّا
قَطَعَهُ اللهُ. ابو داود عن بن عمر
Sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda : "Luruskanlah shaff, dan sejajarkanlah bahu, dan
tutuplah tempat yang longgar, dan lembutkanlah dirimu apabila ditarik oleh
tangan-tangan saudara-saudaramu, dan janganlah kamu biarkan celah-celah
syaithan. Dan barangsiapa menyambung shaff, niscaya Allah menyambungnya dan
barangsiapa memotong shaff, niscaya Allah memotongnya".
[HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بـْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خِيَارُكُمْ
اَلـْيَنُكُمْ مَنَاكِبَ فِى الصَّلاَةِ، وَ مَا مِنْ خَطْوَةٍ اَعْظَمُ اَجْرًا
مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ اِلىَ فُرْجَةٍ فِى الصَّفِّ فَسَدَّهَا. البزار
باسناد حسن
Dari
Abdullah bin Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Sebaik-baik kalian
ialah orang yang paling lembut pundaknya dalam shalat. Dan tidak ada suatu
langkah yang lebih besar pahalanya daripada melangkahnya seseorang yang dia
berjalan untuk menutup tempat yang kosong di dalam shaff".
[HR. Al-Bazzar dengan sanad Hasan - Targhib wat Tarhib Juz 1, halaman :
322]
عَنْ
عَائِـشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَدَّ فُـرْجَةً رَفَـعَهُ
اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَ بَنَى لَهُ بَـيْـتًا فِى اْلجَنَّةِ. الطبرانى فى
الاوسط
Dari
Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menutup
tempat yang kosong (didalam shaff), maka dengannya Allah mengangkat derajat dan
membuatkan rumah untuknya disurga".
[HR. Ath-Thabrani, Targhib wat Tarhib Juz I , halaman 322]
3.
Mengikuti segala gerak-gerik imam, tertib dan tidak
mendahuluinya
عَنْ
اَنـَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيـُّهَا النَّاسُ اِنـِّى اِمَامُكُمْ
فَلاَ تَـسْبِـقُـوْنــِى بِالـرُّكُـوْعِ وَلاَ بِالسُّجُوْدِ وَلاَ
بِاْلـقِـيَامِ وَلاَ بِاْلـعُقُـوْدِ وَلاَ بِاْلاِنــْصِرَافِ. احمد و مسلم
Dari
Anas, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Hai manusia, sesungguhnya
aku adalah imam bagi kamu, maka janganlah kamu mendahului aku waktu Ruku',
Sujud, Berdiri, Duduk dan Salam".
[HR.
Ahmad dan Muslim, Nailul Authar Juz III, hal. 159]
عَنْ
اَبـِى هُرَيـْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ
لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخـْـتَـلـِفُوْا عَلَـيْهِ، فَاِذَا كَـبَّـرَ
فَكَـبِّـرُوْا، وَ اِذَا رَكَعَ فَارْكَـعُوْا، وَ اِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ
لـِمَنْ حَمِدَهُ فَـقُـوْلُـوْا اَللّـهُمَّ رَبـَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ، وَ اِذَا
سَجَدَ فَاسْجُدُوْا، وَ اِذَا صَلَّى قَـاعِدًا فَصَلُّـوْا قُـعُـوْدًا
اَجْمَعُوْنَ. متفق عليه
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Hanyasanya
imam itu dijadikan untuk diturut, maka janganlah kalian menyelisihinya. Apabila
imam bertakbir maka bertakbirlah, apabila imam ruku' maka ruku'lah, apabila imam
membaca "sami'aloohu liman hamidah" ucapkanlah "Alloohumma robbanaa lakal
hamdu", apabila imam sujud maka sujudlah, dan apabila imam shalat dengan duduk
maka shalatlah kalian semua dengan duduk".
[Muttafaq 'alaih. Nailul Authar Juz III, hal 157]
وَ
فِى لَـفْظٍ اِنَّمَا اْلاِمَامُ لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ. فَاِذَا كَـبَّـرَ
فَكَـبّـِرُوْا وَلاَ تُكُـبِّـرُوْا حَتَّى يُكَـبِّـرَ، وَ اِذَا رَكَـعَ
فَـارْكَـعُوْا وَلاَ تَـرْكَـعُوْا حَتَّى يَـرْكَـعَ، وَ اِذَا سَجَدَ
فَـاسْجُدُوْا وَلاَ تَـسْجُدُوْا حَتَّى يَـسْجُدَ. احمد و ابو داود
Dan
pada satu lafadh : "Hanyasanya imam itu untuk diturut. Apabila imam bertakbir
maka bertakbirlah, dan janganlah kalian bertakbir sehingga imam bertakbir,
apabila imam ruku' maka ruku'lah dan jangan kalian ruku' sehingga imam ruku',
apabila imam sujud, maka sujudlah dan jangan kalian bersujud sehingga imam
bersujud".
[HR. Ahmad Dan Abu Dawud, Nailul Authar Juz III, hal. 158]
4.
Diam dan mendengarkan bacaan imam ketika imam membaca Al-Fatihah dan surah/ayat
Al-Qur'an dengan jahr.
Firman Allah SWT :
وَ
اِذَا قُرِئَ اْلـقُرْانُ فَاسْتَمِعُوْا لَه وَ اَنــْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ
تُـرْحَمُوْنَ. الاعراف:204
Apabila
dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan perhatikanlah agar kalian mendapat
rahmat.
[QS. Al-A'raf : 204]
اِنَّمَا
جُعِلَ اْلاِمَامُ لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ، فَاِذَا كَـبَّـرَ فَكَـبِّـرُوْا وَ اِذَا
قَـرَأَ فَـأَنــْصِتُـوْا. احمد
Dijadikan
imam itu hanya untuk diturut, maka apabila ia takbir hendaklah kalian takbir,
dan apabila ia membaca, hendaklah kalian diam (mendengarkan).
[HR. Ahmad]
5.
Membaca "Aamiin" bersama imam ketika imam selesai membaca
Al-Fatihah.
عَنْ
اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا قَالَ اْلاِمَامُ:
غَيْـرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَـيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّـيْنَ، فَـقُـوْلُـوْا:
آمـِيْنَ. فَـاِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَـوْلُهُ قَوْلَ اْلمَلاَئـِكَةِ غُفِرَ لَهُ
مَا تَـقَدَّمَ مِنْ ذَنــْبِهِ. مالك والبخارىواللفظ له، ومسلم و ابوداودو النسائى
و ابن ماجة
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila
imam (selesai) membaca "Ghoiril maghdluubi 'alaihim waladldloolliin", maka
bacalah "Aamiin". Maka sesungguhnya barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan
dengan ucapannya malaikat niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah
lalu".
[HR.
Malik, Bukhari dan lafadh baginya, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu
Majah]
عَنْ
اَبــِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا اَمَّنَ اْلاِمَامُ
فَاَمـِّنُوْا، فَاِنَّ مَنْ وَافَقَ تَـأْمـِيْنُهُ تَأْمِيْنَ اْلمَلاَئـِكَـةِ
غُفِرَ لَهُ مَا تَـقَدَّمَ مِنْ ذَنــْبِهِ. الجماعة
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila imam
membaca "Amin", maka bacalah "Amin" karena sesungguhnya barangsiapa yang bacaan
aminnya itu bertepatan dengan bacaan aminnya para malaikat, niscaya diampuni
baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu".
[HR. Jama'ah]
6.
Cukup membaca "Robbanaa lakal hamdu" atau "Robbanaa wa lakal hamdu" atau bacaan
i'tidal yang lain, setelah imam membaca "Sami'alloohu liman
hamidah".
اِذَا
قَالَ اْلاِمَامُ سَمِعَ اللهُ لِـمَنْ حَمِدَهُ فَـقُـوُلُـوْا: رَبـَّنَا لَكَ
اْلحَمْدُ. البخارى و مسلم
Apabila
imam membaca "Sami'alloohu liman-hamidah" hendaklah kamu membaca "Robbanaa lakal
hamdu".
[HSR. Bukhari - Muslim]
7.
Memperingatkan Imam apabila keliru (Tasbih - untuk pria, Tepuk tangan - untuk
wanita)
عَنْ
اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلـتَّسْبِـيْحُ
لـِلـرِّجَالِ وَ الـتَّصْفِـيْقُ لـِلنِّسَاءِ. متفق عليه. و زاد مسلم فى
الصلاة
Dari
Abu Hurairah RA : "Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi
wanita".
[Muttafiq 'alaih, dan Muslim menambah : "Di dalam
shalat"].
عَنْ
سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا اَيـُّهَا
النَّاسُ مَا لَكُمْ حِيْنَ نَـابَكُمْ شَيْءٌ فِى الصَّلاَةِ اَخَذْتُمْ فِى
الـتَّصْفِيْقِ، اِنَّمَا الـتَّصْفِيْقُ للِنِّسَاءِ. مَنْ نَـابَهُ شَيْءٌ فِى
صَلاَتـِهِ فَـلْـيَقُلْ سُبْحَانَ اللهِ.البخارى و مسلم
Dari
Sahl bin Sa'd As-Sa'idi RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Hai manusia,
mengapa kalian apabila terjadi sesuatu (kekeliruan) pada kalian di dalam shalat,
lalu kalian bertepuk ? Hanyasanya tepuk tangan itu untuk wanita. Barangsiapa
yang terjadi sesutau keleliruan di dalam shalatnya maka hendaklah ia memenegur
dengan membaca "subhaanallooh".
[HR. Bukhari Juz II, hal. 69]
8.
Ancaman mendahului imam
عَنْ
اَبــِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَمَا يَخـْشَى اَحَدُكُمْ اِذَا
رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ رُكُـوْعٍ اَوْ سُجُوْدٍ قَـبْلَ اْلاِمَامِ اَنْ يَجْعَلَ
اللهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ، اَوْ يَجـْعَلَ اللهُ صُوْرَتَهُ صُوْرَةَ حِمَارٍ.
البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari
bu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : "Hendaknya
seseorang diantara kalian takut, apabila mengangkat kepalanya dari Ruku' atau
Sujud sebelum imam, bahwa Allah akan menjadikan kepalanya kepala himar atau
menjadikan bentuknya, bentuk himar".
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu
Majah]
عَنِ
ابـْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص
قَالَ: اَ لَّذِيْ يَخـْفِضُ وَ يَـرْفَعُ قَـبْلَ اْلاِمَامِ اِنَّمَا
نَـاصِيَـتُهُ بِـيَدِ شَيْطَانٍ. البزار و الطبرانى باسناد حسن
Dari
Ibnu 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Orang yang menunduk dan
mengangkat (kepala) sebelum imam, hanyasanya dia itu ubun-ubunnya ditangan
syetan".
[HR. Al-Bazzar dan Thabarani dengan sanad Hasan - Targhib wat Tarhib I :
334]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak