POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Shalat Berjama'ah (ke-3) Sesudah Shalat

Posted by

Ahad, 22 Juni 1997/17 Shafar 1418                               Brosur No. : 888/928/IF
Shalat Berjama'ah (ke-3)



B. Di Dalam Shalat
 1.  Imam supaya menyaringkan Takbiratul Ihram, agar makmum mengetahui bahwa imam telah memulai shalat.
 2.  Menyaringkan/menjahrkan bacaan Al-Fatihah dan surat/ayat Al-Qur'an pada shalat Maghrib, 'Isyak dan Shubuh, serta shalat-shalat berjama'ah yang dituntunkan membaca jahr yang lain.
 3.  Menyaringkan Takbir-takbir serta bacaan I'tidal, dan Salam sehingga makmum mengetahui akan perubahan-perubahan dari rukun ke rukun lainnya.
4.  Menjaga kesempurnaan shalat tersebut, baik bacaannya yang teratur, tidak tergesa-gesa, tuma'ninahnya, dan terutama kekhusyu'annya yang merupakan jiwa dari shalat itu, ini semua mengingat bahwa imam menjadi pemimpin dan penanggung bagi makmumnya.
C. Sesudah Shalat
Disunahkan bagi imam, setelah selesai shalat untuk menghadap makmum .
عَنْ سَمُرَةَ بـْنِ جُنْدَبٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا صَلَّى صَلاَةً اَقـْبَلَ عَلَـيْنَا بِـوَجْهِهِ. البخارى
Dari Samurah bin Jundab, ia berkata : "Adalah Nabi SAW apabila selesai shalat, beliau menghadap kepada kami". [HR. Bukhari]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: كُـنَّا اِذَا صَلَّـيْنَا خَلْفَ رَسُوْلِ اللهِ ص اَحْبَـبْنَا اَنْ نَكُـوْنَ عَنْ يَـمِيْـنِهِ فَـيُقْبِلُ عَلَـيْنَا بِـوَجـْهِهِ. مسلم و ابو داود
Dari Bara' bin 'Azib, ia berkata : "Apabila kami shalat dibelakang Rasulullah SAW kami senang berada di bagian kanan beliau. Karena (setelah selesai shalat) beliau menghadap kepada kami". [HR. Muslim dan Abu Dawud, Nailul Authar, Juz II, halaman 349]
Perlu pula mendapat perhatian bahwa hendaknya seorang imam itu mengerti benar keadaan makmumnya, karena mengingat bahwa mungkin diantara mereka ada yang telah lanjut usia atau lemah ataupun orang-orang yang mempunyai keperluan. Maka bila demikian hendaknya imam berlaku bijaksana, yaitu tidak memanjangkan bacaan atau memilih surat yang panjang-panjang, tetapi mencukupkan dengan membaca bacaan yang ringan pada setiap rukunnya tanpa mengurangi ketertiban dan tuma'ninah shalat itu sendiri.
عَن اَبـِى هُرَيـْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِذَا اَمَّ اَحَدُكُمُ النَّاسَ فَـلْـيُخـَفِّـفْ فَاِنَّ فِـيْهِمُ الصَّغِـيْرَ وَ اْلكَـبِـيْرَ وَ الضَّعِـيْفَ وَ ذَا اْلحَاجَةِ، فَاِذَا صَلَّى وَحْدَهُ فَـلْـيُصَلِّ كَـيْفَ شَآءَ. متفق عليه
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda : "Apabila seseorang dari kamu mengimami orang banyak, hendaklah ia meringankannya karena diantara mereka ada yang anak kecil, ada yang sudah tua, ada yang lemah, dan ada pula yang mempunyai keperluan, akan tetapi apabila ia shalat sendirian, maka bolehlah ia shalat sebagaimana ia suka". [Muttafaqun 'alaih]
Hal-hal yang Harus Dilakukan oleh Makmum Dalam Shalat Berjama'ah.
1. Merapikan shaff serta meluruskan dan merapatkannya
كَانَ النَّبِيُّ ص اِذَا قَامَ مَقَامَهُ لِلصَّلاَةِ لَمْ يُكَبِّرْ حَتَّى يَـلْـتَـفِتَ يَـمِـيْنًا وَ شِمَالاً يَـأْمُرُـهُمْ بِـتَسْوِيــَةِ مَنَاكِبِهِمْ وَ يَقُوْلُ: لاَ تَخـْتَـلِـفُوْا فَتَخـْتَـلِـفُ قُـلُـوْبـُكُمْ. احمد
Adalah Nabi SAW apabila telah berdiri di tempat shalat, tidaklah beliau bertakbir sebelum melihat ke kanan dan ke kiri serta menyuruh manusia mensejajarkan bahu seraya berkata : "Janganlah kalian maju mundur dalam shaff yang menyebabkan maju mundurnya jiwa-jiwa kalian". [HR. Ahmad]
2. Menyambung shaff (menutup tempat yang longgar)
اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَقِـيْمُوا الصُّفُّوْفَ وَحَاذُوْا بَـيْنَ  اْلمَنَاكِبِ وَ سُدُّوا اْلخَـلَـلَ وَ لـِيْـنُـوْا بِاَيـْدِيْ اِخـْوَانـِكُمْ فَلاَ تَـذَرُوْا فُـرُجَاتٍ لـِلشَّيْطَانِ وَ مَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَ مَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ. ابو داود عن بن عمر
Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Luruskanlah shaff, dan sejajarkanlah bahu, dan tutuplah tempat yang longgar, dan lembutkanlah dirimu apabila ditarik oleh tangan-tangan saudara-saudaramu, dan janganlah kamu biarkan celah-celah syaithan. Dan barangsiapa menyambung shaff, niscaya Allah menyambungnya dan barangsiapa memotong shaff, niscaya Allah memotongnya". [HR. Abu Dawud dari Ibnu Umar]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بـْنِ عُمَرَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خِيَارُكُمْ اَلـْيَنُكُمْ مَنَاكِبَ فِى الصَّلاَةِ، وَ مَا مِنْ خَطْوَةٍ اَعْظَمُ اَجْرًا مِنْ خُطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ اِلىَ فُرْجَةٍ فِى الصَّفِّ فَسَدَّهَا. البزار باسناد حسن
Dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Sebaik-baik kalian ialah orang yang paling lembut pundaknya dalam shalat. Dan tidak ada suatu langkah yang lebih besar pahalanya daripada melangkahnya seseorang yang dia berjalan untuk menutup tempat yang kosong di dalam shaff". [HR. Al-Bazzar dengan sanad Hasan - Targhib wat Tarhib Juz 1, halaman : 322]
عَنْ عَائِـشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ سَدَّ فُـرْجَةً رَفَـعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَ بَنَى لَهُ بَـيْـتًا فِى اْلجَنَّةِ. الطبرانى فى الاوسط
Dari Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa yang menutup tempat yang kosong (didalam shaff), maka dengannya Allah mengangkat derajat dan membuatkan rumah untuknya disurga". [HR. Ath-Thabrani, Targhib wat Tarhib Juz I , halaman 322]
3. Mengikuti segala gerak-gerik imam, tertib dan tidak mendahuluinya
عَنْ اَنـَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَيـُّهَا النَّاسُ اِنـِّى اِمَامُكُمْ فَلاَ تَـسْبِـقُـوْنــِى بِالـرُّكُـوْعِ وَلاَ بِالسُّجُوْدِ وَلاَ بِاْلـقِـيَامِ وَلاَ بِاْلـعُقُـوْدِ وَلاَ بِاْلاِنــْصِرَافِ. احمد و مسلم
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda : "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah imam bagi kamu, maka janganlah kamu mendahului aku waktu Ruku', Sujud, Berdiri, Duduk dan Salam".
[HR. Ahmad dan Muslim, Nailul Authar Juz III, hal. 159]
عَنْ اَبـِى هُرَيـْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخـْـتَـلـِفُوْا عَلَـيْهِ، فَاِذَا كَـبَّـرَ فَكَـبِّـرُوْا، وَ اِذَا رَكَعَ فَارْكَـعُوْا، وَ اِذَا قَالَ سَمِعَ اللهُ لـِمَنْ حَمِدَهُ فَـقُـوْلُـوْا اَللّـهُمَّ رَبـَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ، وَ اِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا، وَ اِذَا صَلَّى قَـاعِدًا فَصَلُّـوْا قُـعُـوْدًا اَجْمَعُوْنَ. متفق عليه
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Hanyasanya imam itu dijadikan untuk diturut, maka janganlah kalian menyelisihinya. Apabila imam bertakbir maka bertakbirlah, apabila imam ruku' maka ruku'lah, apabila imam membaca "sami'aloohu liman hamidah" ucapkanlah "Alloohumma robbanaa lakal hamdu", apabila imam sujud maka sujudlah, dan apabila imam shalat dengan duduk maka shalatlah kalian semua dengan duduk". [Muttafaq 'alaih. Nailul Authar Juz III, hal 157]
وَ فِى لَـفْظٍ اِنَّمَا اْلاِمَامُ لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ. فَاِذَا كَـبَّـرَ فَكَـبّـِرُوْا وَلاَ تُكُـبِّـرُوْا حَتَّى يُكَـبِّـرَ، وَ اِذَا رَكَـعَ فَـارْكَـعُوْا وَلاَ تَـرْكَـعُوْا حَتَّى يَـرْكَـعَ، وَ اِذَا سَجَدَ فَـاسْجُدُوْا وَلاَ تَـسْجُدُوْا حَتَّى يَـسْجُدَ. احمد و ابو داود
Dan pada satu lafadh : "Hanyasanya imam itu untuk diturut. Apabila imam bertakbir maka bertakbirlah, dan janganlah kalian bertakbir sehingga imam bertakbir, apabila imam ruku' maka ruku'lah dan jangan kalian ruku' sehingga imam ruku', apabila imam sujud, maka sujudlah dan jangan kalian bersujud sehingga imam bersujud". [HR. Ahmad Dan Abu Dawud, Nailul Authar Juz III, hal. 158]
4. Diam dan mendengarkan bacaan imam ketika imam membaca Al-Fatihah dan surah/ayat Al-Qur'an dengan jahr. Firman Allah SWT :
وَ اِذَا قُرِئَ اْلـقُرْانُ فَاسْتَمِعُوْا لَه وَ اَنــْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُـرْحَمُوْنَ. الاعراف:204
Apabila dibacakan Al-Qur'an, maka dengarkanlah dan perhatikanlah agar kalian mendapat rahmat. [QS. Al-A'raf : 204]
اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لـِيُـؤْتَمَّ بِهِ، فَاِذَا كَـبَّـرَ فَكَـبِّـرُوْا وَ اِذَا قَـرَأَ فَـأَنــْصِتُـوْا. احمد
Dijadikan imam itu hanya untuk diturut, maka apabila ia takbir hendaklah kalian takbir, dan apabila ia membaca, hendaklah kalian diam (mendengarkan). [HR. Ahmad]
5. Membaca "Aamiin" bersama imam ketika imam selesai membaca Al-Fatihah.
عَنْ اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا قَالَ اْلاِمَامُ: غَيْـرِ اْلمَغْضُوْبِ عَلَـيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّـيْنَ، فَـقُـوْلُـوْا: آمـِيْنَ. فَـاِنَّهُ مَنْ وَافَقَ قَـوْلُهُ قَوْلَ اْلمَلاَئـِكَةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَـقَدَّمَ مِنْ ذَنــْبِهِ. مالك والبخارىواللفظ له، ومسلم و ابوداودو النسائى و ابن ماجة
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila imam (selesai) membaca "Ghoiril maghdluubi 'alaihim waladldloolliin", maka bacalah "Aamiin". Maka sesungguhnya barangsiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapannya malaikat niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu".
[HR. Malik, Bukhari dan lafadh baginya, Muslim, Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبــِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِذَا اَمَّنَ اْلاِمَامُ فَاَمـِّنُوْا، فَاِنَّ مَنْ وَافَقَ تَـأْمـِيْنُهُ تَأْمِيْنَ اْلمَلاَئـِكَـةِ غُفِرَ لَهُ مَا تَـقَدَّمَ مِنْ ذَنــْبِهِ. الجماعة
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : "Apabila imam membaca "Amin", maka bacalah "Amin" karena sesungguhnya barangsiapa yang bacaan aminnya itu bertepatan dengan bacaan aminnya para malaikat, niscaya diampuni baginya dari dosa-dosanya yang telah lalu". [HR. Jama'ah]
6. Cukup membaca "Robbanaa lakal hamdu" atau "Robbanaa wa lakal hamdu" atau bacaan i'tidal yang lain, setelah imam membaca "Sami'alloohu liman hamidah".
اِذَا قَالَ اْلاِمَامُ سَمِعَ اللهُ لِـمَنْ حَمِدَهُ فَـقُـوُلُـوْا: رَبـَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ. البخارى و مسلم
Apabila imam membaca "Sami'alloohu liman-hamidah" hendaklah kamu membaca "Robbanaa lakal hamdu". [HSR. Bukhari - Muslim]
7. Memperingatkan Imam apabila keliru (Tasbih - untuk pria, Tepuk tangan - untuk wanita)
عَنْ اَبـِى هُرَيـْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلـتَّسْبِـيْحُ لـِلـرِّجَالِ وَ الـتَّصْفِـيْقُ لـِلنِّسَاءِ. متفق عليه. و زاد مسلم فى الصلاة
Dari Abu Hurairah RA : "Tasbih itu bagi laki-laki dan bertepuk tangan itu bagi wanita". [Muttafiq 'alaih, dan Muslim menambah : "Di dalam shalat"].
عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَا اَيـُّهَا النَّاسُ مَا لَكُمْ حِيْنَ نَـابَكُمْ شَيْءٌ فِى الصَّلاَةِ اَخَذْتُمْ فِى الـتَّصْفِيْقِ، اِنَّمَا الـتَّصْفِيْقُ للِنِّسَاءِ. مَنْ نَـابَهُ شَيْءٌ فِى صَلاَتـِهِ فَـلْـيَقُلْ سُبْحَانَ اللهِ.البخارى و مسلم
Dari Sahl bin Sa'd As-Sa'idi RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Hai manusia, mengapa kalian apabila terjadi sesuatu (kekeliruan) pada kalian di dalam shalat, lalu kalian bertepuk ? Hanyasanya tepuk tangan itu untuk wanita. Barangsiapa yang terjadi sesutau keleliruan di dalam shalatnya maka hendaklah ia memenegur dengan membaca "subhaanallooh". [HR. Bukhari Juz II, hal. 69]
8. Ancaman mendahului imam
عَنْ اَبــِى هُرَيـْرَةَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَمَا يَخـْشَى اَحَدُكُمْ اِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ رُكُـوْعٍ اَوْ سُجُوْدٍ قَـبْلَ اْلاِمَامِ اَنْ يَجْعَلَ اللهُ رَأْسَهُ رَأْسَ حِمَارٍ، اَوْ يَجـْعَلَ اللهُ صُوْرَتَهُ صُوْرَةَ حِمَارٍ. البخارى و مسلم و ابو داود و الترمذى و النسائى و ابن ماجه
Dari bu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Nabi SAW bersabda : "Hendaknya seseorang diantara kalian takut, apabila mengangkat kepalanya dari Ruku' atau Sujud sebelum imam, bahwa Allah akan menjadikan kepalanya kepala himar atau menjadikan bentuknya, bentuk himar". [HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasai dan Ibnu Majah]
عَنِ ابـْنِ عُمَرَ رض عَنِ  النَّبِيِّ ص قَالَ: اَ لَّذِيْ يَخـْفِضُ وَ يَـرْفَعُ قَـبْلَ اْلاِمَامِ اِنَّمَا نَـاصِيَـتُهُ بِـيَدِ شَيْطَانٍ. البزار و الطبرانى باسناد حسن
Dari Ibnu 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : "Orang yang menunduk dan mengangkat (kepala) sebelum imam, hanyasanya dia itu ubun-ubunnya ditangan syetan". [HR. Al-Bazzar dan Thabarani dengan sanad Hasan - Targhib wat Tarhib I : 334]

[Bersambung]


Demo Blog NJW V2 Updated at: November 10, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak