Ahad, 1 Juni 1997/25 Muharram
1418 Brosur
No. : 885/925/IF
TATA
TERTIB SHALAT BERJAMA'AH
Bagi
Seorang Imam :
1. Yang lebih mengerti serta lebih fashih tentang
Al-Qur'an,
2. Yang lebih memahami Sunnah
Rasul,
3. Yang lebih dahulu hijrah (baik hijrah dari
Makkah ke Madinah sebagaimana para shahabat maupun hijrah dari segala yang buruk
kepada yang baik),
4. Yang lebih tua atau yang lebih dahulu
Islamnya,
5. Yang lebih dicintai, dengan kecintaan yang
dibenarkan oleh agama.
Dasar
Penetapan Tersebut :
عَنْ
اَبـِى سَعِيْدٍ اْلخُدْرِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا كَانُـوْا
ثَـلاَثـَةً فَـلْـيَـؤُمـَّـهُمْ اَحَدُهُمْ. وَ اَحَقُّـهُمْ بِاْلاِمَامَةِ
أَقْـرَؤُهُمْ. مسلم
Dari
Abu Sa'id Al-Khudriy, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Apabila
mereka tiga orang, maka hendaklah mengimami mereka salah seorang diantara
mereka. Dan yang paling berhak menjadi imam di antara mereka ialah yang paling
pandai (faham) diantara mereka".
[HR. Muslim didalam Kitab Masajid 289]
عَنْ
اَبـِى مَسْعُوْدٍ اْلاَنــْصَارِيِّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يَؤُمُّ
اْلـقَوْمَ أَقْـرَؤُهُمْ لِكِـتَابِ اللهِ. فَاِنْ كَانُـوْا فِى اْلـقِرَاءَةِ
سَوَاءً فَأَعْلَـمُهُمْ بِالسُّنَّةِ. فَاِنْ كَانُـوْا فِى السُّنَّةِ سَوَاءً
فَـأَقــْدَمـُهُمْ هِجْرَةً. فَـاِنْ كَانُـوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوَاءً
فَأَقـْدَمُهُمْ سِلْـمًا. وَلاَ يَـؤُمـَنَّ الـرَّجُلُ الـرَّجُلَ فِى
سُلْطَانِهِ. وَلاَ يَـقْـعُدْ فِى بَـيْـتِهِ عَلَى تَكْـرِمَـتِـهِ اِلاَّ
بِـإِذْنـِهِ. مسلم
Dari
Abu Mas'ud Al-Anshari, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersbada : "Yang
mengimami suatu kaum itu hendaklah orang yang lebih pandai (faham) tentang kitab
Allah di antara mereka. Apabila mereka itu di dalam kefahamannya sama, maka yang
lebih mengetahui di antara mereka tentang sunnah. Jika mereka itu sama dalam
pengetahuannya tentang sunnah, maka yang
lebih dahulu hijrah. Jika mereka itu sama dalam hal hijrahnya, maka yang lebih
dahulu di antara mereka masuk Islam. Dan janganlah seseorang mengimami orang
lain di dalam kekuasaannya. Dan janganlah ia duduk di tempat kehormatannya yang
berada di dalam rumahnya kecuali dengan idzinnya".
[HR. Muslim dalam Kitab Masajid 290]
عَنْ
اِسْمَاعِيْلَ بْنِ رَجَاءٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَوْسَ بْنَ ضَمْعَجٍ
يَـقُوْلُ:سَمِعْتُ اَبـَا مَسْعُوْدٍ يَـقُوْلُ: قَالَ لَـنَا رَسُوْلُ اللهِ ص:
يَـؤُمُّ اْلـقَـوْمَ أَقـْرَأُهُمْ لِكِـتَابِ اللهِ وَ أَقــْدَمـُهُمْ
قِرَاءَةً. فَاِنْ كَانَتْ قِرَاءَتـُهُمْ سَوَاءً فَـلَـيَـؤُمَّـهُمْ
أَقـْدَمُـهُمْ هِجْرَةً. فَاِنْ كَانُـوْا فِى اْلهِجْرَةِ سَوَاءً
فَـلْـيَـؤُمـَّـهُمْ اَكْـبَرُهُمْ سِنًّا. وَلاَ تَـؤُمَّنَّ الـرَّجُلَ فِى
اَهْلِهِ وَ لاَ فِى سُلْطَانـِهِ. وَلاَ تَجْلِسْ عَلَى تَكْـرِمَـتِـهِ، فِى
بَـيْـتِـهِ اِلاَّ اَنْ يَأْذَنَ لَكَ اَوْ بِــإِذْنـِهِ. مسلم
Dari
Ismai'il bin Raja', ia berkata : Saya pernah mendengar Aus bin Dlam'aj berkata :
Saya pernah mendengar Abu Mas'ud berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepada
kami : "Orang yang mengimami suatu kaum itu hendaklah orang yang paling pandai
diantara mereka tentang kitab Allah dan lebih baik diantara mereka bacaannya.
Jika bacaan (kefahaman) mereka itu sama, maka hendaklah mengimami mereka orang
yang lebih dahulu diantara mereka berhijrah. Jika mereka itu sama didalam
hijrahnya, maka hendaklah mengimami mereka orang yang paling tua umurnya
diantara mereka. Dan janganlah kamu mengimami orang lain di dalam keluarganya,
dan jangan pula di dalam kekuasaannya. Dan janganlah kamu duduk ditempat
kehormatan-nya di dalam rumahnya, kecuali orang tersebut mengidzinkan untukmu
atau dengan idzinnya".
[HR. Muslim didalam kitab Masajid 291]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَقُوْلُ: ثَلاَ ثـَةٌ
لاَ يَـقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ صَلاَةً: مَنْ تَـقَدَّمَ قَـوْمًا وَ هُمْ لَهُ
كَارِهُوْنَ. وَ رَجُلٌ أَتـَى الصَّلاَةَ دِبَارًا، وَ الدِّبـَارُ اَنْ
يَـأْتِـيَهَا بَعْدَ اَنْ تَـفُوْتَـهُ، وَرَجُلٌ اعْتَـبَدَ مُحَرَّرَهُ. ابو
داود
Dari
Abdullah bin 'Amr RA ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Ada tiga golongan yang Allah tidak mau menerima shalat mereka, yaitu : Orang
yang mengimami suatu kaum sedang mere-ka (orang yang diimami tersebut) benci
kepadanya, dan seseorang me-laksanakan shalat yang sudah bukan waktunya, yaitu
dia melaksanakan shalat setelah waktu
shalat tersebut hilang, dan orang yang menjadikan orang merdeka sebagai
budak".
[HR. Abu Dawud Juz I, hal 162]
عَنِ
ابـْنِ عَبَّاسٍ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: ثَلاَثـَةٌ لاَ تُـرْتَـفَعُ
صَلاَتـُهُمْ فَوْقَ رُؤُوْسِهِمْ شِبْرًا: رَجُلٌ اَمَّ قَـوْمًا وَ هُمْ لَهُ
كَارِهُوْنَ، وَ امْرَأَةٌ بَاتَتْ وَ زَوْجُهَا عَـلَـيْهَا سَاخِطٌ، وَ اَخَوَانِ
مُـتَصَارِمَانِ. ابن ماجه و ابن حبان
Dari
Ibnu Abbas RA dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : "Ada tiga golongan yang
tidak diangkat shalat mereka di atas kepala mereka meskipun satu jengkal (yakni
tidak diterima shalat mereka), yaitu : Seseorang yang mengimami suatu kaum
sedang mereka (yang diimami itu) benci kepadanya, dan seorang isteri yang
bermalam sedang suaminya marah kepadanya, dan dua orang yang saling memutus
persaudaraan".
[HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban]
قَالَ
مَالِكٌ بـْنُ حُوَيـْرِثٍ، سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُوْلُ: مَنْ زَارَ
قَـوْمًا فَلاَ يَـؤُمـُّـهُمْ، وَلْـيَـؤُمـَّـهُمْ اَحَدٌ مِنْـهُمْ. ابو
داود
Berkata
Malik bin Huwairits : "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang mengunjungi suatu kaum, maka janganlah mengimami mereka, dan
hendaklah mengimami mereka salah seorang dari kaum itu".
[HR. Abu Dawud I : 163]
Sabda
Nabi SAW :
لاَ
يَحِلُّ لـِرَجُلٍ يُـؤْمـِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ اَنْ يَؤُمَّ قَـوْمًا
اِلاَّ بِاِذْنـِهِمْ وَ لاَ يَخُصَّ نَـفْسَهُ بِدَعْـوَ ةٍ دُوْنــَهُمْ فَـاِنْ
فَعَلَ فَـقَدْ خَانَـهُمْ. ابو داود.
Tidak
halal bagi seorang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir menjadi imam bagi
suatu kaum melainkan dengan idzinnya, dan janganlah ia berdo'a untuk dirinya
sendiri saja tanpa mendoakan makmumnya, karena bila demikian berarti ia
berkhianat terhadap mereka.
[HSR. Abu Dawud]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits tersebut dapat diambil pengertian bahwa tuan rumah atau orang yang
berkuasa di daerah itu lebih berhak menjadi imam, kecuali bila mereka
mempersilahkan orang lain untuk mengimaminya.
عَنْ
اَبـِى عَلِيِّ اْلمِصْرِيِّ قَالَ: سَافَرْنــَا مَعَ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ
اْلجُهَـنِيِّ رض فَحَضَرَتْـنَا الصَّلاَةُ فَـاَرَدْنــَا اَنْ
يَـتَـقَدَّمـَنَا، فَـقَالَ: اِنِّى سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُوْلُ: مَنْ
اَمَّ قَوْمًا فَاِنْ اَتَمَّ فَـلَهُ الـتَّمَامُ وَ لَـهُمُ الـتَّمَامُ، وَ اِنْ
لَمْ يُـتِمَّ فَـلَـهُمُ الـتَّمَامُ وَ عَـلَـيْهِ اْلاِثـــْمُ. احمد و للفظ له
و ابو داود و ابن ماجه و الحاكم وصصحه
Dari
Abu 'Ali Al-Mishri, ia berkata : Kami pernah bepergian bersama 'Uqbah bin 'Amir
Al-Juhani RA, kemudian datang waktu shalat kepada kami, lalu kami menghendaki
salah seorang dari kami untuk maju menjadi imam. Maka dia berkata : Sesungguhnya
aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Barangsiapa mengimami suatu
kaum, jika ia menyempurnakan shalat itu (shalat dengan baik), maka kesempurnaan
itu (pahalanya) bagi imam dan bagi mereka (para makmum). Dan jika imam itu tidak
menyempurnakan (shalatnya tidak baik), maka bagi mereka (para makmum) mendapat
(pahala) shalat dengan sempurna, sedang imam tersebut mendapatkan
dosa".
[HR. Ahmad dan lafadh baginya, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Al Hakim, dan dia
menshahihkan-nya; At-Targhib wat-Tarhib Juz I, hal. 309]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَنْ اَمَّ قَـوْمًا
فَـلْـيَـتَّقِ اللهَ، وَ لْـيَعْلَمْ اَنــَّهُ ضَامِنٌ مَسْئُوْلٌ لِمَا ضَمِنَ،
وَ اِنْ اَحْسَنَ كَانَ لَهُ مِنَ اْلاَجْرِ مِثْلُ اَجْرِ مَنْ صَلَّى خَلْفَهُ
مِنْ غَيْرِ اَنْ يَـنْـقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَ مَا كَانَ مِنْ نَـقْصٍ
فَـهُـوَ عَـلَـيْهِ. الطبرانى
Dari
Abdullah bin 'Umar RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda
: "Barangisapa mengimami suatu kaum maka hendaklah takut kepada Allah dan
hendaklah mengetahui bahwa dia sebagai orang yang bertanggungjawab yang akan
ditanya tentang apa yang menjadi tanggungjawabnya. Jika dia memperbagus (didalam
shalatnya), maka dia mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang shalat
dibelakangnya tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan apa-apa yang
berupa kekurangan (shalatnya tidak baik) maka yang demikian itu menjadi
tanggungjawabnya".
[HR. Thabarani; At-Targhib wat-Tarhib Juz I, hal. 310]
عَنْ
اَبـِى هُرَيــْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: يُصَلُّوْنَ لَكُمْ، فَاِنْ
اَصَابـُوْا فَـلَكُمْ، وَ اِنْ اَخْطَـئُوْا فَـلَكُمْ وَ عَـلَـيْـهِمْ.
البخارى
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah bersabda :
"(Imam-imam itu) shalat untuk kamu sekalian. Jika mereka itu benar (di dalam
shalatnya), maka untuk kalian juga. Dan jika mereka itu berbuat salah (didalam
shalatnya), maka kalian mendapatkan pahala shalat itu dan mereka mendapatkan
dosanya".
[HR. Bukhari]
~o(
O )o~
Hal-hal
yang Dilakukan oleh Imam Sebelum, di dalam dan Sesudah Shalat Menurut Tuntunan
Rasulullah SAW.
A.
Sebelum Shalat
Memperingatkan
para Makmum untuk merapikan shaff serta mengaturnya.
كَانَ
النَّبِيُّ ص اِذَا قَامَ مَقَامَهُ لِلصَّلاَةِ لَمْ يُكَبِّرْ حَتَّى
يَـلْـتَـفِتَ يَـمِيْنًا وَ شِمَالاً يَـأْمُرُهُمْ بِـتَسْوِيـَةِ
مَنَاكِـبَـهُمْ وَ يَـقُـوْلُ: لاَ تَحْتَـلِـفُوْا فَـتَحْتَـلِـفَ
قُـلُـوْبـُكُمْ. احمد
Adalah
Nabi SAW apabila telah berdiri di tempat shalat, tidaklah beliau bertakbir
sebelum melihat ke kanan dan ke kiri serta menyuruh manusia mensejajarkan bahu
seraya bersabda : "Janganlah kalian maju mundur ~dalam shaff~ yang menyebabkan
maju mundurnya jiwa-jiwa kalian".
[HR. Ahmad]
عَنْ
اَنـَسٍ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ
فَاِنَّ تَـسْوِيـَةِ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ. مسلم، كتاب
الصلاة:124
Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda : "Ratakanlah shaff
kalian, karena sesungguhnya meratakan shaff itu termasuk dari kesempurnaan
shalat".
[HR. Muslim, Kitab Shalat : 124]
عَنِ
النُّـعْمَانَ بـْنِ بَـشِيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَـقُـوْلُ:
لَـتُسَوُّنَّ صُفُـوْفَكُمْ اَوْ لَـيُخَالـِفَنَّ اللهُ بَـيْنَ وُجُوْهـِكُمْ.
مسلم كتاب الصلاة:127
Berkata
An-Nu'man bin Basyir : Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Sungguh
kalian akan meratakan shaff kalian, atau (jika tidak mau) Allah akan merubah
diantara wajah-wajah kalian".
[HR. Muslim, Kitab Shalat : 127]
عَنِ
اْلـبَرَاءِ بـْنِ عَازِبٍ رض قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَـأْتِى نَـاحِيَةَ
الصَّفِّ وَ يُـسَوِّى بَـيْنَ صُدُوْرِ اْلـقَوْمِ وَ مَنَاكِـبِـهِمْ وَ
يَـقُوْلُ: لاَ تَحْتَـلِـفُوْا فَـتَحْتَـلِـفَ قُـلُـوْبـُكُمْ، اِنَّ اللهَ وَ
مَلاَئـِكَـتَهُ يُصَلُّـوْنَ عَلَى الصَّفِّ اْلاَوَّلِ. ابن حزيمة
Dari
Al-Bara' bin 'Azib RA, ia berkata : "Adalah Rasulullah SAW mendatangi
sudut-sudut barisan shaff dan menyama-ratakan dada-dada jama'ah serta bahu-bahu
mereka sambil bersabda : "Janganlah kamu maju mundur, yang menyebabkan maju
mundurnya hati-hatimu pula. Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat
atas ahli shaff yang pertama".
[HR. Ibnu Khuzaimah, At-Targhib wat-Tarhib Juz I, hal.
318].
عَنْ
اَبـِى مَسْعُوْدٍ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ص يَـمْسَحُ مَنـَاكِـبَنَا فِى
الصَّلاَةِ وَ يَـقُوْلُ: اِسْتَـوُوْا وَلاَ تَخـْتَـلِـفُوْا فَـتَخـْتَـلِـفَ
قُـلُـوْبـُكُمْ لِـيَـلِـنِى مِنْكُمْ اُولُوا اْلاَحْلاَمِ وَ الـنُّـهَى ثُمَّ
الَّذِيـْنَ يَـلُـوْنَـهُمْ ثُمَّ الَّذِيـْنَ يَـلُـوْنَـهُمْ. مسلم و ابو داود و
الترمذى
Dari
Abu Mas'ud, ia berkata : Adalah Rasulullah SAW meratakan pundak-pundak kami
dikala membetulkan shaff untuk shalat seraya bersabda : "Luruskanlah shaff,
janganlah kamu berselisih (satu maju ke muka dan yang lain mundur ke belakang)
yang menyebabkan berselisih hati-hatimu. Hendaklah dekat kepadaku orang-orang
yang mempunyai akal dan kepandaian diantara kalian, kemudian orang yang
dibawahnya dan kemudian orang yang dibawahnya".
[HR. Muslim, Kitab Shalat 122]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak