Ahd
29 Maret 1998/01
Dzulhijjah 1418 Brosur no. :
926/966/IA
Al-Akhlaqul
Karimah (ke-18)
Firman
Allah SWT :
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْآ اَطِيْعُوا اللهَ وَ اَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَ لاَ
تُبْطِلُوْآ اَعْمَالَكُمْ. محمد:33
Hai
orang-orang yang beriman, thaatlah kepada Allah dan thaatlah kepada Rasul dan
janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
[QS. Muhammad : 33]
وَ
لاَ تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًا،
تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلاً بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ
اَرْبَى مِنْ اُمَّةٍ، اِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللهُ بِهِ، وَ لَيُبَيّنَنَّ لَكُمْ
يَوْمَ اْلقِيَامَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ. النحل:92
Dan
janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah
dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah
(perjanjian) mu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan
yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya
menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari qiyamat akan
dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
[QS. An-Nahl : 92]
ذلِكَ
هُدَى اللهِ يَهْدِيْ بِه مَنْ يَّشَآءُ مِنْ عِبَادِه، وَ لَوْ اَشْرَكُوْا
لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. الانعام:88
Itulah
petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan
Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka
kerjakan.
[QS. Al-An’aam : 88]
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُقَدّمُوْا بَيْنَ يَدَيِ اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وَ
اتَّقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ(1) ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا
لاَ تَرْفَعُوْا اَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيّ وَ لاَ تَجْهَرُوْا لَه
بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ اَنْ تَحْبَطَ اَعْمَالُكُمْ وَ اَنْتُمْ
لاَ تَشْعُرُوْنَ(2) اِنَّ الَّذِيْنَ يَغُضُّوْنَ اَصْوَاتَهُمْ عِنْدَ رَسُوْلِ
اللهِ اُولئِكَ الَّذِيْنَ امْتَحَنَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ لِلتَّقْوى، لَهُمْ
مَّغْفِرَةٌ وَّ اَجْرٌ عَظِيْمٌ(3) الحجرات
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui. (1)
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara
Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana
kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus
(pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari. (2)
Sesungguhnya
orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah
orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa. Bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar. (3)
[QS. Al-Hujuraat : 1-3]
مَثَلُ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ
اَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ، وَ اللهُ
يُضَاعِفُ لِمَنْ يَّشَآءُ، وَ اللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ(261) الَّذِيْنَ
يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُوْنَ مَا
اَنْفَقُوْا مَنًّا وَّ لاَ اَذًى، لَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبّهِمْ وَ لاَ
خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ(262) قَوْلٌ مَّعْرُوْفٌ وَّ
مَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مّنْ صَدَقَةٍ يَّتْبَعُهَا اَذًى، وَ اللهُ غَنِيٌّ
حَلِيْمٌ(263) البقرة
Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafqahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (pahala) bagi siapa yang
Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(261)
Orang-orang
yang menafqahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafqahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka.
Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
(262)
Perkataan
yang baik dan pemberian ma’af lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha
Penyantun. (262)
[QS. Al-Baqarah : 261-263]
ياَيُّهَا
الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تُبْطِلُوْا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنّ وَ اْلاَذى
كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَه رِئَآءَ النَّاسِ وَ لاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ
اْلاخِرِ، فَمَثَلُه كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَه وَابِلٌ
فَتَرَكَه صَلْدًا، لاَ يَقْدِرُوْنَ عَلى شَيْءٍ مّمَّا كَسَبُوْا، وَ اللهُ لاَ
يَهْدِى اْلقَوْمَ اْلكَافِرِيْنَ(264) وَ مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ
اَمْوَالَهُمُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ وَ تَثْبِيْتًا مّنْ اَنْفُسِهِمْ
كَمَثَلِ جَنَّةٍ بِرَبْوَةٍ اَصَابَهَا وَابِلٌ فَاتَتْ اُكُلَهَا ضِعْفَيْنِ،
فَاِنْ لَّمْ يُصِبْهَا وَابِلٌ فَطَلٌّ، وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
بَصِيْرٌ(265) البقرة
Hai
orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafqahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan dia tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia
bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
(264)
Dan
perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridlaan
Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan
buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis
(pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
(265)
[QS. Al-Baqarah : 264-265]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ اَوَّلَ
النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اُسْتُشْهِدَ فَاُتِيَ بِهِ
فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ:
قَاتَلْتُ فِيْكَ حَتَّى اُسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَ لكِنَّكَ قَاتَلْتَ
ِلاَنْ يُقَالَ جَرِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ
حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ تَعَلَّمَ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمَهُ وَ
قَرَأَ اْلقُرْانَ، فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا
عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ اْلعِلْمَ وَ عَلَّمْتُهُ وَ قَرَأْتُ فِيْكَ
اْلقُرْانَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ اْلعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ
وَ قَرَأْتَ اْلقُرْانَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ اُمِرَ بِهِ
فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى اُلْقِيَ فِى النَّارِ. وَ رَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ
عَلَيْهِ وَ اَعْطَاهُ مِنْ اَصْنَافِ اْلمَالِ كُلّهِ فَاُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ
نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيْهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ
سَبِيْلٍ تُحِبُّ اَنْ يُنْفَقَ فِيْهَا اِلاَّ اَنْفَقْتُ فِيْهَا لَكَ. قَالَ:
كَذَبْتَ، وَ لكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيْلَ. ثُمَّ
اُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ اُلْقِيَ فِى النَّارِ.
مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya yang pertama akan diberi keputusan pada hari qiyamat ialah seorang
yang mati syahid, lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat
(kebaikan-kebaikan)nya maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu
lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya telah berjuang untuk-Mu hingga mati
syahid”. Allah berfirman, “Kamu dusta, tetapi kamu berjuang supaya disebut
sebagai pahlawan dan orang pemberani. Dan telah dikatakan orang yang demikian
itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat), lalu diseret pada mukanya dan
dilemparkan ke neraka. (Kedua) seorang yang belajar ilmu, mengajarkannya dan
membaca Al-Qur’an. Lalu ia dibawa dan dihadapkan kepada nikmat
(kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman, “Apakah yang kamu
lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Saya mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta
membaca Al-Qur’an hanya untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu
belajar supaya disebut sebagai seorang yang alim, dan kamu membaca Al-Qur’an
supaya disebut sebagai seorang yang pandai membaca Al-Qur’an, dan telah
dikatakan orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat),
lalu diseret pada mukanya dan dilemparkan ke neraka. (Ketiga) seorang hartawan
yang diberi bermacam-macam kekayaan oleh Allah, lalu ia dibawa dan dihadapkan
kepada nikmat (kebaikan-kebaikan)nya, maka ia mengakuinya. Allah berfirman,
“Apakah yang kamu lakukan padanya ?”. Ia menjawab, “Tidak satu jalanpun yang
Engkau sukai agar jalan itu diberi harta, melainkan sudah saya beri dengan harta
itu semata-mata untuk-Mu”. Allah berfirman, “Kamu berdusta, tetapi kamu berbuat
yang demikian itu agar disebut sebagai orang yang dermawan, dan telah dikatakan
orang yang demikian itu”. Kemudian diperintahkan (kepada malaikat) lalu diseret
pada mukanya dan dilemparkan ke neraka”.
[HR. Muslim]
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَتَدْرُوْنَ مَنِ اْلمُفْلِسُ؟
قَالُوْا: اْلمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَ لاَ مَتَاعَ. فَقَالَ:
اِنَّ اْلمُفْلِسُ مِنْ اُمَّتِى مَنْ يَأْتِى يَوْمَ اْلقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَ
صِيَامٍ وَ زَكَاةٍ وَ يَأْتِى وَ قَدْ شَتَمَ هذَا وَ قَذَفَ هذَا وَ اَكَلَ مَالَ
هذَا وَ سَفَكَ دَمَ هذَا وَ ضَرَبَ هذَا. فَيُعْطَى هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَ
هذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ. فَاِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ اَنْ يُقْضَى مَا
عَلَيْهِ اُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِى النَّارِ.
مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tahukah kamu orang yang
pailit (bangkrut) itu ?”. Para shahabat menjawab, “Orang yang bangkrut diantara
kami ialah orang yang tidak punya dirham dan tidak punya barang-barang”. Nabi
SAW bersabda, “Orang yang bangkrut dari ummatku ialah orang yang datang pada
hari qiyamat lengkap dengan membawa (pahala) shalat, puasa dan zakatnya, tetapi
disamping itu ia telah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini,
menumpahkan darah itu dan memukul ini. Lalu diberikanlah kepada si ini dar
(pahala) kebaikan amalnya dan diberikan kepada si itu dari (pahala) kebaikan
amalnya. Dan apabila telah habis (pahala) kebaikannya, padahal belum terbayar
semua tuntutan orang lain kepadanya, maka diambillah dari dosa-dosanya orang
yang pernah dianiaya itu lalu ditanggungkan kepadanya, kemudian ia dilemparkanke
neraka”.
[HR. Muslim]
ثَلاَثٌ
لاَ يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: اَلشّرْكُ بِاللهِ، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، وَ
اْلفِرَارُ عَنِ الزَّحْفِ. مسلم
Ada
tiga perkara yang menjadikan amal seseorang tidak berguna : 1. syirik kepada
Allah, 2. durhaka kepada kedua orang tua, dan 3. lari dari medan perang (sebagai
pengecut).
[HR. Muslim]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ كَعْبٍ عَنْ اَبِيْهِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا
ذِئْبَانِ جَائِعَانِ اُرْسِلاَ فِى زَرِيْبَةِ غَنَمٍ بِاَفْسَدَ مِنَ اْلحِرْصِ
عَلَى اْلمَالِ وَ اْلحَسَدِ فِى دِيْنِ اْلمُسْلِمِ، وَ اِنَّ اْلحَسَدَ
لَيَأْكُلُ اْلحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ اْلحَطَبَ. الترمذى
Dari
‘Abdullah bin Ka’ab dari bapaknya RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda, “Dua serigala lapar yang dilepas di tengah-tengah sekumpulan kambing
tidaklah lebih berbahaya daripada kerakusan terhadap harta dan kedengkian bagi
agama seorang muslim. Dan sesungguhnya dengki itu bisa memakan kebaikan
sebagaimana api memakan kayu bakar”.
[HR. Tirmidzi]
عَنِ
الزُّبَيْرِ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: دَبَّ اِلَيْكُمْ دَاءُ اْلاُمَمِ
قَبْلَكُمْ. اْلحَسَدُ، وَ اْلبَغْضَاءُ. وَ اْلبَغْضَاءُ هِيَ اْلحَالِقَةُ.
اَمَّا اِنّى لاَ اَقُوْلُ تَحْلِقُ الشَّعْرِ وَ لكِنْ تَحْلِقُ الدّيْنِ. البزار
باسناد جيد و البيهقى
Dari
Zubair RA, ia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Akan menjalar
kepadamu penyakit ummat-ummat sebelummu, yaitu dengki dan kebencian yang sangat.
Dan kebencian yang sangat itu adalah pencukur. Adapun saya tidak mengatakan
mencukur rambut, tetapi mencukur agama”.
[HR. Al-Bazzar dengan sanad yang baik, dan Baihaqiy]
سِتَّةُ
اَشْيَاءَ تُحْبِطُ اْلاَعْمَالِ: اْلاِشْتِغَالُ بِعُيُوْبِ النَّاسِ، وَ قَسْوَةُ
اْلقُلُوْبِ، وَ حُبُّ الدُّنْيَا، وَ قِلَّةُ اْلحَيَاءِ، وَ طُوْلُ اْلاَمَلِ، وَ
ظَالِمٌ لاَ يَنْتَهِى. الديلمى عن عدى بن حاتم
Ada
enam perkara yang dapat menggugurkan amal : 1. sibuk mencari cela dan kesalahan
orang lain, 2. kerasnya hati, 3. cinta dunia, 4. sedikit sekali perasaan
malunya, 5. panjang angan-angan, dan 6. terus-menerus berbuat
aniaya.
[HR. Dailamiy dari ‘Adiy bin Hatim]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak