Ahad,
07 Mei 2000/03 Shafar 1421
Brosur no. : 1033/1073/IA
Al-Akhlaqul
Karimah (ke-53)
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ:
اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، وَ اَنَا مَعَهُ حَيْثُ يَذْكُرُنِى، وَ اللهِ،
َللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ اَحَدِكُمْ يَجِدُ ضَالَّتَهُ
بِاْلفَلاَةِ، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ ذِرَاعًا،
وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ اِذَا
اَقْبَلَ اِلَيَّ يَمْشِى اَقْبَلْتُ اِلَيْهِ اُهَرْوِلُ. مسلم و اللفظ له و
البخارى بنحوه
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Allah 'Azza wa Jalla
berfirman, “Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku selalu
bersamanya di mana saja ia mengingat-Ku”. (Nabi SAW bersabda), “Demi Allah,
sesungguhnya Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya daripada seseorang
dari kalian mendapatkan kembali barang-barangnya yang hilang di padang pasir”.
(Allah berfirman), “Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu jengkal, Aku akan
mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabila dia mendekat kepada-Ku satu hasta,
Aku akan mendekat kepadanya satu depa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan
berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”.
[HR. Muslim dan Bukhari seperti itu].
عَنْ
يَزِيْدَ بْنِ نُعَيْمٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا ذَرٍّ اْلغِفَارِيَّ رض وَ هُوَ
عَلَى اْلمِنْبَرِ بِاْلفُسْطَاطِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: مَنْ
تَقَرَّبَ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ شِبْرًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ ذِرَاعًا، وَ
مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيْهِ ذِرَاعًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ مَنْ اَقْبَلَ
اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مَاشِيًا اَقْبَلَ اِلَيْهِ مُهَرْوِلاً، وَ اللهُ
اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ.
احمد و الطبرانى و اسنادهما حسن
Dari
Yazid bin Nu’aim, ia berkata : Saya pernah mendengar Abu Dzar Al-Ghifari
berkhutbah di atas mimbar ketika di kota Fusthath, ia berkata : Saya mendengar
Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendekat kepada Allah ‘Azza wa Jalla
sejengkal, Dia akan mendekat kepadanya sehasta. Barangsiapa mendekat kepada-Nya
sehasta, Dia akan mendekat kepada hamba itu sedepa. Barangsiapa yang datang
kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan berjalan, Allah akan mendekat kepada hamba
itu dengan berlari. Dan Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia. Allah Maha Tinggi dan
Maha Mulia. Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia”.
[HR. Ahmad dan Thabrani dan sanad kedua-duanya hasan].
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اَلتَّائِبُ مِنَ
الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ. ابن ماجه و الطبرانى
Dari
‘Abdullah bin Mas’ud RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Orang yang bertaubat
dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa”.
[HR. Ibnu Majah dan Thabrani]
عَنْ
حُمَيْدٍ الطَّوِيْلِ قَالَ: قُلْتُ ِلاَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض: اَ قَالَ النَّبِيُّ
ص: النَّدَمُ تَوْبَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. ابن حبان فى صحيحه
Dari
Humaid Ath-Thawil ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Anas bin Malik RA,
“Apakah Nabi SAW pernah bersabda bahwa penyesalan itu adalah taubat ?”. Ia
menjawab, “Ya”.
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ مَعْقِلٍ قَالَ: دَخَلْتُ اَنَا وَ اَبِى عَلَى ابْنِ مَسْعُوْدٍ
رض فَقَالَ لَهُ اَبِى: سَمِعْتَ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: النَّدَمُ تَوْبَةٌ؟
قَالَ: نَعَمْ. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
‘Abdullah bin Ma’qil ia berkata : Saya dan ayah saya pernah datang kepada Ibnu
Mas’ud RA, lalu ayahku bertanya kepadanya : Apakah kamu pernah mendengar Nabi
SAW bersabda “Penyesalan itu adalah taubat ?”. Ia menjawab, “Ya”.
[HR. Al Hakim, ia berkata, shahih sanadnya]
عَنْ
عَائِشَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مَا عَلِمَ اللهُ مِنْ عَبْدٍ نَدَامَةً
عَلَى ذَنْبٍ اِلاَّ غَفَرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَسْتَغْفِرَهُ مِنْهُ.
الحاكم
Dari
‘Aisyah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba
menyesali atas suatu dosa, melainkan Allah mengampuninya sebelum ia mohon ampun
kepada Allah dari dosanya itu”.
[HR. Hakim].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ
لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ، وَ لَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ،
فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku di
tangan-Nya, seandainya kamu sekalian tidak punya dosa, tentu Allah akan
melenyapkan kamu sekalian, kemudian mendatangkan kaum yang berdosa, lalu mereka
itu memohon ampun kepada Allah, maka Allah mengampuni mereka”.
[HR. Muslim].
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ اْلحُصَيْنِ رض اَنَّ امْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ اَتَتْ رَسُوْلَ
اللهِ ص، وَ هِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَصَبْتُ
حَدًّا فَاَقِمْهُ عَلَيَّ، فَدَعَا نَبِيُّ اللهِ ص وَلِيَّهَا فَقَالَ: اَحْسِنْ
اِلَيْهَا، فَاِذَا وَضَعَتْ فَأْتِنِى بِهَا، فَفَعَلَ، فَأَمَرَ بِهَا نَبِيُّ
اللهِ ص: فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا. ثُمَّ اَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ، ثُمَّ
صَلَّى عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: تُصَلِّى عَلَيْهَا يَا رَسُولَ اللهِ وَ
قَدْ زَنَتْ؟ قَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِيْنَ
مِنْ اَهْلِ اْلمَدِيْنَةِ لَوَسِعَتْهُمْ، وَ هَلْ وَجَدْتَ اَفْضَلَ مِنْ اَنْ
جَادَتْ بِنَفْسِهَا ِللهِ عَزَّ وَ جَلَّ؟. مسلم
Dari
‘Imran bin Hushain RA, bahwasanya ada seorang perempuan dari suku Juhainah
datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan hamil karena berzina, lalu ia
berkata, “Ya Rasulullah, saya telah melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan
hukuman hadd, maka laksanakanlah hukuman itu kepadaku”. Kemudian Rasulullah SAW
memanggil walinya dan bersabda, “Berbuat baiklah kepadanya, dan apabila wanita
itu telah melahirkan maka bawalah ia kepadaku”. Kemudian walinya itu
melaksanakannya. Kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya wanita itu dirajam. Lalu
baju wanita tersebut dirapikan kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya hukuman
dilaksanakan, maka wanita itupun dirajam. Kemudian Nabi SAW menshalatkan janazah
wanita tersebut. Maka Umar bertanya kepada beliau, “Apakah engkau
menshalatkannya, ya Rasulullah, sedangkan dia telah berzina ?”. Rasulullah SAW
bersabda, “Sungguh wanita itu telah bertaubat dengan taubat yang apabila
dibagi-bagikan kepada tujuh puluh orang penduduk Madinah ini, niscaya akan
mencukupi kepada mereka semua. Apakah kamu pernah mendapatkan yang lebih baik
dari pada seorang wanita yang menyerahkan dirinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla
?”.
[HR. Muslim].
عَنْ
شُرَيْحٍ هُوَ ابْنُ اْلحَارِثِ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلاً مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ
ص يَقُوْلُ: قَالَ النَّبِيُّ ص: قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: يَا ابْنَ آدَمَ،
قُمْ اِلَيَّ اَمْشِ اِلَيْكَ، وَ امْشِ اِلَيَّ اُهَرْوِلْ اِلَيْكَ. احمد باسناد
صحيح
Dari
Syuraih, yaitu Ibnul Harits, ia berkata : Saya mendengar seorang shahabat Nabi
SAW berkata : Nabi SAW bersabda : Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak
Adam, bangunlah kepada-Ku, Aku akan berjalan kepadamu. Dan berjalanlah
kepada-Ku, Aku akan berlari kepadamu”.
[HR. Ahmad dengan sanad shahih]
عَنِ
اْلحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: َللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ اْلمُؤْمِنِ مِنْ رَجُلٍ نَزَلَ فِى
اَرْضٍ دَوِّيَّةٍ مُهْلِكَةٍ مَعَهُ رَاحِلَتُهُ عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَ
شَرَابُهُ، فَوَضَعَ رَأْسَهُ فَنَامَ فَاسْتَيْقَظَ، وَ قَدْ ذَهَبَتْ
رَاحِلَتُهُ، فَطَلَبَهَا حَتَّى اِذَا اشْتَدَّ عَلَيْهِ اْلحَرُّ وَ اْلعَطَشُ
اَوْ مَا شَاءَ اللهُ تَعَالَى قَالَ: اَرْجِعُ اِلَى مَكَانِى الَّذِى كُنْتُ
فِيْهِ، فَأَنَامُ حَتَّى اَمُوْتَ، فَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى سَاعِدِهِ لِيَمُوْتَ،
فَاسْتَيْقَظَ، فَاِذَا رَاحِلَتُهُ عِنْدَهُ عَلَيْهَا زَادُهُ وَ شَرَابُهُ،
فَاللهُ اَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ اْلعَبْدِ اْلمُؤْمِنِ مِنْ هذَا
بِرَاحِلَتِهِ. البخارى و مسلم
Dari
Harits bin Suwaid dari Abdullah RA, ia berkata : Saya pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah lebih senang dengan taubat hamba-Nya
yang mukmin dari pada seseorang yang sedang (bepergian, lalu) berhenti di suatu
padang pasir yang sangat menyulitkan, yangmana orang itu membawa unta yang
memuat bekal makanan dan minumannya. Lalu orang tersebut meletakkan kepalanya
sehingga tertidur. Ketika orang tersebut terbangun, tiba-tiba unta (beserta
bekalnya) telah hilang. Kemudian dia lama mencarinya hingga merasakan sangat
panas dan haus atau lebih menderita lagi. Kemudian orang itu berkata “Biarlah
aku kembali ke tempatku semula dan aku akan tidur saja sampai mati”. Lalu dia
meletakkan kepalanya diatas tangannya berserah diri untuk mati. Kemudian dia
terbangun maka tiba-tiba unta beserta bekal dan minumannya sudah berada di
dekatnya. Maka Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya yang mukmin dari
pada orang ini (menemukan kembali) kendaraannya”.
[HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َللهُ اَشَدُّ فَرَحًا
بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِيْنَ يَتُوْبُ اِلَيْهِ مِنْ اَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى
رَاحِلَتِهِ بِاَرْضٍ فَلاَةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ، وَ عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَ
شَرَابُهُ فَـاَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ
اَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذلِكَ اِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةٌ
عِنْدَهُ، فَاَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ اْلفَرَحِ: اَللّهُمَّ
اَنْتَ عَبْدِى وَ اَنَا رَبُّكَ اَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ اْلفَرَحِ.
مسلم
Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah lebih
senang terhadap taubat hamba-Nya ketika hamba itu bertaubat kepada-Nya daripada
seseorang dari kalian yang semula naik untanya di padang pasir, lalu kehilangan
kendaraan beserta makanan dan minumannya. (Setelah lama mencarinya), akhirnya
dia putus asa untuk mendapatkannya, lalu dia datang ke sebuah pohon, lalu dia
beristirahat dan tidur di bawah pohon tersebut. Dan orang itu telah putus asa
untuk mendapatkan kembali untanya. Ketika dalam keadaan begitu, tiba-tiba unta
(beserta bekalnya itu) sudah berada di dekatnya. Lalu dia memegang kendalinya,
dan dari senangnya sampai dia berkata, “Ya Allah, Engkau hambaku dan aku
Tuhan-Mu”. Dia keliru mengucap-kannya karena sangat senangnya”.
[HR. Muslim]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رض اَنَّ نَبِيَ اللهِ ص قَالَ: كَانَ فِيْمَنْ كَانَ
قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَ تِسْعِيْنَ نَفْسًا، فَسَأَلَ عَنْ اَعْلَمِ
اَهْلِ اْلاَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ، فَاَتَاهُ فَقَالَ: اِنَّهُ قَتَلَ
تِسْعَةً وَ تِسْعِيْنَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لاَ.
فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ اَعْلَمِ اَهْلِ اْلاَرْضِ،
فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ: اِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ
مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَ مَنْ يَحُوْلُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ التَّوْبَةِ؟
اِنْطَلِقْ اِلَى اَرْضِ كَذَا وَ كَذَا، فَاِنَّ بِهَا اُنَاسًا يَعْبُدُوْنَ
اللهَ، فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ، وَ لاَ تَرْجِعْ اِلَى اَرْضِكَ فَاِنَّهَا
اَرْضُ سَوْءٍ، فَانْطَلَقَ حَتَّى اِذَا نَصَفَ الطَّرِيْقَ اَتَاهُ اْلمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيْهِ مَلاَئِكَةُ
الرَّحْمةِ وَ مَلاَئِكَةُ اْلعَذَابِ، فَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ: جَاءَ
تَائِبًا مُقْبِلاً بِقَلْبِهِ اِلَى اللهِ، وَ قَالَتْ مَلاَئِكَةُ اْلعَذَابِ
اِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَاَتَاهُمْ مَلَكٌ فِى صُوْرَةِ آدَمِيٍّ
فَجَعَلُوْهُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: قِيْسُوْا مَا بَيْنَ اْلاَرْضَيْنِ، فَاِلَى
اَيَّتِهِمَا كَانَ اَدْنَى فَهُوَ لَهُ، فَقَاسُوْهُ فَوَجَدُوْهُ اَدْنَى اِلَى
اْلاَرْضِ الَّتِى اَرَادَ، فَقَبَضَتْهُ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ. البخارى و مسلم
و اللفظ لمسلم
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Dahulu di antara orang
sebelum kalian ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan
orang. Lalu dia bertanya (minta ditunjukkan) kepada orang yang lebih tahu dari
penduduk bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang pendeta. Kemudian orang
tersebut datang kepada pendeta yang ditunjukkan itu. Lalu dia bertanya kepada
pendeta tersebut, “Sesungguhnya orang itu telah membunuh sembilan puluh sembilan
orang, apakah dia masih bisa diterima taubatnya ?”. Pendeta itu menjawab,
“Tidak!”. Lalu orang itu membunuh pendeta tersebut, maka genaplah dia membunuh
seratus orang. Kemudian orang tersebut bertanya (minta ditunjukkan) kepada orang
yang lebih tahu dari penduduk bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang
laki-laki yang ‘Alim (pandai). Lalu dia bertanya, “Sesungguhnya orang itu telah
membunuh seratus orang, apakah dia masih bisa diterima taubatnya ?”. Orang ‘Alim
tersebut menjawab, “Ya”. Siapa yang bisa menghalangi dari tauat ?. Maka untuk
melaksanakan taubat itu pergilah ke daerah ini dan ini, disana ada orang-orang
yang menyembah kepada Allah. Oleh karena itu menyembahlah kepada Allah bersama
mereka dan janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu daerah yang
buruk”. Kemudian orang tersebut pergi (ke tempat yang ditunjukkan). Ketika
sampai di tengah jalan, dia meninggal dunia. Maka berselisihlah malaikat rahmat
dengan malaikat adzab. Berkata malaikat rahmat, “Orang itu betul-betuil telah
bertaubat sepenuh hati kepada Allah”. Dan berkata malaikat adzab, “Sesungguhnya
dia belum beramal baik sama sekali”. Kemudian datanglah malaikat berbentuk
manusia, maka para malaikat rahmat dan para malaikat adzab menjadikannya sebagai
penengah. Malaikat yang menjadi penengah itu berkata, Ukurlah antara dua tempat
itu, lalu mana yang lebih dekat dengannya maka itulah yang menjadi haknya.
Kemudian mereka sama mengukurnya, dan mereka mendapati orang yang mati tersebut
lebih dekat kepada tempat yang dituju, maka akhirnya diambil oleh malaikat
rahmat”.
[HR. Bukhari dan Muslim, lafadh ini bagi Muslim]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak