Ahad,
28 Mei 2000/24 Shafar 1421
Brosur no. : 1036/1076/IA
Al-Akhlaqul
Karimah (ke-54)
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِى ظِلِّهِ
يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ: َاْلاِمَامُ اْلعَادِلُ، وَ شَابٌّ نَشَأَ
بِعِبَادَةِ اللهِ، وَ رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِى اْلمَسَاجِدِ، وَ رَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِى اللهِ وَ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَ تَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَ رَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَ جَمَالٍ، فَقَالَ: اِنِّى اَخَافُ اللهَ، وَ
رَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَاَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ يَمِيْنُهُ مَا
تُنْفِقُ شِمَالُهُ، وَ رَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. البخارى
و مسلم و اللفظ له. فاما لفظ البخارى: حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ
يَمِيْنُهُ
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ada tujuh golongan manusia yang
akan mendapat naungan Allah dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan
kecuali naungan-Nya, yaitu : 1. pemimpin yang adil, 2. pemuda yang tumbuh dengan
ibadah kepada Allah (selalu beribadah), 3. seseorang yang hatinya senantiasa
bergantung pada masjid-masjid (sangat mencintainya dan selalu melakukan shalat
jamaah di dalamnya), 4. dua orang yang saling mengasihi karena Allah (keduanya
berkumpul dan berpisah karena Allah), 5. seorang laki-laki yang diajak (berzina)
oleh seorang perempuan yang punya kedudukan lagi cantik, tetapi dia mengatakan,
“Aku takut kepada Allah !”, 6. seseorang yang bersedeqah dengan merahasiakannya
sehingga tangan kanannya tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kirinya, 7.
dan seseorang yang ingat kepada Allah diwaktu sunyi, sehingga meleleh air mata
dari kedua matanya”.
[HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu baginya. Adapun pada lafadh Bukhari
disebutkan : Sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedeqahkan
tangan kanannya]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: عَيْنَانِ لاَ
تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَاتَتْ
تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللهِ. الترمذى و قال حديث حسن غريب
Dari
Ibnu Abbas RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua
mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut
kepada Allah, dan mata yang bermalam berjaga di jalan Allah”.
[HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits hasan gharib].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَلِجُ النَّارَ رَجُلٌ
بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ حَتَّى يَعُوْدَ اللَّبَنُ فِى الضَّرْعِ وَ لاَ
يَجْتَمِعُ غُبَارٌ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ دُخَانُ جَهَنَّمَ. الترمذى و قال حديث
حسن صحيح و النسائى و الحاكم و قال صحيح الاسناد
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka
orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga air susu kembali ke
teteknya. Dan tidak akan berkumpul debu fii sabiilillah dengan asap neraka
jahannam”.
[HR. Tirmidzi, ia berkata : hadits hasan shahih, Nasai dan Al-Hakim, ia berkata
: shahih sanadnya].
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ {اَفَمِنْ هذَا اْلحَدِيْثِ
تَعْجَبُوْنَ، وَ تَضْحَكُوْنَ وَ لاَ تَبْكُوْنَ النجم:59-60} بَكَى اَصْحَابُ
الصُّفَّةِ حَتَّى جَرَتْ دُمُوْعُهُمْ عَلَى خُدُوْدِهِمْ، فَلَمَّا سَمِعَ
رَسُوْلُ اللهِ ص حِسَّهُمْ بَكَى مَعَهُمْ، فَبَكَيْنَا بِبُكَائِهِ. فَقَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ يَلِجُ النَّارَ مَنْ بَكَى مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ لاَ
يَدْخُلُ اْلجَنَّةَ مُصِرٌّ عَلَى مَعْصِيَتِهِ وَ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَجَاءَ
اللهُ بِقَوْمٍ يُذْنِبُوْنَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ. البيهقى
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata, ketika turun ayat yang artinya “Maka apakah kamu
merasa heran terhadap pemberitaan (Al-Quran) ini. Dan kamu mentertawakan dan
tidak menangis ?. [QS.
An-Najm 59-60], para Ash-habush Shuffah menangis sehingga air matanya
membasahi pipi-pipi mereka. Setelah Rasulullah SAW mendengar tangis mereka itu
beliau ikut menangis bersama mereka, sehingga kami menangis sebab tangis beliau.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis
karena takut kepada Allah, dan tidak akan masuk surga orang yang terus menerus
mengerjakan makshiyat. Dan seandainya kamu sekalian tidak punya dosa, tentu
Allah mendatangkan suatu kaum yang berdosa, lalu Allah mengampuni mereka”.
[Baihaqi]
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا
النَّارُ، عَيْنٌ بَاتَتْ تَكْـَلأُ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ
خَشْيَةِ اللهِ. ابو يعلى و رواته ثقات
Dari
Anas bin Malik RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua mata yang
tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang bermalam berjaga di jalan Allah
dan mata yang menangis karena takut kepada Allah”.
[HR. Abu Ya’la dan perawinya tsiqat].
عَنْ
مُعَاوِيَةَ بْنِ حَيْدَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: ثَلاَثَةٌ لاَ تَرَى
اَعْيُنُهُمُ النَّارَ. عَيْنٌ حَرَسَتْ فِى سَبِيْلِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ
خَشْيَةِ اللهِ، وَ عَيْنٌ كَفَّتْ عَنْ مَحَارِمِ اللهِ. الطبرانى
Dari
Mu’awiyah bin Haidah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga orang
yang mata mereka tidak akan melihat neraka, yaitu mata yang berjaga di jalan
Allah, mata yang menangis karena takut kepada Allah, dan mata yang terjaga dari
melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah”.
[HR. Thabrani]
عَنْ
اْلعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ، عَيْنٌ بَكَتْ فِى جَوْفِ
اللَّيْلِ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَ عَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيْلِ اللهِ.
الطبرانى
Dari
Abbas bin Abdul Muththalib RA, ia berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang
menangis di tengah malam karena takut kepada Allah dan mata yang di waktu malam
berjaga di jalan Allah”.
[HR. Thabrani]
عَنْ
اَبِى اُمَامَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص: لَيْسَ شَيْءٌ اَحَبَّ اِلَى اللهِ مِنْ
قَطْرَتَيْنِ وَ اَثَرَيْنِ: قَطْرَةُ دُمُوْعٍ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ، وَ قَطْرَةُ
دَمٍ تُهْرَاقُ فِى سَبِيْلِ اللهِ، وَ اَمَّا اْلاَثَرَانِ، فَاَثَرٌ فِى سَبِيْلِ
اللهِ وَ اَثَرٌ فِى فَرِيْضَةٍ مِنْ فَرَائِضِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ. الترمذى و
قال حديث حسن
Dari
Abu Umamah RA dari Nabi SAW beliau bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih
dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua bekas, yaitu tetesan air mata
karena takut kepada Allah dan tetesan darah (berperang) di jalan Allah. Adapun
dua bekas ialah bekas yang terjadi di jalan Allah dan bekas melaksanakan
kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah ‘Azza wa Jalla”.
[HR. Tirmidzi, dan ia berkata hadits hasan].
عَنْ
عَلِيٍّ رض قَالَ: مَا كَانَ فِيْنَا فَارِسٌ يَوْمَ بَدْرٍ غَيْرَ اْلمِقْدَادِ وَ
لَقَدْ رَأَيْتُنَا وَ مَا فِيْنَا اِلاَّ نَائِمٌ اِلاَّ رَسُوْلَ اللهِ ص تَحْتَ
شَجَرَةٍ يُصَلِّى وَ يَبْكِى حَتَّى اَصْبَحَ. ابن خزيمة فى صحيحه
Dari
Ali RA ia berkata : Tidak ada dari kalangan kami orang yang menunggang kuda pada
perang Badr selain Miqdad. Dan sungguh aku melihat keadaan kita (di waktu malam)
semuanya tidur kecuali Rasulullah SAW, beliau shalat di bawah pohon dan menangis
hingga subuh”.
[HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya].
عَنْ
عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا النَّجَاةُ؟ قَالَ:
اَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَ لْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَ ابْكِ عَلَى
خَطِيْئَتِكَ. الترمذى و ابن ابى الدنيا و البيهقى
Dari
‘Uqbah bin Amir RA, ia berkata : Saya bertanya, “Ya Rasulullah, apakah yang
menyelamatkan itu ?”. Beliau menjawab, “Kamu wajib menjaga lesanmu, rumahmu
hendaklah bisa melapangkanmu dan menangislah atas
kesalahan-kesalahanmu”.
[HR. Tirmidzi, Ibnu Abid Dunya dan Baihaqi].
عَنْ
ثَوْبَانَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: طُوْبَى لِمَنْ مَلَكَ نَفْسَهُ، وَ
وَسِعَهُ بَيْتُهُ، وَ بَكَى عَلَى خَطِيْئَتِهِ. الطبرانى فى الاوسط و
الصغير
Dari
Tsauban RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Berbahagialah bagi orang yang
bisa mengendalikan nafsunya, rumahnya bisa melapangkannya dan menangis atas
kesalahan-kesalahannya”.
[HR. Thabrani di dalam Al-Ausath dan Ash-Shaghir].
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: لَمَّا اَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَلَى نَبِيِّهِ ص
هذِهِ اْلايَةَ {يـاَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا قُوْآ اَنْفُسَكُمْ وَ
اَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ اْلحِجَارَةُ. التحريم:6} تَلاَهَا
رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى اَصْحَابِهِ فَخَرَّفَتًى مَغْشِيًّا عَلَيْهِ فَوَضَعَ
النَّبِيُّ ص يَدَهُ عَلَى فُؤَادِهِ، فَاِذَا هُوَ يَتَحَرَّكُ، فَقَالَ رَسُوْلُ
اللهِ ص: يَا فَتَى قُلْ: لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ. وَ قَالَهَا، فَبَشَّرَهُ
بِاْلجَنَّةِ. فَقَالَ اَصْحَابُهُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَمِنْ بَيْنِنَا؟
فَقَالَ: اَوَمَا سَمِعْتُمْ قَوْلَهُ تَعَالَى: {ذلِكَ لِمَنْ خَافَ مَقَامِى وَ
خَافَ وَعِيْدِ. ابراهيم:14}. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Ibnu Abbas RA ia berkata : Setelah Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat ini
kepada Nabi-Nya, (Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu [QS.
Tahrim : 6]), lalu pada suatu hari Rasulullah SAW membacakan kepada para
shahabatnya, maka tiba-tiba ada seorang pemuda yang pingsan. Kemudian Nabi SAW
meletakkan tangannya di bagian hatinya, tiba-tiba dia bisa bergerak. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda : Hai pemuda, katakanlah, “Laa ilaaha illallaah”. Lalu
pemuda itu mengucapkannya, maka beliau menggembirakannya dengan surga. Para
shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah hal itu termasuk untuk kami ?”. Beliau
bersabda, “Apakah kalian belum mendengar firman Allah Ta’aalaa (Yang demikian
itu (adalah ) untuk orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadlirat-Ku dan
yang takut kepada ancaman-Ku) [QS. Ibrahim : 14]”. [HR. Al-Hakim, ia
berkata shahih sanadnya].
عَنْ
اَنَسٍ رض قَالَ: تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ ص هذِهِ اْلايَةَ {وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَ
اْلحِجَارَةُ. التحريم:6} فَقَالَ: اُوْقِدَ عَلَيْهَا اَلْفُ عَامٍ حَتَّى
احْمَرَّتْ وَ اَلْفُ عَامٍ حَتَّى ابْيَضَّتْ وَ اَلْفُ عَامٍ حَتَّى اسْوَدَّتْ
فَهِيَ سَوْدَاءُ مُظْلِمَةٌ لاَ يُطْفَأُ لَهِيْبُهَا، قَالَ: وَ بَيْنَ يَدَيْ
رَسُوْلِ اللهِ ص رَجُلٌ اَسْوَدُ فَهَتَفَ بِاْلبُكَاءِ، فَنَزَلَ عَلَيْهِ
جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ فَقَالَ: مَنْ هذَا اْلبَاكِى بَيْنَ يَدَيْكَ؟
قَالَ: رَجُلٌ مِنَ اْلحَبَشَةِ. وَ اَثْنَى عَلَيْهِ مَعْرُوْفًا. قَالَ: فَاِنَّ
اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ { وَ عِزَّتِى وَ جَلاَلِى وَ ارْتِفَاعِى فَوْقَ
عَرْشِى لاَ تَبْكِى عَيْنُ عَبْدٍ فِى الدُّنْيَا مِنْ مَخَافَتِى اِلاَّ
اَكْثَرْتُ ضَحِكَهَا فِى اْلجَنَّةِ}. البيهقى و الاصبهانى
Dari
Anas RA ia berkata : Rasulullah SAW
membaca ayat ini (waquuduhannaasu wal hijaarah), kemudian beliau
bersabda, “Dinyalakan pada api neraka selama seribu tahun sehingga memerah dan
seribu tahun lagi sehingga memutih, dan dinyalakan seribu tahun lagi sehingga
menghitam. Maka api neraka itu berwarna hitam gelap, tidak dipadamkan nyalanya”.
(Anas) berkata : Pada waktu itu di depan Rasulullah SAW ada seorang lelaki hitam
lalu ia menangis, maka malaikat Jibril AS turun lalu bertanya (kepada Nabi SAW),
“Siapakah orang lelaki yang menangis di hadapanmu ini ?”. Nabi SAW menjawab,
“Dia seorang laki-laki dari Habasyah”. Kemudian (malaikat Jibril) memujinya.
(Jibril) berkata : Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Demi
Keperkasaan dan Kegagahan-Ku, serta Ketinggian-Ku di atas Arsy-Ku, tidaklah
menangis mata hamba-Ku di dunia karena takut kepada-Ku, kecuali Aku memperbanyak
tertawanya di surga”.
[HR. Baihaqi dan Al-Ashbihani].
عَنِ
اْلعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ اْلمُطَّلِبِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا
اِقْشَعَرَّ جِلْدُ اْلعَبْدِ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ تَحَاتَّتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ
كَمَا يَتَحَاتُّ عَنِ الشَّجَرَةِ اْليَابِسَةِ وَرَقُهَا. البيهقى و ابو الشيخ
ابن حبان
Dari
‘Abbas bin Abdul Muththalib RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Apabila
kulit seorang hamba merinding karena takut kepada Allah, maka dosa-dosanya akan
berguguran sebagaimana daun-daun berguguran dari pohon yang
kering”.
[HR. Baihaqi dan Abusy-Syaikh Ibnu Hibban].
و
فى رواية قال: كُنَّا جُلُوْسًا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص تَحْتَ شَجَرَةٍ فَهَاجَتِ
الرِّيْحُ فَوَقَعَ مَا كَانَ فِيْهَا مِنْ وَرَقٍ نَخِرٍ وَ بَقِيَ مَا كَانَ مِنْ
وَرَقٍ اَخْضَرَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَا مَثَلُ هذِهِ الشَّجَرَةِ؟ فَقَالَ
اْلقَوْمُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. فَقَالَ: مَثَلُ اْلمُؤْمِنِ اِذَا
اِقْشَعَرَّ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَقَعَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ وَ
بَقِيَتْ لَهُ حَسَنَاتُهُ. البيهقى
Dan
dalam satu riwayat (Abbas) berkata : Dahulu kami sedang duduk bersama Rasulullah
SAW di bawah pohon, lalu bertiup angin kencang, maka berjatuhan daun-daun kering
dari pohon itu, dan tetaplah di pohonnya daun-daun yang hijau. Kemudian
Rasulullah SAW bersabda, “Bagaimana perumpamaan pohon ini ?”. Lalu orang-orang
berkata, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Beliau bersabda, “Perumpamaan
orang mukmin itu apabila merinding karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla,
berguguranlah dosa-dosanya dan tetaplah padanya
kebaikan-kebaikannya”.
[HR. Baihaqi]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak