POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-34) 13. Rukanah bin 'Abdu Yazid dan Mu'jizat Nabi SAW, Kematian Paman Beliau Abu Thalib

Posted by

Ahad, 31 Agustus 1997/27 Rabi'ul Akhir 1418               Brosur No. : 898/938/SI
Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-34)

13. Rukanah bin 'Abdu Yazid dan Mu'jizat Nabi SAW
Rukanah bin 'Abdu Yazid bin Hasyim adalah seorang jagoan gulat yang terkenal kuat, tetapi tergolong pemuka Quraisy yang sangat memusuhi Nabi SAW. Pada suatu hari ia bertemu sendirian dengan Nabi SAW di satu kampung yang terletak di tepi kota Makkah. Waktu itu Nabi SAW bertanya kepadanya, : "Hai Rukanah, apakah tidak sebaiknya engkau takut kepada Allah dan menerima apa yang telah aku serukan kepadamu ?".
Rukanah menjawab dengan kasar, "Sesungguhnya jika aku mengetahui, bahwa yang engkau katakan itu benar,  tentu aku telah menurut kepadamu !".
Nabi SAW bersabda, "Bagaimana pendapatmu, jika aku bisa membantingmu, apakah engkau mau mengerti bahwa  yang aku serukan itu benar ?"
Rukanah menjawab, "Engkau akan membantingku, Muhammad ? Kalau bisa, silahkan bantinglah aku !"
Nabi SAW bersabda, "Berdirilah, engkau kubanting !"
Seketika itu Rukanah berdiri dan siap untuk bergulat dengan Nabi SAW. Kemudian mereka bergulat dengan sengitnya. Lalu Nabi SAW membantingnya hingga jatuh terbaring di atas tanah. Rukanah tidak berdaya sedikitpun untuk membalas Nabi SAW, tetapi masih sombong dan mengajak bergulat lagi. Oleh Nabi SAW ketika itu dilayani, lalu beliau bergulat lagi dengannya dan ia dibanting lagi hingga jatuh. Setelah Rukanah merasa tidak mampu melawan Nabi SAW, ia berkata, "Ini, sangat mengherankan. Apakah engkau akan membantingku lagi, Muhammad ?"
Nabi SAW bersabda, "Ada lagi yang lebih mengherankan dari pada itu, jika engkau mau akan kuperlihatkan juga kepadamu. Tetapi sesudah itu, apakah engkau mau takut kepada Allah dan menurut perintahku ?"
Rukanah menjawab, "Ya. Apa itu ?"
Nabi SAW berkata, "Aku akan memanggil pohon yang engkau lihat itu, biar pohon itu datang kepadaku kemari".
Kata Rukanah, "Baik, panggillah pohon itu !"
Nabi SAW lalu memanggil pohon yang ditunjukkan kepada Rukanah, lalu datanglah pohon itu hingga berdiri dihadapan beliau. Kemudian pohon itu diperintahkan lagi oleh Nabi SAW supaya kembali ke tempatnya semula, maka pohon tadi kembali ke tempatnya semula.
Setelah itu Rukanah pergi kepada para kawannya dan mengatakan, "Hai para kawan keturunan 'Abdu Manaf ! Muhammad telah melakukan sihir hingga mengalahkan semua orang di bumi ini. Demi Allah, aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih pintar menyihir dari padanya". Kemudian ia memberitahukan kepada teman-temannya tentang segala yang diperbuat oleh Nabi SAW atas dirinya.
14. Peristiwa Abu Jahal dan Orang dari Iraasy
Pada suatu waktu seorang laki-laki dari Iraasy atau Iraasyah datang dengan membawa ontanya ke Makkah untuk dijual. Kemudian onta itu dibeli oleh Abu Jahal, tetapi pembayarannya ditangguhkan. Setelah sampai beberapa hari dan sudah terlewat dari janjinya, maka orang laki-laki tadi datang menagih Abu Jahal, namun belum juga mau membayarnya. Maka dia datang ke tempat pertemuan para ketua Quraisy untuk meminta tolong kepada mereka, supaya diantara mereka ada yang mau menolong untuk memintakan uang ontanya itu kepada Abu Jahal, sedang waktu itu Nabi SAW kebetulan duduk di masjid. Orang Iraasy itu berkata dengan suara yang agak keras di tempat tersebut, "Wahai para ketua Quraisy, siapa diantara tuan-tuan yang mau menolong saya untuk mengembalikan milik saya dari Abul Hakam bin Hisyam ? Karena saya ini adalah seorang pedagang yang datang dari luar daerah. Ambilkanlah milik saya dari tangan Abul Hakam !".
Setelah para ketua Quraisy mendengar permintaan orang Araasy yang demikian itu lalu mempermainkannya dengan mengatakan, "Apakah engkau melihat orang yang sedang duduk di sana itu ?" (sambil menunjuk kepada Nabi SAW yang sedang duduk). "Pergilah kepada orang itu, nanti dia yang akan membayarkan uangmu yang ada di tangan Abul Hakam !".
Oleh karena perkataan mereka itu disangka betul olehnya, maka ia segera datang kepada Nabi SAW yang sedang duduk sendiri itu. Setelah di muka Nabi SAW, ia menyampaikan maksudnya untuk meminta uang harga ontanya yang sudah sekian hari dibeli oleh Abul Hakam (Abu Jahal), tetapi belum dibayar.
Maksud para ketua Quraisy berbuat demikian itu ialah agar Nabi SAW bertengkar dan berkelahi dengan Abu Jahal, dan beliau biar dipukul oleh Abu Jahal yang sudah lama merencanakan hendak memukul beliau. Namun Nabi SAW setelah mendengar perkataan orang Iraasy tadi, lalu berdiri dan pergi bersamanya ke rumah Abu Jahal. Sesampai di rumah Abu Jahal beliau mengetok pintunya. Para ketua Quraisy setelah melihat Nabi SAW pergi bersama orang Iraasy ke rumah Abu Jahal, mereka menyuruh utusan supaya mengikuti dari belakang, karena ingin mengetahui akibat yang dialami oleh Nabi SAW dari perbuatan Abu Jahal.
Abu Jahal mendengar pintu rumahnya diketok oleh orang dengan keras, lalu ia bertanya dari dalam, "Siapa itu ?"
Nabi SAW menjawab, "Muhammad; keluarlah kamu". Abu Jahal membuka pintu rumahnya lalu keluar dengan muka pucat serta ketakutan. Nabi SAW lalu berkata kepadanya, "Berikanlah kepada orang ini hak miliknya !".
Abu Jahal menyahut, "Baiklah ! Tunggu sebentar sampai saya membayar kepadanya !".
Abu Jahal terus masuk ke rumah dan mengambil uang, lalu ia keluar lagi dan membayar harga onta yang dibelinya itu kepada orang Iraasy tersebut.
Kemudian Nabi SAW kembali bersama orang Iraasy dari rumah Abu Jahal, lalu beliaupun menyuruh orang itu pulang. Tetapi orang Iraasy tadi sebelum kembali, ia datang lebih dahulu ke tempat pertemuan para ketua Quraisy tadi untuk menyampaikan terima kasihnya kepada mereka yang sudah memberi nasehat kepadanya sampai haknya yang berada ditempat Abu Jahal bisa kembali penuh kepadanya.
Kemudian datanglah sebagian ketua Quraisy yang disuruh mengikuti dari belakang dan mengintai apa akibat yang akan diterima oleh Nabi SAW dari perbuatan Abu Jahal tadi ke tempat pertemuan tersebut. Setelah mereka ditanya oleh orang yang menyuruhnya, mereka mengatakan dengan terus terang, "Sungguh amat mengherankanku, Muhammad datang ke rumah Abu Jahal terus mengetok pintunya, lalu keluarlah Abu Jahal dalam keadaan yang amat pucat mukanya dan kelihatan sengat takut lalu ia disuruh membayar hutangnya dan seketika itu juga ia membayarnya di muka Muhammad".
Kemudian para ketua Quraisy itu bertanya kepada Abu Jahal, "Celakalah engkau hai Abul Hakam ! Kami tidak pernah melihat seperti perbuatanmu baru-baru ini. Mengapa engkau sampai begitu ?"
Abu Jahal mendengar pertanyaan demikian itu lalu menyahut dengan marah, "Celakalah kamu ! Demi Allah, ketika Muhammad mengetok pintu rumahku, aku mendengar suaranya, maka seketika itu timbullah ketakutanku. Maka akupun keluar untuk menemuinya, dan  ketika itu pula aku melihat di atas kepalaku telah ada seekor onta jantan yang belum pernah aku lihat selama ini. Onta jantan itu besar kepalanya, pendek lehernya dan panjang taringnya. Jika aku enggan, niscaya aku ditelan oleh onta itu".
Demikianlah kata Abu Jahal kepada mereka, dan mereka pun lalu diam.
Datangnya Utusan Nashrani Najran, Wafatnya Abu Thalib dan Khadijah
1. Kedatangan Utusan Kaum Nashrani Najran
Pada tahun ke-sepuluh dari bi'tsah  (tahun kenabian), dan belum selang sebulan dari hari kebebasan Nabi SAW dari bencana pemboikotan di dalam syi'ib, tiba-tiba beliau kedatangan dua puluh orang utusan dari kaum Nashrani Najran. Mereka memerlukan datang ke Makkah untuk menghadap Nabi SAW dengan tujuan hendak membuktikan dengan mata kepala sendiri : Betulkah pribadi beliau itu seorang Nabi serta Rasul Allah ? Karena mereka di Najran telah mendengar berita yang disiarkan oleh ummat Islam yang berhijrah ke negeri Habsyi, bahwa Nabi dan Rasul Allah yang diberitakan (dinubuwatkan) dalam kitab suci mereka (Injil) telah dibangkitkan di kota Makkah, dan telah menyiarkan seruannya di tengah-tengah bangsanya.
Setiba di kota Makkah, secara diam-diam mereka mencari Nabi SAW. Kemudian bertemu dengan Nabi SAW di masjid, lalu mereka duduk bersama-sama Nabi SAW dan bercakap-cakap serta menyampaikan beberapa pertanyaan kepada beliau. Dan mereka (para utusan Najran) tadi meneliti dan memperhatikan benar-benar sifat-sifat pada diri Nabi SAW dan dicocokkan dengan apa yang telah diketahuinya dalam kitab suci mereka.
Setelah selesai memperhatikan sifat-sifat yang ada pada Nabi SAW dan selesai membicarakan segala sesuatu yang mereka kehendaki pada beliau, lalu beliau menyampaikan kepada mereka masing-masing supaya mau mengikut seruan beliau. Dan beliau membacakan beberapa ayat Al-Qur'an kepada mereka. Setelah mereka mendengar ayat-ayat Al-Qur'an yang dibaca itu, mengalirlah air mata mereka.
2. Kaum Nasrani Najran Masuk Islam
Kemudian dengan tulus ikhlas mereka mengikut seruan Nabi SAW dan beriman kepada beliau. Karena mereka insaf bahwa apa yang diketahuinya dalam kitab suci mereka (Injil), sesuai dengan apa yang mereka lihat dengan mata kepala tentang sifat-sifat yang ada pada diri Nabi SAW.
Setelah mereka berdiri dan pergi dari hadapan Nabi SAW, Abu Jahal dan kawan-kawannya yang sejak semula menyaksikan mereka dari tempat pertemuan para pembesar Quraisy menyambut dengan perkataan yang sangat keji dan menyakitkan hati. Antara lain Abu Jahal berkata, "Aku belum pernah tahu orang yang datang dari luar negeri yang lebih bodoh, lebih tolol dan lebih celaka daripada kamu semua ! Kamu disuruh oleh kaum dan bangsamu, supaya kamu menyatakan adanya berita yang menerangkan ada seorang laki-laki yang akalnya berobah, ingatannya telah rusak, otaknya sudah miring, yang mengaku menjadi Nabi dan Rasul Allah. Kedatangan kamu kemari, dengan tidak bertanya-tanya lebih dulu kepada kami, lalu dengan terburu-buru kamu percaya kepada Muhammad, padahal ia seorang pendusta belaka. Kami lebih tahu siapa Muhammad itu. Karena kamilah yang lebih dekat dengan Muhammad daripada kamu. Mengapa kamu terburu percaya kepadanya ? Sekarang kamu telah menjadi pengikutnya sehingga kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu yang benar dan agama yang dipeluk oleh kaum dan bangsamu. Dan Allah akan mencelakakan kamu ! Dan tidak ada orang yang lebih tolol daripada kamu, sekalian".
Perkataan Abu Jahal yang semacam itu dijawab oleh sebagian mereka dengan lemah lembut, "Ya, kami tidak akan membodoh-bodohkan kamu. Kamu hendaklah mengerjakan agamamu, dan kami hendak mengerjakan agama kami. Mudah-mudahan kamu selamat. Kami tidak akan mengikut orang-orang yang bodoh !".
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
اَلــَّذِيـْنَ اتَـيْنهُمُ اْلكِتبَ مِنْ قَـبْلـِه هُمْ بِه يُـؤْمـِنُوْنَ. وَ اِذَا يُتْلى عَلَـيْهِمْ قَالُوْآ امَنَّا بِه اِنَّـهُ اْلحَقُّ مِنْ رَّبــِّنَـآ اِنَّـا كُـنَّا مِنْ قَـبْلـِه مُسْلـِمِيْنَ. اُولـئِكَ يُـؤْتَـوْنَ اَجْرَهُمْ مَرَّتَـيْنِ بِمَا صَبَرُوْا وَ يَدْرَءُوْنَ بِاْلحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ وَ مِمَّا رَزَقْـنـهُمْ يُـنْـفِـقُوْنَ. وَ اِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ اَعْرَضُوْا عَنْهُ وَ قَالُـوْا لَـنَآ اَعْمَالُـنَا وَ لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ، سَلمٌ عَلَـيْكُمْ، لاَ نَـبْتَغِى اْلجهِلـِيْنَ. القصص:52-55
Orang-orang yang telah Kami datangkan kepada mereka Al-Kitab sebelum Al-Qur'an, mereka beriman (pula) dengan Al-Qur'an itu. Dan apabila dibacakan (Al-Qur'an itu) kepada mereka, mereka berkata, "Kami beriman kepadanya; sesugguhnya Al-Qur'an itu suatu kebenaran dari Tuhan kami, sesungguhnya kami sebelumnya adalah orang-orang yang membenarkan(nya). Mereka itu diberi pahala dua kali disebabkan keshabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan sebagian dari apa yang telah Kami rezqikan kepada mereka, mereka nafkahkan. Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling dari padanya dan mereka berkata, "Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, selamat tinggal bagimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil".
[Al-Qashash : 52 - 55]
2. Kematian Paman Beliau Abu Thalib
Belum berapa lama Nabi SAW dan segenap pengikut beliau bebas dari bencana pemboikotan, dengan tiba-tiba wafatlah paman beliau yang sangat beliau cintai, yaitu Abu Thalib. Beliau sangat cinta kepada paman beliau ini, karena dialah satu-satunya paman yang sangat berjasa kepada beliau, baik diwaktu beliau masih kecil maupun dikala telah dewasa, dan selanjutnya sampai menjadi Nabi dan Rasul Allah.
Abu Thalib pun sangat cinta kepada diri Nabi SAW; dan demikian besar pembelaan Abu Thalib atas beliau SAW dikala mendapat ancaman dari fihak kepala-kepala dan pembesar-pembesar Quraisy. Oleh sebab itu, Nabi SAW selalu ingat akan jasa paman beliau yang tidak sedikit.
Dikala Abu Thalib telah sakit keras, Nabi SAW berulang kali datang ke rumahnya untuk mengajak supaya mau menyatakan pengakuannya di muka beliau bahwa, "Tidak ada Tuhan melainkan Allah". Akan tetapi permintaan dan ajakan Nabi SAW yang sebaik dan seluhur itu tetap tidak diikut hingga sampai ajalnya. Dengan demikian dapatlah dikatakan, bahwa Abu Thalib meninggal masih tetap mengikut agama Abdul Muththalib.
Dikala itu Nabi SAW insyaf, bahwa pamannya yang begitu besar jasanya itu wafat masih dalam mengikut agama datuknya (Abdul Muththalib), ialah agama menyembah berhala, maka dari itu beliau lalu bersabda :
وَ اللهِ، َلاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ اُنــْهَ عَنْكَ.
"Demi Allah ! Sungguh aku akan memohonkan ampunan kepada Allah untuk engkau pamanku, selama aku tidak dilarang".
Maka ketika itu Allah menurunkan wahyu kepada beliau :
مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَ الَّذِيـْنَ امَنُوْآ اَنْ يَـسْتَغْفِرُوْا لِلْمُشْرِكِـيْنَ وَ لَوْ كَانُـوْآ اُولـِيْ قُرْبى مِنْ بَعْدِ مَا تَـبَـيَّنَ لَـهُمْ اَنــَّهُمْ اَصْحَابُ اْلجَحِيْمِ. التوبة:113
"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu penghuni neraka Jahanam".
[At-Taubah : 113]
Oleh sebab itu ketika itu Nabi SAW tidak jadi memohonkan ampun kepada Allah untuk pamannya (Abu Thalib), dan selanjutnya beliau lalu menerima wahyu dari Allah :
اِنَّكَ لاَ تَـهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَ لكِنَّ اللهَ يَـهْدِيْ مَنْ يـَّشَآءُ، وَ هُوَ اَعْلَمُ بِاْلمُهْتَدِيـْنَ. القصص:56
Sesunggunya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk. [Al-Qashash : 56]

[Bersambung]


Demo Blog NJW V2 Updated at: Februari 27, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak