Ahad, 30 Nopember 1997/29 Rajab 1418 Brosur No. :
909/949/SI
Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-38)
Israa'
menurut bahasa ialah : "Berjalan di waktu malam hari" atau "Membawa
berjalan di malam hari". Tetapi yang dimaksud Israa' di dalam Kitab-kitab
Tarikh ialah : "Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram (Makkah) ke
Masjidil Aqsha (Palestina) di malam hari".
Mi'raaj
menurut bahasa ialah : "Tangga" atau "Alat untuk naik dari bawah ke
atas". Tetapi yang dimaksud Mi'raaj di dalam kitab-kitab Tarikh ialah :
"Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Aqsha di Palestina naik ke langit
sampai tujuh langit, selanjutnya ke Mustawa, ke Baitul Makmur, ke Sidratul
Muntaha. Dan di sana beliau SAW menerima wahyu perintah dari Allah SWT supaya
shalat wajib lima waktu sehari semalam".
2.
Adapun tentang bagaimana terjadinya Israa' dan Mi'raaj yang dijalani oleh Nabi
SAW tersebut, yakni apakah dengan tubuh kasar (jasmani) serta tubuh halus
(rohani)nya, ataukah hanya dengan tubuh halus (rohani)nya saja ? Tentang ini
para ulama berselisih pendapat.
Sebagian
ulama berpendapat Israa' dan Mi'raaj Nabi SAW itu dilakukan dengan jasmani dan
rohani.
Sebagian
ulama yang lain berpendapat dengan rohaninya saja, sebagian lagi berpendapat
bahwa Nabi SAW ketika itu tidak ke mana-mana, beliau tetap berada di Makkah,
beliau antara tidur dan jaga, lalu diperlihatkan oleh Allah tentang peristiwa
Israa'-Mi'raaj itu.
Dan
sebagian ulama berpendapat Israa' dilakukan dengan jasmani dan rohani, sedang
Mi'raaj dilakukan dengan rohani saja. Adapun yang terbanyak ialah yang
berpendapat bahwa Israa' dan Mi'raaj Nabi SAW itu dilakukan dengan jasmani serta
rohani.
3.
Dalil-dalil yang menunjukkan terjadinya Israa' dan
Mi'raaj.
Firman
Allah SWT, yang artinya :
Maha
suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNy pada suatu malam dari Al-Masjidil
Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami
perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[Al-Isra' ayat : 1]
Dan
tidaklah Kami (Allah) menjadikan pemandangan yang telah Kami perlihatkan
kepadamu melainkan sebagai ujian (cobaan) bagi manusia.
[Al-Israa' : 60]
1.
Demi bintang ketika terbenam, 2. kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak
pula keliru, 3. dan tiadalah dia mengucapkan sesuatu menurut hawa nafsunya. 4.
Ucapan itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), 5. yang
diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat, 6. Yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, 7. sedang dia
berada di ufuk yang tinggi. 8. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi,
9. maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau
lebih dekat (lagi). 10. Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa
yang telah diwahyukan. 11. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.
12. Maka apakah kamu (Musyrik Makkah) hendak membantahnya tentang apa yang telah
dilihatnya ? 13. Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, 14. (yaitu) di Sidratul Muntaha. 15. Di
dekatnya ada surga tempat tinggal, 16. (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul
Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. 17. Penglihatannya (Muhammad)
tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. 18.
Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang
paling besar.
[An-Najm : 1-18]
[Riwayat
yang menunjukkan bahwa ayat-ayat yang tersebut itu bertalian dengan peristiwa
Mi'raaj Nabi, antara lain dapat diketahui dalam kitab tafsir Ath-Thabari jus 27
hal. 53-57]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
1.
Dari Anas bin Malik ia berkata : Adalah Abu Dzarrin bercerita, bahwasanya
Rasulullah SAW pernah bersabda : "Terbukalah atap rumahku sedang aku di
Makkah, lalu turunlah Jibril, lantas ia membuka (membelah) dadaku, lalu ia
membersihkanya dengan air zamzam. Kemudian ia datang membawa sebuah bejana dari
emas yang penuh hikmah dan iman, lalu ia menuangkannya ke dalam dadaku, lantas
ia menutupkannya. Kemudian ia memegang tanganku lalu naik bersama aku ke langit
dunia". Maka ketika aku datang ke langit dunia, Jibril berkata kepada
penjaga langit : "Bukakanlah !" Penjaga langit bertanya : "Siapa ini
?" Jibril menjawab : "Jibril". Penjaga langit bertanya : "Apakah
engkau beserta seseorang ?" Jibril menjawab : "Ya aku beserta Muhammad
SAW". Penjaga tadi bertanya : "Apakah ia telah diutus ?" Jibril
menjawab : "Ya !" Maka setelah ia membuka, kami naik ke langit dunia,
tiba-tiba di sana ada seorang laki-laki yang sedang duduk, di sebelah kanannya
ada orang banyak dan disebelah kirinya ada orang banyak. Apabila ia melihat ke
sebelah kanannya, tertawalah ia, dan apabila ia melihat ke sebelah kirinya,
menangislah ia. Kemudian ia berkata : "Selamat datang wahai Nabi yang shalih
dan anak yang shalih". Aku bertanya kepada Jibril : "Siapa ini ?"
Jibril menjawab : "Ini Adam, dan orang banyak yang ada di kanannya dan di
kirinya ini adalah roh-roh anak cucunya. Golongan kanan, mereka itu ahli Surga,
dan orang banyak yang ada di sebelah kirinya itu ahli Neraka. Maka apabila ia
melihat yang ada di sebelah kanannya, ia tertawa, dan apabila melihat ke sebelah
kirinya ia menangis". Lalu naiklah Jibril bersamaku ke langit yang kedua,
dan ia berkata kepada penjaganya : "Bukakanlah !" Lalu penjaganya berkata kepada Jibril, seperti yang dikatakan
oleh penjaga yang pertama tadi : lalu ia membukakan. Anas berkata : "Lalu ia
(Abu Dzarr) menyebutkan, bahwasanya Rasulullah bertemu di langit-langit itu
dengan Adam, Idris, Musa, Isa dan Ibrahim: dan ia tidak menyatakan bagaimana
kedudukan (tempat-tempat) mereka itu,
melainkan beliau bertemu dengan Adam di langit dunia dan Ibrahim di langit
keenam", Anas berkata : "Maka tatkala Jibril berjalan bersama Nabi SAW
melalui Idris, ia berkata : "Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan
saudara yang shalih". Aku bertanya kepada Jibril : "Siapa ini ?"
Jibril menjawab : "Ini Idris". Kemudian aku melewati Musa, maka Nabi Musa
berkata : "Selamat datang wahai Nabi yang shalih dan saudara yang
shalih". Lalu saya bertanya (kepada Jibril) : "Siapa ini ?", Jibril
menjawab : "Ini Musa". Kemudian aku berjalan melalui Isa, lalu ia berkata
: "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan Nabi yang shalih". Aku
bertanya (kepada Jibril) : "Siapa ini ?" Ia menjawab : "Ini Isa".
Kemudian aku berjalan melalui Ibrahim, lalu ia berkata : "Selamat datang
wahai Nabi yang shalih dan anak yang shalih". Aku bertanya (kepada Jibril) :
"Siapa ini ?" Jibril menjawab : "Ini
Ibrahim".
Ibnu
Syihab berkata : Ibnu Hazm telah mengkhabarkan kepadaku, bahwasanya Ibnu Abbas
dan Abu Habbah Al-Anshari sama berkata : Nabi SAW bersabda : "Kemudian aku
dinaikkan lagi sehingga aku mencapai ke Mustawa, aku mendengar suara goresan
pena". Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda : "Kemudian
Allah menfardlukan (memberi kewajiban) atas ummatku lima puluh shalat. Lalu aku
kembali dengan perkara itu sehingga sampailah aku melalui Musa, maka ia (Musa)
berkata : "Allah memberi kewajiban apa kepadamu dan kepada ummatmu ?".
Lalu aku menjawab : "Dia telah memberi kewajiban limapuluh shalat". Ia
berkata : "Kembalilah kepada Tuhan mu, karena ummatmu tidak akan sanggup
menanggung kewajiban itu". Lalu ia mengembalikan aku, lantas Ia (Tuhan)
mengurangi separuhnya. Lalu aku kembali kepada Musa, aku berkata: "Tuhan
telah mengurangi separuhnya". Lantas ia (Musa) berkata : "Kembalilah
kepada Tuhanmu, karena sungguh ummatmu tidak akan sanggup menanggung kewajiban itu". Lantas aku
kembali kepada Tuhan, lalu Tuhan mengurangi separuhnya. Lalu aku kembali kepada
Musa, maka ia berkata : "Kembalilah kepada Tuhan mu, karena sesungguhnya
ummatmu tidak akan mampu melaksanakan hal itu". Maka aku kembali kepada-Nya.
Maka Allah befirman : "(Kewajiban) itu lima dan itu sama dengan lima puluh.
Tidak akan dirubah firman-Ku itu". Kemudian aku kembali kepada Musa, lalu ia
berkata : "Kembalilah kepada Tuhan-mu !" Lalu aku menjawab : "Aku
merasa malu kepada Tuhan". Kemudian Jibril membawaku pergi sehingga aku
sampai ke Sidratul Muntaha. Sedang Sidratul Muntaha itu diliputi beberapa macam
warna, yang aku tidak mengetahui, apa itu. Kemudian aku diajak masuk ke surga,
tiba-tiba disana ada mahligai-mahligai dari mutiara dan tanahnya dari kasturi".
[HR. Bukhari dan Muslim, lafadh itu bagi Bukhari, Kitabush Shalah, juz : I
halaman 91-93]
2.
Dari Anas bin Malik dari Malik bin Sha'sha'ah, bahwasanya Nabi SAW pernah
menceriterakan kepada mereka tentang suatu malam ketika beliau di Israa'kan.
Beliau bersabda : "Ketika aku di Hathim, dan mungkin beliau bersabda : "di
Hijir (di dekat Ka'bah) dalam keadaan berbaring, ketika itu datanglah kepadaku
seseorang, lalu ia membelah dadaku". (Kata Qatadah) Dan saya mendengar Anas
berkata : "Maka ia membelah diantara ini dan ini". Aku bertanya kepada
Jarud : - Sedang ia ada di sampingku - "Apa yang dimaksudkanya ?" Ia
berkata : "Dari bawah lehernya sampai ke bawah pusatnya" dan aku
mendengar ia berkata : "Dari atas dadanya sampai ke bawah pusatnya". -
Sabda Nabi - : "Lalu ia (orang yang datang itu) mengeluarkan hatiku, kemudian
aku dibawakan bejana dari emas yang penuh dengan iman. Lalu dicucilah hatiku,
lantas diisi kemudian dikembalikan. Kemudian didatangkan seekor binatang yang -
tubuhnya - lebih kecil daripada baghal dan lebih besar daripada himar (keledai)
yang putih rupanya". Lalu Jarud berkata kepadanya : "Itulah Buraq, ya Abu
Hamzah". Anas berkata : "Ya betul, binatang itu sekali melangkah sejauh
mata memandang". Lalu aku (Nabi SAW) dinaikkan diatasnya, lalu berangkatlah
Jibril bersamaku sehingga sampailah ke langit dunia (pertama), lantas ia minta
dibukakan, lalu ditanya : "Siapa itu ?". Jibril menjawab :
"Jibril". Ditanya pula : "Dan siapa yang bersamamu ?" Ia menjawab
: "Muhammad". Ditanyakan lagi : "Apakah ia telah diutus ?" Ia
menjawab : "Ya !" Dan diucapkan kata sambutan : "Selamat datang dan
sebaik-baik orang yang datang telah datang". Lalu penjaga langit itu
membuka. Maka ketika aku telah melalui, di sanalah ada Adam, lalu Jibril berkata
: "Inilah ayahmu Adam, maka ucapkanlah salam kepadanya !" Lalu aku
mengucapkan salam kepadanya, lantas ia menjawab salam, lalu ia berkata :
"Selamat datang wahai anak yang shalih dan nabi yang shalih". Kemudian
naiklah Jibril bersamaku, sehinga sampailah ke langit kedua, lalu Jibril meminta
dibukakan. Jibril ditanya : "Siapa ini?" Ia menajwab : "Jibril" ia
ditanya pula : "Siapa yang bersamamu" Ia menjawab : "Muhammad". Ia
(penjaga langit) bertanya : "Apakah ia telah diutus ?" Jibril menjawab :
"Ya". Lalu dikatakan : "Selamat datang, dan sebaik-baik orang yang
datang telah datang". Lalu penjaga langit itu membuka, Maka setelah aku
melaluinya, maka di sana ada Yahya dan 'Isa. Dan keduanya itu adalah dua
keponakan. Jibril berkata : "Ini adalah Yahya dan Isa. Maka berilah salam
kepada keduanya". Lalu aku mengucapkan salam, maka keduanya menjawab salam.
Kemudian keduanya berkata : "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan
Nabi yang shalih". Kemudian Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga,
lalu dia meminta dibukakan, lalu dikatakan : "Siapa ini ?" ia berkata :
"Jibril". Lalu ia ditanya lagi, : "Siapa yang bersamamu" Ia menjawab
"Muhammad". Lalu ditanya lagi : "Apakah ia telah diutus", Jibril
menjawab : "Ya". Lalu diucapkan kata sambutan : "Selamat datang dan
sebaik-baik orang yang datang telah datang". Maka dibukakan. Maka setelah
aku lewat, ternyata -ada- Yusuf. Jibril berkata : "Ini Yusuf, maka
sampaikanlah salam kepadanya !" Lalu aku menyampaikan salam kepadanya,
lantas ia menjawab salam, kemudian berkata : "Selamat datang wahai saudara
yang shalih dan Nabi yang shalih". Kemudian naiklah Jibril bersamaku
sehingga sampai ke langit keempat, lalu ia minta dibukakan. Ia ditanya :
"Siapa ini ?" Jibril menjawab : "Jibril !" Ditanya pula :
"Siapa yang bersamamu ?" Jibril menjawab : "Muhammad" Ia ditanya
lagi : "Apakah ia telah diutus ?" Jibril berkata : "Ya !" Lalu
dikatakan : "Selamat datang, dan telah datang sebaik-baik orang yang
datang". Lalu dibukakan. Maka ketika aku telah melewati, disana ada Idris.
Jibril berkata : "Ini adalah Idris, maka sampaikanlah salam kepadanya !"
Lalu aku menyampaikan salam kepadanya, lalau ia menjawab salam, kemudian berkata
: "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan Nabi yang shalih".
Kemudian naiklah Jibril bersama aku ke langit ke lima. Lalu ia minta dibukakan.
Lalu ditanya : "Siapa ini". Ia menjawab : "Jibril". Lalu ditanya
lagi, "Siapa yang bersamamu". Ia menjawab : "Muhammad". Lalu
ditanya lagi : "Apakah ia telah diutus ?", Ia menjawab : "Ya".
lalu diucapkan kata sambutan : "Selamat datang dan sebaik-baik orang yag
datang telah datang". Maka setelah aku melaluinya, ternyata di situ ada
Harun. Jibril berkata : "Ini adalah Harun. Maka berilah salam kepadanya".
Lalu aku memberi salam kepadanya. Maka ia menjawab salam itu. Kemudian ia
berkata : "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan Nabi yang
shalih". Kemudian naiklah Jibril bersama aku sehingga sampai ke langit
keenam, lalu ia minta dibukakan. Ia ditanya : "Siapa ini ?". Ia menjawab
: "Jibril" Lalu ditanya lagi : "Siapa yang bersamamu" Ia menjawab
: "Muhammad". Lalu ditanya lagi : "Apakah dia telah diutus ?". Ia
menjawab : "Ya". Ia berkata : "Selamat datang dan sebaik-baik orang
yang datang telah datang". Maka setelah aku melewatinya, ternyata di situ
ada Musa. Jibril berkata : "Ini adalah Musa. Maka berilah salam
kepadanya". Lalu aku mengucapkan salam kepadanya. Dan iapun menjawab salam
itu. Kemudian ia berkata : "Selamat datang wahai saudara yang shalih dan Nabi
yang shalih". Maka setelah aku meninggalkannya, ia menangis, lalu ia ditanya
: "Apa yang menyebabkan kamu menangis ?". Musa berkata : "Saya
menangis karena seorang pemuda yang diutus sesudahku ummatnya lebih banyak yang
akan masuk surga dari pada ummatku". Kemudian Jibril membawaku ke langit
yang ke tujuh. Lalu Jibril minta dibukakan, lalu ditanya : "Siapa ini ?".
Ia menjawab : "Jibril". Lalu ditanya lagi : "Siapa yang bersamamu
?" Ia menjawab : "Muhammad". Lalu ditanya lagi : "Apakah dia telah
diutus ?". Ia menjawab : "Ya". Ia berkata : "Selamat datang dan
sebaik-baik orang yang datang telah datang". Maka setelah aku melaluinya,
ternyata di situ ada Ibrahim. Jibril berkata : "Ini adalah ayahmu, maka
berilah salam kepadanya". Nabi bersabda : "Lalu aku mengucapkan salam
kepadanya". Lantas ia menjawab salam dan berkata : "Selamat datang wahai
anak yang shalih dan Nabi yang shalih". Kemudian diperlihatkan kepadaku
"Sidratul Muntaha" yang buahnya seperti labu negeri Hajar (seperti
kendi/klenthing), dan daunnya seperti telinga gajah. Jibril berkata : "Ini
adalah Sidratul Muntaha. Dan di sana terdapat empat sungai : dua sungai ada di
dalam, dan dua sungai ada di luar". Maka aku bertanya : "Apa keduanya
itu, wahai Jibril ?". Jibril menjawab : "Adapun dua yang ada di dalam,
itu adalah dua sungai yang di surga. Adapun dua yang di luar, itu adalah sungai
Nil dan Eufrat". Kemudian aku diperlihatkan kepada Al-Baitul Makmur.
Kemudian didatangkan kepadaku bejana berisi khamr, bejana berisi susu, dan
bejana berisi madu. Lalu aku mengambil bejana yang berisi susu. Maka Jibril
berkata : "Itulah Al-Fithrah (kesucian), kamu dan ummatmu (memilih) berada
padanya". Kemudian difardlukan kepadaku shalat limapuluh kali setiap hari.
Lalu aku kembali, maka aku melewati Musa, lalu ia bertanya : "Kamu diperintah
apa ?". Nabi SAW menjawab : "Aku diperintah dengan shalat limapuluh kali
setiap hari". Musa berkata : "Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu
mengerjakan shalat limapuluh kali sehari. Dan sesungguhnya aku, demi Allah,
pernah mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah melatih bani Israil dengan
latihan yang sungguh-sungguh, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah
keringanan untuk ummatmu". Lalu aku kembali, lalu Allah memberi kemurahan
kepadaku sepuluh, lalu aku kembali kepada Musa. Maka Musa berkata seperti tadi.
Maka akupun kembali, Lalu Allah memberi keringanan kepadaku sepuluh lagi. Lalu
aku kembali kepada Musa, maka Musa berkata seperti tadi. Lalu aku kembali kepada
Tuhan, maka Tuhan memberi keringanan kepadaku sepuluh lagi. Lalu aku kembali
kepada Musa, lalu ia berkata seperti tadi. Lalu aku kembali kepada Tuhan, maka
aku diperintahkan sepuluh shalat setiap hari. Lalu aku kembali (kepada Musa),
maka ia berkata seperti tadi, lalu aku kembali kepada Tuhan, lalu aku
diperintahkan lima kali shalat setiap hari. Lalu aku kembali kepada Musa, maka
ia bertanya : "Kamu diperintah apa ?" Aku menjawab : "Aku diperintah
supaya shalat limakali sehari". Ia berkata : "Sesungguhnya ummatmu tidak
akan mampu mengerjakan shalat lima kali setiap hari, dan sesungguhnya aku telah
mencoba orang-orang sebelummu dan aku telah melatih bani Israil dengan latihan
yang sungguh-sungguh, maka kembalilah kepada Tuhanmu, dan mintalah keringanan
untuk ummatmu kepada-Nya". Beliau bersabda : "Saya telah meminta kepada
Tuhanku sehingga aku merasa malu, tapi aku ridla dan aku menyerah". Maka
setelah aku melewatinya ada seorang penyeru yang menyerukan : "Aku telah
meluluskan fardlu dari-Ku dan Aku telah meringankan pada hamba-hamba-Ku".
[HR. Bukhari dan Muslim, dan lafadh itu bagi Bukhari juz 4 : hal
248-250]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak