Ahad,
10 Maret 1996/20 Syawwal 1416
Brosur no. : 820/860/IF
Orang
yang mendapatkan satu rekaat pada waktunya berarti dia mendapatkan shalat
itu.
عَنْ
اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ: مَنْ اَدْرَكَ مِنَ الصُّبْحِ
رَكْعَةً قَبْلَ اَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَقَدْ اَدْرَكَ الصُّيْحَ، وَ مَنْ
اَدْرَكَ رَكْعَةً مِنَ اْلعَصْرِ قَبْلَ اَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ فَقَدْ اَدْرَكَ
اْلعَصْرَ.
الجماعة
Dari
Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Barangsiapa mendapatkan
satu rekaat dari shalat Shubuh sebelum matahari terbit, maka berarti dia telah
mendapatkan Shubuh itu (keseluruhannya). Dan barangsiapa mendapatkan satu rekaat
dari shalat ‘Ashar sebelum matahari terbenam, maka berarti dia telah mendapatkan
‘Ashar itu (keseluruhannya)”.
[HR. Jama’ah]
عَنْ
عَائِشَةَ قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ اَدْرَكَ مِنَ اْلعَصْرِ سَجْدَةً
قَبْلَ اَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ اَوْ مِنَ الصُّبْحِ قَبْلَ اَنْ تَطْلُعَ
الشَّمْسُ فَقَدْ اَدْرَكَهَا.
احمد و مسلم و النسائى و بن ماجه
Dari
‘Aisyah, ia berkata : Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa yang
mendapatkan satu sujud dari shalat ‘Ashar sebelum matahari terbenam, atau (satu
sujud) dari shalat Shubuh sebelum matahari terbit, maka berarti dia telah
mendapatkan shalat itu (keseluruhan)”.
[HR. Ahmad, Muslim, Nasai dan Ibnu Majah]
Keterangan
:
Yang
dimaksud “satu sujud”, disini ialah : satu rekaat.
Harus
menjaga waktu shalat
عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: سَيَكُوْنُ عَلَيْكُمْ
بَعْدِى اُمَرَاءُ تُشْغِلُهُمْ اَشْيَاءُ عَنِ الصَّلاَةِ لِوَقْتِهَا. فَصَلُّوا
الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، اُصَلّى مَعَهُمْ؟
قَالَ: نَعَمْ، اِنْ شِئْتَ.
ابو داود و روى احمد مثله ايضا
Dari
‘Ubadah bin Shamit, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan datang nanti (suatu
masa) penguasa yang memerintah kamu, mereka itu disibukkan oleh berbagai urusan,
sehingga melalaikan shalat dari waktunya. Oleh karena itu, hendaklah kamu
kerjakan shalat itu pada waktunya. Lalu ada seorang yang bertanya, “Ya
Rasulullah, (bolehkah) aku shalat bersama mereka ?”. Rasulullah SAW bersabda,
“Boleh, apabila engkau mau”.
[HR. Abu Dawud, dan Ahmad meriwayatkan seperti itu juga]
عَنْ
اِبِى ذَرّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: كَيْفَ اَنْتَ اِذَا كَانَتْ عَلَيْكَ
اُمَرَاءُ يُمِيْتُوْنَ الصَّلاَةَ اَوْ يُؤَخّرُوْنَ الصَّلاَةَ عَنْ وَقْتِهَا؟
قُلْتُ: فَمَا تَأْمُرُنِى؟ قَالَ: صَلّ الصَّلاَةَ لِوَقْتِهَا. فَاِنْ
اَدْرَكَتَهَا مَعَهُمْ فَصَلّ فَاِنَّهَا لَكَ نَافِلَةٌ.
و فى رواية:
فَاِنْ اُقِيْمَتِ الصَّلاَةُ وَ اَنْتَ فِى اْلمَسْجِدِ فَصَلّ.
و فى اخرى:
فَاِنْ اَدْرَكَتْكَ (يَعْنِى الصَّلاَةُ) مَعَهُمْ فَصَلّ وَ لاَ تَقُلْ: اِنّى
قَدْ صَلَّيْتُ فَلاَ اُصَلّى. احمد
و مسلم و النسائى
Dari
Abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW pernah bersabda kepadaku, “Bagaimanakah
(sikap)mu kalau diperintah oleh penguasa-penguasa yang mematikan shalat atau
yang mengakhirkan shalat (sehingga keluar) dari waktunya ?”. Aku bertanya,
“Apakah yang engkau perintahkan kepadaku ya Rasulullah ?”. Beliau SAW menjawab,
“Kerjakanlah shalat itu pada waktunya, kemudian apabila kamu mendapatinya
bersama mereka, maka shalatlah, karena seseungguhnya shalat itu bagimu sebagai
sunnah”. Dan dalam satu riwayat dikatakan, “Kemudian apabila didirikan shalat,
sedang kamu berada di masjid, maka shalatlah”. Dan dalam satu riwayat lain
dikatakan, “Kemudian apabila kamu mendapatkan shalat itu bersama mereka, maka
shalatlah, dan jangan kamu berkata : Sesungguhnya aku sudah shalat. Oleh sebab
itu sekarang aku tidak shalat lagi”.
[HR. Ahmad, Muslim dan Nasai]
Mengerjakan
shalat di luar waktu karena lupa.
عَنْ
اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: مَنْ نَسِيَ صَلاَةً فَلْيُصَلّهَا
اِذَا ذَكَرَهَا. لاَ كَفَّارَةَ لَهَا اِلاَّ ذلِكَ.
متفق عليه
Dari
Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW telah bersabda, Barangsiapa lupa satu shalat,
maka shalatlah ketika ia ingat. Tidak ada kafarat untuknya melainkan
itu”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
و
لمسلم اِذَا
رَقَدَ اَحَدُكُمْ عَنِ الصَّلاَةِ اَوْ غَفَلَ عَنْهَا فَلْيُصَلّ اذَا ذَكَرَهَا،
فَاِنَّ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ يَقُوْلُ: اَقِمِ الصَّلاَةِ
لِذِكْرِى
Dari
Muslim, dikatakan, “Apabila salah seorang diantara kamu tidur dan belum shalat
atau lupa shalat, maka shalatlah ketika ia ingat. Karena Allah ‘Azza wa Jalla
telah berfirman : Dirikanlah shalat kerena ingat kepada-Ku”.
عَنْ
اَبِى قَتَادَةَ قَالَ: ذَكَرُوْا لِلنَّبِيّ ص نَوْمَهُمْ عَنِ الصَّلاَةِ
فَقَالَ: اِنَّهُ لَيْسَ فِى النَّوْمِ تَفْرِيْظٌ. انَّمَا التَّفْرِيْظُ فِى
اليَْظَةِ. فَاِذَا نَسِيَ اَحَدُكُمْ صَلاَةً اَوْ نَامَ عَنْهَا فَلْيُصَلّهَا
اِذَا ذَكَرَهَا.
النسائى و الترمذى و صححه
Dari
Abu Qatadah, ia berkata : (Shahabat-shahabat) menceritakan kepada Nabi SAW
tentang tertidurnya mereka dari mengerjakan shalat, lalu Nabi SAW bersabda,
“Sesungguhnya di dalam tidur itu tidak ada keteledoran, karena (yang dinamakan
keteledoran) itu hanyalah dalam keadaan jaga. Oleh karena itu apabila salah
seorang diantara kamu lupa shalat atau tertidur, maka shalatlah ketika
ingat”.
[HR. Nasai dan Tirmidzi, dan Tirmidzi mengesahkannya]
عَنْ
اَبِى قَتَادَةَ فِى قِصَّةِ نَوْمِهِمْ عَنْ صَلاَةِ اْلفَجْرِ قَالَ: ثُمَّ
اَذَّنَ بِلاَلٌ بالصَّلاَةِ فَصَلَّى رَسُوْلُ اللهِ ص رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى
الغَدَاةَ فَصَنَعَ كَمَا كَانَ يَصْنَعُ كُلَّ يَوْمٍ.
احمد و مسلم
Dari
Abu Qatadah tentang kisah tidur mereka dan belum shalat Shubuh, ia berkata
:Kemudian Bilal adzan untuk shalat Shubuh itu, lalu Rasulullah SAW shalat
(sunnah) dua rekaat. Kemudian beliau shalat Shubuh. Maka beliau berbuat
sebagaimana yang biasa diperbuat setiap hari”.
[HR. Ahmad dan Muslim]
عَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ: سَرَيْنَا مَعَ النَّبِيّ ص فَلَمَّا كَانَ فِى
آخرِ اللَّيْلِ عَرَّسْنَا فَلَمْ نَسْتَيْقِظْ حَتَّى اَيْقَظْنَا حَرُّ الشَّمْسِ
.... فَجَعَلَ الرَّجُلُ مِنَّا يَقُوْمُ دَهِسًا اِلَى طُهُوْرِهِ. قَالَ:
فَاَمَرَهُمُ النَّبِيُّ ص اَنْ يَسْكُتُوْا ثُمَّ ارْتَحَلْنَا فِسِرْنَا حَتَّى
اِِذَا ارْتَفَعَتِ الشَّمْسُ تَوَضَّأَ ثُمَّ اَمَرَ بلاَلاً فَاَذَّنَ ثُمَّ
صَلَّى الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ اْلفَجْرِ، ثُمَّ اَقَامَ فَصَلَّيْنَا. فَقَالُوْا:
يَا رَسُوْلَ الله، اَلاَ نُعِيْدُهَا فِى وَقْتِهَا مِنَ اْلغَدِ؟ فَقَالَ: اَ
يَنْهَاكُمْ رَبُّكُمْ تَعَالَى عَنِ الرّبَا وَ يَقْبَلُهُ مِنْكُمْ؟ احمد
فى مسنده
Dari
‘Imran bin Hushain, ia berkata : Kami pernah bepergin bersama Rasulullah SAW,
maka tatkala waktu sudah akhir malam, kami tidur, kemudian kami tidak bangun
hingga kami dibangunkan oleh panasnya matahari. Maka salah seorang diantara kami
bangun dan pergi mengambil air wudlu dengan keadaan bingung. ‘Imn bin Hushain
berkata : Lalu Nabi SAW memerintahkan mereka supaya tenang. Kemudian kami
meninggalkan tempat itu, lalu berjalan hingga matahari sudah tinggi, lalu Nabi
SAW berwudlu, kemudian menyuruh Bilal supaya adzan, kemudian Nabi SAW shalat dua
rekaat qabliyah Shubuh kemudian setelah itu Bilal qamat, maka kami pun shalat.
Lalu mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami tidak perlu mengulangi shalat
Shubuh besok pada waktunya ?”. Nabi SAW bersabda, “Apakah Tuhanmu yang melarang
kamu melakuka riba, lalu Dia menerimanya dari kamu sekalian ?”.
[HR. Ahmad, dalam musnadnya]
Tertib
dalam mengerjakan shalat, walaupun dikerjak di luar waktunya.
عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ اَنَّ عُمَرَ جَاءَ يَوْمَ اْلخَنْدَقِ بَعْدَ مَا
غَرَبَتِ الشَّمْسُ فَجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ وَ قَالَ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، مَا كِدْتُ اُصَلّي اْلعَصْرَ حَتَّى كَادَتِ الشَّمْسُ تَغْرُبُ. فَقَالَ
النَّبِيُّ ص: وَ اللهِ، مَا صَلَّيْتُهَا. فَتَوَضَّأَ وَ تَوَضَّأْنَا فَصَلَّى
اْلعَصْرَ بَعْدَ غَرَبَتِ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى بَعْدَهَا
اْلمَغْرِبَ.
متفق عليه
Dari
Jabir bin ‘Abdullah, bahwa ‘Umar dating pada hari perang Khandaq setelah
matahari terbenam, lalu ia mencaci orang-orang kafir Quraisy sambil berkata, “Ya
Rasulullah, saya hammpir tidak dapat mengerjakan shalat ‘Ashar, hingga matahari
terbenam”. Kemudian Nabi SAW menjawab, “Demi Allah, aku belum mengerjakannya !”.
Lalu Nabi SAW berwudlu dan kami pun berwudlu. Kemudian beliau shalat ‘Ashar
setelah matahari tebenam. Kemudian sesudah itu beliau shalat
Maghrib.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim]
عَنْ
اَبِى سَعِيْدٍ قَالَ: حُبِسُنَا يَوْمَ اْلخَنْدَقِ عَنِ الصَّلاَةِ حَتَّى كَانَ
بَعْدَ اْلمَغْرِبِ بِهَوِيّ مِنَ اللَّيْلِ كُفِيْنَا وَ ذلِكَ قَوْلُ اللهِ عَزَّ
وَ جَلَّ (وَ كَفَى اللهُ اْلمُؤْمِنِيْنَ اْلقِتَالَ وَ كَانَ اللهُ قَوِيٌّ
عَزِيْزٌ) قَالَ: فَدَعَا رَسُوْلُ اللهِ ص بَلاَلاً فَاَقَامَ الظُّهْرَ
فَصَلاَّهَا فَاَحْسَنَ صَلاَتَهَا كَمَا كَانَ يُصَلّيْهَا فِى وَقْتِهَا. ثُمَّ
اَمَرَهُ فَاَقَامَ اْلعَصْرَ فَصَلاَّهَا فَاَحْسَنَ صَلاَتَهَا كَمَا كَانَ
يُضَلّيْهَا فِى وَقْتِهَا. ثُمَّ اَمَرَهُ فَاَقَامَ اْلمَغْرِبَ فَصَلاَّهَا
كَذلِكَ قَالَ: وَ ذلِكَ قَبْلَ اَنْ يُنْزِلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ فِى صَلاَةِ
اْلخَوْفِ، فَاِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالاً اَوْ رُكْبَانًا.
احمد و النسائى و لم يذك المغرب.
Dari
Abu Sa’id, ia berkata : Kami pernah terhalang pada hari peperangan Khandaq,
sehingga tidak dapat mengerjakan shalat, hingga sudah Maghrib, waktu telah
menjelang malam. Lalu kami selesai. Dan itulah firman Allah ‘Azza wa Jalla yang
mengatakan (Dan Allah telah selamatkan orang-orang mu’min dari berperang,
karenaitu Yang Maha Kuat dan Gagah – Al-Ahzaab : 25) Abu Sa’id berkata :
Kemudian Rasulullah memanggil Bilal, lalu Bilal qamat untuk shalat Dhuhur,
kemudian Nabi SAW shalat Dhuhur dan beliau memperbagus shalatnya itu,
sebagaimana beliau mengerjakannya pada waktunya. Kemudian Rasulullah SAW
menyuruh Bilal supaya qamat, maka Bilal pun qamat untuk shalat ‘Ashar. Kemudian
Nabi SAW shalat ‘Ashar dan beliau baguskan shalatnya itu sebagaimana beliau
mengerjakan pada waktunya. Kemudian Nabi SAW menyuruh Bilal supaya qamat, maka
Bilal pun qama untuk shalat Maghrib. Kemudian Nabi SAW mengerjakan shalat
seperti itu juga. Abu Sa’id berkata : Yang demikian itu adalah sebelum Allah
menurunkan firman-Nya tentang shalat khauf, yaitu : Tetapi jika kamu takut, maka
(kerjakanlah shalat) dengan berjalan kaki atau berkendaraan (Al-Baqarah :
239)”. [HR. Ahmad dan Nasaiy, tetapi Nasaiy tidak
menyebutkan “shalat maghrib”]
Bersambung……….
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak