POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-57) 11. Perdebatan para Pendeta Yahudi dengan Pendeta-pendeta Nashrani Najran Semakin Memuncak.

Posted by

Ahad, 14 Pebruari 1999/27 Syawwal 1419                  Brosur no. : 969/1009/SI
Tarikh Nabi Muhammad SAW (ke-57)



    11.  Perdebatan para Pendeta Yahudi dengan Pendeta-pendeta Nashrani Najran Semakin Memuncak.
Para pendeta Yahudi dan pendeta Nashrani Najran, setelah mereka itu memperdebatkan tentang agama Nabi Ibrahim dan tentang ketuhanan masing-masing, orang Yahudi menganggap 'Uzair adalah putera Allah dan orang Nashrani menganggap 'Isa adalah putera Allah, lalu mereka pun saling menuduh dan saling menyalahkan.
Ibnu Ishaq meriwayatkan, ketika orang-orang Nashrani dari Najran datang kepada Rasulullah SAW, para pendeta Yahudi lalu datang kepada mereka. Kemudian mereka saling berdebat dan bertengkar dihadapan Nabi SAW. Seorang pendeta Yahudi yang bernama Rafi' bin Huraimilah berkata, "Kamu orang-orang Nashrani tidak diatas kebenaran". Pendeta Yahudi tersebut mengkufuri Nabi 'Isa dan kitab Injil. Lalu seorang pendeta Nashrani Najran menjawab, "Kamu orang-orang Yahudilah yang tidak diatas kebenaran". Pendeta Nashrani tersebut mengkufuri kenabian Nabi Musa dan kitab Taurat. Sehubungan dengan perkataan mereka itu maka Allah menurunkan ayat :
وَ قَالَتِ اْليَهُوْدُ لَيْسَتِ النَّصرى عَلى شَيْءٍ وَّ قَالَتِ النَّصرى لَيْسَتِ اْليَهُوْدُ عَلى شَيْءٍ وَّ هُمْ يَتْلُوْنَ اْلكِتبَ، كَذلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ مِثْلَ قَوْلِهِمْ، فَاللهُ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ اْلقِيمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ. البقرة:113
Dan orang-orang Yahudi berkata, "Orang-orang Nashrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nashrani berkata, "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan", padahal mereka (sama-sama) membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari qiyamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. [QS. Al-Baqarah : 113]
Demikianlah perdebatan antara kaum Yahudi Madinah dengan kaum Nashrani Najran di hadapan Nabi SAW yang masing-masing berkeras kepala memperta-hankan pendiriannya yang salah.
Adapun penjelasan-penjelasan Nabi Muhammad SAW kepada kedua pihak yang bertengkar dan berbantah tersebut sebenarnya merupakan penjelasan yang tegas, jelas, tepat dan benar, tetapi lantaran mereka masing-masing sudah diliputi oleh perasaan fanatik, taqlid buta dan mengikut saja kepada apa yang telah ada, maka mereka tidak mau lagi mempergunakan fikirannya sedikitpun. Dengan demikian, maka tetaplah mereka tidak dapat mendengar dan menerima kebenaran yang haqiqi.
Dan orang-orang Yahudi mengatakan, "Orang-orang yang akan menjadi pengisi surga kelak tidak ada lain kecuali kaum Yahudi". Begitu pula para pendeta Nashrani mengatakan, "Orang-orang yang akan menjadi pengisi surga kelak tidak ada lain kecuali kaum Nashrani".
Maka anggapan mereka itu ditolak oleh Allah dengan firman-Nya :
وَقَالُوْا لَنْ يَّدْخُلَ اْلجَنَّةَ اِلاَّ مَنْ كَانَ هُوْدًا اَوْ نَصرى، تِلْكَ اَمَانِيُّهُمْ، قُلْ هَاتُوْا بُرْهَانَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ صدِقِيْنَ، بَلى مَنْ اَسْلَمَ وَجْهَه ِللهِ وَ هُوَ مُحْسِنٌ فَلَه اَجْرُه عِنْدَ رَبّه، وَ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَ لاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ. البقرة:111-112
Dan mereka (Yahudi dan Nashrani) berkata : "Sekali-kali tidak akan masuk syurga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nashrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah : "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar". (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [QS. Al-Baqarah : 111-112]
Dan diriwayatkan oleh Ibnu Ishak, bahwa Rafi' bin Huraimilah, seorang pendeta Yahudi berkata kepada Rasulullah SAW : "Hai Mumammad, jika kamu betul-betul Rasul dari Allah, katakanlah kepada Allah, agar Dia berbicara langsung kepada kami sehingga kami mendengar perkataan-Nya".
Sehubungan dengan peristiwa tersebut, maka Allah menurunkan firman-Nya :
وَ قَالَ الَّذِيْنَ لاَ يَعْلَمُوْنَ لَوْ لاَ يُكَلّمُنَا اللهُ اَوْ تَأْتِيْنَآ ايَةً، كَذلِكَ قَالَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ مّثْلَ قَوْلِهِمْ، تَشَابَهَتْ قُلُوْبُهُمْ، قَدْ بَيَّنَّا اْلايتِ لِقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ. البقرة:118
Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata : "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami ?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin. [QS. Al-Baqarah : 118]
Dan Abdullah bin Shuriya berkata kepada Rasulullah SAW : "Tidak ada petunjuk kecuali yang kami anut, maka ikutilah kami hai Muhammad, pasti kamu mendapat petunjuk". Dan orang-orang Nashrani pun mengatakan seperti itu juga.
Sehubungan dengan perkataan Abdullah bin Shuriya dan perkataan orang-orang Nashrani tersebut, Allah menurunkan firman-Nya :
وَ قَالُوْا كُوْنُوْا هُوْدًا اَوْ نَصرى تَهْتَدُوْا، قُلْ بَلْ مِلَّةَ اِبْرهِيْمَ حَنِيْفًا، وَ مَا كَانَ مِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ. قُوْلُوْآ امَنَّا بِاللهِ وَ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْنَا وَ مَآ اُنْزِلَ اِلى اِبْرهِيْمَ وَ اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ اْلاَسْبَاطِ وَ مَآ اُوْتِيَ مُوْسى وَ عِيْسى وَ مَآ اُوْتِيَ النَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبّهِمْ، لاَ نُفَرّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مّنْهُمْ، وَ نَحْنُ لَه مُسْلِمُوْنَ. فَاِنْ امَنُوْا بِمِثْلِ مَآ امَنْتُمْ بِه فَقَدِ اهْتَدَوْا، وَ اِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا هُمْ فِيْ شِقَاقٍ، فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ، وَ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. صِبْغَةَ اللهِ، وَ مَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً، وَّ نَحْنُ لَه عبِدُوْنَ. قُلْ اَتُحَآجُّوْنَنَا فِى اللهِ وَ هُوَ رَبُّنَا وَ رَبُّكُمْ وَ لَنَآ اَعْمَالُنَا وَ لَكُمْ اَعْمَالُكُمْ، وَ نَحْنُ لَه مُخْلِصُوْنَ. اَمْ تَقُوْلُوْنَ اِنَّ اِبْرهِيْمَ وَ اِسْمعِيْلَ وَ اِسْحقَ وَ يَعْقُوْبَ وَ اْلاَسْبَاطَ كَانُوْا هُوْدًا اَوْ نَصرى، قُلْ ءَاَنْتُمْ اَعْلَمُ اَمِ اللهُ، وَ مَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ كَتَمَ شَهَادَةً عِنْدَه مِنَ اللهِ، وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ. تِلْكَ اُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ، لَهَا مَا كَسَبَتْ وَ لَكُمْ مَّا كَسَبْتُمْ، وَ لاَ تُسْئَلُوْنَ عَمَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ. البقرة:135-141
Dan mereka berkata : "Hendaklah kamu menjadi penganut Agama Yahudi atau Nashrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, bahkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". (135) Katakanlah (hai orang-orang mu'min) : "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (136) Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (137) Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah ? Dan hanya kepada-Nya-lah kami beribadah. (138) Katakanlah : "Apakah kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu, bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati. (139) Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nashrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nashrani ? Katakanlah : "Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih dhalim daripada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya ?". Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (140) Itu adalah umat yang telah lalu, baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang apa yang telah mereka kerjakan. (141) [QS. Al-Baqarah : 135-141]
12. Islamnya Abdullah bin Salam
Abdullah bin Salam, nama kecilnya adalah Hushain bin Salam bin Harits, dari keturunan Nabi Yusuf bin Ya'qub AS. Ia adalah seorang pendeta dan ulama Yahudi dari Bani Qainuqa' yang paling dalam pengetahuannya tentang kitab Taurat. Sebelum Nabi SAW berhijrah ke Madinah, ia telah menanti-nanti kedatangan Rasul Allah yang terakhir tersebut, yang sifat-sifatnya telah termaktub dalam Taurat dan Injil, serta kedatangannya telah dijanjikan di dalamnya. Kemudian, pada hari Nabi SAW tiba Madinah, ia mendapat berita bahwa orang yang dinanti-nanti dan diharap-harap kedatangannya itu telah tiba di Madinah. Beberapa hari kemudian ia datang menghadap Nabi SAW seorang diri secara rahasia, karena khawatir nasib dirinya dan keluarganya jika keislamannya terdengar oleh kaumnya, terutama kawan-kawannya sesama pendeta Yahudi. Setelah berhadapan dengan Nabi SAW, ia mencocokkan sifat-sifat beliau dengan sifat-sifat yang telah disebutkan dalam Taurat dan Injil. Setelah diketahuinya bahwa sifat-sifat dan tanda-tanda itu cocok, seketika itu juga ia masuk Islam. Sekembalinya dari bertemu dengan Nabi SAW, lalu ia mengajak keluarganya supaya mengikut seruan Nabi SAW. Dan seruannya itu pun diterima oleh seluruh keluarganya, yang akhirnya mereka semua menjadi pengikut Nabi SAW, itupun secara rahasia.
Kemudian untuk membuktikan kepada Nabi SAW bahwa kaum Yahudi itu pendusta, pembohong dan pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam datang ke rumah Nabi SAW dengan diam-diam. Setelah bertemu dengan beliau, lalu meminta kepada beliau, bahwa sewaktu-waktu kaum Yahudi datang kepada beliau, supaya beliau menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam), agar mereka menerangkan hal-hal tentang dirinya, dan ia minta pula kepada beliau supaya diizinkan masuk ke dalam kamar beliau untuk bersembunyi jika kaum Yahudi datang. Lalu Nabi SAW berjanji akan mengabulkan semua permintaannya.
Ketika kelihatan dari rumah Nabi bahwa kaum Yahudi datang berbondong-bondong menuju ke rumah beliau, maka beliau segera menyuruh Abdullah bin Salam masuk ke dalam kamar. Pada waktu itu kaum Yahudi yang datang ke rumah Nabi SAW belum mengetahui bahwa Hushain bin Salam telah menjadi pengikut Islam, dan belum mengetahui bahwa waktu itu ia sedang bersembunyi di dalam kamar Nabi.
Setelah mereka berhadapan dengan Nabi SAW, beliau lalu bertanya kepada mereka : "Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam ?" Mereka menjawab : "Ia ada di dalam kebaikan". Nabi SAW bertanya pula : "Bagaimana pendapatmu tentang dia ?" Mereka menjawab : "Menurut hemat kami, Hushain bin Salam itu adalah tuan kami dan anak lelaki dari tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan anak lelaki dari sebaik-baik orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak laki-laki dari semulia-mulia orang kami. Ia adalah seorang yang paling alim dari golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak ada seorang pun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat)".
Demikianlah mereka memuji Abdullah bin Salam. Lalu Nabi SAW bersabda kepada mereka : "Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari golongan kalian yang paling terpandang segalanya ?" Mereka menjawab : "Ya, betul begitu Muhammad". Kemudian Nabi SAW memanggil Abdullah bin Salam : "Hai Hushain bin Salam, keluarlah".
Abdullah bin Salam segera keluar, lalu mendekat kepada Nabi SAW dan menghadapkan muka kepada mereka sambil berkata : "Hai golongan orang-orang Yahudi ! Hendaklah kamu sekalian takut kepada Allah ! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang kepada kamu ! Demi Allah, sesungguhnya kamu sekalian telah mengetahui bahwa beliau ini Pesuruh Allah, yang kamu sekalian telah mendapati dan mengenal sifat-sifat beliau ini didalam kitab yang ada di sisimu ?. Maka sesungguhnya saya telah bersaksi bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah. Sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau sebagaimana yang tersebut dalam kitab Taurat. Oleh sebab itu sekarang saya telah beriman kepada beliau, membenarkan segala apa yang didatangkan oleh beliau dan mengikut semua seruan beliau".
Mendengar ucapan Abdullah bin Salam itu, dengan perasaan sangat menyesal mereka berkata : "Tuan berdusta ! Mengapa tuan berani berkata demikian ?".
Abdullah bin Salam menyahut : "Celakalah kamu semua ! Hendaklah kamu takut kepada Allah !. Apakah kamu sekalian tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Taurat ?".
Mereka menjawab : "Tidak ! Tuanlah yang berdusta ! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kami. Sebab tuan sekarang sudah beragama lain".
Kemudian mereka bubar dan pergi meninggalkan rumah Nabi SAW, sedangkan Abdullah bin Salam masih ada di hadapan beliau. Ia berkata kepada beliau : "Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Saya sebelumnya telah menuturkan kepada tuan bahwa kaum Yahudi itu adalah kaum pendusta, pembohong lagi pengkhianat".
Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
قُلْ اَرَأَيْتُمْ اِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَ كَفَرْتُمْ بِه وَ شَهِدَ شَاهِدٌ مّنْ بَنِيْ اِسْرَآءِيْلَ عَلى مِثْلِه فَامَنَ وَ اسْتَكْبَرْتُمْ، اِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِى اْلقَوْمَ الظّلِمِيْنَ. الاحقاف:10
Katakanlah : "Terangkanlah kepadaku bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim". [QS Al-Ahqaaf : 10]
Diriwayatkan, bahwa setelah Abdullah bin Salam masuk Islam, dan diketahui oleh pendeta-pendeta dan ulama-ulama Yahudi, ia dicaci maki, dihina, dijelek-jelekkan dan sangat dimusuhi. Antara lain, pada suatu hari diantara pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada kawannya, dan perkataan itu sengaja ditujukan kepada diri Abdullah bin Salam : "Tidak ada orang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya, melainkan seburuk-buruk dan serendah-rendahnya orang. Orang yang sebaik-baik dan semulia-mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya lalu mengikut agama lain, dari golongan lain dan dari bangsa lain. Barangsiapa dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad, maka teranglah bahwa ia sejahat-jahat orang di kalangan kita".
Sehubungan dengan peristiwa itu Allah menurunkan wahyu kepada Nabi SAW :
لَيْسُوْا سَوَآءً، مِنْ اَهْلِ اْلكِتب اُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَّتْلُوْنَ ايتِ اللهِ انَآءَ الَّيْلِ وَ هُمْ يَسْجُدُوْنَ. يُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلاخِرِ وَ يَأْمُرُوْنَ بِاْلمَعْرُوْفِ وَ يَنْهَوْنَ عَنِ اْلمُنْكَرِ وَ يُسَارِعُوْنَ فِى اْلخَيْرَاتِ، وَ اُولـئِكَ مِنَ الصّلِحِيْنَ. وَ مَا يَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُّكْفَرُوْهُ، وَ اللهُ عَلِيْمٌ بِاْلمُتَّقِيْنَ. ال عمران: 113-115
Mereka itu tidak sama, diantara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang shalih. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala)nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertaqwa. [QS. Ali Imran : 113-115]
Demikianlah riwayat masuk Islamnya Hushain bin Salam. Setelah ia memeluk Islam, namanya diganti oleh Nabi SAW dengan Abdullah bin Salam. Selanjut-nya ia menjadi pemeluk Islam yang thaat, ia termasuk dari sahabat Anshar, dan meninggal dunia pada tahun 43 H di Madinah pada zaman Khalifah Mu'awiyah.

[Bersambung]


Demo Blog NJW V2 Updated at: September 19, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak