Ahad,
25 Juni 2000/22 Rabi’ul awwal 1421
Brosur no. : 1040/1080/SI
Tarikh
Nabi Muhammad SAW (ke-80)
Setelah
para syuhada di Uhud selesai dikuburkan, maka Nabi SAW dan segenap tentaranya
bersiap untuk kembali ke Madinah. Diriwayatkan, bahwa sebelum Nabi SAW sampai di
Madinah, telah tersebar berita bahwa kaum muslimin dalam pertempuran di Uhud
terus terdesak dan mendapat kekalahan yang besar, dan banyak diantara tentara
Islam yang gugur.
Di
tengah perjalanan, Nabi SAW dicari oleh seorang wanita dari Banu Dinar. Wanita
tersebut mencari Nabi karena mendengar khabar bahwa beliau telah mati terbunuh.
Sedangkan ayah wanita tersebut dan suaminya serta saudaranya laki-laki dan
anaknya laki-laki semuanya terbunuh dalam perang Uhud. Maka di tengah jalan dia
selalu bertanya kepada tentara muslimin yang sedang berjalan, “Bagaimana
keadaan Rasulullah”.
Tentara
Muslimin hanya menjawab, “Rasulullah alhamdu lillah dalam keadaan baik dan
sehat, seperti yang kamu kehendaki”.
Maka
setelah ia ditunjukkan kepada Nabi SAW lalu ketika itu ia berkata
:
كُلُّ
مُصِيْبَةٍ بَعْدَكَ جَلَلٌ
“Semua
bahaya selain terhadap engkau adalah kecil”.
Dengan
perkataan ini, berarti semua bahaya yang mengenai diri wanita itu dianggap
kecil, asalkan keadaan diri Nabi masih hidup dengan sehat.
Di
dalam Tarikh Munawwar Khalil disebutkan bahwa sebelum Nabi SAW beserta tentara
muslimin masuk ke Madinah di suatu tempat dekat kota Madinah beliau berhenti,
lalu mengatur barisan tentaranya. Tentara muslimin berbaris dimuka, sedangkan
para wanita yang ikut waktu itu berbaris di belakang, lalu Nabi berdoa kepada
Allah yang antara lain adalah sebagai berikut :
اَللّهُمَّ
لَكَ اْلحَمْدُ كُلُّهُ، اَللّهُمَّ لاَ قَابِضَ لِمَا بَسَطْتَ، وَ لاَ بَاسِطَ
لِمَا قَبَضْتَ، وَ لاَ هَادِيَ لِمَنْ اَضْلَلْتَ وَ لاَ مُضِلَّ لِمَنْ هَدَيْتَ،
وَ لاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَ لاَ مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ، وَ لاَ
مُقَرِّبَ لِمَا اَبْعَدْتَ، وَ لاَ مُبْعِدَ لِمَا قَرَّبْتَ. اَللّهُمَّ ابْسُطْ
عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِكَ وَ رَحْمَتِكَ وَ فَضْلِكَ وَ رِزْقِكَ. اَللّهُمَّ
اِنِّى اَسْأَلُكَ النَّعِيْمَ اْلمُقِيْمَ الَّذِى لاَ يَحُوْلُ وَ لاَ يَزُوْلُ.
اَللّهُمَّ اِنِّى عَائِذٌ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اَعْطَيْتَنَا وَ شَرِّ مَا
مَنَعْتَنَا. اَللّهُمَّ حَبِّبْ اِلَيْنَا اْلاِيْمَانَ وَ زَيِّنْهُ فِى
قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ اِلَيْنَا اْلكُفْرَ وَ اْلفُسُوْقَ وَ اْلعِصْيَانَا، وَ
اجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ. اَللّهُمَّ تَوَفَّنَا مُسْلِمِيْنَ، وَ اَحْيِنَا
مُسْلِمِيْنَ، وَ اَلْحِقْنَا بِالصَّالِحِيْنَ غَيْرَ خَزَايَا وَ لاَ
مَفْتُوْنِيْنَ. اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ
وَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ، وَ اجْعَلْ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَ عَذَابَكَ،
اَللّهُمَّ قَاتِلِ اْلكَفَرَةَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا اْلكِتَابَ، اِلهَ
اْلحَقِّ.
Ya
Allah, segala puji bagi Engkau semuanya. Ya Allah, tidak ada yang bisa
menggenggam pada apa yang telah Engkau hamparkan, dan tidak ada yang bisa
menghamparkan pada apa yang telah Engkau genggam, dan tidak ada yang bisa
memberi petunjuk pada siapa yang telah Engkau sesatkan, dan tidak ada yang bisa
menyesatkan pada siapa yang telah Engkau beri petunjuk, dan tidak ada yang bisa
memberi pada siapa yang telah Engkau tolak, dan tidak ada yang bisa menolak pada
apa yang telah engkau berikan, dan tidak ada yang bisa mendekatkan pada apa yang
telah Engkau jauhkan, dan tidak ada yang bisa menjauhkan pada apa yang telah
Engkau dekatkan.
Ya
Allah, bentangkanlah atas kami dari barakah-barakah-Mu, rahmat- Mu, karunia-Mu
dan rezeki-Mu. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu nikmat yang kekal,
yang tidak berubah dan tidak hilang. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu
pertolongan pada hari kesulitan, dan aku mohon ketenteraman pada hari ketakutan.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan dari apa yang
telah Engkau berikan kepada kami dan dari kejahatan apa yang telah Engkau cegah
dari kami. Ya Allah, cintakanlah iman kepada kami dan jadikanlah indah di hati
kami, bencikanlah kami dari kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan, dan jadikanlah
kami dari orang-orang yang memperoleh pimpinan.
Ya
Allah, wafatkanlah kami sebagai orang-orang Islam dan hidupkanlah kami sebagai
orang-orang Islam, dan kumpulkanlah kami dengan orang-orang yang shalih-shalih,
tidak dalam kehinaan dan bukan pula dalam fitnah. Ya Allah, binasakanlah
orang-orang kafir yang mendustakan para utusan Engkau dan yang menghalangi dari
jalan-Mu, dan timpakanlah atas mereka siksa dan adzab-Mu. Ya Allah, binasakanlah
orang-orang kafir yang telah diberi kitab. Wahai Tuhan yang Maha
Benar.
Kemudian
Nabi SAW beserta tentara muslimin berjalan bersama-sama dan terus masuk ke
Madinah dengan tenang. Ketika sampai di Madinah, beliau dijemput oleh seorang
perempuan bernama Hamnah binti Jahsy (saudara Zainab binti Jahsy, isteri Mus’ab
bin Umair dan keponakan Hamzah). Oleh beliau lalu dikhabarkan, bahwa Hamzah
telah wafat, maka dari itu Hamnah menyahut :
اِنَّا
ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ هَنِيْئًا لَهُ
الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya
kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan
Allah mengampuninya, selamat baginya, menemui syahid”.
“Dan
siapa lagi yang meninggal ya Rasulullah ?”.
Nabi
bersabda, “Saudaramu laki-laki Abdullah bin Jahsy juga
wafat”.
Hamnah
menyahut :
اِنَّا
ِللهِ وَ اِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ، غَفَرَ اللهُ لَهُ هَنِيْئًا لَهُ
الشَّهَادَةُ
“Sesungguhnya
kita milik Allah, dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Mudah-mudahan
Allah mengampuninya, selamat baginya, menemui syahid”.
Lalu
berrtanya lagi, “Siapa lagi, ya Rasulullah ?”.
Nabi
bersabda, “Mush’ab bin Umair, suamimu”. Setelah mendengar begitu, Hamnah
berteriak dan menangis dengan sekeras-kerasnya.
Nabi
SAW lalu bersabda :
اِنَّ
زَوْجَ اْلمَرْأَةِ لَبِمَكَانٍ
“Sesungguhnya
suami wanita ini niscaya di tempatnya”.
Dengan
perkataan ini, berarti bahwa suami Hamnah (Mush’ab bin Umair) tentu telah
bertempat di tempatnya, yaitu di surga.
Dan
waktu itu beliau lalu bertanya kepada Hamnah, “Mengapa kamu menangisi
suamimu, sedang kepada lainnya tidak ?”.
Hamnah
menjawab, “Ya Rasulullah, karena saya ingat akan keyatiman
anak-anaknya”.
Ketika
itu beliau SAW lalu mendoakan untuk anak-anaknya, semoga Allah mengaruniai
kebaikan dengan segera dan memberi ganti seseorang yang dapat memelihara
anak-anak Mush’ab dengan baik.
Kemudian
banyak para wanita dari shahabat-shahabat Anshar yang datang berduyun-duyun
kepada Nabi SAW untuk menanyakan tentang suami-suaminya, ayah-ayahnya,
anak-anaknya dan saudara-saudaranya yang tidak kelihatan kembali ke Madinah.
Setelah masing-masing mendapat keterangan dari Nabi SAW, maka diantara mereka
banyak yang meratapi dan menangisi sampai beberapa hari. Semenjak itu beliau
lalu melarang kaum muslimin meratapi dan menangisi dengan suara keras terhadap
orang-orang yang telah mati.
20.
Nama-nama kaum muslimin yang gugur di Uhud :
Nama-nama
kaum muslimin yang gugur di perang Uhud adalah sebagai berikut
:
1.
Hamzah bin Abdul Muththalib di bunuh oleh Wahsyi (budaknya Jubair bin
Muth’im) - Banu Hasyim.
2.
Abdullah bin Jahsy - Banu Umayah.
3.
Mush’ab bin Umair (dibunuh oleh Ibnu Qaimah Al-Laitsiy - Banu
‘Abdud-Daar.
4.
Syamas bin ‘Utsman - Banu Makhzum, (empat shahabat tersebut adalah kaum Muhajirin)
5.
‘Amr bin Mu’adz - Banu ‘Abdul Asyhal,
6.
Harits bin Anas - Banu ‘Abdul Asyhal,
7.
‘Umarah bin Ziyad - Banu ‘Abdul Asyhal,
8.
Salamah bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
9.
‘Amr bin Tsabit - Banu ‘Abdul Asyhal,
10. Tsabit bin Waqsyin - Banu ‘Abdul
Asyhal,
11. Rifa’ah bin Waqsyin - Banu ‘Abdul
Asyhal,
12. Husail bin Jabir - Banu ‘Abdul
Asyhal,
13. Abu Hudzaifah Al-Yaman - Banu ‘Abdul Asyhal,
(terbunuh oleh kaum muslimin sendiri, karena disangka
musuh),
14. Shaifiy bin Qaidhiy - Banu ‘Abdul
Asyhal,
15. Habab bin
Qaidhiy - Banu ‘Abdul Asyhal,
16. ‘Abbad bin Sahl - Banu ‘Abdul
Asyhal,
17. Al-Harits bin Aus - Banu ‘Abdul
Asyhal,
18. Iyas bin Aus - Ratij,
19. ‘Ubaid bin At-Taihan -
Ratij,
20. Hubaib bin Yazid - Ratij,
21. Yazid bin Hathib - Banu
Dhafar,
22. Abu Sufyan bin Al-Harits - Banu
Dlubai’ah,
23. Handhalah bin Abi ‘Amir - Banu Dlubai’ah,
dibunuh oleh Syaddad bin Al-Aswad dan dialah shahabat yang dimandikan oleh para
malaikat,
24. Unais bin Qatadah - Banu
‘Ubaid,
25. Abu Hayyah - Banu
Tsa’labah,
26. Abdullah bin Jubair bin Nu’man - Banu
Tsa’labah, (pemimpin regu pemanah),
27. Khaitsumah Abu Sa’ad bin Khaitsumah Banu
Salmi,
28. ‘Abdullah bin Salamah - Banu
‘Ajlaan,
29. Subai’ bin Hatib - Banu
Mu’awiyah,
30. ‘Amr bin Qais - Banu
Najjar,
31. Qais bin ‘Amr (anaknya) - Banu
Najjar,
32. Tsabit bin ‘Amr - Banu
Najjar,
33. ‘Amir bin Makhlad - Banu
Najjar,
34. Abu Hubairah bin Al-Harits - Banu
Mabdzul,
35. ‘Amr Mutharrif - Banu
Mabdzul,
36. Aus bin Tsabit - Banu
‘Amr,
37. Anas bin Nadlar - Banu
‘Adiy,
38. Qais bin Mukhallad - Banu
Mazin,
39. Kaisan - Banu Mazin,
40. Sulaim bin Al-Harits - Banu
Dinar,
41. Nu’man bin ‘Abdu ‘Amr - Banu
Dinar,
42. Kharijah bin Zaid - Banu
Al-Harits,
43. Sa’ad bin Ar-Rabi’ - Banu
Al-Harits,
44. Aus bin Al-Arqam - Banu
Al-Harits,
45. Malik bin Sinan - Banu
Al-Abjar,
46. Sa’id bin Suwaid - Banu
Al-Abjar,
47. ‘Utbah bin Rabi’ - Banu
Al-Abjar,
48. Tsa’labah bin Sa’ad - Banu
Sa’idah,
49. Tsaqfun bin Farwah - Banu
Sa’idah,
50. Abdullah bin ‘Amr bin Wahbin - Banu
Tharif,
51. Dlamrah - Banu Tharif,
52. Naufal bin ‘Abdullah - Banu
‘Auf,
53. ‘Abbas bin ‘Ubadah - Banu
‘Auf,
54. Nu’man bin Malik - Banu
‘Auf,
55. Al-Mujadzdzar bin Dziyad - Banu
‘Auf,
56. ‘Ubadah bin Al-Hashas - Banu ‘Auf, (Nu’man bin
Malik, Mujadzdzar dan ‘Ubadah dikuburkan
dalam satu liang kubur),
57. Rifa’ah bin ‘Amr - Banu
Hubla,
58. ‘Abdullah bin
‘Amr bin Hiram - Banu Salimah,
59. ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu Salimah (Amr bin
Hiram dan Amr bin Al-Jamuh dikuburkan
dalam satu liang kubur),
60. Khallad bin ‘Amr bin Al-Jamuh - Banu
Salimah,
61. Abu Aiman - Banu Salimah (bekas budaknya ‘Amr
bin Al Jamuh),
62. Sulaim bin Amr bin Hadidah - Banu
Sawad,
63. ‘Antarah - Banu Sawad (bekas
budaknya),
64. Sahl bin Qais - Banu
Sawad.
65. Dzakwan bin ‘Abdu Qais - Banu
Zuraiq,
66. ‘Ubaid bin Al-Mu’alla - Banu
Zuraiq,
67. Al-Harits bin ‘Adiy - Banu
Khatmah,
68. Iyas - Banu Khazraj,
69. Iyas bin ‘Adiy - Banu
‘Amr,
70. ‘Amr bin Iyas - Banu Salim [Tarikh Ibnu Hisyam
Juz 4 hal 78-83]. (Empat orang yang terakhir ini Ibnu Ishaq tidak menyebutkan,
namun Ibnu Hisyam menyebutkannya).
Perlu
diketahui bahwa para syuhada’ sebanyak 70 orang itu sebelum Nabi SAW bersama
para angkatan tentaranya kembali ke Madinah, mereka telah dikuburkan di tempat
gugur mereka masing-masing. Ada seorang satukubur, ada yang dua orang satu kubur
dan ada yang tiga orang satu kubur.
Dan
dikala itu ada diantara para shahabat yang menghendaki membawa jenazah korban
Uhud ke Madinah dan hendak dikuburkan di sana, tetapi tidak diperkenankan oleh
Nabi SAW. Beliau memerintahkan, bahwa mereka itu supaya dikuburkan di tempat
mereka gugur.
21.
Adapun kaum musyrikin yang tewas di Uhud :
1.
Thalhah bin Abi Thalhah (Abu Thalhah nama aslinya Abdullah bin Abdul
‘Uzza) - Bani Abdud-Dar,
2. Abu
Sa’id bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
3.
Utsman bin Abu Thalhah - Bani Abdud-Dar,
4.
Musaafi’ bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
5.
Al-Julas bin Thalhah’ - Bani Abdud-Dar,
6.
Kilab bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
7.
Al-Harits bin Thalhah - Bani Abdud-Dar,
8.
Arthah bin ‘Abdu Syarahbil - Bani Abdud-Dar,
9. Abu
Zaid bin ‘Umair - Bani Abdud-Dar,
10. Shuab (budaknya Abu Zaid) - Bani
Abdud-Dar,
11. Al-Qasith bin Syuraih - Bani
Abdud-Dar.
12. Abdullah bin Humaid - Bani Asad.
13. Abul Hakam bin Al-Akhnas - Bani
Zuhrah,
14. Siba’ bin Abdul ‘Uzza - Bani
Zuhrah.
15. Hisyam bin Abu Umayyah - Bani
Makhzum,
16. Al-Walid bin Al-‘Ash - Bani
Makhzum,
17. Abu Umayyah bin Abi Hudzaifah - Bani
Makhzum,
18. Khalid bin Al-A’lam - Bani
Makhzum.
19. ‘Amr bin Abdullah (Abu ‘Azzah) - Bani
Jumah,
20. Ubay bin Khalaf - Bani
Jumah,
21. Ubaidah bin Jabir - Bani
‘Amir,
22. Syaibah bin Malik - Bani ‘Amir. (Dalam Tarikh
Ibnu Hisyam Juz 4 hal 84-89).
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak