POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE
POST TITLE

Halal Haram Dalam Islam (ke-13) Memakai Sutera dan Emas bagi Laki-laki

Posted by

Ahad, 09 Mei 1999/23 Muharram 1420                         Brosur no. : 981/1021/IF
Halal Haram Dalam Islam (ke-13)



Memakai Sutera dan Emas bagi Laki-laki
Tentang hal tersebut banyak hadits Nabi SAW yang melarangnya. Di antaranya sebagai berikut :
عَنْ عَلِيٍّ رض قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص اَخَذَ حَرِيْرًا فَجَعَلَهُ فِى يَمِيْنِهِ وَ ذَهَبًا فَجَعَلَهُ فِى شِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ: اِنَّ هذَيْنِ حَرَامٌ عَلَى ذُكُوْرِ اُمَّتِى. ابو داود و النسائى
Dari Ali RA, ia berkata, saya pernah melihat Rasulullah SAW mengambil kain sutera lalu meletakkannya di sebelah kanan beliau, dan (mengambil) emas lalu meletakkannya di sebelah kiri beliau. Kemudian beliau bersabda : "Sesung-guhnya dua macam ini (sutera dan emas) adalah haram bagi orang laki-laki dari ummatku". [HR. Abu Dawud dan Nasai]
عَنْ اَبِى مُوْسَى اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اُحِلَّ الذَّهَبُ وَ اْلحَرِيْرُ لِـْلإِنَاثِ مِنْ اُمَّتِى وَ حُرِّمَ مِنْ ذُكُوْرِهَا. احمد و النسائى و الترمذى و صححه
Dan dari Abu Musa, bahwa Nabi SAW bersabda : "Dihalalkan emas dan sutera bagi perempuan-perempuan dari ummatku, dan diharamkannya atas laki-laki dari ummatku". [HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi mengesah-kannya].
عَنْ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لاَ تَلْبَسُوا اْلحَرِيْرَ فَاِنَّهُ مَنْ لَبِسَهُ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِى اْلآخِرَةِ. البخارى و مسلم و الترمذى و النسائى
Dari Umar bin Khaththab RA ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah kalian memakai kain sutera, karena barang siapa yang memakainya di dunia ini maka dia tidak akan memakainya di akherat kelak". [HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai]
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ لَبِسَ اْلحَرِيْرَ فِى الدُّنْيَا لَمْ يَلْبَسْهُ فِى اْلآخِرَةِ. مسلم و ابن حاجه
Dari Anas RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai pakaian sutera di dunia, maka dia tidak akan memakainya di akherat". [HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Majah]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ ص اَنَّهُ نَهَى عَنْ خَاتَمِ الذَّهَبِ. مسلم
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW bahwasanya beliau melarang memakai cincin emas. [HR. Muslim]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص رَأَى خَاتَمًا مِنْ ذَهَبٍ فِى يَدِ رَجُلٍ فَنَزَعَهُ فَطَرَحَهُ وَ قَالَ: يَعْمِدُ اَحَدُكُمْ اِلَى جَمْرَةٍ مِنْ نَارٍ فَيَجْعَلُهَا فِى يَدِهِ. فَقِيْلَ لِلرَّجُلِ بَعْدَ مَا ذَهَبَ رَسُوْلُ اللهِ ص: خُذْ خَاتَمَكَ. اِنْتَفِعْ بِهِ. قَالَ: لاَ، وَ اللهِ لاَ آخُذُهُ اَبَدًا وَ قَدْ طَرَحَهُ رَسُوْلُ اللهِ ص . مسلم
Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW melihat cincin emas di tangan seorang laki-laki, lalu beliau mencabut dan membuangnya dan beliau bersabda, "Seorang dari kalian ini sengaja mengambil bara api neraka lalu meletakkannya di tangannya". Setelah Rasulullah SAW pergi, lalu dikatakan kepada orang laki-laki tersebut : "Ambillah cincinmu itu dan manfaatkanlah dia!" Maka orang laki-laki tersebut menjawab, "Sekali-kali tidak. Demi Allah, aku tidak akan mengambil (cincin) yang telah dibuang oleh Rasulullah SAW". [HR. Muslim].
عَنْ اَبِى اُمَامَةَ رض اَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ اْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يَلْبَسْ حَرِيْرًا وَ لاَ ذَهَبًا. احمد و رواته ثقات
Dari Abu Umamah RA, sesungguhnya dia mendengar Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia memakai sutera dan jangan pula memakai emas". [HR. Ahmad dan para perawinya orang kepercayaan].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: مَنْ مَاتَ مِنْ اُمَّتِى وَ هُوَ يَشْرَبُ اْلخَمْرَ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ شُرْبَهَا فِى اْلجَنَّةِ. وَ مَنْ مَاتَ مِنْ اُمَّتِى وَ هُوَ يَتَحَلَّى بِالذَّهَبِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ لِبَاسَهُ فِى اْلجَنَّةِ. احمد و رواته ثقات و الطبرانى
Dari Abdullah bin Amr RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa yang mati dari ummatku sedang (di masa hidupnya) ia minum khamr, maka kepadanya Allah mengharamkan meminumnya di surga. Dan barangsiapa yang mati dari ummatku, sedang (di masa hidupnya) ia memakai perhiasan emas, maka kepadanya Allah mengharamkan memakainya di surga". [HR. Ahmad, perawi-perawi orang-orang kepercayaan dan Thabrani].
عَنْ اَبِى سَعِيْدٍ اَنَّ رَجُلاً قَدِمَ مِنْ نَجْرَانَ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص، وَ عَلَيْهِ خَاتَمٌ مِنْ ذَهَبٍ فَاَعْرَضَ عَنْهُ رَسُوْلُ اللهِ ص وَ قَالَ: اِنَّكَ جِئْتَنِى وَ فِى يَدِكَ جَمْرَةٌ مِنْ نَارٍ. النسائى
Dari Abu Sa'id RA, bahwasanya seorang laki-laki datang dari Najran menghadap kepada Rasulullah SAW sedangkan dia memakai cincin emas, maka Rasulullah SAW berpaling darinya dan bersabda : "Sesungguhnya kamu datang kepadaku sedang di tanganmu ada bara api neraka". [HR. Nasai]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَانَ يَمْنَعُ اَهْلَ اْلحِلْيَةِ وَ اْلحَرِيْرِ وَ يَقُوْلُ: اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ حِلْيَةَ اْلجَنَّةِ وَ حَرِيْرَهَا فَلاَ تَلْبَسُوْهَا فِى الدُّنْيَا. النسائى و الحاكم و قال صحيح على شرطهما
Dari 'Uqbah bin 'Amir RA, bahwasanya Rasulullah SAW pernah melarang kepada orang yang biasa memakai perhiasan (emas) dan sutera, dan beliau bersabda, "Jika kamu sekalian senang pada perhiasan surga dan pakaian suteranya, maka janganlah kalian memakainya di dunia". [HR. Nasai dan Al-Hakim, ia berkata shahih atas syarath Bukhari dan Muslim]
عَنْ جُوَيْرِيَّةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ حَرِيْرٍ فِى الدُّنْيَا اَلْبَسَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَوْمًا اَوْ ثَوْبًا مِنَ النَّارِ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ. و فى رواية: مَنْ لَبِسَ ثَوْبَ حَرِيْرٍ فِى الدُّنْيَا اَلْبَسَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ ثَوْبَ مَذَلَّةٍ مِنَ النَّارِ اَوْ ثَوْبًا مِنَ النَّارِ. احمد و  الطبرانى
Dari Juwairiyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memakai pakaian sutera di dunia, maka Allah 'azza wa jalla akan memakaikan kepadanya suatu hari atau suatu pakaian dari api pada hari qiyamat". Dan dalam satu riwayat, "Barangsiapa yang memakai pakaian sutera di dunia, maka pada hari qiyamat Allah akan memakaikan kepadanya pakaian kehinaan dari api neraka atau pakaian dari api neraka". [HR. Ahmad dan Thabarani]
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ قَالَ: اُهْدِيَ لِرَسُوْلِ اللهِ ص فَرُّوْجُ حَرِيْرٍ فَلَبِسَهُ ثُمَّ صَلَّى فِيْهِ ثُمَّ انْصَرَفَ فَنَزَعَهُ نَزْعًا شَدِيْدًا كَاْلكَارِهِ لَهُ ثُمَّ قَالَ: لاَ يَنْبَغِى هذَا لِلْمُتَّقِيْنَ. البخارى و مسلم
Dari 'Uqbah bin 'Amir RA, ia berkata : Rasulullah SAW pernah diberi hadiah berupa baju sutera, lalu beliau memakainya. Kemudian beliau shalat dengan memakai baju tersebut. Setelah selesai shalat, lalu beliau mencabutnya (melepasnya) dengan keras, seperti orang yang benci dengan baju tersebut. Kemudian beliau bersabda, "Ini tidak pantas untuk orang-orang yang bertaqwa". [HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ حُذَيْفَةَ رض قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص اَنْ نَشْرَبَ فِى آنِيَةِ الذَّهَبِ وَ اْلفِضَّةِ وَ اَنْ نَأْكُلَ فِيْهَا وَ عَنْ لُبْسِ اْلحَرِيْرِ وَ الدِّيْبَاجِ وَ اَنْ نَجْلِسَ عَلَيْهِ. البخارى
Dari Hudzaifah RA, ia berkata : Rasulullah SAW telah melarang kita minum pada bejana-bejana emas dan bejana-bejana perak, dan (melarang pula) kita makan pada bejana-bejana emas dan perak, dan beliau melarang pula kita memakai pakaian sutera (tipis) dan sutera tebal serta duduk di atasnya". [HR. Bukhari].
عَنْ اَنَسٍ اَنَّ النّبِيَّ ص رَخَّصَ لِعَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَوْفٍ وَ الزُّبَيْرِ فِى لُبْسِ اْلحَرِيْرِ لِحِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا. الجماعة الا ان لفظ الترمذى: اَنَّ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ عَوْفٍ وَ الزُّبَيْرَ شَكَوَا اِلَى النَّبِيِّ ص اْلقَمْلَ فَرَخَّصَ لَهُمَا فِى قُمُصِ اْلحَرِيْرِ فِى غَزَاةٍ لَهُمَا.
Dari Anas, sesungguhnya Nabi SAW memberi keringanan bagi Abdurrahman bin 'Auf dan Zubair untuk memakai sutera karena penyakit kulit yang diderita mereka". [HR. Jama'ah. Tetapi lafadhnya Tirmidzi sebagai berikut :] Sesungguhnya Abdurrahman bin 'Auf dan Zubair mengadu kepada Rasulullah karena banyak kutu, lalu Nabi SAW memberi keringanan kepada mereka memakai kemeja sutera, dalam peperangan mereka".

Keterangan :
Dari hadits-hadits di atas jelaslah bahwa orang laki-laki dilarang memakai pakaian sutera dan dilarang pula memakai emas. Tentang larangan memakai pakaian sutera (asli) bagi laki-laki tersebut, para ulama memandangnya sebagai larangan haram, kecuali orang yang berpenyakit kulit diberi rukhshah untuk memakai sutera berdasar hadits yang diriwayatkan Jama'ah tersebut.
Sedangkan jika sutera itu dipakai sebagai sulaman sekira selebar 1 s/d 4 jari, hal ini diperbolehkan berdasar hadits sebagai berikut :
عَنْ عُمَرَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص نَهَى عَنْ لَبُوْسِ اْلحَرِيْرِ اِلاَّ هكَذَا، وَ رَفَعَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ ص اُصْبُعَيْهِ اْلوُسْطَى وَ السَّبَّابَةَ وَ ضَمَّهُمَا. احمد و البخارى و مسلم. و فى لفظ: نَهَى عَنْ لُبْسِ اْلحَرِيْرِ اِلاَّ مَوْضِعَ اِصْبِعَيْهِ اَوْ ثَلاَثَةٍ اَوْ اَرْبَعَةٍ. الجماعة الا البخاى و زاد فيه احمد و ابو داود: وَ اَشَارَ بِكَفِّهِ.
Dari 'Umar bahwasanya Rasulullah SAW melarang memakai sutera, melainkan sekian. Lalu Rasulullah SAW mengisyaratkan kepada kami dengan dua jarinya, yaitu jari tengah dan jari telunjuk dengan merapatkan keduanya. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim] Dan dalam satu lafadh dikatakan Rasulullah SAW melarang memakai sutera melainkan selebar dua jari atau tiga atau empat. [HR. Jama'ah kecuali Bukhari. Ahmad dan Abu Dawud menambahkan :] "Dan Nabi mengisyaratkan dengan tapak tangannya".
Adapun tentang memakai emas bagi laki-laki disini terjadi perbedaan pendapat:
Pendapat I
Kami dalam memahami larangan-larangan Rasulullah SAW tentang laki-laki memakai emas, kami memandangnya hanya larangan makruh saja. karena Allah SWT berfirman dalam QS. Al-A'raaf ayat 32 :
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللهِ الَّتِيْ اَخْرَجَ لِعِبَادِه وَ الطَّيّبَاتِ مِنَ الرّزْقِ، قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ امَنُوْا فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَّوْمَ اْلقِيَامَةِ، كَذلِكَ نُفَصّلُ اْلايتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ.
Katakanlah, "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik ?" Katakanlah, "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat". Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. [QS. Al-A'raaf : 32]
Berdasar ayat tersebut, jelaslah bahwa Allah membolehkan atau tidak mengharamkan memakai perhiasan (emas). Jadi kalau ada hadits-hadits yang melarangnya laki-laki memakai emas, maka hukumnya hanya makruh saja.
Pendapat II
Kami dalam memahami larangan Rasulullah SAW tentang laki-laki memakai emas adalah sebagai berikut :
Larangan-larangan tersebut adalah larangan yang berhukum haram. Berdasarkan hadits-hadits diatas dan juga firman Allah :
وَ مَا آتيكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَ مَا نَهيكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا. الحشر:7
Apa yang didatangkan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. [QS. Al-Hasyr : 7]
Adapun tentang ayat 32 Surat Al-A'raaf pengertiannya sebagai berikut :
Sebab turunnya ayat itu adalah karena orang-orang Arab, baik laki-laki maupun perempuan thawaf di Masjidil Haram dengan telanjang bulat, dan mereka mengatakan bahwa thawaf dengan berpakaian itu adalah haram. Maka Allah menurunkan kepada Nabi SAW ayat 31 dan 32 Surat Al-A'raaf :
يبَنِيْ آدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلّ مَسْجِدٍ وَّ كُلُوْا وَ اشْرَبُوْا وَ لاَ تُسْرِفُوْا، اِنَّه لاَ يُحِبُّ اْلمُسْرِفِيْنَ. قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِيْنَةَ اللهِ الَّتِيْ اَخْرَجَ لِعِبَادِه وَ الطَّيّبَاتِ مِنَ الرّزْقِ، قُلْ هِيَ لِلَّذِيْنَ امَنُوْا فِى اْلحَيوةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَّوْمَ اْلقِيَامَةِ، كذَلِكَ نُفَصّلُ اْلايتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ. الاعراف:32
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (31) Katakanlah : "Siapakah yang mengharamkan pakaian indah yang Allah telah mengeluarkannya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezqi yang baik ?" Katakanlah : "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui. (32) [QS. Al-A'raaf]
Jadi ayat 31 dan 32 Al-A'raaf tersebut diturunkan sebagai penolakan terhadap perbuatan dan keyakinan orang-orang Arab yang mengatakan bahwa di waktu thawaf haram memakai pakaian, sehingga mereka laki-laki dan perempuan thawaf dengan telanjang.
Dan arti  (زِيْنَةٌ) pada ayat 32 Al-A'raaf tersebut adalah sama dengan arti (زِيْنَةٌ) pada ayat 31, yaitu pakaian penutup aurat bukan "perhiasan emas".
Bahkan kebanyakan para ahli tafsir memang mengartikan (زِيْنَةٌ) pada ayat tersebut dengan "pakaian penutup aurat".
Lihat Tafsir Ibnu Abbas hal. 126; Ibnu Katsir juz 2 hal. 202; Jalalain hal. 196-197; Al-Manaar juz 8, hal. 379; Al-Wadlih juz 1, hal. 107; Tarjamah Asbabun Nuzul hal. 209-210.
Demikianlah tentang laki-laki memakai emas, telah kami ketengahkan kedua pendapat tersebut. Wallaahu a'lam bish-shawaab.

[Bersambung


Demo Blog NJW V2 Updated at: November 10, 2019

0 komentar:

Posting Komentar

berkomentarlah yang bijak