Ahad,
22 Agustus/10 Jumadil Ula 1420 Brosur no. :
996/1036/IF
Larangan
Memandang dan Bersentuhan Lawan Jenis dan Kewajiban Memelihara
Aurat
Firman
Allah :
وَ لاَ تَقْرَبُوا الزّنى اِنَّه كَانَ فَاحِشَةً، وَ سَآءَ سَبِيْلاً.
الاسراء:32
Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
keji. Dan suatu jalan yang buruk.
[QS. Al-Israa’ : 32]
قُلْ لّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَ يَحْفَظُوْا
فُرُوْجَهُمْ، ذلِكَ اَزْكى لَهُمْ، اِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا يَصْنَعُوْنَ.
النور:30
Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.
[QS. An-Nuur : 30]
وَ قُلْ لّلْمُؤْمِنتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَ يَحْفَظْنَ
فُرُوْجَهُنَّ وَ لاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ
لْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلى جُيُوْبِهِنَّ وَ لاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ
اِلاَّ لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ ابآئِهِنَّ اَوْ ابآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ
اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بِنِى
اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِى اَخَوَاتِهِنَّ اَوْ نِسآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ
اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اوُلِى اْلاِرْبَةِ مِنَ الرّجَالِ اَوِ
الطّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلى عَوْرَتِ النّسَآءِ، وَ لاَ يَضْرِبْنَ
بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ، وَ تُوْبُوْا اِلَى
اللهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ.
النور:31
Katakanlah
kepada wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke
dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka,
atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau
putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan
bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya
kamu beruntung. [QS.
An-Nuur : 31]
قَالَ جَرِيْرُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص عَنْ
نَظْرِ اْلفَجْأَةِ فَاَمَرَنِى اَنْ اَصْرِفَ بَصَرِى. مسلم
Jarir
bin Abdullah berkata : Saya pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang
melihat (wanita) dengan tidak sengaja, maka sabdanya, “Palingkanlah
pandanganmu”.
[HR. Muslim]
Rasulullah
SAW pernah bersabda kepada ‘Ali RA :
يَا عَلِيُّ، لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَاِنَّ لَكَ
اْلاُوْلَى وَ لَيْسَتْ لَكَ الثَّانِيَةَ. ابو داود
Hai
Ali, janganlah engkau iringkan satu pandangan (kepada wanita) dengan satu
pandangan, karena yang pertama itu tidak menjadi kesalahan, tetapi tidak yang
kedua.
[HR. Abu Dawud]
قَالَتْ اُمُّ سَلَمَةَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ ص وَ عِنْدَهُ
مَيْمُوْنَةُ بِنْتُ اْلحَارِثِ فَاَقْبَلَ ابْنُ اُمِّ مَكْتُوْمَ. وَ ذلِكَ
بَعْدَ اَنْ اُمِرْنَا بِاْلحِجَابِ، فَدَخَلَ عَلَيْنَا فَقَالَ: اِحْتَجِبَا
مِنْهُ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ اَ لَيْسَ هُوَ اَعْمَى لاَ يُبْصِرُنَا؟
فَقَالَ اَفَعَمْيَاوَانِ اَنْتُمَا. اَلَسْتُمَا تُبْصِرَانِهِ. ابو داود و
الترمذى
Ummu
Salamah berkata : Dahulu saya duduk di sisi Nabi SAW dan di situ ada Maimunah
binti Al-Harits. Kemudian Ibnu Ummi Maktum datang (yang demikian itu sesudah
kami diperintah berhijab), lalu dia masuk kepada kami. Kemudian Rasulullah SAW
bersabda, “Berhijablah darinya”. Lalu kami berkata, “Ya Rasulullah, bukankah dia
itu buta, tidak melihat kami ?”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kamu
berdua buta juga ?. Bukankah kamu berdua melihatnya ?”.
[HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]
قَالَتْ عَائِشَةُ: مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ ص يَدَ امْرَأَةٍ
لاَ يَمْلِكُهَا قَطُّ. البخارى و مسلم
Aisyah
berkata, “Tangan Rasulullah SAW tak pernah sama sekali menyentuh tangan wanita
yang tidak halal baginya”.
[HR Bukhari dan Muslim]
قَالَتْ عَائِشَةُ: لاَ وَ اللهِ، لاَ مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ
قَطُّ غَيْرَ اَنَّهُ بَايَعَهُنَّ بِاْلكَلاَمِ. البخارى و مسلم
Aisyah
berkata, “Tidak, demi Allah, tak pernah sekalipun tangan Rasulullah SAW
menyentuh tangan wanita, beliau membai’at (perjanjian) mereka hanya dengan
perkataan”.
[HR. Bukhari dan Muslim].
قَالَتْ عَائِشَةُ: مَا مَسَّ رَسُوْلُ اللهِ ص يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ.
البخارى و مسلم
Aisyah
berkata, “Tidak pernah sekalipun Rasulullah SAW menyentuh tangan
wanita”.
[HR. Bukhari dan Muslim]
َلاَنْ يُطْعَنَ فِى رَأْسِ اَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ اَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ. الطبرانى
Seorang
diantara kamu ditikam kepalanya dengan jarum dari besi itu, adalah lebih baik
daripada ia menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.
[HSR. Thabrani]
َلاَنْ يَزْحَمَ رَجُلاً خِنْزِيْرٌ مُتَلَطِّخٌ بِطِيْنٍ اَوْ حَمْأَةٍ
خَيْرٌ لَهُ مِنْ اَنْ يَزْحَمَ مَنْكِبُهُ مَنْكِبَ امْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ.
الطبرانى
Seorang
laki-laki bersentuhan dengan seekor babi yang berlumuran dengan lumpur itu,
lebih baik baginya daripada ia bersentuhan bahu dengan wanita yang tidak halal
baginya.
[HSR. Thabrani]
Aurat
bagi laki-laki
قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ جَحْشٍ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى مَعْمَرٍ وَ
فَخِذَاهُ مَكْشُوْفَتَانِ فَقَالَ: يَا مَعْمَرُ، غَطِّ فَخِذَيْكَ، فَاِنَّ
اْلفَخِذَيْنِ عَوْرَةٌ. احمد و البخارى
Muhammad
bin Jahsy berkata : Rasulullah SAW pernah melewati Ma’mar yang sedang terbuka
dua pahanya, maka beliau bersabda, “Ya Ma’mar, tutuplah pahamu, karena dua paha
itu ‘aurat !”.
[HR. Ahmad dan Bukhari]
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص عَلَى رَجُلٍ وَ فَخِذُهُ
خَارِجَةٌ فَقَالَ: غَطِّ فَخِذَيْكَ، فَاِنَّ فَخِذَ الرَّجُلِ مِنْ عَوْرَتِهِ.
احمد
Ibnu
‘Abbas berkata : Rasulullah SAW pernah melalui seorang yang pahanya sedang
terbuka, maka beliau bersabda, “Tutuplah pahamu, karena paha seorang laki-laki
itu termasuk dari ‘auratnya”.
[HR. Ahmad]
قَالَ النَّبِيُّ ص: عَوْرَةُ الرَّجُلِ مَا بَيْنَ سُرَّتِهِ وَ
رُكْبَتِهِ. الدارقطنى و البيهقى
Nabi
SAW bersabda, “Aurat laki-laki itu apa yang diantara pusar dan
lututnya”.
[HR. Daruquthni dan Baihaqi]
قَالَ اَبُوْ مُوْسَى اَنَّ النَّبِيَّ ص كَانَ قَاعِدًا فِى مَكَانٍ
فِيْهِ مَاءٌ فَكَشَفَ عَنْ رُكْبَتِهِ، فَلَمَّا دَخَلَ عُثْمَانُ غَطَّاهَا.
البخارى
Abu
Musa berkata, “Sesungguhnya Nabi SAW pernah duduk di suatu tempat yang
didekatnya ada air dengan membuka lututnya, maka tatkala Usman datang, ia
menutupnya”.
[HR. Bukhari]
قَالَ اَنَسٌ اَنَّ النَّبِيَّ ص يَوْمَ خَيْبَرَ حَسَرَ اْلاِزَارَ
عَنْ فَخِذِهِ حَتَّى اَنِّى َلاَنْظُرُ اِلَى بَيَاضِ فَخِذِهِ.
البخارى
Anas
berkata, “Sesungguhnya di hari peperangan Khaibar, Nabi SAW pernah mengangkat
kainnya hingga saya dapat melihat pahanya yang putih”.
[HR. Bukhari]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits diatas bisa dipahami bahwa aurat bagi laki-laki itu adalah apa
yang diantara pusar dan lutut.
Aurat
wanita di dalam rumah
.... وَ لاَ يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلاَّ
لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ ابآئِهِنَّ اَوْ ابآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ
اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بِنِى اِخْوَانِهِنَّ
اَوْ بَنِى اَخَوَاتِهِنَّ اَوْ نِسآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ
التَّابِعِيْنَ غَيْرِ اوُلِى اْلاِرْبَةِ مِنَ الرّجَالِ اَوِ الطّفْلِ الَّذِيْنَ
لَمْ يَظْهَرُوْا عَلى عَوْرَتِ النّسَآءِ. النور:31
.....
janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka,
atau
ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau
putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka,
atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.....
. [QS. An-Nuur : 31]
قَالَ اَنَسٌ: اِنَّ النَّبِيَّ ص اَتَى فَاطِمَةَ بِعَبْدٍ قَدْ
وَهَبَهُ لَهَا وَ عَلَى فَاطِمَةَ ثَوْبٌ اِذَا قَنَّعَتْ بِهِ رَأْسَهَا لَمْ
يَبْلُغْ رِجْلَيْهَا وَ اِذَا غَطَّتْ بِهِ رِجْلَيْهَا لَمْ يَبْلُغْ رَأْسَهَا.
فَلَمَّا رَأَى النَّبِيُّ ص مَا تَلْقَى قَالَ: اِنَّهُ لَيْسَ عَلَيْكِ بَأْسٌ
اِنَّمَا هُوَ اَبُوْكِ وَ غُلاَمُكِ. ابو داود
Anas
berkata : Bahwasanya Nabi SAW pernah memberi kepada Fathimah seorang hamba
laki-laki, sedang Fathimah berpakaian yang apabila ia tutup kepalanya, terbuka
kakinya, dan apabila ia tutup kakinya terbuka kepalanya. Tatkala melihat keadaan
itu, Nabi SAW bersabda, “Tidak mengapa bagimu, karena dia itu seperti halnya
bapakmu dan anak laki-lakimu”.
[HR. Abu Dawud]
Aurat
wanita di dalam shalat
عَنْ عَائِشَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ يَقْبَلُ اللهُ صَلاَةَ
حَائِضٍ اِلاَّ بِخِمَارٍ. الخمسة الا النسائى
Dari
‘Aisyah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Allah tidak akan menerima shalat wanita
yang sudah baligh melainkan dengan kudung kepala”.
[HR. Abu Dawud]
لاَ يَقْبَلُ اللهُ مِنِ امْرَأَةٍ صَلاَةً حَتَّى تُوَارِيَ
زِيْنَتَهَا وَ لاَ مِنْ جَارِيَةٍ بَلَغَتِ اْلحَيْضَ حَتَّى تَخْتَمِرَ.
الطبرانى
Allah
tidak akan menerima shalat dari seorang wanita hingga ia menutup
perhiasannya,
dan tidak (diterima shalat) dari seorang wanita yang sudah baligh hingga ia
memakai kerudung.
[HR. Ath-Thabrani]
اِنَّ نِسَاءَ النَّبِيِّ ص سَأَلْنَهُ عَنِ الذَّيْلِ فَقَالَ:
اِجْعَلْنَهُ شِبْرًا. فَقُلْنَ: اِنَّ شِبْرًا لاَ يَسْتُرُ مِنْ عَوْرَةٍ.
فَقَالَ: اِجْعَلْنَهُ ذِرَاعًا. احمد
Sesungguhnya
isteri-isteri Nabi SAW pernah bertanya kepada beliau tentang pinggir kain, maka
Rasulullah menjawab, “Panjangkanlah sejengkal”. Mereka berkata, “Sejengkal tidak
dapat menutup aurat”. Maka sabda beliau, “Jadikanlah sehasta”.
[HR. Ahmad]
اِنَّ اُمَّ سَلَمَةَ سَأَلَتِ النَّبِيَّ ص: اَ تُصَلِّى اْلمَرْأَةُ
فِى دِرْعٍ وَ خِمَارٍ وَ لَيْسَ عَلَيْهَا اِزَارٌ؟ قَالَ: اِذَا كَانَتْ
الدِّرْعُ سَابِغًا يُغَطِّى ظُهُوْرَ قَدَمَيْهَا. ابو داود
Sesungguhnya
Ummu Salamah pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Bolehkah wanita shalat
dengan memakai baju panjang dan kerudung, tetapi tidak memakai kain panjang ?”
Maka sabda beliau, “Boleh kalau baju itu panjang hingga menutup luar kedua tapak
kakinya”.
[HR. Abu Dawud]
Aurat
wanita di luar rumah
قَالَتْ عَائِشَةُ: اِنَّ اَسْمَاءَ بِنْتَ اَبِى بَكْرٍ دَخَلَتْ عَلَى
النَّبِيِّ ص وَ عَلَيْهَا ثِيَابٌ رِقَاقٌ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَ قَالَ: يَا
اَسْمَاءُ اِنَّ اْلمَرْأَةَ اِذَا بَلَغَتِ اْلمَحِيْضَ لَمْ يَصْلُحْ اَنْ يُرَى
مِنْهَا اِلاَّ هذَا وَ هذَا. وَ اَشَارَ اِلَى وَجْهِهِ وَ كَفَّيْهِ. ابو
داود
‘Aisyah
berkata : Sesungguhnya Asma’ binti Abu Bakar pernah datang menghadap Nabi SAW
dengan perpakaian tipis, maka sabda Rasulullah, “Hai Asma’ ! Sesungguhnya
seorang wanita apabila sudah baligh, tidak boleh terlihat padanya melainkan ini
dan ini”, beliau sambil mengisyaratkan kepada muka dan dua
tangannya.
[HR. Abu Dawud].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: صِنْفَانِ مِنْ
اَهْلِ النَّارِ لَمْ اَرَهُمَا، قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَاَذْنَابِ اْلبَقَرِ
يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ. وَ نِسَاءٌ كَاسِيَاطٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ
مُمِيْلاَتٌ رُءُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ اْلبُخْتِ اْلمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ
اْلجَنَّةَ وَ لاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا، وَ اِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ
مَسِيْرَةِ كَذَا وَ كَذَا. مسلم
Dari
Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Dua macam orang ahli neraka
yang belum saya lihat, yaitu kaum yang memegang pecut (cemeti) bagaikan ekor
lembu yang digunakan untuk memukul orang-orang dan orang perempuan yang
berpakaian tetapi seperti telanjang dan berlenggak-lenggok kepalanya bagaikan
punuk unta yang miring. Maka tidak akan masuk surga dan tidak akan mendapat
baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan sekian-sekian (jarak
yang sangat jauh)”.
[HR. Muslim]
ياَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ ِّلاَزْوَاجِكَ وَ بَنَاتِكَ وَ نِسَآءِ
اْلمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلبِيْبِهِنَّ، ذلِكَ اَدْنى اَنْ
يُّعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ، وَ كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا.
الاحزاب:59
Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu”. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
[QS. Al-Ahzab : 59]
وَ لاَ يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ
زِيْنَتِهِنَّ، وَ تُوْبُوْا اِلَى اللهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. النور:31
Dan
janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung.
[QS. An-Nuur : 31]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak