Ahad,
24 Oktober 1999/14 Rajab 1420 Brosur no. :
1005/1045/IA
Menangguhkan
pelaksanaan hukuman bagi orang hamil atau sakit.
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص
جَاءَتْهُ امْرَأَةٌ مِنْ غَامِدٍ مِنَ اْلاَزْدِ فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ
طَهِّرْنِى، فَقَالَ: وَيْحَكَ ارْجِعِى فَاسْتَغْفِرِى اللهَ وَ تُوْبِى اِلَيْهِ،
فَقَالَتْ: اَرَاكَ تُرِيْدُ اَنْ تُرَدِّدَنِى كَمَا رَدَّدْتَ مَا عِزَبْنَ
مَالِكٍ، قَالَ: وَ مَا ذَاكَ؟ قَالَتْ: اِنَّهَا حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، قَالَ:
اَنْتِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ، فَقَالَ لَهَا: حَتَّى تَضَعِى مَا فِى بَطْنِكِ، قَالَ:
فَكَفَلَهَا رَجُلٌ مِنَ اْلاَنْصَارِ حَتَّى وَضَعَتْ، قَالَ: فَأَتَى النَّبِيَّ
ص فَقَالَ: قَدْ وَضَعَتِ اْلغَامِدِيَّةُ، فَقَالَ: اِذَنْ لاَ تَرْجُمْهَا وَ
نَدَعَ وَلَدَهَا صَغِيْرًا لَيْسَ لَـهُ مَنْ يُرْضِعُهُ، فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ
اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: اِلَيَّ رَضَاعُهُ يَا نَبِيَّ اللهِ، قَالَ: فَرَجَمَهَا.
مسلم و الدارقطنى و قال هذا حديث صحيح
Dari
Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, bahwa Nabi SAW pernah didatangi seorang
wanita dari Ghamid dari suku Al-Azdi, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah,
bersihkanlah aku”. Nabi SAW bersabda, “Celaka engkau, pergilah dan minta
ampunlah kepada Allah serta tobatlah kepada-Nya”. Lalu wanita itu berkata, “Aku
menduga engkau meragukan aku sebagaimana engkau meragukan Ma’iz bin Malik”. Nabi
kemudian bertanya, “Apakah yang engkau maksud ?”. Wanita itu menjawab,
“Sesungguhnya dia kini telah hamil karena berzina”. Nabi SAW bertanya lagi,
“Engkau sendiri ?” Ia menjawab, “Ya”. Kemudian Nabi SAW bersabda, “(Tunggulah)
hingga engkau melahirkan anak yang dalam kandunganmu”. Sulaiman berkata, “Lalu
wanita itu diasuh oleh seorang laki-laki Anshar sampai ia melahirkan”. Sulaiman
berkata, “Lalu laki-laki Anshar itu datang kepada Nabi SAW untuk memberitahukan
bahwa wanita Ghamidiyah tersebut telah melahirkan”. Maka jawab Nabi SAW, “Kalau
begitu dia jangan engkau rajam dulu, biarkan anaknya yang masih kecil (diteteki)
dulu, karena tidak ada yang menetekinya”. Lalu laki-laki Anshar itu berdiri
seraya berkata, “Serahkan saja padaku tentang meneteki anak itu, ya Nabiyallah”.
Sulaiman berkata, “Lalu beliau merajamnya”.
[HR. Muslim dan Daruquthni, dan Daruquthni berkata : Hadits ini adalah
shahih].
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ اَنَّ امْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ اَتَتْ
رَسُوْلَ اللهِ ص وَ هِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ
اَصَبْتُ حَدًّا قَأَقِمْهُ عَلَيَّ، فَدَعَا نَبِيُّ اللهِ ص وَلِيَّهَا فَقَالَ:
اَحْسِنْ اِلَيْهَا، فَاِذَا وَضَعَتْ فَأْتِنِى، فَفَعَلَ، فَاَمَرَبِهَا رَسُوْلُ
اللهِ ص فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا ثُمَّ اَمَرَ بِهَا فَرُجِمَتْ ثُمَّ
صَلَّى عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: تُصَلِّى عَلَيْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَ
قَدْ زَانَتْ؟ قَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِيْنَ
مِنْ اَهْلِ اْلمَدِيْنَةِ لَوَسِعَتْهُمْ، وَ هَلْ وَجَدْتَ اَفْضَلَ مِنْ اَنْ
جَادَتْ بِنَفْسِهَا ِللهِ؟ الجماعة الا البخارى و ابن ماجه
Dari
Imran bin Hushain, bahwa ada seorang wanita dari Juhainah datang kepada
Rasulullah SAW dalam keadaan hamil karena zina. Lalu ia berkata, “Ya Rasulullah,
aku telah berbuat pelanggaran, maka laksanakanlah hukuman itu atasku”. Lalu Nabi
SAW memanggil walinya, seraya bersabda, “Peliharalah wanita ini dengan baik, dan
jika ia telah melahirkan, maka bawalah kemari”. Kemudian walinya itu
mengerjakannya. Ketika wanita itu dibawa kepada Rasulullah SAW, diperintahkan
supaya pakaiannya diikat rapat-rapat, lalu diperintahkan untuk dirajam, kemudian
wanita itu dirajam, lalu beliau menshalatkannya. Maka Umar menegur Rasulullah
SAW, “Mengapa engkau menshalatinya, ya Rasulullah ?”. Jawab Rasulullah, “Sungguh
dia telah tobat, yang andaikata tobatnya itu dibagi kepada tujuh puluh orang
penduduk Madinah, niscaya mencukupinya. Apakah kamu pernah mendapati orang yang
lebih utama dari orang yang memperbaiki dirinya karena Allah ?”.
[HR. Jamaah, kecuali Bukhari dan Ibnu Majah].
عَنْ عَلِيٍّ قَالَ: اِنَّ اَمَةً لِرَسُوْلِ اللهِ ص زَنَتْ،
فَاَمَرَنِى اَنْ اَجْلِدَهَا، فَاَتَيْتُهَا فَاِذَا هِيَ حَدِيْثَةُ عَهْدٍ
بِنِفَاسٍ، فَخَشِيْتُ اَنْ اَجْلِدَهَا اَنْ اَقْتُلَهَا، فَذَكَرْتُ ذلِكَ
لِلنَّبِيِّ ص فَقَالَ: اَحْسَنْتَ اُتْرُكْهَا حَتَّى تُمَاثِلَ. احمد و مسلم و
ابو داود و الترمذى و صححه
Dari
Ali, ia berkata, “Sesungguhnya seorang hamba perempuan Rasulullah SAW berzina,
lalu beliau SAW memerintah aku untuk menderanya. Kemudian aku datang kepada
hamba tersebut, ternyata ia baru saja melahirkan, maka aku khawatir seandainya
dia kudera, maka dia akan mati. Kemudian hal itu kusampaikan kepada Nabi SAW”.
Maka jawabnya, “Bagus pendapatmu itu, biarkanlah dia sampai betul-betul sehat
kembali”.
[HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi, sedang Tirmidzi menilai hadits itu
shahih].
Di
zaman Rasulullah, hukuman had juga diberlakukan kepada ahli
kitab.
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض اَنَّ اْليَهُوْدَ اَتَوْ رَسُوْلَ اللهِ ص
بِرَجُلٍ وَ امْرَأَةٍ مِنْهُمْ قَدْ زَنَيَا، فَقَالَ: مَا تَجِدُوْنَ فِى
كِتَابِكُمْ؟ قَالُوْا: تُسَخَّمُ وُجُوْهُهُمَا وَ يُخْزَيَانِ. قَالَ: كَذَبْتُمْ
اِنَّ فِيْهَا الرَّجْمَ، فَأْتُوْا بِالتَّوْرَاةِ فَاتْلُوْهَا اِنْ كُنْتُمْ
صَادِقِيْنَ، فَجَاءُوْا بِالتَّوْرَاةِ وَ جَاءُوْا بِقَارِئٍ لَهُمْ فَقَرَأَ
حَتَّى اِذَا انْتَهَى اِلَى مَوْضِعٍ مِنْهَا وَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ، فَقِيْلَ
لَهُ: اِرْفَعْ يَدَكَ فَرَفَعَ يَدَهُ، فَاِذَا هِيَ تَلُوْحُ فَقَالَ اَوْ
فَقَالُوْا: يَا مُحَمَّدُ اِنَّ فِيْهَا الرَّجْمَ وَ لكِنَّا كُنَّا
نَتَكَاتَمُهُ بَيْنَنَا، فَاَمَرَ بِهِمَا رَسُوْلُ اللهِ ص فَرُجِمَا، قَالَ:
فَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَجْنَأُ عَلَيْهَا يَقِيْهَا اْلحِجَارَةَ بِنَفْسِهِ. احمد و
البخارى و مسلم
Dari
Ibnu Umar RA, bahwa orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah SAW dengan
membawa seorang laki-laki dan seorang perempuan dari kalangan mereka, dimana
keduanya telah berzina. Lalu Rasulullah SAW bertanya, “Bagaimana yang kalian
dapati dalam kitab kalian (Taurat) ?”. Mereka menjawab, “Wajah mereka itu
dicoreng-coreng dengan arang dan mereka dibuat malu”. Rasulullah SAW bersabda,
“Kalian berdusta”. Sesungguhnya di dalam kitab kalian ada hukum rajam. Oleh
karena itu cobalah bawa kemari Taurat itu, lalu bacalah sendiri kalau
benar-benar kalian jujur”. Lalu mereka pun mengambil Taurat, lalu datang dengan
membawa Taurat dan membawa seorang tukang membaca untuk membacakannya. Lalu
dibacalah Taurat itu. Tetapi ketika sampai pada ayat tentang rajam, ia menutup
ayat (rajam) itu dengan tangannya. Kemudian dikatakan kepada orang itu,
“Angkatlah tanganmu, lalu ia pun mengangkatnya, tiba-tiba ayat (rajam) itu
nampak jelas. Maka berkatalah dia atau
mereka, “Ya Muhammad, memang betul di situ ada hukum rajam, tetapi kami sengaja
menyembunyikannya di antara kami”. Lalu Rasulullah SAW memerintahkan supaya
kedua orang yang berzina itu dirajam. Lalu mereka dirajam. Ibnu Umar berkata,
“Sungguh aku melihat si laki-laki (yang dirajam) itu mencondongkan dirinya ke
arah perempuan itu untuk melindunginya dari lemparan batu”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
و فى رواية احمد: بِقَارِئٍ لَهُمْ اَعْوَرَ يُقَالُ لَهُ ابْنُ
صُوْرِيَا
Dan
dalam riwayat Imam Ahmad, dikatakan, “Dibawalah seorang tukang membaca yang buta
sebelah dan namanya Ibnu Shuriya”.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ: رَجَمَ النَّبِيُّ ص رَجُلاً
مِنْ اَسْلَمَ وَ رَجُلاً مِنَ اْليَهُوْدِ وَ امْرَأَةً. احمد و مسلم
Dari
Jabir bin Abdullah, ia berkata, “Nabi SAW pernah merajam seorang laki-laki dari
suku Aslam dan seorang laki-laki dari Yahudi serta seorang
perermpuan”.
[HR. Ahmad dan Muslim]
عَنِ اْلبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: مُرَّ عَلَى النَّبِيِّ ص
بِيَهُوْدِيٍّ مُحَمَّمٍ مَجْلُوْدٍ فَدَعَاهُمْ فَقَالَ: اَهكَذَا تَجِدُوْنَ
حَدَّ الزَّانِى فِى كِتَابِكُمْ؟ قَالُوْا: نَعَمْ. فَدَعَا رَجُلاً مِنْ
عُلَمَائِهِمْ فَقَالَ: اَنْشُدُكَ بِاللهِ الَّذِى اَنْزَلَ التَّوْرَاةَ عَلَى
مُوْسَى، اَهكَذَا تَجِدُوْنَ حَدَّ الزَّانِى فِى كِتَابِكُمْ ؟ قَالَ: لاَ، وَ
لَوْ لاَ اَنَّكَ نَشَدْتَنِى بِهذَا لَمْ اُخْبِرْكَ بِحَدِّ الرَّجْمِ، وَ لكِنْ
كَثُرَ فِى اَشْرَافِنَا، وَ كُنَّا اِذَا اَخَذْنَا الشَّرِيْفَ تَرَكْنَاهُ، وَ
اِذَا اَخَذْنَا الضَّعِيْفَ اَقَمْنَا عَلَيْهِ اْلحَدَّ، فَقُلْنَا: تَعَالَوْا،
فَلْنَجْتَمِعْ عَلَى شَيْءٍ نُقِيْمُهُ عَلَى الشَّرِيْفِ وَ اْلوَضِيْعِ.
فَجَعَلْنَا التَّحْمِيْمَ وَ اْلجَلْدَ مَكَانَ الرَّجْمِ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص:
اَللّهُمَّ اِنِّى اَوَّلُ مَنْ اَحْيَا اَمْرَكَ اِذْ اَمَاتُوْهُ، فَاَمَرَ بِهِ
فَرُجِمَ. فَـاَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ {ياَيُّهَا الرَّسُوْلُ لاَ يَحْزُنْكَ
الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِ مِنَ الَّذِيْنَ قَالُوْا امَنَّا
بِاَفْوَاهِهِمْ اِلَىقَوْلِهِ اِنْ اُوْتِيْتُمْ هذَا فَخُذُوْهُ} يَقُوْلُوْنَ:
اُئْتُوْا مُحَمَّدًا، فَاِنْ اَمَرَكُمْ بِالتَّحْمِيْمِ وَ اْلجَلْدِ فَخُذُوْهُ
وَ اِنْ اَفْـتَاكُمْ بِالرَّجْمِ فَاحْذَرُوْا. فَاَنْزَلَ اللهُ تَبَارَكَ وَ
تَعَالَى { وَ مَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُمُ
اْلكفِرُوْنَ} { وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُم
الظّلِمُوْنَ} { وَ مَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا اَنْزَلَ اللهُ فَاُولئِكَ هُمُ
اْلفَاسِقُوْنَ} قَالَ: هِيَ فِى الْكُفَّارِ كُلُّهَا. احمد و مسلم و ابو
داود
Dari
Baraa’ bin ‘Azib, ia berkata, “Ada seorang Yahudi yang mukanya dicoreng-coreng
dengan arang setelah didera, dibawa lewat di hadapan Nabi SAW. Lalu Nabi SAW
memanggil (orang-orang Yahudi) untuk ditanya, “Apakah demikian itu yang kalian
dapati dalam kitab kalian tentang hukum zina ?” Mereka menjawab, “Betul”. Lalu
Nabi SAW memanggil salah seorang ‘alim dari mereka, seraya bersabda, “Aku
menyumpahmu dengan nama Allah yang telah menurunkan Taurat kepada Musa, apakah
memang begitu yang kalian dapati dalam kitab kalian tentang hukum zina ?”. Ia
menjawab, “Tidak, dan seandainya tuan tidak menyumpahku begini, sudah pasti aku
tidak akan memberitahu tuan tentang hukum rajam, tetapi karena banyak
pembesar-pembesar kami yang berzina, maka jika mereka kami tangkap, kami tidak
kenakan hukum rajam kepadanya, tetapi jika orang kecil yang berzina, maka kami
laksanakan hukum rajam itu atasnya. Kemudian kami berkata kepada mereka,
“Marilah kita bermusyawarah untuk membicarakan sesuatu (hukuman) yang harus kita
terapkan terhadap orang-orang besar dan terhadap orang kecil”. Lalu kami
bersepakat, yaitu mereka dicoreng-coreng dengan arang dan didera, sebagai ganti
rajam. Nabi SAW bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya akulah orang yang pertama-tama
menghidupkan hukum-Mu, disaat mereka (Yahudi) itu mematikannya”. Lalu Rasulullah
SAW menyuruh supaya dia dirajam, lalu orang itu dirajam. Kemudian Allah ‘Azza wa
jalla menurunkan ayat, “Hai Rasul, janganlah kamu disedihkan oleh orang-orang
yang berlomba dalam kekufuran itu. Diantara mereka itu ada orang-orang yang
mengatakan (iman) dengan mulut-mulut mereka, padahal hati mereka tidak beriman.
Dan diantara orang-orang Yahudi itu ada orang-orang yang suka mendengar untuk
berdusta, suka mendengar untuk satu golongan yang tidak datang kepadamu (yaitu
para pendeta)”. Mereka itu biasa mengubah perkataan (Allah) dari tempatnya.
Bahkan mereka itu juga berkata (kepada kaumnya), “Jika kamu diberi (hukum
seperti) ini, maka ambillah” [QS. Al-Maidah : 41]. Mereka (Yahudi itu) berkata,
“Datanglah kepada Muhammad, jika dia menyuruhmu untuk mencoreng-coreng (wajah
pezina) dan dera, maka terimalah. Tetapi jika ia memberi fatwa kepadamu untuk
merajam maka berhati-hatilah kamu”. Lalu Allah menurunkan ayat, “Dan barangsiapa
tidak berhukum dengan apa yang telah diturunkan Allah, maka mereka itu adalah
orang-orang kafir” [QS. Al-Maidah : 44]. “Dan barangsiapa tidak berhukum dengan
apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang dhalim” [QS.
Maidah : 45]. “Dan barangsiapa tidak berhukum dengan apa yang diturunkan Allah,
maka mereka itu adalah orang-orang fasiq”. [QS. Maidah 47]. Baraa’ berkata,
“Semua ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang kafir.
[HR. Ahmad, Muslim dan Abu Dawud].
Hukuman
itu tidak dapat dijatuhkan karena suatu tuduhan atau pengakuan yang tidak
jelas.
عَنْ اَنَسٍ رض قَالَ: كُنْتُ عِنْدَ النَّبِيِّ ص فَجَاءَهُ رَجُلٌ
فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِنِّى اَصَبْتُ حَدًّا فَاَقِمْهُ عَلَيَّ وَ لَمْ
يَسْأَلْهُ. قَالَ: وَ حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَصَلَّى مَعَ النَّبِيِّ ص. فَلَمَّا
قَضَى النَّبِيُّ ص الصَّلاَةَ، قَامَ اِلَيْهِ الرَّجُلُ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ اِنِّى اَصَبْتُ حَدًّا، فَاَقِمْ فِى كِتَابِ اللهِ. قَالَ: اَلَيْسَ قَدْ
صَلَّيْتَ مَعَنَا؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَاِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَكَ ذَنْبَكَ
اَوْ حَدَّكَ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Anas RA, ia berkata : Dahulu saya di sisi Nabi SAW, tiba-tiba ada seorang
laki-laki datang seraya berkata, “Ya Rasulullah, sungguh saya telah berbuat
tindak kejahatan, oleh karena itu laksanakanlah hukuman atasku !”. Sedang Nabi
SAW sendiri tidak menanyakan apa-apa kepadanya. (Tidak lama kemudian) datanglah
waktu shalat, lalu orang tersebut shalat bersama Nabi SAW. Setelah selesai
shalat, laki-laki tersebut berdiri menghampiri Nabi SAW, seraya berkata, “Ya
Rasulullah, sungguh aku telah berbuat tindak kejahatan, oleh karena itu
laksanakanlah hukuman (atasku) berdasar Kitabullah”. Kemudian Nabi SAW bertanya,
“Bukankah engkau telah shalat bersamaku tadi ?”. Ia menjawab, Ya. Lalu Nabi SAW
bersabda, “Sesungguhnya Allah telah mengampuni dosamu” atau “tindak
kejahatanmu”.
[HR. Bukhari dan Muslim].
وَ ِلاَحْمَدَ وَ مُسْلِمٍ مِنْ حَدِيْثِ اَبِى اُمَامَةَ
نَحْوُهُ
Dan
diriwayatkan juga oleh Imam Ahmad dan Muslim dari hadits Abu Umamah seperti itu
juga.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لاَعَنَ بَيْنَ
اْلعَجْلاَنِيِّ وَ امْرَأَتِهِ، فَقَالَ شَدَّادُ بْنُ اْلهَادِ: هِيَ اْلمَرْأَةُ
الَّتِى قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كُنْتُ رَاجِمًا اَحَدًا بِغَيْرِ بَيِّنَةٍ
لَرَجَمْتُهَا قَالَ: لاَ، تِلْكَ امْرَأَةٌ كَانَتْ قَدْ اَعْلَنَتْ فِى
اْلاِسْلاَمِ. احمد و البخارى و مسلم
Dari
Ibnu Abbas RA, bahwa Rasulullah SAW pernah mengadakan mula’anah (sumpah li’an)
antara seorang laki-laki ‘Ajlaani dengan istrinya, Syaddad bin Hadi berkata :
Dia adalah seorang wanita yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW, “Kalau
sekiranya aku merajam seseorang (yang tertuduh) tanpa bukti, niscaya wanita itu
kurajam”. Syaddad berkata, “Tidak, sebab wanita tersebut telah menyatakan
Islam”.
[HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim].
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَوْ كُنْتُ
رَاجِمًا اَحَدًا بِغَيْرِ بَيِّنَةٍ رَجَمْتُ فُلاَنَةً، فَقَدْ ظَهَرَ مِنْهَا
الرِّيْبَةُ فِى مَنْطِقِهَا وَ هَيْئَتِهَا وَ مَنْ يَدْخُلُ عَلَيْهَا. ابن
ماجه
Dari
Ibnu Abbas, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya aku merajam
seseorang tanpa bukti, niscaya si fulanah itu kurajam. Tetapi lantaran dalam
pembicaraan dan gerak-geriknya nampak meragukan dan juga orang yang masuk
padanya, (maka dia tidak dirajam)”.
[HR. Ibnu Majah].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِدْفَعُوا
اْلحُدُوْدَ مَا وَجَدْتُمْ لَهَا مَدْفَعًا. ابن ماجه
Dari
Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Hindarkanlah hukuman selama
kamu masih menemukan alasan untuk menghindarkannya itu”.
[HR. Ibnu Majah]
عَنْ عَائِشَةَ رض قَالَتْ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِدْرَؤُا
اْلحُدُوْدَ عَنِ اْلمُسْلِمِيْنَ مَا اسْتَطَعْتُمْ. فَاِنْ كَانَ لَهُ مَخْرَجٌ
فَخَلُّوْا سَبِيْلَهُ، فَاِنَّ اْلاِمَامَ اِنْ يُخْطِئْ فِى اْلعَفْوِ خَيْرٌ
مِنْ اَنْ يُخْطِئَ فِى اْلعُقُوْبَةِ. الترمذى
Dari
Aisyah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Tolaklah hukuman terhadap kaum
muslimin selama kamu bisa. Maka jika ada jalan keluar, lepaskanlah dia, sebab
seorang imam itu jika keliru dalam memberikan ampunan, adalah lebih baik
daripada keliru dalam menjatuhkan hukuman”.
[HR. Tirmidzi].
~oO[
A ]Oo~
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak