Ahad,
09 April 2000/04 Muharram 1421
Brosur no. : 1030/1070/IF
Halal
Haram Dalam Islam (ke-29)
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَضَى
فِى اْلاَنْفِ اِذَا جُدِعَ كُلُّهُ بِاْلعَقْلِ كَامِلاً وَ اِذَا جُدِعَتْ
اَرْنَبَتُهُ فَنِصْفُ اْلعَقْلِ، وَ قَضَى فِى اْلعَيْنِ نِصْفَ اْلعَقْلِ وَ
الرِّجْلِ نِصْفَ اْلعَقْلِ وَ اْليَدِ نِصْفَ اْلعَقْلِ وَ اْلمَأْمُوْمَةِ ثُلُثَ
اْلعَقْلِ، وَ اْلمُنَقِّلَةِ خَمْسَةَ عَشَرَ مِنَ اْلاِبِلِ. احمد و رواه ابو
داود و ابن ماجه و لم يذكرا فيه العين و لا المنقلة
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Rasulullah SAW pernah
memutuskan tentang hidung apabila dipotong seluruhnya adalah denda penuh dan
apabila dipotong ujungnya maka separuh diyat. Dan Nabi SAW pernah memutuskan
tentang mata separuh diyat, kaki separuh diyat, tangan separuh diyat, ubun-ubun
sepertiga diyat dan pukulan yang memindahkan tulang (diyatnya) lima belas ekor
unta.
[HR. Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah juga meriwayatkan tetapi keduanya tidak
menyebutkan tentang mata dan pukulan yang memindahkan
tulang].
عَنْ
اَبِى بَكْرٍ بْنِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَمْرٍو بْنِ حَزْمٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ
اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص كَتَبَ اِلَى اَهْلِ اْليَمَنِ كِتَابًا. وَ كَانَ فِى
كِتَابِهِ: اَنَّ مَنِ اعْتَبَطَ مُؤْمِنًا قَتْلاً عَنْ بَيِّنَةٍ فَاِنَّهُ
قَوَدٌ. اِلاَّ اَنْ يُرْضِىَ اَوْلِيَاءُ اْلمَقْتُوْلِ، وَ اَنَّ فِى النَّفْسِ
الدِّيَةَ مِائَةٌ مِنَ اْلاِبِلِ، وَ اَنَّ فِى اْلاَنْفِ اِذَا اَوْعَبَ جَدْعَهُ
الدِّيَةَ، وَ فِى اللِّسَانِ الدِّيَةَ، وَ فِى الشَّفَتَيْنِ الدِّيَةَ، وَ فِى
اْلبَيْضَتَيْنِ الدِّيَةَ، وَ فِى الذَّكَرِ الدِّيَةَ، وَ فِى الصُّلْبِ
الدِّيَةَ، وَ فِى اْلعَيْنَيْنِ الدِّيَةَ، وَ فِى الرِّجْلِ اْلوَاحِدَةِ نِصْفَ
الدِّيَةِ، وَ فِى اْلمَأْمُوْمَةِ ثُلُثَ الدِّيَةِ، وَ فِى اْلجَائِفَةِ ثُلُثَ
الدِّيَةِ، وَ فِى اْلمُنَقِّلَةِ خَمْسَةَ عَشَرَ مِنَ اْلاِبِلِ، وَ فِى كُلِّ
اُصْبُعٍ مِنْ اَصَابِعِ اْليَدِ وَ الرِّجْلِ عَشْرٌ مِنَ اْلاِبِلِ، وَ فِى
السِّنِّ خَمْسٌ مِنَ اْلاِبِلِ وَ فِى اْلمُوْضِحَةِ خَمْسٌ مِنَ اْلاِبِلِ. وَ
اِنَّ الرَّجُلَ يُقْتَلُ بِاْلمَرْأَةِ وَ عَلَى اَهْلِ الذَّهَبِ اَلْفُ
دِيْنَارٍ. النسائىوقال وقد روى هذا الحديث يونس عن الزهرى مرسلا
Dari
Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya
Rasulullah SAW pernah mengirim surat kepada penduduk Yaman yang isinya, “Siapa
yang sengaja membunuh seorang mukmin dengan cukup bukti, maka ia dihukum
qishash, kecuali jika ahli waris korban itu ridla (memaafkannya). Adapun diyat
(denda)-nya satu jiwa adalah seratus ekor unta, dan pada hidung apabila dipotong
(juga) ada diyatnya, pada lidah ada diyatnya, pada dua bibir ada diyatnya, pada
dua buah pelir ada diyatnya, pada kemaluan ada diyatnya, pada tulang belakang
ada diyatnya, pada dua mata ada diyatnya, pada kaki sebelah separuh diyat, pada
ubun-ubun sepertiga diyat, pada luka yang tembus sepertiga diyat, pada pukulan
yang memindahkan tulang (diyatnya) lima belah ekor unta, pada setiap jari dari
jari-jari tangan dan kaki (diyatnya) sepuluh ekor unta, pada gigi (diyatnya)
lima ekor unta, pada luka yang terlihat tulangnya (diyatnya) lima ekor unta, dan
laki-laki dihukum mati sebab (membunuh)
perempuan, sedang bagi pemilik emas (yang mau membayar dengan emas) adalah
seribu dinar”.
[HR. Nasa’i dan ia berkata : Hadits ini diriwayatkan oleh Yunus dari Zuhri
dengan Mursal]
Keterangan
:
Diyat
penuh = 100 ekor unta. Jadi yang dimaksud separuh diyat adalah 50 ekor
unta.
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: هذِهِ وَ هذِهِ سَوَاءٌ يَعْنِى
اْلخِنْصَرَ وَ اْلبِنْصَرَ وَ اْلاِبْهَامَ. الجماعة الا مسلما
Dari
Ibnu Abbas RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Ini dan ini sama (diyatnya),
yakni jari manis, jari kelingking dan ibu jari”.
[HR. Jamaah kecuali Muslim]
و
فى رواية قال دِيَةُ اَصَابِعِ اْليَدَيْنِ وَ الرِّجْلَيْنِ سَوَاءٌ، عَشْرٌ مِنَ
اْلاِبِلِ لِكُلِّ اُصْبُعٍ. الترمذى و صححه
Dan
dalam riwayat lain Nabi SAW bersabda, “Diyat jari-jari kedua tangan dan kaki
sama (yaitu) sepuluh ekor unta untuk setiap jari”.
[HR. Tirmidzi dan ia mengesahkannya]
عَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَْلاَسْنَانُ سَوَاءٌ،
الثَّنِيَةُ وَ الضِّرْسُ سَوَاءٌ. ابو
داود و ابن ماجه
Dari
Ibnu Abbas RA, bahwa Nabi SAW bersabda, “Gigi-gigi itu diyatnya sama, gigi depan
dan gigi geraham sama (diyatnya)”.
[HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah]
عَنْ
اَبِى مُوْسَى رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَضَى فِى اْلاَصَابِعِ بِعَشْرٍ، عَشْرٍ مِنَ
اْلاِبِلِ. احمد و ابو داود و النسائى
Dari
Abu Musa RA, bahwasanya Nabi SAW pernah memutuskan pada jari-jari diyatnya
dengan sepuluh, yakni sepuluh ekor unta.
[HR. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai].
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص:
فِى كُلِّ اُصْبُعٍ عَشْرٌ مِنَ اْلاِبِلِ، وَ فِى كُلِّ سِنٍّ خَمْسٌ مِنَ
اْلاِبِلِ، وَ اْلاَصَابِعُ سَوَاءٌ، وَ اْلاَسْنَانُ سَوَاءٌ. الخمسة الا
الترمذى
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda, “Pada setiap jari (diyatnya) sepuluh ekor unta dan setiap gigi lima
ekor unta dan jari-jemari (diyatnya) sama dan gigi-gigi (juga)
sama”.
[HR. Khamsah kecuali Tirmidzi]
عَنْ
عَمْرٍو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: فِى
اْلمَوَاضِحِ خَمْسٌ خَمْسٌ مِنَ اْلاِبِلِ. الخمسة
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Pada
luka-luka yang terlihat tulangnya (diyatnya) lima, (yakni) lima ekor
unta”.
[HR. Khamsah]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَضَى فِى
اْلعَيْنِ اْلعَوْرَاءِ السَّادَّةِ لِمَكَانِهَا اِذَا طُمِسَتْ بِثُلُثِ
دِيَتِهَا وَ فِى اْليَدِ السَّلاَّءِ اِذَا قُطِعَتْ بِثُلُثِ دِيَتِهَا وَ فِى
السِّنِّ السَّوْدَاءِ اِذَا نُزِعَتْ بِثُلُثِ دِيَتِهَا. النسائى
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW pernah
memutuskan, “Pada mata yang hilang penglihatannya yang masih utuh di tempatnya
apabila dicukil, maka diyatnya sepertiga diyatnya mata, pada tangan yang cacat
(tidak berfungsi) apabila dipotong maka diyatnya sepertiga diyatnya tangan dan
pada gigi yang hitam apabila dicabut diyatnya sepertiga diyat
gigi”.
[HR. Nasa’i]
و
لابى داود عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ: قَضَى فِى اْلعَيْنِ اْلقَائِمَةِ
السَّادَّةِ لِمَكَانِهَا بِثُلُثِ الدِّيَةِ.
Dan
oleh Abu Dawud dari ‘Amr bin Syu’aib (ia berkata), Nabi SAW pernah memutuskan,
“Pada mata yang tetap di tempatnya diyatnya sepertiga”.
Macam-macam
Diyat
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَضَى اَنَّ
مَنْ قُتِلَ خَطَأً فَدِيَتُهُ مِائَةٌ مِنَ اْلاِبِلِ، ثَلاَثُوْنَ بِنْتَ مَخَاضٍ
وَ ثَلاَثُوْنَ بِنْتَ لَبُوْنٍ وَ ثَلاَثُوْنَ حِقَّةً وَ عَشْرَةُ بَنِى لَبُوْنٍ
ذُكُوْرٍ. الخمسة الا الترمذى
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwasanya Nabi SAW pernah
memutuskan bahwa “Barangsiapa yang dibunuh karena keliru maka diyatnya seratus
ekor unta, (yaitu) tiga puluh ekor bintu makhadl, tiga puluh ekor bintu labun,
tiga puluh ekor hiqqah dan sepuluh ekor banu labun jantan”.
[HR. Khamsah kecuali Tirmidzi]
Keterangan
:
Bintu
makhadl yaitu unta betina yang umurnya memasuki tahun kedua, bintu labun adalah
unta betina yang umurnya memasuki tahun ketiga, hiqqah adalah unta betina yang
telah memasuki tahun keempat, sedangkan banu labun yaitu unta jantan yang
umurnya memasuki tahun ketiga.
عَنِ
اْلحَجَّاجِ بْنِ اَرْطَاةَ عَنْ زَيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ خَشْفِ بْنِ مَالِكٍ
الطَّائِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى دِيَةِ
اْلخَطَإِ عِشْرُوْنَ حِقَّةً، وَ عِشْرُوْنَ جَذَعَةً وَ عِشْرُوْنَ بِنْتَ
مَخَاضٍ، وَ عِشْرُوْنَ بِنْتَ لَبُوْنٍ وَ عِشْرُوْنَ ابْنَ مَخَاضٍ ذَكَرًا.
الخمسة
Dari
Hajjaj bin Arthah dari Zaid bin Jubair dari Khasyfin bin Malik Ath-Tha’iy dari
Ibnu Mas’ud, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Diyat (pembunuhan) karena
keliru itu dua puluh ekor unta hiqqah, dua puluh ekor jadza’ah (unta betina
berumur memasuki tahun kelima), dua puluh ekor bintu makhadl, dua puluh ekor
bintu labun, dan dua puluh ekor ibnu makhadl jantan”.
[HR. Khamsah]
عَنْ
عَطَاءِ بْنِ اَبِى رَبَاحٍ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَضَى وَ فِى رِوَايَةٍ عَنْ
عَطَاءٍ عَنْ جَابِرٍ قَالَ: فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ ص فِى الدِّيَةِ عَلَى اَهْلِ
اْلاِبِلِ مِائَةً مِنَ اْلاِبِلِ وَ عَلَى اَهْلِ اْلبَقَرِ مِائَتَيْ بَقَرَةٍ وَ
عَلَى اَهْلِ الشَّاءِ اَلْفَيْ شَاةٍ، وَ عَلَى اَهْلِ اْلحُلَلِ مِائَتَيْ
حُلَّةٍ. ابو داود
Dari
‘Atha’ bin Abi Rabah, bahwasanya Rasulullah SAW pernah memutuskan, dan dalam
riwayat lain dari ‘Atha’ dari Jabir, ia berkata, “Rasulullah SAW menentukan
tentang diyat, (bahwa bagi) pemilik unta adalah seratus ekor unta, bagi pemilik
sapi dua ratus ekor sapi, bagi pemilik kambing dua ribu ekor kambing dan bagi
pemilik pakaian dua ratus setel pakaian”.
[HR. Abu Dawud]
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَضَى رَسُوْلُ اللهِ ص
اَنَّ مَنْ كَانَ عَقْلُهُ فِى اْلبَقَرِ عَلَى اَهْلِ اْلبَقَرِ مِائَتَيْ
بَقَرَةٍ وَ مَنْ كَانَ عَقْلُهُ فِى الشَّاءِ اَلْفَيْ شَاةٍ. الخمسة الا
الترمذى
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya ia berkata, Rasulullah SAW pernah
memutuskan, bahwa barangsiapa (pembayaran) diyatnya dengan sapi adalah dua ratus
ekor sapi dan barangsiapa diyatnya dengan kambing adalah dua ribu ekor
kambing.
[HR. Khamsah kecuali Tirmidzi]
عَنْ
عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اَلاَ اِنَّ قَتْلَ
اْلخَطَإِ شِبْهِ اْلعَمْدِ، قَتِيْلَ السَّوْطِ اَوِ اْلعَصَا فِيْهِ مِائَةٌ مِنَ
اْلاِبِلِ مِنْهَا اَرْبَعُوْنَ فِى بُطُوْنِهَا اَوْلاَدُهَا. الخمسة الا
الترمذى
Dari
‘Abdullah bin ‘Amr bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya
korban pembunuhan tidak sengaja yang serupa sengaja (seperti) dipukul dengan
cambuk atau tongkat, maka diyatnya seratus ekor unta, diantaranya empat puluh
ekor unta bunting”.
[HR. Khamsah kecualli Tirmidzi]
عَنْ
عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ رَجُلاً قُتِلَ فَجَعَلَ النَّبِيُّ ص
دِيَتَهُ اثْنَيْ عَشَرَ اَلْفًا. الخمسة الا احمد
Dari
‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa pernah ada seorang laki-laki terbunuh, lalu
Nabi SAW menentukan diyatnya dua belas ribu (dirham).
[HR. Khamsah kecuali Ahmad]
Keterangan
:
Dari
hadits-hadits tersebut dapat difahami bahwa diyat atau tebusan itu bisa berupa
unta, lembu, kambing, emas, perak bahkan dengan uang dan lain-lainnya. Sedangkan
ukurannya terserah kepada hakim yang memutuskan pada saat
itu.
Dan
diyat atau tebusan itu diserahkan kepada korban atau ahli
warisnya.
Diyatnya
orang kafir dzimmi
عَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ:
عَقْلُ اْلكَافِرِ نِصْفُ دِيَةِ اْلمُسْلِمِ. احمد و النسائى و
الترمذى
Dari
‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW bersabda, “Diyat
orang kafir itu separuh dari diyat orang muslim”.
[HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi]
و
فى لفظ قَضَى اَنَّ عَقْلَ اَهْلِ اْلكِتَابَيْنِ نِصْفُ عَقْلِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ
هُمُ اْليَهُوْدُ وَ النَّصَارَى. احمد و النسائى و ابن ماجه
Dan
dalam lafadh yang lain (dikatakan), “Nabi SAW pernah memutuskan bahwa denda
kedua ahli kitab adalah separuh denda kaum muslimin. Mereka (ahli Kitab) itu
adalah orang Yahudi dan Nashrani.
[HR. Ahmad, Nasai dan Ibnu Majah]
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak