Ahad, 29 September 1996/16
Jumadil Awwal 1417
Brosur No. : 848/888/AS
Wajib Tha'at kepada Allah dan Rasul-Nya (ke-21)
Setelah kita mengetahui dasar-dasar hukum dalam Islam; Al-Qur'an, Hadits, Ijma' dan Qiyas, maka tinggal kewajiban kita sekarang untuk mengamalkan dengan semaksimalnya.
Dan
untuk menambah pengetahuan kita, baiklah di sini kami sampaikan tentang sejarah
madzhab secara singkat.
Madzhab
مَذْهَبٌ artinya perjalanan, pendapat, pendirian, faham, pegangan,
aliran atau yang semakna dengan itu.
Madzhab
itu banyak jumlahnya, namun yang terkenal ada empat, yaitu
:
1.
Madzhab Hanafi,
2.
Madzhab Maliki,
3.
Madzhab Syafi'i, dan
4.
Madzhab Hanbali.
Dalam
brosur ini, kami akan membatasi keterangan yang berkisar pada Empat Madzhab
diatas.
Riwayat
Singkat Imam-imam Madzhab.
1.
Imam Abu Hanifah, nama lengkapnya An-Nu'man bin Tsabit, dilahirkan di kota Kufah
di Iraq, pada tahun 80 H, dan wafat di Baghdad tahun 150 H. Beliau berguru ilmu
Fiqh dari Hammad bin Abu Sulaiman bin Ibrahim An-Nakha'i. Setelah Hammad wafat,
kemudian orang-orang Kufah bersepakat memilih Abu Hanifah sebagai penggantinya.
Mereka mengembalikan masalah-masalah Fiqh dan kesulitan-kesulitan kepada beliau
untuk meminta fatwanya.
Adapun shahabat-shahabat (murid-murid) Abu
Hanifah yang terkenal adalah Abu Yusuf, Muhammad bin Hasan Asy-Syaibani dan
Zufar bin Hudzail.
2. Imam Malik, nama lengkapnya Malik bin Anas bin
Malik bin Abu 'Amir Al-Ashbahy, dilahirkan di kota Madinah pada tahun 93 H,
wafat pada tahun 179 H di Madinah dan diqubur di Baqi. Diantara guru-guru beliau
ialah Abdur Rahman bin Hurmuz dan Rabi'ah bin Abdur Rahman. Dan beliau
meriwayatkan hadits dari Nafi' maula Ibnu 'Umar dan dari Ibnu Syihab
Az-Zuhri.
Adapun murid-murid beliau yang terkenal
ialah Muhammad bin Idris (Imam Syafi'i), Al-Laitsi bin Sa'ad dan Abu Ishaq
Al-Farai.
3. Imam Syafi'i, nama lengkapnya Muhammad bin
Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi' bin Saib bin 'Ubaid bin Abdi Yazid bin
Hasyim bin Muththalib bin Abdi Manaf. Dilahirkan di Ghazzah daerah Palestina,
pada tahun 150 H, jadi bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah.
Disebut Syafi'i karena dinisbatkan (dibangsakan) kepada nama kakek yang ketiga,
yaitu Syafi' bin Saib. Beliau wafat pada malam Jum'at, akhir bulan Rajab 204 H
di Mesir. Gurunya yang terkenal ialah Muslim bin Khalid di Makkah dan Imam Malik
di Madinah. Beliau sudah hafal Al-Qur'an pada usia 7 tahun dan Hafal Kitab
Al-Muwaththa' yang disusun oleh Imam Malik pada usia 10
tahun.
Adapun murid-murid beliau yang terkenal
ialah Ahmad bin Hanbal, Yusuf bin Yahya Al-Buwaithi dan Rabi' bin
Sulaiman.
4. Imam Ahmad nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad
bin Hanbal Asy-Syaibani, dilahirkan di Baghdad pada tahun 164 H, wafat pada
tahun 241 H, dan diqubur di Baghdad, Iraq. Beliau berguru kepada Imam Syafi'i,
Hasyim, Sufyan bin 'Uyainah, Jarir dan masih banyak lagi.
Dan diantara Imam ahli hadits yang
meriwayatkan hadits (yang berguru langsung) dari beliau adalah Bukhari, Muslim,
Abu Dawud dll.
Masa
Antara Imam-imam Dengan Nabi SAW.
Rasulullah
SAW wafat pada tahun 11 H.
Jarak
antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang pertama, yaitu Abu Hanifah
adalah 69 tahun.
Dan
antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang kedua, yaitu Malik, kurang
lebih berjarak 82 tahun.
Sedang
antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang ketiga, yaitu Syafi'i adalah
139 tahun.
Dan
antara wafat Nabi SAW dengan kelahiran Imam yang keempat yaitu Ahmad berjarak
153 tahun.
Jadi
Imam Malik sezaman atau bisa bertemu dengan Imam Abu Hanifah, disamping itu
beliau juga sezaman dengan Imam Syafi'i dan Imam Ahmad. Tetapi Imam Syafi'i dan
Imam Ahmad tidak sezaman dengan Imam Abu Hanifah.
Dan
selanjutnya, orang-orang memberi nama sebagai berikut :
1.
Pendapat Abu Hanifah, disebut Madzhab Hanafi.
2.
Pendapat Malik, dinamakan Madzhab Maliki.
3.
Pendapat Syafi'i, dikatakan Madzhab Syafi'i.
4.
Pendapat Ahmad bin Hanbal disebut Madzhab Hanbaly.
Timbulnya
Madzhab-madzhab.
Golongan
yang ta'ashshub (fanatik buta) kepada satu-satu Imam itu, menyiar-nyiarkan,
mempertahankan dan membela faham atau pendapat masing-masing imamnya, dengan
tanpa mengkaji kembali, apakah pendapat Imamnya itu telah sesuai benar dengan
Al-Qur'an dan Sunnah sebagai dasar pengambilan para Imam tersebut atau tidak,
walaupun yang demikian itu (mengkaji kembali pendapat-pendapat itu dengan
Al-Qur'an dan Sunnah) telah diwashiatkan sendiri oleh beliau-beliau para Imam
kepada murid-murid dan pengikut-pengikutnya, ketika beliau-beliau itu masih
hidup.
Begitulah
kenyataannya sampai beberapa masa. Sehingga pada umumnya orang tidak mengenal
melainkan empat macam madzhab dari keempat imam itu saja.
Dengan
demikian, lambat laun hiduplah pendapat-pendapat keempat imam itu, sehingga
masing-masing aliran diberi nama seperti tersebut di atas (nama-nama
madzhab).
Begitulah
riwayat singkat empat madzhab yang terkenal itu. Setelah kita mengetahui riwayat
singkat madzhab-madzhab itu, mungkin akan timbul suatu pertanyaan : Apakah agama
Islam menyuruh kita berpegang kepada salah satu madzhab yang empat itu
?
Jawabnya
: Tidak ada satupun perintah dari agama Islam untuk berpegang kepada salah satu
madzhab !
Kita
hanya diperintah agar berpegang kepada yang benar, sedang yang benar itu tidak
akan terdapat melainkan dalam Al-Qur'an dan Hadits-hadits Nabi SAW saja.
Perhatikan firman-firman Allah dibawah ini :
وَاَنَّ
هذَا صِرطِيْ مُسْتَـقِـيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَـتَّـبِعُوا السُّبُلَ
فَـتَـفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِـيْـلـِه، ذلِكُمْ وَصّكُمْ بِه لَعَلَّكُمْ
تَـتَّـقُوْنَ. الانعام:153
Dan
bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertaqwa.
[Al-An'aam
: 153]
اِتَّبِعُوْا
مَآ اُنــْزِلَ اِلَـيْكُمْ مِّنْ رَّبـِّكُمْ وَلاَ تَـتَّـبِعُوْا مِنْ دُوْنــِه
اَوْلــِيَآءَ، الاعراف:3
Ikutilah
apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti
pemimpim-pemimpin yang lain dari padanya.
[Al-A'raaf
: 3]
اِنَّـآ
اَنـــْزَلْنَآ اِلَـيْكَ اْلكِـتبَ بِاْلحَقِّ لـِـتَحْكُمَ بَـيْنَ النَّاسِ
بِمَآ اَرـكَ اللهُ، وَلاَ تَكُنْ
لِلْخَآئِـنِيْنَ خَصِيْمًا. النساء:105
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu
mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan
janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela)
orang-orang yang khianat.
[An-Nisa' : 105]
اَفَغَيْرَ
اللهِ اَبـْتَغِىحَكَمًا وَهُوَ الَّذِيْ اَنــْزَلَ اِلَـيْكُمُ اْلكِـتبَ
مُفَصَّلاً. الانعام:114
Patutlah
aku mencari hakim selain dari pada Allah, padahal Dia-lah yang telah menurunkan
Kitab (Al-Qur'an) kepadamu dengan terperinci ?
[Al-An'am : 114]
يـاَيــُّهَا
الَّذِيـْنَ امَنُوْا لاَ تُقَدِّمُوْا بَـيْـنَ يَدَيِ اللهِ وَرَسُوْلــِهِ وَ
اتَّـقُوا اللهَ، اِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ عَلِـيْمٌ. الحجرات:1
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan
bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
[Al-Hujuraat : 1]
فَلْيَحْذَرِ
الَّذِيـْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِه اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ
يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِـيْمٌ. النور:63
Karena
itu hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan
atau ditimpa adzab yang pedih.
[An-Nuur : 63]
وَهذَا
كِـتبٌ اَنـــْزَلــْنهُ مُبَارَكٌ فَاتَّـبِعُوْهُ وَاتَّـقُوْا لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ. الانعام:155
Dan
Al-Qur'an ini adalah Kitab yang Kami turunkan yang diberkati, sebab itu ikutilah
dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat.
[Al-An'aam
: 155]
اِنَّ
هذَا اْلـقُرْانَ يــَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ. الاسراء:9
Sesungguhnya
Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus.
[Al-Israa' : 9]
قَدْ
جَآءَكُمْ مِّنَ اللهِ نُوْرٌ وَّكِـتـبٌ مُّبِـيْنٌ. الـمائدة:15
Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang
menerangkan.
[Al-Maidah : 15]
يَـهْدِيْ
بِهِ اللهُ مَنِ اتَّـبَعَ رِضْوَانَه سُبُلَ السَّلمِ وَ يُخْرِجُهُمْ مِنَ
الظُّـلُمتِ اِلىَ الـنُّوْرِ بِـإِذْنِه وَ يــَهْدِيـْهِمْ اِلى صِرَاطٍ مُّسْتَـقِـيْمٍ.
الـمائدة:16
Dengan
kitab itulah Allah memimpin orang-orang yang mengikuti keridlaan-Nya ke
jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan
seidzin-Nya, dan memimpin mereka ke jalan yang lurus.
[Al-Maidah : 16]
Dan
juga sabda-sabda Nabi SAW :
عَنْ
كَـثِــيْرِ بـْنِ عَبْدِ اللهِ عَنْ اَبِـيْهِ عَنْ جَدِّهِ رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: تَــرَكْتُ فِـيْكُمْ اَمْرَيـْنِ لَـنْ تَضِلُّوْا مَا
تَمَسَّـكْـتُمْ بِـهِمَا كِــتَابَ اللهِ وَسُنَّــةَ نَــبِـيِّهِ. ابن عبد البر
Dari
Katsir bin Abdullah dari ayahnya dari datuknya RA berkata : Rasulullah SAW
pernah bersabda : "Aku telah meninggalkan bagimu sekalian dua perkara yang tidak
akan tersesat kamu selama kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu : Kitab
Allah dan Sunnah Nabi-Nya.
[HR Ibnu Abdul-Barr]
عَنْ
عَلِيٍّ رض قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يـَقُوْلُ: اَلاَ اِنَّهَا سَتَكُوْنُ
فِـتْـنَةٌ فَقُلْتُ: مَا
اْلـمَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُوْلَ اللهِ
؟ قَالِ: كِـتَابُ اللهِ فِيْهِ نَبَأُ مَا كَانَ قَبْلَكُمْ، وَخَبَرُ مَا
بَعْدَكُمْ، وَحُكْمُ مَا بَيْنَكُمْ، وَهُوَ اْلـفَصْلُ لَـيْسَ بِاْلهَزْلِ. مَنْ
تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ. وَمَنِ ابْـتَـغَى اْلهُدَى فِى غَيْرِهِ
اَضَلَّهُ اللهُ وَ هُوَ حَبْلُ اللهِ اْلـمَـتِـيْنُ، وَ هُوَ الذِّكْرُ
اْلحَكِـيْمُ. وَ هُوَ الصِّرَاطُ اْلـمُسْتَـقِيْمُ. هُوَ الَّذِيْ لاَ تَزِيْغُ
بِهِ اْلاَهْوَاءُ وَ لاَ تَـلْـتَبِسُ بِهِ اْلاَلــْسِنَةُ. وَ لاَ يَـشْبَعُ
مِنْهُ اْلعُلَمَاءُ. وَ لاَ يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرَّدِّ وَ لاَ تَـنْـقَضِى
عَجَائِــبُهُ. هُوَ الَّذِيْ لَمْ تَـنْـتَهِ اْلجِنُّ اِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى
قَالُوْا: اِنَّا سَمِعْنَا قُرْانًا عَجَباً يـَهْدِيْ اِلَى الرُّشْدِ، مَنْ
قَالَ بِهِ صُدِّقَ. وَ مَنْ عَمِلَ بِهِ أجـِرَ، وَ مِنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ، وَ
مَنْ دَعَا اِلَـيْهِ هُدِيَ اِلىَ صِرَاطٍ مُسْتَـقِيْمٍ. الترمذى
Dari
Ali RA ia berkata, saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : "Ketahuilah,
sesungguhnya ~dikalangan ummat~ akan ada fitnah". Maka aku berkata : "Apa jalan
keluar darinya, ya Rasulullah ?" Beliau SAW bersabda : "Kitab Allah, di dalamnya
ada berita dari apa-apa yang sebelum kamu, khabar segala apa yang ~terjadi~
sesudah kamu. Dan hukum apa yang terjadi diantaramu. Dan ia memisahkan antara
yang benar dan yang salah, dan bukannya permainan. Barangsiapa yang meninggalkannya karena
sombong ~merasa perkasa~ niscaya Allah membinasakannya; barangsiapa yang mencari petunjuk selain dari
padanya, tentu Allah menyesatkannya; dan itulah tali Allah yang kokoh kuat,
peringatan yang bijaksana, dan itulah jalan yang lurus. Dia tidak dapat
digelincirkan oleh hawa nafsu, dan tidak pula dapat dicampuri oleh ucapan
manusia, dan tidak akan merasa kenyang para ahli ilmu dari padanya, dan tidak
akan hancur karena banyaknya tolakan, dan tidak akan habis-habisnya
keajaiban-keajaibannya, pula bangsa jin tidak henti-hentinya tatkala
mendengarnya mengatakan : "Sesungguhnya kami mendengar bacaan yang sangat
mengherankan, yang menunjukkan (memimpin) kepada jalan yang benar. Barangsiapa
yang berkata dengannya, tentu dibenarkan, dan
barangsiapa yang beramal dengannya, tentu diberi pahala; dan barangsiapa yang menghukumi dengannya, tentu
adil, dan barangsiapa yang mengajak kepadanya tentu diberi petunjuk ke jalan
yang lurus".
[HR Tirmidzi]
Mungkin
timbul pula pertanyaan : "Apakah Imam-imam Madzhab itu menyuruh Ummat Islam
mengikuti mereka ?".
Jawabnya
: Imam-imam itu tidak menyuruh atau menganjurkan agar murid-murid dan
pengikutnya mengikuti mereka, bahkan beliau-beliau itu berpesan dan berwashiat :
Supaya ummat Islam itu, mengambil agama itu dari sumbernya, yaitu dari Al-Qur'an
dan Hadits Nabi SAW.
[Bersambung]
0 komentar:
Posting Komentar
berkomentarlah yang bijak